Organoleptis Krim Viskositas Hasil Sifat Fisik Krim

4 bakteri tersebut termasuk dalam golongan Staphylococcus. Untuk memastikan apakah bakteri tersebut merupakan Staphylococcus aureus maka identifikasi dilanjutkan dengan uji MSA. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa terjadi perubahan warna media MSA dari merah menjadi kuning, artinya bakteri tersebut mampu memfermentasi manitol sehingga bisa disimpulkan bahwa bakteri yang digunakan adalah Staphylococcus aureus .

B. Hasil Uji Antibakteri

Uji antibakteri dilakukan untuk memastikan apakah ekstrak etanol kulit buah manggis mempunyai aktivitas sebagai antibakteri terhadap Staphylococcus aureus. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa ekstrak etanol kulit buah manggis mempunyai aktivitas antibakteri pada konsentrasi ekstrak 12 dengan zona hambat 10,5 mm. Pengujian aktivitas antibakteri krim dilakukan dengan cara membuat 6 sumuran pada pada media MH Mueller Hinton yang sebelumnya telah ditanami bakteri Staphylococcus aureus. Masing-masing sumuran berisi FI, FII, FIII, FIV, amoksisilin dan basis, sedangkan pengujian krim optimum berisi krim optimum, amoksisilin dan basis. Hasil zona hambat krim yang diperoleh sebagai berikut : Keterangan Zona hambat Formula I 11,33±2,31 mm Formula II 11,50±1,80 mm Formula III 9,67±1,44 mm Formula IV 11,17±2,02 mm Krim optimal minggu I 10,5±0,50 mm Krim optimal minggu IV 10,67±0,76 mm Basis krim tidak memiliki zona hambat karena berfungsi sebagai kontrol negatif, sedangkan amoksisilin digunakan sebagai kontrol positif menghasilkan zona hambat sebesar 40,33±4,16 mm.

C. Hasil Kromatografi Lapis Tipis KLT

Kromatografi lapis tipis bertujuan untuk mengidentifikasi senyawa yang terkandung dalam ekstrak etanol kulit buah manggis yaitu α-mangostin yang memiliki aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcus aureus . Hasil uji KLT menunjukkan adanya bercak pemadaman fluoresensi dengan nilai Rf 0,58 dan juga spot yang memisah sehingga dapat diketahui bahwa ekstrak etanol kulit buah manggis mengandung senyawa α- mangostin.

D. Hasil Sifat Fisik Krim

1. Organoleptis Krim

Pemeriksaan organoleptis krim bertujuan untuk mengetahui sifat krim yang didasarkan pada hasil pengamatan secara visual. Pemeriksaan meliputi bentuk, bau, warna, dan homogenitas. 5 Tabel 2. Hasil uji organoleptis krim Formula Bentuk Bau Warna Homogenitas FI Semipadat Khas ekstrak Coklat muda Homogen FII Semipadat Khas ekstrak Coklat muda Homogen FIII Semipadat Khas ekstrak Coklat muda Homogen FIV Semipadat Khas ekstrak Coklat muda Homogen Optimum Semipadat Khas ekstrak Coklat muda Homogen Keterangan : F I : kombinasi Asam stearat level maksimum 20 g dan TEA level minimum 2,4 g F II : kombinasi Asam stearat level minimum 15 g dan TEA level minimum 2,4 g F III : kombinasi Asam stearat level maksimum 20 g dan TEA level maksimum 4,8 g F IV : kombinasi Asam stearat level minimum 15 g dan TEA level maksimum 4,8 g Berdasarkan data Tabel 2 menunjukkan bahwa secara organoleptis keempat formula krim ekstrak etanol kulit buah manggis tidak terdapat perbedaan dilihat dari bentuk, warna, bau dan homogenitas.

2. Viskositas

Uji viskositas bertujuan untuk mengetahui besar tahanan yang dihasilkan krim ekstrak etanol kulit buah manggis. Viskositas krim yang ideal menurut Gozali et al., 2009 yaitu lebih dari 50 dPa.s. Persamaan 1 menurut pendekatan factorial design untuk viskositas sebagai berikut : Y= 91,88 + 18,13A + 15,63B + 9,38AB………………………………1 Keterangan: Y = Respon, A = Asam stearat, B = TEA dan AB = Interaksi kedua faktor Persamaan 1 dapat terlihat bahwa asam stearat, TEA dan interaksi asam stearat-TEA ketiganya berpengaruh meningkatkan viskositas krim, hal ini ditunjukkan dari koefisien persamaan yang bernilai positif. Faktor asam stearat berpengaruh paling besar 18,13 kemudian TEA 15,63 dan interaksi keduanya bernilai 9,38. Gambar 1 . Contour plot viskositas krim pada area berwarna merah menunjukkan kombinasi asam stearat-TEA memiliki viskositas yang tinggi. Area contour plot kombinasi asam stearat dan trietanolamin Gambar 1 menunjukkan viskositas yang baik yaitu lebih dari 50 dPa.s. Kombinasi asam stearat dan 6 TEA level rendah yang ditunjukkan pada area berwarna biru mengakibatkan menurunnya viskositas krim menjadi paling encer karena jumlah asam stearat dan trietanolamin paling rendah dan semakin banyak air yang terkandung dalam krim sehingga tingkat kekentalan krim akan menurun. Pada kombinasi asam stearat dan TEA level tinggi yang berada pada area berwarna merah menunjukkan kombinasi tersebut memiliki tingkat viskositas paling tinggi; hal ini karena kekentalan krim dipengaruhi oleh adanya asam lemak yang terdapat dalam krim, yaitu asam stearat. Semakin banyak jumlah asam lemak yang digunakan maka krim yang dihasilkan juga akan semakin kental. Gambar 2. Interaksi antara asam stearat dan TEA terhadap viskositas. TEA level rendah maupun level tinggi menunjukkan bahwa bertambahnya asam stearat dapat meningkatkan viskositas krim. Interaksi antara kedua faktor ditunjukkan dengan adanya garis yang cenderung sejajar, menurut Bolton 1997 interaksi ini bersifat sinergis, ditunjukkan dengan garis yang searah Gambar 2. Garis berwarna merah TEA level tinggi dan garis berwarna hitam TEA level rendah menunjukkan bahwa bertambahnya asam stearat dapat meningkatkan viskositas krim. Kekentalan krim dipengaruhi oleh adanya asam lemak yang terdapat dalam krim, yaitu asam stearat. Semakin banyak jumlah asam lemak yang digunakan maka krim yang dihasilkan juga akan semakin keras. Trietanolamin dapat juga sebagai emulgator fase air yang bersifat lebih encer daripada fase minyak asam stearat sehingga konsistensi krim yang dihasilkan lebih rendah. Penggunaan asam stearat sebagai emulgator pada sediaan topikal akan membentuk basis yang kental dan tingkat kekentalannya ditentukan oleh jumlah trietanolamin yang digunakan Allen, 2009.

3. Uji pH

Dokumen yang terkait

Pengaruh Penambahan Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia X Mangostana L.) Terhadap Nilai Spf Krim Tabir Surya Kombinasi Avobenson Dan Oktil Metoksisinamat

4 100 106

Daya Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia Mangostana Linn.) pada bakteri Streptococcus mutans sebagai Bahan Alternatif Medikamen Saluran Akar dengan Metode Dilusi In Vitro

6 111 48

Pengaruh Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia mangostana L.) terhadap Gambaran Histopatologis Lambung Tikus (Rattus norvegicus L.) Jantan yang Dipapari Kebisingan

2 103 56

Daya Antibakteri Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis (Garcinia Mangostana L) Terhadap Porphyromonas Gingivalis Sebagai Bahan Alternatif Medikamen Saluran Akar (In Vitro)

3 81 67

Daya Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L) terhadap Fusobacterium nucleatum sebagai Bahan Alternatif Medikamen Saluran Akar secara in Vitro

8 89 59

Efek Antibakteri Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L) terhadap Enterococcus faecalis sebagai Bahan Medikamen Saluran Akar (Secara In Vitro)

2 96 63

OPTIMASI FORMULA GEL ANTIBAKTERI EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana Linn.) MENGGUNAKAN HPMC SEBAGAI Optimasi Formula Gel Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Manggis(Garcinia mangostana Linn.) Menggunakan HPMC Sebagai Gelling Agent dan Propilen G

0 5 17

OPTIMASI FORMULA GEL ANTIBAKTERI EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana Linn.) MENGGUNAKAN HPMC Optimasi Formula Gel Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Manggis(Garcinia mangostana Linn.) Menggunakan HPMC Sebagai Gelling Agent dan Propilen Glikol Se

0 3 13

OPTIMASI FORMULA KRIM ANTIBAKTERI EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana Linn) MENGGUNAKAN Optimasi Formula Krim Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia Mangostana Linn) Menggunakan Asam Stearat Sebagai Emulgator Dan Trietanolamin Sebag

1 5 13

PENDAHULUAN Optimasi Formula Krim Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia Mangostana Linn) Menggunakan Asam Stearat Sebagai Emulgator Dan Trietanolamin Sebagai Alkalizing Agent Dengan Metode Desain Faktorial.

0 3 7