Muthi Akbar Rangkuti, 2012 Penerapan Metode CIRC Cooperative Integrated Reading And Composition Berbantuan
Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SMK Kelas XI Pada Mata Pelajaran Sistem Operasi Jaringan
sebagai suatu model pembelajaran kooperatif yang mengitegrasikan suatu bacaan secara menyeluruh kemudian mengkomposisikannya menjadi
bagian-bagian yang penting. Pembelajaran CIRC dikembangkan oleh Stevans, Madden, Slavin dan Farnish.
2.
Multimedia interaktif berasal dari kata multi dan media. Multi artinya
banyak sedangkan media dalam bentuk jamaknya berarti medium. Jadi dapat disimpulkan bahwa mutimedia berarti banyak media. Multimedia ini
diharapkan dapat membantu dalam proses penyampaian materi sistem operasi jaringan berbasis GUI. Multimedia interaktif pada penelitian ini
merupakan perangkat lunak komputer yang berisi slide materi dengan bentuk dan desain menggunakan Makromedia Flash 8.
3.
Hasil belajar. Hasil belajar siswa yang dimaksud adalah hasil belajar
siswa pada ranah kognitif yaitu C1, C2 dan C3, diperoleh berdasarkan selisih hasil tes pada sebelum pembelajaran pretest dengan metode
CIRC berbantuan
multimedia interaktif
dan setelah
dilakukan pembelajaran postest dengan metode CIRC berbantuan multimedia
interaktif.
1.7 Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap suatu permasalahan
penelitian. Hipotesis penelitian ini adalah
“Hasil belajar siswa dengan diterapkannya metode CIRC berbantuan Multimedia Interaktif lebih meningkat daripada pembelajaran konvensional
”
Muthi Akbar Rangkuti, 2012 Penerapan Metode CIRC Cooperative Integrated Reading And Composition Berbantuan
Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SMK Kelas XI Pada Mata Pelajaran Sistem Operasi Jaringan
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Metodologi Pengembangan Multimedia
Menurut Munir 2008:195, terdapat berbagai metodologi yang telah dikembangkan para ahli dalam mengembangkan multimedia berbasis TIK.
Metodologi ini selalu terkait dengan kerangka kerja framework pendekatan sistem informasi. Dalam tulisan ini difokuskan pada Pengembangan Sistem Daur
Hidup Life cycle. Dalam bukunya, Munir 2008:195 memaparkan 5 tahap pengembangan
multimedia pembelajaran, yaitu analisis, desain, pengembangan, implementasi dan penlaian, yang melibatkan aspek pengguna, lingkungan pembelajaran,
kurikulum, prototaip, penggunaan dan penyempurnaan sistem.
Munir, 2008:196
Gambar 3.1 Daur Hidup Pengembangan Sistem Multimedia dalam Pendidikan
Berikut ini adalah tahapan dalam proses pengembangan multimedia dalam pendidikan:
1. Tahap Analisis
Pada tahap ini diterapkan tujuan pengembangan software, baik bagi pelajar, guru maupun bagi lingkungan. Untuk keperluan tersebut maka analisis
dilakukan berkerjasama dengan guru agar pengembangan software mengacu kepada kurikulum yang digunakan
2. Tahap Desain
Tahap ini meliputi penentuan unsur-unsur yang perlu dimuatkan dalam software yang akan dikembangkan sesuai dengan desain pembelajaran. Proses
desain pengembangan software pembelajaran meliputi dua aspek desain, yaitu : aspek model ID desain instruksional dan aspek isi pengajaran yang akan
diberikan
3. Tahap Pengembangan
Didasarkan pada desain pembelajaran, maka dibuat papan cerita story board. Selanjutnya software dikembangkan sehingga menghasilkan sebuah
prototaip software pembelajaran. Tahap pengembangan software meliputi langkah-langkah : penyediaan papan cerita, carata alir, aturcara, memperhatikan
grafis, media suara dan video dan pengintegrasian sistem. Setelah pengembangan software selesai, maka penilaian terhadap unit-unit multimedia
tersebut dilakukan dengan menggunakan rangkaian penilaian software multimedia.
4. Tahap Implementasi
Implementasi pengembangan software pembelajaran disesuaikan dengan model pembelajaran yang diterapkan . peserta didik dapat menggunakan software
multimedia di dalam kelas secara kreatif dan interaktif melalui pendekatan individu dan kelompok. Software multimedia yang dikembangkan bersumber dari
bahan-bahan pelajaran yang diperoleh dari buku, pengalaman lingkungan, guru, pengalaman peserta didik itu sendiri atau bersumber dari cerita yang berkembang
di masyarakat. Dalam hal ini peranan guru selain menjadi fasilitator juga untuk mengontrol perkembangan pembelajaran peserta didik secara objektif.
5. Tahap Penilaian
Untuk mengetahui secara pasti kelebihan dan kelemahan software yang telah dikembangkan, maka dilakukan penilaian. Perbaikan dan penghalusan
software kemudian perlu dilakuakan agar software lebih sempurna. Multimedia tersebut dengan program pembelajaran. Penekanan penilaian ditentukan untuk
penilaian dalam kemampuan literasi komputer, literasi materi pelajaran dan tahap motivasi peserta didik.
Alur pengembangan multimedia pembelajaran sebagai alat bantu pada penerapan metode CIRC berbantuan multimedia interaktif dapat dilihat dari
gambar pada halaman selanjutnya.
Tahap 1
Tahap 2 Tahap 3
Tahap 4 Tahap 5
Gambar 3.2 Alur pengembangan Multimedia Sebagai Alat Bantu dalam Penerapan Metode CIRC
Analisis Studi Literatur
Studi Pendahuluan
Desain Metode CIRC
Materi yang akan disampaikan
Pengembangan Flowchart
Storyboard
Implementasi Menggunakan Multimedia
sebagai Alat Bantu pada Metode CIRC pada kelas
Eksperimen
Evaluasi Soal
Angket Multimedia
disesuaikan dengan materi di
RPP
Membuat Multimedia
Pembelajaran Judgement
Multimedia Oleh Ahli
3.2 Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan serangkaian strategi yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitian yang diperlukan untuk mencapai
tujuan penelitian dan menjawab masalah yang diteliti. Sesuai dengan tujuan dan permasalahan penelitian ini, yaitu pengaruh penerapan metode CIRC berbantuan
multimedia intraktif dalam meningkatkan hasil belajar siswa, maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi eksperimen. Desain ini
mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen
Sugiyono, 2008:114. Penggunaan metode quasi eksperimen ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh bebas terhadap variabel terikat. Variabel
bebas pada penelitian ini adalah metode CIRC, sedangkan variabel terikatnya adalah peningkatan hasil belajar siswa SMK kelas XI dengan berbantuan
multimedia interaktif . Keberhasilan penerapan metode yang diujikan dapat dilihat dari perbedaan
nilai tes kelompok eksperimen sebelum diberikan perlakuan yaitu berupa pelaksanaan pembelajaran dengan metode yang diujikan pretest dan nilai tes
setelah diberikan perlakuan posttest..
3.3 Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah Nonekivalen Pretest – Posttest
Control Group Design Arikunto, 2010:210. Adapun gambaran desain penelitiannya sebagai berikut :
Tabel 3.1 Desain Penelitian Kelas
Pretest Treatment
Posttest
E O1
X O2
K O1
O2 Keterangan :
E : Kelas eksperimen, yaitu kelas yang diberikan perlakuan model
pembelajaran metode CIRC berbantuan multimedia interaktif.
K :
Kelas kontrol, yaitu kelas yang diberikan perlakuan metode pembelajaran konvensional.
X : Perlakuan yang diberikan, yaitu pembelajaran dengan model
pembelajaran metode CIRC berbantuan multimedia interaktif.
O1 : Tes Awal Pretest sebelum perlakuan pada kelas eksperimen dan kelas
kontrol.
O2 : Tes Akhir Posttest setelah perlakuan dengan pendekatan metode CIRC
pada kelas eksperimen dan pendekatan konvensional pada kelas kontrol.
Penjelasan desain penelitian ini sebagai berikut: 1 Kelas eksperimen adalah kelas yang diberikan perlakuan metode CIRC
berbantuan multimedia interaktif, sedangkan kelas kontrol adalah kelas yang diberikan model pembelajaran konvensional ceramah yang menekankan pada
diskusi. 2 Kedua kelas ini diberikan pretesttest-awal untuk mengetahui keadaan awal pada masing-masing kelas. 3 Hasil pretesttest-awal yang baik
bila nilai kelas eksperimen tidak berbeda secara signifikan. 4 Kemudian kedua
kelas diberikan perlakuan yang berbeda. 5 Setelah diberi perlakuan, baru diberikan postesttest-akhir untuk mengetahui hasil dari kedua kelas tersebut.
Proses data awal berupa nilai pretesttest-awal kedua kelas dan hasil pembelajaran berupa nilai postesttest-akhir, penulis akan mengolah data-data
tersebut untuk menghitung perbedaan peningkatan hasil belajar kedua kelas yang diberikan dan dinyatakan efektif atau tidak. Pendekatan yang digunakan oleh
penulis dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif sebagai acuan dasar penelitian, pengumpulan dan pengolahan data. Seperti dikatakan oleh Putri
Istianti G 2010, bahwa pendekatan kuantitatif merupakan metode pemecahan masalah yang terencana dan cermat, dengan desain yang tersusun ketat,
pengumpulan data secara sistematis terkontrol, dan tertuju pada penyusunan teori yang disimpulkan secara induktif dalam kerangka pembuktian hipotesis secara
empiris.
3.4 Populasi dan Sampel 3.4.1 Populasi