Uji Aktivitas Antibakteri Hasil Sifat Fisik Krim

11 maka semakin kecil daya menyebarnya, sebaliknya semakin sedikit asam stearat yang digunakan viskositasnya rendah maka semakin besar daya menyebarnya. Gambar 8. Interaksi antara level asam stearat dan TEA terhadap uji daya menyebar. TEA level rendah maupun level tinggi menunjukkan bertambahnya asam stearat dapat menurunkan daya menyebar krim. Interaksi antara kedua faktor ditunjukkan dengan adanya garis yang cenderung sejajar, menurut Bolton 1997 interaksi ini bersifat sinergis, ditunjukkan dengan garis yang searah Gambar 8. Garis berwarna merah TEA level tinggi dan garis berwarna hitam TEA level rendah menunjukkan bahwa bertambahnya asam stearat dapat menurunkan daya menyebar krim. Semakin banyak asam stearat yang digunakan maka viskositas semakin tinggi sehingga menyebabkan luas area penyebaran krim semakin kecil. Sediaan krim terdapat gliserin yang berfungsi sebagai humektan yaitu untuk mempertahankan tingkat kandungan air dalam krim dengan mengurangi penguapan air sehingga krim lebih mudah menyebar dan tetap terjaga kelembabannya. Semakin luas area penyebaran yang dihasilkan oleh suatu krim maka krim tersebut akan mempunyai kemampuan penyebaran yang lebih baik saat dioleskan.

6. Uji Aktivitas Antibakteri

Uji aktivitas antibakteri bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri krim ekstrak etanol kulit buah manggis terhadap Staphylococcus aureus. Persamaan 5 kombinasi asam stearat dan TEA terhadap aktivitas antibakteri krim sebagai berikut : Y= 10,84 – 4,1A – 4,2B – 0,33AB............................................................5 Keterangan: Y = Respon, A = Asam stearat, B = TEA dan AB = Interaksi kedua faktor Persamaan 5 dapat disimpulkan bahwa asam stearat, TEA dan interaksi kedua faktor ketiganya berpengaruh menurunkan aktivitas antibakteri krim, hal ini ditunjukkan dari koefisien persamaan yang bernilai negatif. Faktor TEA berpengaruh paling besar -4,2 kemudian asam stearat -4,1 dan interaksi keduanya bernilai -0,33. 12 Gambar 9 . Contour plot uji aktivitas antibakteri krim pada area berwarna merah menunjukkan kombinasi asam stearat-TEA memiliki zona hambat yang tinggi. Area Contour plot Gambar 9 yang berwarna biru merupakan kombinasi asam stearat dan TEA level tinggi yang bermakna memiliki aktivitas antibakteri yang rendah, sedangkan kombinasi asam stearat dengan TEA level rendah yang berada di area merah memiliki aktivitas antibakteri yang tinggi terhadap Staphylococcus aureus. Hal ini dipengaruhi oleh viskositas, pada kombinasi asam stearat dengan TEA level rendah area berwarna merah memiliki viskositas yang rendah maka akan semakin rendah tahanan dari suatu senyawa obat untuk berdifusi keluar dari basisnya sehingga pelepasan obat dari basis menjadi cepat. Gambar 10. Interaksi antara level asam stearat dan TEA terhadap uji antibakteri krim. TEA level rendah maupun level tinggi menunjukkan bertambahnya asam stearat dapat menurunkan aktivitas antibakteri. Interaksi antara kedua faktor ditunjukkan dengan adanya garis yang tidak sejajar Gambar 10. Interaksi ini bersifat sinergis Bolton, 1997, ditunjukkan dengan garis yang searah. Garis berwarna merah TEA level tinggi dan garis berwarna hitam TEA level rendah menunjukkan bahwa bertambahnya asam stearat dapat menurunkan aktivitas antibakteri krim terhadap Staphylococcus aureus. Hal ini dipengaruhi oleh asam stearat, apabila penggunaanya semakin banyak maka viskositasnya menjadi tinggi maka akan 13 semakin tinggi tahanan dari suatu senyawa obat untuk berdifusi keluar dari basisnya sehingga pelepasan obat dari basis menjadi menurun.

E. Penentuan Titik Optimum Berdasarkan Factorial Design

Dokumen yang terkait

Pengaruh Penambahan Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia X Mangostana L.) Terhadap Nilai Spf Krim Tabir Surya Kombinasi Avobenson Dan Oktil Metoksisinamat

4 100 106

Daya Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia Mangostana Linn.) pada bakteri Streptococcus mutans sebagai Bahan Alternatif Medikamen Saluran Akar dengan Metode Dilusi In Vitro

6 111 48

Pengaruh Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia mangostana L.) terhadap Gambaran Histopatologis Lambung Tikus (Rattus norvegicus L.) Jantan yang Dipapari Kebisingan

2 103 56

Daya Antibakteri Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis (Garcinia Mangostana L) Terhadap Porphyromonas Gingivalis Sebagai Bahan Alternatif Medikamen Saluran Akar (In Vitro)

3 81 67

Daya Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L) terhadap Fusobacterium nucleatum sebagai Bahan Alternatif Medikamen Saluran Akar secara in Vitro

8 89 59

Efek Antibakteri Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L) terhadap Enterococcus faecalis sebagai Bahan Medikamen Saluran Akar (Secara In Vitro)

2 96 63

OPTIMASI FORMULA GEL ANTIBAKTERI EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana Linn.) MENGGUNAKAN HPMC SEBAGAI Optimasi Formula Gel Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Manggis(Garcinia mangostana Linn.) Menggunakan HPMC Sebagai Gelling Agent dan Propilen G

0 5 17

OPTIMASI FORMULA GEL ANTIBAKTERI EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana Linn.) MENGGUNAKAN HPMC Optimasi Formula Gel Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Manggis(Garcinia mangostana Linn.) Menggunakan HPMC Sebagai Gelling Agent dan Propilen Glikol Se

0 3 13

OPTIMASI FORMULA KRIM ANTIBAKTERI EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana Linn) MENGGUNAKAN Optimasi Formula Krim Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia Mangostana Linn) Menggunakan Asam Stearat Sebagai Emulgator Dan Trietanolamin Sebag

1 5 13

PENDAHULUAN Optimasi Formula Krim Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia Mangostana Linn) Menggunakan Asam Stearat Sebagai Emulgator Dan Trietanolamin Sebagai Alkalizing Agent Dengan Metode Desain Faktorial.

0 3 7