Pengaruh Karakter Eksekutif dan Ukuran Perusahaan Terhadap Penghindaran Pajak (Studi Kasus pada Perusahaan dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2010-2012)
(2)
(3)
(4)
(5)
98 DATA PRIBADI
Nama Lengkap : M Ihsan Maulana
NIM : 21112018
Tempat Tanggal Lahir : Bandung, 24 April 1995
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Laki-laki Kewarganegaraan : Indonesia
Alamat : KP Babakan Sumedang Rt 05 / Rw 05 Kec Cileunyi Kab Bandung
Email : [email protected]
No HP : 089699057880
DATA PENDIDIKAN
No. Tingkat Nama Sekolah Tempat Tahun Ijazah
1. SD SDN. sukamantri Bandung 2001-2006
2. SMP SMPN 1 cileunyi Bandung 2007-2009
(6)
PENGARUH KARAKTER EKSEKUTIF DAN UKURAAN
PERUSAHAAN TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK
(Studi Kasus Pada Perusahaan Property dan Real Estate yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia 2010-2012)
INFLUENCE THE CHARACTER OF THE EXECUTIVE AND
COMPANY SIZE
AGAINTS TAX AVOIDANCE
(A Case Study On Real Estate and Property Company Listed In
Indonesia Stock Exchange Period 2010-2012)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Program Strata 1 Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Pada Program Studi Akuntansi
Oleh :
M IHSAN MAULANA 21112018
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
2 0 1 6
(7)
iii
KATA PENGANTAR
Puji beserta syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, Alhamdulillah atas segala rahmat dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul: “Pengaruh Karakter Eksekutif Dan Ukuraan Perusahaan Terhadap Penghindaran Pajak”
(
Studi Kasus Pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar Di BEI).Penulis menyadari bahwa penulisan Skripsi ini masih sangat jauh dari kata sempurna. Karena terbatasnya kemampuan, pengalaman dan pengetahuan penulis, dalam proses pengerjaan dan penyajian Skripsi ini, masih terdapat banyak kekurangan yang masih perlu dikoreksi. Oleh karena itu, masukan dan kritik yang membangun sangat diharapkan penulis sebagai langkah perbaikan ke depan, sehingga penulis dapat menyusun karya tulis lainnya dengan lebih baik.
Tak lupa pada kesempatan kali ini penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis dalam pengerjaan skripsi ini, baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk itu penulis haturkan terima kasih banyak kepada:
1. Dr. Ir. H Eddy Soeryanto Soegoto, selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia.
2. Prof. Dr.Hj. Dwi Kartini, SE., Spec. Lic, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.
3. Dr. Siti Kurnia Rahayu, SE., M.Ak.,Ak.,CA selaku Ketua Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.
(8)
iv
4. Dr. Ely Suhayati, S.E., AK.,M.Si. CA selaku Dosen Wali.
5. Prof.Dr.Hj.Ria Ratna Ariawati,SE.MS.,Ak selaku Dosen Pembimbing yang telah berkenan dan meluangkan waktunya memberikan bimbingan, membina dan mengarahkan penulis sehingga Tugas Skripsi ini dapat terselesaikan.
6. Staf Dosen dan Karyawan Unikom Universitas Komputer Indonesia. 7. Sahabat – sahabat tercinta Yogi, Alfin, deka, iyan, angga, Tedy, Saras,
Rindi, Ana, Rinda dan seluruh kelas AK-2.
8. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang secara langsung ataupun tidak langsung yang turut membantu penyelesaian Skripsi ini.
Akhir kata saya ingin mengucapkan terimaka kasih banyak kepada Ayahanda Agus dan Ibunda Mimin Rahayu. Serta keluarga tersayang yang selalu tanpa pamrih mendoakan agar senantiasa sukses Restri yang selalu memberikan semangat selama ini, semoga Allah SWT, membalas kebaikan semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung dalam menyelesailan Skripsi ini.
Bandung, Agustus 2016
M ihsan maulana 21112018
(9)
v
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN SURAT PERNYATAAN
SURAT KETERANGAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
ABSTRACT ... i
ABSTRAK ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1
1.2 Identifikasi Masalah ... 9
1.3 Rumusan Masalah ... 10
1.4 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 10
1.4.1 Maksud Penelitian ... 10
1.4.2 Tujuan Penelitian... 11
1.5 Kegunaan Penelitian... 11
1.5.1 Kegunaan Praktis ... 11
1.5.2 Kegunaan Akademis ... 12
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka ... 13
2.1.1 Karakter Eksekutif... 13
(10)
vi
2.1.1.2Karakter Eksekutif Terbagi Menjadi Dua ... 14
2.1.1.3Pengukuran Karakter Eksekutif ... 15
2.1.2 Ukuran Perusahaan ... 16
2.1.2.1Pengertian Ukuran Perusahaan ... 16
2.1.2.2Faktor-Faktor Ukuran Perusahaan ... 17
2.1.2.3Klasifikasi Ukuran Perusahaan ... 19
2.1.2.4Pengukuran Ukuran Perusahaan ... 20
2.1.3 Penghindaran Pajak ... 20
2.1.3.1Pengertian Penghindaran Pajak ... 20
2.1.3.2Karakteristik Penghindaran Pajak ... 21
2.1.3.3Pengukran Penghindaran Pajak ... 22
2.1.4 Penelitian Terdahulu ... 22
2.2 Kerangka Pemikiran ... 26
2.2.1 Pengaruh Karakter eksekutif Terhadap Penghindaran Pajak ... 26
2.2.2 Pengaruh Ukuran Perusahaan Terdap Penghindran Pajak ... 27
2.3 Hipotesis ... 30
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian yang Digunakan ... 31
3.2 Operasionalisasi Variabel... 33
3.3 Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data ... 36
3.3.1 Sumber Data ... 36
3.3.2 Teknik Pengumpulan Data ... 38
3.4 Populasi , Sampel dan Tempat serta Waktu Penelitian ... 39
3.4.1 Populasi ... 39
3.4.2 Penarikan Sampel ... 41
3.4.3 Tempat dan Waktu Penelitian ... 44
3.5. Metode Pengumpulan Data... 45
3.5.1 Pengertian Metode Analisis... 45
3.5.2 Uji Asumsi Klasik... 45
(11)
vii
3.5.2.2Uji Multikolinieritas ... 46
3.5.2.3 Uji Heteroskedastisitas ... 47
3.5.2.4 Uji Autokorelasi ... 48
3.6. Metode Pengujian Data... 49
3.6.1 Rancangan Analisis... 49
3.6.2 Pengujian Hipotesis... 56
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 61
4.1.1 Analisis deskriptif... 61
4.1.1.1 Deskriptif Karakter Eksekutif... 62
4.1.1.2 Deskriptif Ukuran Perusahaan...66
4.1.1.3 Deskriptif Penghindaran Pajak...70
4.1.2 Analisi Verifikaf...74
4.1.2.1 Uji Asumsi Klasik...74
4.1.2.2 Persamaan Regresi Linier Berganda... 79
4.1.2.3 Analisis Koefisiens korelasi... 81
4.1.2.4 Analisis Koefisiens Determinasi... 83
4.1.2.5 Pengujian Hipotesis Secara Parsial... 84
4.2 Pembahasan... 87
4.2.1 Pengaruh Karakter Eksekutif Terhadap Penghindaran Pajak... 87
4.2.2 Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Penghindaran Pajak... 90
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan... 93
5.2 Saran... 94
DAFTAR PUSTAKA ... 95
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... 98
(12)
95
Daftar Pustaka
Aditomo, D. (2009). Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility Kepemilikan Keluarga dan Kepemilikan Asing terhadap Nilai Perusahaan“Studi Empiris pada Perusahaan Public yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia pada Tahun 2008”. Tesis.Depok Jakarta:Program Studi MAKSI, Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia.
Anandita Budi Suryana. 2014. Menisik Pajak Perusahaan Global. Diakses melalui: http://www.pajak.go.id/content/penghindaran-pajak-perusahaan-global-di-dunia. Anderson R. Dan Reeb. D. 2003. Founding Family Ownership and Firm Performance:
Evidence from the S&P 500. Journal of Finance 58, 1301-1328
Andriyani, Ni Ketut. 2008. Pengaruh Investment Opportunity Set (IOS), Mekanisme Corporate Governance, Ukuran Perusahaan dan Leverage pada Kualitas Laba (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2003-2007). Skripsi. Denpasar: Fakultas Ekonomi Universitas Udayana.
Annisa, N. A., & Kurniasih, L. (2012). Pengaruh Corporate Governance terhadap Tax Avoidance. Jurnal Akuntansi & Auditing, Vol.8, 95 - 189.
Arifin, Z. 2003. Masalah Agensi dan Mekanisme Kontrol pada Perusahaan dengan Struktur Kepemilikan Terkonsentrasi yang Dikontrol Keluarga: Bukti dari Perusahaan Publik di Indonesia. Disertasi. Depok, Jakarta: Program Studi Ilmu Manajemen Pascasarjana Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia.
Ayuningtyas, N. (2012). Pengaruh FaktorPendidikan, Pengalaman Kerja, dan Pelatihan terhadap Pengetahuan Aparatur Pajak tentang Tax Avoidance (Studi Kasus atas Aparatur Pajak pada KPP Pratama Batu).ProceedingSimposium Nasional Akuntansi XV, Banjarmasin 25-28 September 2012.
Bambang Darussalam. 2009. Upaya Menangkal Praktik Penghindaran Pajak. Diakses melalui: http://www.pbtaxand.com/news/2009/12/upaya-menangkal-praktik-penghindaran-pajak
Boediono, Gideon Sb. 2005. Kualitas Laba: Studi Pengaruh Mekanisme Corporate Governance dan Dampak Manajemen Laba dengan Menggunakan Analisis Jalur. Proceeding Simposium Nasional Akuntansi VII,Denpasar, Bali.
Bovi, Maurizio. 2005. Book-Tax Gap, An Income Horse Race. Working Paper No. 61, Desember 2005.
Budiman, J., & Setiyono. (2012). Pengaruh Karakteristik Eksekutif terhadap Penghindaran Pajak (Tax Avoidance). Proceeding Simposium Nasional Akuntansi XV, Banjarmasin 25-28 September 2012
(13)
96
Badertscher, Brad; Katz, Sharon P.; Rego, Sonya P., The Impact Of Private Equity Ownership on Corporate Tax Avoidance, Harvard Business School Working Paper, 10-004.
Bappenas, Www.Bappenas.Go.Id, diakses tanggal 5 September 2011.
Claessens, S.; S. Djankov A; L. Lang, 2000, The Separation of Ownership and Control of East Asia Corporations, Journal Of Financial Economics 58(1-2), 81-112.
Coles, Jeffrey L.; Daniel, Naveen D.; Naveen, Lalitha, 2004, Managerial Incentives And Risk-Taking, The Accounting Review, J-33.
Chai, H, dan Liu, Q. 2010. Competition and Corporate Tax Avoidance: Evidence from Chinese Industrial Firms. www.ssrn.com
Chen, K. P, dan Chu, C. Y. C. 2010. Internal Control vs External Manipulation: A Model of Corporate Income Tax Evasion. Rand Journal of Economics.
Chen, S., Chen, X., Cheng, Q dan Shevlin, T. 2010. Are Family Firms More Tax Aggresive than Non-Family Firms?Journal of Financial Economics, 95, 41-61.
Dallas, George, 2004, Governance and Risk: Analytical Hand Book for Investors, Managers, Directors, and Stakeholders, Standards and Poor, Governance Service, Mc. Graw Hill, New York.
Defond, M. L.; K. R. Subramanyam. 1998, Auditor Changes and Discretionary Accruals, Journal of Accounting And Economics, 25, 35–67.
Demsetz, Horold; Lehn, Knneth, 1985, The Structure of Corporate Ownership: Causes and Concequences, Journal of Political Economy, 93, 6.
Desai, Mihir A.; Dharmapala, Dhammika, 2004, Corporate Tax Avoidance and High Powered Incentives, Economics Working Papers, 4-1.
Direktorat Jendral Pajak, WWW.Pajak.Go.Id, diakses tanggal 5 September 2011.
Dyreng, Scott D.; Hanlon, Michelle; Maydew Edward L, 2008, Long-Run Corporate Tax Avoidance, The Accounting Review, 83, 61-82.
Dyreng, Scott D.; Hanlon, Michelle; Maydew Edward L, 2010, The Effect of Executives on Corporate Tax Avoidance, The Accounting Review, 85, 1163-1189
Fan J. P. H.; T. J. Wong. 2002. Corporate Ownership Structure and The Informativeness of Accounting Earnings in East Asia. Journal of Accounting And Economics, 33, 133-152.
Ferri, Michael G.; W.H. Jones, 1979, Determinants of Financial Structure: A New Methodological Approach, The Journal Of Finance 34, 631-644.
(14)
97
Ghozali, Imam, 2009, Ekonometrika: Teori, Konsep dan Aplikasi dengan SPSS 17 . Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.
(15)
13
KAJIAN PUSTAKA KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Karakter Eksekutif
2.1.1.1 Pengertian Karakter Eksekutif
Setiap perusahaan memiliki seorang yang pemimpin di posisi teratas yaitu top eksekutif atau top manajer, dimana pimpinan tersebut memiliki karakter-karakter tertentu untuk memimpin dan menjalankankan kegiatan usaha perusahaannya menuju tujuan yang ingin dicapai perusahaan tersebut.
Menurut Anthony dan Govindarajan (2012:112) :
“Organisasi dipimpin oleh suatu hierarki manajer, dengan chief executive officer (CEO) pada posisi puncak, dimana para pemimpin ini memiliki kualitas dan gaya yang beragam dalam pengambilan keputusan. Pemimpin bisa saja merupakan seorang yang tidak takut kepada resiko, atau seorang yang takut kepada resiko”.
Menurut Budiman dalam Ni Nyoman (2014) :
“Seorang pemimpin bisa saja memiliki karakter risk taker atau risk averse yang tercermin dari besar kecilnya risiko perusahaan. Semakin tinggi risiko suatu perusahaan , maka eksekutif cenderung bersifat risk taker. Sebaliknya, semakin rendah risiko suatu perusahaan, maka eksekutif cenderung bersifat risk averse”.
Selain itu menurut Lewellen (2003) ;
“Karakter eksekutif menunjukkan bagaimana tindakan yang diambil pimpinan perusahaan ketika dihadapkan pada suatu resiko. Keputusan
(16)
yang diambil akan menggambarkan apakah eksekutif adalah seorang yang berani mengambil resiko atau tidak”.
Dari beberapa pendapat di atas, dapat dikatakan bahwa eksekutif dalam mengambil keputusan dipengaruhi oleh karakter masing-masing dari eksekutif tersebu, dimana dalam menjalankna tugasnya dalam mengambil keputusan, eksekutif memiliki dua karakter yaitu sebagai risk taker dan risk averse.
2.1.1.2 Karakter Eksekutif Memiliki Dua Karakter risk Taker Dan risk Averse.
dalam menjalankan tugasnya sebagai pimpinan perusahaan eksekutif memiliki dua karakter yakni sebagai risk taker dan risk averse, Eksekutif yang memiliki karakter risk taker adalah eksekutif yang lebih berani dalam mengambil keputusan bisnis dan biasanya memiliki dorongan kuat untuk memiliki penghasilan, posisi, kesejahteraan, dan kewenangan yang lebih tinggi (Low, 2006).
Eksekutif yang memiliki karakter risk taker tidak ragu-ragu untuk melakukan pembiayaan dari hutang (Lewellen, 2003), hal ini dilakukan supaya perusahaan tumbuh lebih cepat, Berbeda dengan risk taker, eksekutif yang memiliki karakter risk averse adalah eksekutif yang cenderung tidak menyukai resiko sehingga kurang berani dalam mengambil keputusan bisnis, Eksekutif risk averse jika mendapatkan peluang maka dia akan memilih resiko yang lebih rendah, Dibandingkan dengan risk taker, eksekutif risk averse lebih menitik beratkan pada keputusan-keputusan yang yang tidak mengakibatkan resiko yang lebih besar (Low, 2006).
(17)
Seorang pemimpin bisa saja memiliki karakter risk taker atau risk averse yang tercermin dari besar kecilnya risiko perusahaan, Semakin tinggi risiko suatu perusahaan , maka eksekutif cenderung bersifat risk taker, Sebaliknya, semakin rendah risiko suatu perusahaan, maka eksekutif cenderung bersifat risk averse, Jenis karakter individu (executive) yang duduk dalam manajemen perusahaan apakah mereka merupakan risk taking atau risk averse tercermin pada besar kecilnya risiko perusahaan (corporate risk) yang ada (Budiman dan Setiyono, 2012).
Untuk mengetahui karakter eksekutif maka digunakan risiko perusahaan (corporate risk) yang dimiliki perusahaan (Paligorova, 2010). Besar kecilnya risiko perusahaan mengindikasikan kecenderungan karakter eksekutif (Ni Nyoman Kristiana Dewi dan I Ketut Jati, 2014). Tingkat risiko yang besar mengindikasikan bahwa pimpinan perusahaan lebih bersifat risk taker, Sebaliknya tingkat risiko yang kecil mengindikasikan bahwa pimpinan perusahaan lebih bersifat risk averse (Ni Nyoman Kristiana Dewi dan I Ketut Jati, 2014).
2.1.1.3 Pengukuran Karakter Eksekutif
Adapun perhitungan Karakter Eksekutif menurut (Paligrova, 2010)
Dimana : EBIT = Earning Before Interest and Tax �� �� � � �ℎ�� = TOTAL AKTIVAEBIT
(18)
16
2.1.2 Ukuran Perusahaan
2.1.2.1 Pengertian Ukuran Perusahaan
Menurut (Ferry dan Jones, 1979 dalam Panjaitan: 2004) :
“Ukuran perusahaan adalah suatu skala dimana dapat diklasifikasikan besar kecilnya perusahaan menurut berbagai cara, antara lain: total aktiva, penjualan, log size, nilai pasar saham,kapitalisasi pasar, dan lain-lain yang semuanya berkorelasi tinggi. Semakin besar total aktiva, penjualan, log size, nilai pasar saham, dan kapitalisasi pasar maka semakin besar pula ukuran perusahaan tersebut. Pada dasarnya ukuran perusahaan hanya terbagi dalam tiga kategori yaitu perusahaan besar (large firm), perusahaan menengah (medium-size), dan perusahaan kecil (small firm)”.
Menurut Yusuf dan Soraya (2004) :
“Ukuran perusahaan merupakan ukuran atau besarnya asset yang dimiliki perusahaan, ditunjukan oleh natural logaritma dari total aktiva”.
Sedangkan menurut (Handayani dan Wulandari, 2014) :
“Ukuran perusahaan adalah suatu skala dimana besar kecilnya perusahaan dapat diklasifikasikan dalam berbagai cara, seperti log total aktiva, log total penjualan, kapitalisasi pasar, dan lain-lain”.
Dari beberapa pendapat di atas, dapat dikatakan bahwa ukuran perusahaan adalah merupakan ukuran atau besarnya asset yang dimiliki perusahaan, Pada dasarnya ukuran perusahaan hanya terbagi dalam tiga kategori yaitu perusahaan besar (large firm), perusahaan menengah (medium-size), dan perusahaan kecil (small firm).
Penentuan perusahaan ini berdasarkan kepada total asset perusahaan, Total aktiva dipilih sebagai proksi ukuran perusahaan dengan mempertimbangkan
(19)
bahwa nilai aktiva relative lebih stabil dibandingkan dengan nilai market capitalized dan penjualan (Wuryatiningsih,2002 dalam Sudarmadji, 2007).
Semakin besar aktivasuatu perusahaan, maka akan semakin besar pula modal yang ditanam, semakin besa total penjualan suatu perusahaan maka akan semakin banyak juga perputaran uangdan semakin besar kapitalisasi pasar maka semakin besar pula perusahaan di kenal oleh masyarakat (Hilmi dan Ali, 2008).
2.1.2.2 Faktor – Faktor Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan sangat berpengaruh pada tiga faktor utama, yaitu : 1. Besarnya total aktiva
2. Besarnya hasil penjualan 3. Besarnya kapitalisasi pasar
Namun disamping faktor utama diatas, ukuran perusahaan pun dapat ditentukan oleh faktor tenaga kerja, nilai pasar saham, log size, dan lain-lain yang semuanya berkorelasi tinggi.
Variabel ukuran perusahaan diukur dengan Logaritma Natural (Ln) dari total aktiva, Hal ini dikarenakan besarnya total aktiva masing-masing perusahaan berbeda bahkan mempunyai selisih yang besar, sehingga dapat menyebabkan nilai yang ekstrim, Untuk menghindari adanya data yang tidak normal tersebut maka data total aktiva perlu di Ln kan, Logaritma Natural sendiri adalah logaritma yang berbasis e adalah 2,7182818….yang terdefinisikan untuk semua bilangan real positif x dandapat juga didefinisikan untuk bilangan kompleks yang bukan nol (Rego, 2010:89).
(20)
18
Suatu perusahaan yang besar dimana sahamnya tersebar sangat luas, setiap perluasan modal saham hanya akanmempunyai pengaruh kecil terhadap kemungkinan hilangnya atau tergesernya controldari pihak dominan terhadap perusahaan yang bersangkutan. Sebaliknya perusahaanyang kecil di mana sahamnya hanya tersebar di lingkungan kecil, penambahan jumlah saham akan mempunyai pengaruh yang besar terhadap kemungkinan hilangnya control pihak dominan terhadap perusahaan yang bersangkutan, Dengan demikianmaka pada perusahaan yang besar di mana sahamnya tersebar sangat luas akan lebih berani mengeluarkan saham baru dalam memenuhi kebutuhannya untuk membiayaipertumbuhan penjualan dibandingkan dengan perusahaan yang kecil (Bambang Riyanto, 2008:299-300).
Perusahaan yang lebih besar memiliki akses yang lebih besar untuk mendapat sumber pendanaan dari berbagai sumber sehingga untuk memperoleh pinjaman dari kreditur pun akan lebih mudah karena perusahaan dengan ukuran besar memiliki profitabilitas lebih besar untuk memenangkan persaingan atau bertahan dalam industry, Pada sisi lain, perusahaan dengan skala kecil lebih fleksibel dalammeng hadapi ketidakpastian, karena perusahaan kecil lebih cepat bereaksi terhadapperubahan yang mendadak, Semakin besar ukuran suatu perusahaan, makakecenderungan menggunakan modal asing juga semakin besar, Hal ini disebabkankarena perusahaan besar membutuhkan dana yang besar pula untuk menunjangoperasionalnya, dan salah satu alternatif pemenuhannya adalah dengan modal asing apabila modal sendiri tidak mencukupi (Abdul Halim, 2007).
(21)
Perusahaan-perusahaan yang go public dan listed di Bursa Efek Indonesia tentunya memiliki perbedaan antara satu dengan yang lainnya. Salah satu perbedaannya tersebut adalah dari segi ukuran perusahaan.
2.1.2.3 Ukuran Perusahaan Diklasifikasikan Menjadi Tiga
Ukuran perusahaan adalah suatu skala dimana besar kecilnya perusahaan dapat diklasifikasikan dalam berbagai cara, seperti log total aktiva, log total penjualan, kapitalisasi pasar, dan lain-lain (Handayani dan Wulandari, 2014). Menurut Mochfoedz (1994) dalam Permatasari (2012) menjelaskan bahwa ukuran perusahaan dapat diklasifikasikan menjadi tiga yaitu:
1) Perusahaan Besar (Large Firm)
Perusahaan yang dikategorikan besar biasanya merupakan perusahaan yang memiliki kekayaan bersih lebih besar dari Rp 10 Milyar termasuk tanah dan bangunan. Perusahaan besar juga memiliki penjualan lebih dari Rp 50 Milyar/tahun dan telah go publik di pasar modal.
2) Perusahaan Menengah (Medium Firm)
Perusahaan yang dikategorikan menengah merupakan perusahaan yang memiliki kekayaan bersih Rp 1 sampai 10 Milyar termasuk tanah dan bangunan. Perusahaan memiliki hasil penjualan lebih besar dari Rp 1 Milyar dan kurang dari Rp 50 Milyar.
(22)
20
3) Perusahaan Kecil (Small Firm)
Perusahaan yang dikategorikan kecil merupakan perusahaan yang memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 200 juta tidak termasuk tanah dan bangunan dan memiliki hasil penjualan minimal Rp 1 Milyar/tahun.
2.1.2.4 Pengukuran Ukuran Perusahaan
Adapun perhitungan ukuran perusahaan menurut Yusuf dan Soraya (2004), Hasan dan Bahir (2003), Nugraheni dan Hapsoro (2007), dan Arini(2009) adalah sebagai berikut : dimana Logaritma Natural (Ln)
2.1.3 Penghindaran pajak
2.1.3.1 Pengertian Penghindaran pajak Menurut Siti Kurnia Rahayu (2010:148) :
“Menjelaskan bahwa penghindaran pajak (tax avoidance) merupakan tindakan legal, dapat dibenarkan karena tidak melanggar undang-undang,dalam hal ini sama sekali tidak ada suatu pelanggaran hukum yang dilakukan”.
Menurut (Pohan, 2013: 13) :
“Tax avoidance adalah strategi dan teknik penghindaran pajak yang dilakukan secara legal dan aman bagi wajib pajak karena tidak bertentangan dengan ketentuan perpajakan”.
Menurut Zain (2008: 49) :
“Penghindaran pajak adalah kegiatan yang berkenaan dengan pengaturan suatu peristiwa yang dilakukan oleh wajib pajak (berhasil maupun tidak)
(23)
untuk mengurangi/ sama sekali menghapus utang pajak yang dimiliki perusahaan dengan memerhatikan ada/ tidaknya akibat – akibat pajak yang ditimbulkannya”.
Sedangkan menurut Suandy (2014: 7) :
“Penghindaran pajak merupakan rekayasa “tax affairs” yang masih tetap berada dalam bingkai ketentuan perpajakan”.
Dari empat pengertian di atas dapat dikatakan bahwa penghindaran pajak merupakan praktik menghindari pembayaran pajak dengan memanfaatkan celah-celah dalam undang-undang perpajakan sehingga bisa dikatakan lega, Penghindaran pajak (Tax Avoidance) yang dilakukan oleh manajemen suatu perusahaan dilakukan untuk meminimalisasi kewajiban pajak perusahaan.
2.1.3.2 Karakteristik Penghindaran Pajak Mencakup Tiga Hal
Suandy (2014 : 7) menyebutkan bahwa Karakteristik dari penghindaran pajak hanya mencakup tiga hal, yaitu :
1. Adanya unsur artifisial di mana berbagai pengaturan seolah-olah terdapat di dalamnya padahal tidak, dan ini dilakukan karena ketiadaan faktor pajak. 2. Memanfaatkan loopholes dari undang-undang atau menerapkan
ketentuan-ketentuan legal untuk berbagai tujuan, padahal bukan itu yang sebetulnya dimaksudkan oleh pembuat undang-undang.
3. Para konsultan menunjukan alat atau cara untuk melakukan penghindaran pajak dengan syarat wajib pajak menjaga serahasia mungkin.
(24)
22
2.1.3.3 Pengukuran Penghindaran Pajak
(Sumber : Judi Budiman dan Setiyono , 2012)
Semakin besar ETR ini mengindikasikan semakin rendah tingkat penghindaran pajak perusahaan, (Judi Budiman dan Setiyono, 2012) dimana : ETR (effective tax rate).
2.1.4 Penelitian Terdahulu
1. Penelitian Judi Budiman dan Setiyono
Dalam e-Journal S1 Ak (2014), dengan judul Pengaruh Karakter Eksekutif Terhadap Penghindaran Pajak (Tax Avoidance), Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah karakter eksekutif, Penghindaran Pajak. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bahwa eksekutif memiliki peranan signifikan terhadap adanya penghindaran pajak.
2. Penelitian Jupri Siahaan
Dalam e-Journal Ekonomi (2015), Dengan judul Pengaruh Karakter Eksekutif Dan Corporate Governance Terhadap Penghindaran Pajak, Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah karakter eksekutif, corporate governance, penghindaran pajak, Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa karakter eksekutif berpengaruh terhadap penghindaran pajak, Namun masih ada variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini yang mempengaruhi penghindaran pajak yang dilakukan perusahaan seperti kompensasi eksekutif,
(25)
kepemilikan saham eksekutif, dan preferensi risiko eksekutif, Corporate governance berpengaruh terhadap penghindaran pajak, Namun masih ada variabel lain yang mempengaruhi penghindaran pajak yang dilakukan perusahaan, seperti total aset, leverage, dan kualitas audit.
3. Penelitian Umi Hanafi Puji Harto 1
Dalam Jurnal Ekonomi Volume 3, Nomor 2, Tahun 2014, Halaman 1-11 ISSN (Online): 2337-3806, dengan judul Analisis Pengaruh Kompensasi Eksekutif, Kepemilikan Saham Eksekutif Dan Preferensi Risiko Eksekutif Terhadap Penghindaran Pajak Perusahaan, Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah Kompensasi Eksekutif, Kepemilikan Saham Eksekutif, Preferensi Risiko Eksekutif, Penghindaran Pajak, Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Secara parsial kompensasi eksekutif, kepemilikan saham eksekutif, preferensi risiko eksekutif, tenure eksekutif dan multiple directorship bersama-sama memiliki pengaruh signifikan terhadap penghindaran pajak. 4. Penelitian Fitri Damayanti Tridahus Susanto
Dalam Jurnal Bisnis dan Manajemen Vol. 5, No. 2, Oktober 2015. dengan Judul Pengaruh Komite Audit, Kualitas Audit, Kepemilikan Institusional, Risiko Perusahaan Dan Return On Assets Terhadap Tax Avoidance, Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah Komite Audit, Kualitas Audit, Kepemilikan Institusional, Risiko Perusahaan Dan Return On Assets, Tax Avoidance, Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: Komite audit tidak berpengaruh terhadap tax avoidance, Kepemilikan institusional tidak
(26)
24
berpengaruh terhadap tax avoidance, Risiko perusahaan berpengaruh terhadap tax avoidance,Return on assets berpengaruh terhadap tax avoidance.
5. Penelitian Ni Nyoman Kristiana Dewi1 I Ketut Jati2
Dalam E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 6.2 (2014):249-260 ISSN: 2302-8556, dengan Judul Pengaruh Karakter Eksekutif, Karakteristik Perusahaan, Dan Dimensi Tata Kelola Perusahaan Yang Baik Pada Di Bursa Efek Indonesia, Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah Karakter Eksekutif, Karakteristik Perusahaan, Dimensi Tata Kelola Perusahaan Pada Tax Avoidance, Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, hanya terdapat tiga variabel yang berpengaruh terhadap tax avoidance perusahaan di Variabel tersebut antara lain risiko perusahaan, kualitas audit, dan komite audit. Sedangkan sisanya yaitu ukuran perusahaan, multinational company, kepemilikan institusional, dan proporsi dewan komisaris tidak berpengaruh terhadap tindakan tax avoidance yang dilakukan perusahaan.
6. Penelitian Annisa Fadilla Rachmithasari
Dalam Jurnal Ekonomi (2015), Dengan judul Pengaruh Return On Assets, Leverage, Corporate Governance, Ukuran Perusahaan Dan Kompensasi Rugi Fiskal Pada Tax Avoidanc, Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah Return On Assets, Leverage, Corporate Governance, Ukuran Perusahaan Dan Kompensasi Rugi Fiskal Tax Avoidanc, Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, Return on assets tidak berpengaruh signifikan terhadap tax avoidance, Leverage berpengaruh signifikan terhadap tax avoidance, Komposisi komisaris independen berpengaruh signifikan terhadap tax avoidance,
(27)
Komite audit berpengaruh signifikan terhadap tax avoidance, Ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap tax avoidance, Kompensasi rugi fiskal tidak berpengaruh signifikan terhadap tax avoidance.
7. Penelitian I Gede Hendy Darmawan I Made Sukartha
Dalam Jurnal E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana. 9.1 (2014): 143-161 ISSN: 2302-8556, Dengan Judul Pengaruh Penerapan Corporate Governance, Leverage, Return On Assets, Dan Ukuran Perusahaan Pada Penghindaran Pajak, Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah Corporate Governance, Leverage, Return On Assets, Dan Ukuran Perusahaan Pada Penghindaran Pajak. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, Corporate governance berpengaruh pada penghindaran pajak. Leverage tidak berpengaruh pada penghindaran pajak, ROA berpengaruh pada penghindaran pajak, Ukuran perusahaan berpengaruh pada penghindaran pajak.
8. Peneliti I Gusti Ayu Cahya Maharani1 Ketut Alit Suardana2
Dalam E-jurnal Akuntansi Universitas Udayana 9.2 (2014) : 525-539 ISSN : 2302-8556, Dengan Judul Pengaruh Corporate Governance, Profitabilitas Dan Karakteristik Eksekutif Pada Tax Avoidance Perusahaan Manufaktur, Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah Corporate Governance, Profitabilitas Dan Karakteristik Eksekutif Pada Tax Avoidance. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, proporsi dewan komisaris, kualitas audit, komite audit yang merupakan proksi dari corporate governance dan ROA yang merupakan proksi dari profitabilitas berpengaruh negatif, risiko perusahaan yang merupakan proksi dari karakteristik eksekutif berpengaruh
(28)
26
positif, sedangkan sisanya yaitu kepemilikan insitusional yang merupakan proksi dari corporate governance tidak berpengaruh terhadap tindakan tax avoidance.
9. Ngadiman dan Christiany Puspitasari
Dalam E-jurnal Akuntansi Universitas Tarumanagara (2013) Dengan Judul Pengaruh Leverage, Kepemilikan Institusional, Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Penghindaran Pajak (Tax Avoidance), . Leverage tidak memiliki pengaruh yang signifikan, sedangkan kepemilikan institusional dan ukuran perusahaan memiliki pengaruh yang segnifikan terhadap penghindaran pajak.
2.2 Kerangka Pemikiran
2.2.1 Pengaruh Karakter eksekutif Terhadap Penghindaran Pajak
eksekutif (direktur utama atau presiden direktur) sebagai pimpinan perusahaan secara langsung ataupun tidak langsung juga memiliki pengaruh terhadap segala keputusan yang terjadi dalam perusahaan, termasuk keputusan penghindaran pajak perusahaan, pemimpin perusahaan bersifat risk taker atau berani mengambil resiko maka cenderung lebih berani melakukan tindakan penghindaran pajak, dibandingkan dengan pemimpin perusahaan yang bersifat risk averse yang kuarang berani mengambil resiko yang termasuk tidak berani melakukan tindakan penghindaran pajak (Calvin Swingly, 2015:49).
Penelitian yang dilakukan oleh Dyreng at al., (2010) ditujukan untuk menguji apakah individu Top Executive memiliki pengaruh terhadap penghindaran pajak perusahaan. Dengan mengambil sampel sebanyak 908
(29)
pimpinan perusahaan yang tercatat di ExecuComp diperoleh hasil bahwa pimpinan perusahaan (Executive) secara individu memiliki peran yang signifikan terhadap tingkat penghindaran pajak perusahaan.
Keputusan untuk melakukan penghindaran merupakan hasil kebijakan perusahaan, Kebijakan yang diambil pimpinan perusahaan didasari oleh laporan keuangan yang disusun oleh manajemen perusahaan, Secara langsung, individu yang terlibat dalam pembuatan keputusan pajak adalah direktur pajak dan juga konsultan pajak perusahaan (Umi Hanafi dan Puji Harto: 2012).
2.2.2 Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Penghindran Pajak
semakin besar ukuran perusahaannya, maka transaksi yang dilakukan akan semakin kompleks, Jadi hal itu memungkinkan perusahaan untuk memanfaatkan celah-celah yang ada untuk melakukan tindakan tax avoidance dari setiap transaksi,dibandingkan dengan perusaaahn yang besar, perusahaan kecil maupun sedang transaksi yang dilakukan tidak begitu kompleks dan lebih taat pada peraturan pajak dibandingkan dengan perusahaan besar, (Rego, 2010:89).
Variabel ukuran perusahaan diukur dengan Logaritma Natural (Ln) dari total aktiva. Hal ini dikarenakan besarnya total aktiva masing-masing perusahaan berbeda bahkan mempunyai selisih yang besar, sehingga dapat menyebabkan nilai yang ekstrim, Untuk menghindari adanya data yang tidak normal tersebut maka data total aktiva perlu di (Ln) kan. Logaritma Natural sendiri adalah logaritma yang berbasis e adalah 2,7182818….yang terdefinisikan untuk semua bilangan
(30)
28
real positif x dandapat juga didefinisikan untuk bilangan kompleks yang bukan nol (Rego, 2010:89).
Perusahaan besar lebih cenderung memanfaatkan sumber daya yang dimilikinya daripada menggunakan pembiayaan yang berasal dari utang. Perusahaan besar akan menjadi sorotan pemerintah, sehingga akan menimbulkan kecenderungan bagi para manajer perusahaan untuk berlaku agresif atau patuh (Maria dan Kurniasih, 2013).
Semakin besar ukuran perusahaan, maka perusahaan akan lebih mempertimbangkan risiko dalam hal mengelola beban pajaknya. Perusahaan yang termasuk dalam perusahaan besar cenderung memiliki sumber daya yang lebih besar dibandingkan perusahaan yang memiliki skala lebih kecil untuk melakukan pengelolaan pajak, Sumber daya manusia yang ahli dalam perpajakan diperlukan agar dalam pengelolaan pajak yang dilakukan oleh perusahaan dapat maksimal untuk menekan beban pajak perusahaan, Perusahaan berskala kecil tidak dapat optimal dalam mengelola beban pajaknya dikarenakan kekurangan ahli dalam perpajakan, Banyaknya sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan berskala besar maka akan semakin besar biaya pajak yang dapat dikelola oleh perusahaan (Nicodeme, 2007 dalam Darmadi 2013).
Ukuran perusahaan dapat menentukan besar kecilnya aset yang dimiliki perusahaan dimana semakin besar aset yang dimiliki maka semakin meningkat pula jumlah produktifitas perusahaan tersebut, Hal itu akan menghasilkan laba yang semakin meningkat dan memengaruhi tingkat pembayaran pajak, Perusahaan besar cenderung memiliki ruang yang lebih besar untuk perencanaan pajak yang
(31)
baik dan mengadopsi praktek akuntansi yang efektif untuk menurunkan effective tax rate perusahaan (Ardyansah dan Zulaikha, 2014).
Penelitian yang dilakukan oleh Rego dan Wilson (2009) menyatakan bahwa semakin besar perusahaan maka transaksi yang dilakukan akan semakin kompleks. Hal itu memungkinkan perusahaan untuk memanfaatkan celah-celah yang ada untuk melakukan tindakan penghindaran pajak dari setiap transaksinya. Hasil ini sesuai dengan penelitian Sari (2014) yang menemukan pengaruh signifikan positif terhadap tax avoidance dengan menunjukkan bahwa perusahaan dengan ukuran besar lebih stabil dan mampu dalam menghasilkan laba dan membayar kewajibannya dibanding perusahaan dengan total aktiva yang kecil.
Perusahaan yang termasuk dalam skala perusahaan besar akan mempunyai sumber daya yang berlimpah yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu. Berdasarkan teori agensi, sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan dapat digunakan oleh agent untuk memaksimalkan kompensasi kinerja agent, yaitu dengan cara menekan beban pajak perusahaan untuk memaksimalkan kinerja perusahaan (Darmawan dan Sukartha, 2014).
(32)
30
Gambar 2.1 Paradigma Penelitian
2.3 Hipotesis
Sugiyono (2011:64), menjelaskan hipotesis sebagai berikut :
“Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan, dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum berdasarkan fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data, jadi hipotesis juga dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian”. Berdasarkan kerangka pemikiran yang dijelaskan diatas maka peneliti menarik hipotesis (dugaan sementara) penelitian sebagai berikut :
H1 : Karakter Eksekutif berpengaruh terhadap penghindaran pajak
H2 : Ukuran Perusahaan berpengaruh terhadap penghindaran pajak Ukuran Perusahaan (X2)
Menurut Agnes Sawir (2004:101-102)
Menurut Bambang Riyanto (2008:299-300),
Penghindaran Pajak (Y) Siti Kurnia Rahayu (2010:148)
Suandy (2014 : 7) Pohan (2013: 13) Karakter eksekutif (X1)
Anthony dan Govindarajan (2012:112)
Budiman dalam Ni Nyoman (2014)
Keith Kefgen and Manav Thadani (2003) Lukman Syamsudin (2011:66) Sutrisno (2009:33) Sartono (2008:116) Munawir (2009:74) Sofyan Safitri (2010:301)
(33)
31
METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian Yang Digunakan
Metode penelitian merupakan suatu cara yang digunakan oleh peneliti dalam menganalisis data.
Metode penelitian menurut Sugiyono (2013:2) adalah sebagai berikut : “Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dibuktikan, dan dikembangkan suatu pengetahuan sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah.” Metode penelitian menurut Umi Narimawati (2010:127) adalah:
“Cara penelitian yang digunakan untuk mendapatkan data untuk mencapai tujuan tertentu”.
Sedangkan pengertian metode penelitian menurut I Made Wirartha (2006:68) adalah sebagai berikut:
“Metode Penelitian adalah satu cabang ilmu pengetahuan yang membicarakan atau mempersoalkan cara-cara melaksanakan penelitian (yaitu meliputi kegiatan-kegiatan mencari, mencatat, merumuskan, menganalisis sampai menyusun laporannya) berdasarkan fakta-fakta atau gejala-gejala secara ilmiah.”
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa metode penelitian merupakan cara pemecahan masalah penelitian yang dilaksanakan secara terencana dan cermat dengan maksud mendapatkan fakta dan kesimpulan agar dapat memahami, menjelaskan, meramalkan, dan mengendalikan keadaan. Metode penelitian juga merupakan cara kerja untuk memahami dan mendalami objek yang menjadi sasaran.
(34)
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian Deskriptif dan metode penelitian Verifikatif dengan Pendekatan Kuantitatif. Metode deskriptif digunakan untuk mendapatkan gambaran secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta- fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. Penulis dapat mengidentifikasi fakta atau peristiwa tersebut sebagai variabel yang dipengaruhi (variabel dependen) dan melakukan penyelidikan terhadap variabel-variabel yang mempengaruhi (variabel independen).
Menurut Sugiyono (2010:147), pengertian metode deskriptif adalah sebagai berikut:
“Metode Deskriptif adalah metode yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku umum atau generalisasi”.
Dalam penelitian ini, metode deskriptif digunakan untuk mengetahui kondisi Karakter eksekutif, ukuran perusahaan dan penghindaran pajak pada Perusahaan property dan real estate yang tercatat di Bursa Efek Indonesia.
Masyhuri (2009:45) menjelaskan bahwa:
“Metode verifikatif memeriksa benar tidaknya apabila dijelaskan untuk menguji suatu cara dengan atau tanpa perbaikan yang telah dilaksanakan di tempat lain dengan mengatasi masalah yang serupa dengan kehidupannya”.
Sedangkan metode penelitian verifikatif menurut Sugiyono (2005:21) adalah sebagai berikut :
“Penelitian Verifikatif pada dasarnya untuk menguji teori dengan pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis dilakukan dengan mengunakan perhitungan statistik yang digunakan untuk menguji pengaruh variabel X1
(35)
dan X2 terhadap Y. Verifikatif berarti menguji teori dengan pengujian suatu hipotesis apakah diterima atau ditolak”.
Penelitian ini dimaksudkan untuk menguji hipotesis dengan menggunakan perhitungan statistik. Penelitian ini digunakan untuk menguji pengaruh variabel
�
(Karakter Eksekutif) dan�
(Ukuran perusahaan) terhadap Y (Penghindaran Pajak). Verifikatif berarti menguji teori dengan pengujian suatu hipotesis apakah diterima atau ditolak. Metode verifikatif digunakan untuk menguji hipotesis dengan menggunakan alat uji statistik yaitu Statistical Package for Social Sciences (SPSS).3.2 Operasionalisasi Variabel
Menurut Umi Narimawati, dkk. definisi operasionalisasi variabel (2002:69) adalah sebagai berikut:
“Operasionalisasi variabel adalah proses penguraian variabel penelitian ke dalam sub variabel, dimensi, indikator sub variabel, dan pengukuran. Adapun syarat penguraian operasionalisasi dilakukan bila dasar konsep dan indikator masing-masing variabel sudah jelas, apabila belum jelas secara konseptual maka perlu dilakukan analisis faktor.”
Menurut Sugiyono (2013:58) menjelaskan bahwa:
“Operasionalisasi variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya”.
Menurut Sugiyono (2013:38) dijelaskan bahwa:
“Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.
(36)
Operasionalisasi variabel diperlukan untuk menentukan jenis, indikator, serta skala dari variabel-variabel yang terkait dalam penelitian, sehingga pengujian hipotesis dengan alat bantu statistik dapat dilakukan secara benar, maka dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang digunakan yaitu :
1. Variabel Independent / bebas (Variabel � & � ) Sugiyono (2013:39) menjelaskan bahwa:
“Variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat)”.
Variabel bebas merupakan variabel stimulus atau variabel yang dapat mempengaruhi variabel lain. Variabel bebas merupakan variabel yang diukur, dimanipulasi, atau dipilih oleh peneliti untuk menentukan hubungannya dengan suatu gejala yang diobservasi. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah
�
(Karakter Eksekutif) dan�
(Ukuran Perusahaan)2. Variabel Dependent / terikat (Variabel Y) Sugiyono (2013:39) menjelaskan bahwa:
“Variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.”
Variabel dependen adalah variabel terkait yang dipengaruhi atau mempengaruhi variabel lain, dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependen yaitu Y (Penghindaran Pajak).
Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rasio, berikut ini penjelasan mengenai rasio.
(37)
Menurut Moh. Nazir (2003:132) menjelaskan bahwa:
“Ukuran Rasio adalah ukuran yang mencakup semua ukuran yang memberikan keterangan tentang nilai absolut dari objek yang di ukur”. Dalam skala rasio angka nol mempunyai makna, sehingga angka nol dalam skala ini diperlukan sebagai dasar dalam perhitungan dan pengukuran terhadap objek yang diteliti.
Pengertian dari skala rasio menurut Djaali (2008) adalah :
“ Skala Rasio adalah jenis pengukuran yang paling halus karena memiliki ciri-ciri yang tidak dimiliki oleh skala-skala lain. Berat, panjang, waktu interval, resistensi listrik dan suhu diukur di ukur dalam Skala Rasio”.
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel
No Variabel Konsep Variabel Ukuran Skala
1 Independen : Karakter Eksekutif (X1)
Karakter Eksekutif (X1)
Risiko perusahaan (corporate risk) merupakan cermin dari policy (kebijakan) yang diambil oleh pimpinan perusahaan. Jenis karakter individu (executive) yang duduk dalam manajemen perusahaan apakah mereka merupakan taking atau risk-averse tercermin pada besar-kecilnya risiko perusahaan (corporate risk) yang ada. (Coles at al, 2004).
� � ℎ =Total aktivaEBIT EBIT = Earning Before Income Tax (Sumber : Bramantyo Djohanputro, 2012)
Semakin tinggi risiko perusahaan mengindikasikan bahwa eksekutif
memiliki karakter risk taker,
demikian sebaliknya
Rasio
2 Independen : Ukuran Perusahaan (X2)
Ukuran perusahaan dapat menentukan besar kecilnya aset yang dimiliki perusahaan dimana semakin besar aset yang dimiliki maka semakin meningkat pula jumlah produktifitas perusahaan tersebut. Hal itu akan menghasilkan laba yang
Ukuran perusahaan = Ln. Total Aktiva
Logaritma Natural (Ln)
Yusuf dan Soraya (2004), Hasan dan Bahir (2003), Nugraheni dan Hapsoro (2007), dan Arini(2009)
(38)
semakin meningkat dan
memengaruhi tingkat
pembayaran pajak (Handayani dan Wulandari, 2014).
3 Dependen : Tax
Avoidance (Y)
Penghindaran pajak sebagai kegiatan yang berkenaan dengan pengaturan suatu peristiwa yang dilakukan oleh wajib pajak (berhasil maupun tidak) untuk mengurangi/ sama sekali menghapus utang pajak yang dimiliki perusahaan dengan memerhatikan ada/ tidaknya akibat – akibat pajak yang ditimbulkannya (Harry Graham Balter dan Ernest R. Mortenson (Zain: 2008: 49)
��� = beban pajak � � �
ETR = Effective Tax Rate (Sumber : Toto Prihadi, 2012)
Semakin besar ETR mengindikasikan semakin rendah tingkat penghindaran pajak perusahaan (Dyreng at al, 2010)
Rasio
3.3 Sumber Data Dan Teknik Pengumpulan Data 3.3.1 Sumber Data
Sumber data adalah sumber-sumber data penelitian yang diperlukan dan dapat diperoleh secara langsung berhubungan dengan objek penelitian (primer), maupun secara tidak langsung berhubungan dengan objek penelitian (sekunder).
1. Sumber data primer
Sumber data ini merupakan sumber data yang yang diinginkan dan diperlukan dalam penelitian yang diperoleh secara langsung berhubungan dengan objek penelitian.
2. Sumber data sekunder
Sumber data sekunder merupakan sumber data penelitian yang tidak langsung berhubungan langsung dengan objek penelitian tetapi sifatnya melengkapi, membantu, dan menambah informasi untuk bahan penelitian.Sumber data sekunder yang ada dalam penelitian ini di
(39)
antaranya kajian literatur, dokumen-dokumen, laporan-laporan, jurnal, dan internet.
Menurut Sujarweni (2014:73) dijelaskan:
“Sumber data adalah subjek dari mana asal data penelitian itu diperoleh. Apabila peneliti misalnya menggunakan kuesioner atau wawancara dalam pengumpulan datanya, maka sumber data itu disebut responden, yaitu orang yang merespon atau menjawab pertanyaan, baik tertulis maupun lisan”.
Riduwan (2004:97) memaparkan bahwa:
“Pengambilan data yang dihimpun langsung oleh peneliti disebut sumber primer, sedangkan apabila melalui tangan kedua disebut sumber sekunder.”
Sejalan yang dijelaskan oleh Sugiyono (2013:137) yang mengungkapkan bahwa:
“Sumber sekunder adalah sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau dokumen.”
Data sekunder dapat diperoleh dengan cara membaca, mempelajari dan memahami melalui media lain yang bersumber pada literatur dan buku-buku perpustakaan atau data-data dari website perusahaan yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.
Berdasarkan penjelasan diatas, maka sumber data yang diambil dalam penelitian ini adalah sumber data sekunder, di mana data yang diperoleh penulis merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung, artinya data-data tersebut berupa data kedua yang telah diolah lebih lanjut dan data yang disajikan oleh pihak lain yaitu diperoleh dari Indonesia Stock Exchange (www.idx.co.id).
(40)
Data-data yang digunakan diperoleh dari laporan-laporan yang berhubungan dengan materi terkait mengenai � (Karakter Eksekutif) dan � (Ukuran Perusahaan) terhadap Y (Penghindaran pajak) pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Data sekunder dalam penelitian ini meliputi:
1. Daftar Perusahaan property dan real estate dan tercatat (listing) di Bursa Efek Indonesia.
2. Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id) 3. Sumber lainya.
3.3.2 Teknik Pengumpulan Data
Suwartono (2014:41) menjelaskan bahwa:
“Pengumpulan data adalah berbagai cara yang digunakan untuk mengumpulkan data, menghimpun, mengambil atau menjaring data penelitian”.
Tanpa mengetahui metode pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang di tetapkan.
Menurut Sugiono (2010:62) dijelaskan bahwa:
“Metode pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah pengumpulan data”.
(41)
1) Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Pada tahap ini, penulis berusaha untuk memperoleh berbagai informasi sebanyak-banyaknya untuk dijadikan sebagai dasar teori dan acuan untuk mengolah data dengan cara membaca, mempelajari, menelaah, dan mengkaji literatur-literatur berupa buku, jurnal, makalah maupun penelitian-penelitian terdahulu yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.
2) Riset Internet (Online Research)
Pengumpulan data berasal dari situs-situs terkait untuk memperoleh tambahan literatur, jurnal dan data lainnya yang berkaitan dengan penelitian ini. Atau bisa disebut juga sebagai Observasi tidak langsung, yaitu dilakukan dengan membuka situs website masing-masing perusahaan yang ingin diteliti, sehingga dapat diperoleh laporan keuangan, gambaran umum perusahaan serta perkembangannya yang kemudian digunakan penelitian
3.4 Populasi Sampel Dan Tempat Serta Waktu Penelitian 3.4.1 Populasi
Menurut Haryadi Sarjono (2013:21) menjelaskan populasi sebagai berikut: “Populasi adalah seluruh karakteristik yang menjadi objek penelitian, dimana karakteristik tersebut berkaitan dengan seluruh kelompok orang, peristiwa atau benda yang menjadi pusat perhatian bagi peneliti. Dengan kata lain populasi adalah himpunan keseluruhan objek yang diteliti”.
Menurut sugiyono (2012:119) menjelaskan populasi sebagai berikut: “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : objek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
(42)
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi bukan hanya orang, tetapi juga objek dan benda-benda alam yang lain”. Menurut Margono (2010:118), populasi adalah sebagai berikut:
“Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian kita dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang kita tentukan”.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat diketahui populasi merupakan objek yang terdapat pada suatu wilayah yang memenuhi syarat tertentu dan berkaitan dengan masalah penelitian. Unit analisis dalam penelitian ini adalah Perusahaan Property dan real estate dan tercatat (listing) di Bursa Efek Indonesia Dengan dengan laporan keuangan tahunan selama tahun 2010-2012 (3 tahun), Berikut adalah nama Perusahaan property dan real estate yang listing di Bursa Efek yang dijadikan populasi dalam penelitian ini:
Tabel 3.2.
Daftar Perusahaan property dan real estate yang Dijadikan Populasi
NO KODE NAMA PERUSAHAAN
1 APLN Agung Podomoro Land Tbk 2 ASRI Alam Sutera Reality Tbk 3 BAPA Bekasi Asri Pemula Tbk 4 BCIP Bumi Citra Permay Tbk
5 BEST Bekasi Pajar Industrial Estate Tbk 6 SMDM Suryas Data Makmur Tbk
7 BIPP Buhwantala Indah Permai Tbk 8 BKDP Bukit Darmo Property Tbk 9 BKSL Sentul City Tbk
10 BSDE Bumi Serpong Damai Tbk 11 COWL Cowell Devlopment Tbk 12 CTRA Ciputra Devlopment Tbk 13 CTRP Ciputra Property Tbk 14 CTRS Ciputra Surya Tbk
(43)
15 DART Duta Anggada Realty Tbk 16 DILD Intiland Devlopment Tbk 17 DMAS Purdelta Lestari Tbk 18 DUTI Duta Pertiwi Tbk 19 ELTY Bakrieland Devlopment 20 EMDE Megapolitan Devlopment Tbk 21 FMII Fortuna Mate Indonesia Tbk 22 GAMA Gading Devlopment Tbk
23 GMTD Goa Makasar Tourism Devlopment Tbk 24 GPRA Perdana Gapura Prima Tbk
25 GWSA Greenwood Sejahtera Tbk 26 JRPT Jaya Real Property Tbk
27 KIJA Kawasan Industri Jababeka tbk 28 LAMI Lamicitra Nusantara Tbk 29 LCGP Laguna Cipta Karya Tbk 30 LPCK Lipoo Cikarang Tbk 31 LPKR Lippo Karawaci Tbk 32 MDLN Modern Land Realty Tbk 33 MKPI Metropolitan Kentjana Tbk 34 MMLP Mega Manunggal Proprty Tbk 35 MTLA Metropolitan Land Tbk 36 MTSM Metro Realty Tbk
37 NIRO Nirvana Devlopment Tbk 38 OMRE Indonesia Prima Property Tbk 39 PPRO PP Property Tbk
40 PLIN Plaza Indonesia Property Tbk 41 PUDP Pudjati Prestige Tbk
42 PWON Pakuwon Jati Tbk
43 RBMS Rista Bintang Mahkota Sejati Tbk 44 RDTX Roda Vivatex Tbk
45 RODA Pikko Land Devlopment Tbk 46 SCBD Dadanayasa Arthatama Tbk 47 SMDM Suryaas DutamakmurTbk 48 SMRA Sumarecon Agung Tbk 49 TARA Sitara Propertindo Tbk
(Sumber : www.sahamok.com)
3.4.2 Penarikan Sampel
Jika dalam jumlah populasi ada yang tidak memenuhi standar yang diinginkan dalam penelitian maka dapat menggunakan sampel yang diambil dari
(44)
populasi tersebut yang sekiranya memenuhi standar untuk penelitian. Menurut Sugiyono (2013:49), sampel adalah sebagai berikut :
“Sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”.
Teknik penarikan sample yang digunakan penulis dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan sampling purposive. Sugiyono (2010: 85), mendefinisikan sampling purposive sebagai berikut :
“Sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu”.
Sampel yang diambil penulis dalam penelitian ini adalah laporan keuangan tahunan yang terdiri dari 33 perusahaan sub sektor Property dan real estate yang memenuhi syarat untuk dijadikan sampel penelitian periode tahun 2010-2012 dengan pertimbangan sebagai berikut :
1. Perusahaan sub sektor Property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2010-2012.
2. Mempunyai kelengkapan data keuangan yang dibutuhkan mulai dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2012.
3. Laporan Keuangan telah diaudit dengan pendapat Wajar Tanpa Pengecualian dan dilengkapi dengan opini auditor.
(45)
Berikut ini adalah daftar Perusahaan sub sektor Property dan Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang memenuhi kriteria yang telah ditentukan dan akan dijadikan sampel dalam penelitian ini.
Tabel 3.3
Kriteria penentuan Sampel
NO NAMA PERUSAHAAN Kriteria
1 Kriteria 2 Kriteria 3 Sampel
1 Agung Podomoro Land Tbk 1
2 Alam Sutera Reality Tbk 2
3 Bekasi Asri Pemula Tbk 3
4 Bumi Citra Permay Tbk 4
5 Bekasi Pajar Industrial Estate Tbk 5
6 Suryas Data Makmur Tbk 6
7 Buhwantala Indah Permai Tbk 7
8 Bukit Darmo Property Tbk 8
9 Sentul City Tbk 9
10 Bumi Serpong Damai Tbk 10
11 Cowell Devlopment Tbk 11
12 Ciputra Devlopment Tbk 12
13 Ciputra Property Tbk 13
14 Ciputra Surya Tbk 14
15 Duta Anggada Realty Tbk 15
16 Intiland Devlopment Tbk 16
17 Purdelta Lestari Tbk -
18 Duta Pertiwi Tbk 17
19 Bakrieland Devlopment 18
20 Megapolitan Devlopment Tbk 19
21 Fortuna Mate Indonesia Tbk 20
22 Gading Devlopment Tbk - -
23 Goa Makasar Tourism Devlopment Tbk
21
24 Perdana Gapura Prima Tbk 22
25 Greenwood Sejahtera Tbk 23
26 Jaya Real Property Tbk 24
27 Kawasan Industri Jababeka tbk 25
28 Lamicitra Nusantara Tbk 26
29 Laguna Cipta Karya Tbk 27
30 Lipoo Cikarang Tbk 28
(46)
32 Modern Land Realty Tbk 30
33 Metropolitan Kentjana Tbk 31
34 Mega Manunggal Proprty Tbk -
35 Metropolitan Land Tbk -
36 Metro Realty Tbk -
37 Nirvana Devlopment Tbk - -
38 Indonesia Prima Property Tbk - -
39 PP Property Tbk - -
40 Plaza Indonesia Property Tbk -
41 Pudjati Prestige Tbk - -
42 Pakuwon Jati Tbk 32
43 Rista Bintang Mahkota Sejati Tbk - -
44 Roda Vivatex Tbk - -
45 Pikko Land Devlopment Tbk -
46 Dadanayasa Arthatama Tbk -
47 Suryaas DutamakmurTbk 33
48 Sumarecon Agung Tbk -
49 Sitara Propertindo Tbk - -
(Sumber : www.sahamok.com)
3.4.3 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada Perusahaan sub sektor Property dan Real Estate dengan mengambil data di Bursa Efek Indonesia yang beralamat Jl. Veteran No. 10 Bandung, adapun waktu penelitiannya dimulai pada Januari 2016 sampai dengan Agustus 2016.
Tabel 3.4 Waktu Penelitian
Kegiatan 2016
1 2 3 4 5 6 7 Pra Survei:
1. Persiapan Judul 2. Persiapan Teori 3. Pengajuan Judul 4. Mencari Perusahaan Usulan Penelitian: 1. Penulisan UP 2. Bimbingan UP 3. Seminar UP
(47)
3.5 Metode Pengumpulan Data 3.5.1 Pengertian Metoda Analisis
Definisi Metode Analisis menurut Umi Narimawati, dkk. (2010:41) adalah sebagai berikut:
“Metode analisis adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang telah diperoleh dari hasil observasi lapangan dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang lebih penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain”.
Sebagaimana yang telah disebutkan sebelumnya, bahwa metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dan verifikatif. Oleh karena itu analisis dalam penelitian ini menggunakan metode analisis kuantitatif.
3.5.2 Uji Asumsi Klasik
Pengujian mengenai ada tidaknya pelanggaran asumsi-asumsi klasik yang merupakan dasar dalam model regresi linier berganda. Hal ini dilakukan sebelum dilakukan pengujian terhadap hipotesis. Pengujian asumsi klasik meliputi:
3.5.2.1Uji Normalitas Data Residual
Menurut Imam Ghozali (2011:160) mendefinisikan uji normalitas sebagai berikut:
4. Revisi UP Pengumpulan Data Pengolahan Data Laporan Skripsi: 1. Bimbingan Skripsi 2. Sidang Skripsi
(48)
“Uji normalitas adalah untuk menguji apakah dalam model regresi, variable pengganggu atau residual memiliki distribusi normal”.
Model regresi yang baik hendaknya berdistribusi normal atau mendekati normal. Mendeteksi apakah data berdistribusi normal atau tidak dapat diketahui dengan menggambarkan penyebaran data melalui sebuah grafik. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonalnya, model regresi memenuhi asumsi normalitas.
Asumsi normalitas merupakan persyaratan yang sangat penting pada pengujian kebermaknaan (signifikansi) koefisien regresi, apabila model regresi tidak berdistribusi normal maka kesimpulan dari uji F dan uji t masih meragukan, karena statistik uji F dan uji t pada analisis regresi diturunkan dari distribusi normal. Pada penelitian ini digunakan uji satu sampel Kolmogorov-Smirnov untuk menguji normalitas model regresi.
Dengan dasar pengambilan keputusan berdasarkan probabilitas (Asymtotic Significance) menurut Singgih Santoso (2002:393) sebagai berikut:
“a. Jika probabilitas >0,05 maka distribusi dari populasi adalah normal; dan
a.Jika probabilitas <0,05 maka populasi tidak berdistribusi secara normal”.
Menurut Singgih Santoso (2002:322) pengujian secara visual dapat juga dilakukan dengan metode gambar normal Probability Plots dalam program SPSS. Dengan dasar pengambilan keputusan sebagai berikut:
“a. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas; dan
(49)
b. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas”.
3.5.2.2Uji Multikolinieritas
Gujarati (2003:351) “Multikolinieritas merupakan suatu situasi dimana beberapa atau semua variabel bebas berkorelasi kuat. Jika terdapat korelasi yang kuat diantara sesama variabel independen maka konsekuensinya adalah”.
1. Koefisien-koefisien regresi menjadi tidak dapat ditaksir.
2. Nilai standar erroe setiap koefisien regresi menjadi tidak terhingga Dengan demikian berarti semakin besar korelasi diantara sesama variable independen, maka tingkat kesalahan dari koefisien regresi semakin besar yang mengakibatkan standar errornya semakin besar pula. Cara yang digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinieritas dengan menggunakan Variance Inflation Factors (VIF).
(Gujarati,2003:351)
Dimana Rі² adalah koefisien determinasi yang diperoleh dengan meregresikan salah satu variabel Xі terhadap variabel bebas lainnya. Jika nilai VIF nya kurang dari 10 maka dalam data tidak terdapat Multikolinieritas.
3.5.2.3 Uji Heteroskedastisitas
Menurut Husein Umar (2011:179) mendefinisikan uji heteroskedastisitas sebagai berikut:
(50)
“Heteroskedastisitas adalah dilakukan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain”.
Heteroskedastisitas merupakan indikasi varian antar residual tidak homogen yang mengakibatkan nilai taksiran yang diperoleh tidak lagi efisien. Untuk menguji apakah varian dari residual homogen digunakan uji rank Spearman, yaitu dengan mengkorelasikan variabel bebas terhadap nilai absolut dari residual (error). Apabila ada koefisien korelasi yang signifikan pada tingkat kekeliruan 5%, mengindikasikan adanya heteroskedastisitas.
Cara pengujian untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas juga dapat dilakukan dengan melihat grafik plot antara nilai produksi variabel terikat (ZPRED) dengan residualnya (SRESID). Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot.
3.5.2.4 Uji Autokorelasi
Menurut Husein Umar (2011:182) mendefinisikan uji autokorelasi sebagai berikut:
“Autokorelasi adalah dilakukan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi linier terdapat hubungan yang kuat baik positif maupun negatif antar data yang ada pada variabel-variabel penelitian”.
Untuk data cross section, akan diuji apakah terdapat hubungan yang kuat di antara data pertama dan kedua, data kedua dengan ke tiga dan seterusnya. Jika ya, telah terjadi autokorelasi. Hal ini akan menyebabkan informasi yang diberikan
(51)
menjadi menyesatkan. Oleh karena itu, perlu tindakan agar tidak terjadi autokorelasi. Pada pengujian autokorelasi digunakan uji Durbin-Watson untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi pada model regresi dan berikut nilai Durbin-Watson yang diperoleh melalui hasil estimasi model regresi. Cara untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan perhitungan nilain statistik Durbin-Watson (D-W):
Sumber: Gujarati (2003:467)
Dasar yang digunakan untuk pengambilan keputusan secara umum adalah sebagai berikut:
Tabel 3.5 Autokorelasi
Hipotesis Nol Keputusan Jika
Tidak ada auto korelasi positif Tolak 0<d<dl
Tidak ada auto korelasi positif No Decision dl≤d≤du
Tidak ada korelasi negatif Tolak 4dl<d<4
Tidak ada korelasi negatif No Decision 4du≤d≤4dl
Tidak ada auto korelasi positif atau negatif Tidak ditolak du<d<4du
Sumber: Gurajati (2003:470)
3.6 Metode Pengujian Data 3.6.1 Rancangan Analisis
Menurut Umi Narimawati (2010:41) mendefinisikan rancangan analisis sebagai berikut:
“Rancangan analisis adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang telah diperoleh dari hasil observasi lapangan, dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang lebih penting dan yang akan dipelajari dan
t t 1
2 t e e D W e
(52)
membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain”.
Peneliti melakukan analisa terhadap data yang telah diuraikan dengan menggunakan metode analisis deskriptif (kualitatif) dan verifikatif (kuantitatif) dengan pendekatan kuantitatif.
a. Analisis Deskriptif atau Kualitatif
Menurut Sugiyono (2011:14) mendefinisikan analisis kualitatif sebagai berikut:
“Metode penelitian kualitatif itu dilakukan secara intensif, peneliti ikut berpartisipasi lama dilapangan, mencatat secara hati-hati apa yang terjadi, melakukan analisis reflektif terhadap berbagai dokumen yang ditemukan dilapangan, dan membuat laporan penelitian secara mendetail”.
Penelitian deskriptif digunakan untuk menggambarkan bagaimana Karakter Eskekutif,Ukuran Perusahaan Dan Penghindaran Pajak.
b. Analisis Verifikatif atau Kuantitatif
Menurut Sugiyono (2011:31) mendefinisikan analisis kuantitatif sebagai berikut:
“Dalam penelitian kuantitatif analisis data menggunakan statistik. Statistik yang digunakan dapat berupa statistik deskriptif dan inferensial/induktif. Statistik inferensial dapat berupa statistik parametris dan statistik non parametris. Peneliti menggunakan statistik inferensial bila penelitian dilakukan pada sampel yang dilakukan secara random. Data hasil analisis selanjutnya disajikan dan diberikan pembahasan. Penyajian data dapat berupa tabel, tabel ditribusi frekuensi, grafik garis, grafik batang, piechart (diagram lingkaran), dan pictogram. Pembahasan hasil penelitian merupakan penjelasan yang mendalam dan interpretasi terhadap data-data yang telah disajikan”.
Adapun langkah-langkah analisis kuantitatif yang diuraikan diatas sebagai berikut:
(53)
1. Analisis Regresi Linier Berganda (Multiple)
Menurut Umi Narimawati (2008:5), Analisis Regresi Linear Berganda adalah:
“Suatu analisis asosiasi yang digunakan secara bersamaan untuk meneliti pengaruh dua atau lebih variabel bebas terhadap satu variabel tergantung dengan skala interval.”
Adapun penjelasan garis regresi menurut Andi Supangat (2007: 325) yaitu:
“Garis regresi (regression line/line of the best fit/estimating line) adalah suatu garis yang ditarik diantara titik-titik (scatter diagram) sedemikian rupa sehingga dapat dipergunakan untuk menaksir besarnya variabel yang satu berdasarkan variabel yang lain, dan dapat juga dipergunakan untuk mengetahui macam korelasinya (positif atau negatifnya).”
Selain itu adapun pengertian dari analisis regresi linier berganda menurut Gurjarati (2006 : 202) yaitu :
“Kajian terhadap hubungan satu variable yang diterangkan (the explained exlanatory), variable pertama di sebut juga sebagai variable tergantung dan variable kedua disebut variable bebas, jika variable bebas lebih dari satu, maka analisis regresi di sebut regresi linier berganda, disebut berganda karena berperan atau berpengaruh beberapa variable bebas akan dikenakan kepada variable tergantung “.
Menurut Sugiyono (2011:277) mendefinisikan analisis regresi linier berganda sebagai berikut:
“Analisis regresi linier berganda adalah analisis yang digunakan peneliti, bila bermaksud meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen (kriterium), bila dua atau lebih variabel independen sebagai faktor prediktor dimanipulasi (dinaik turunkan nilainya)”.
(54)
Pada dasarnya teknik analisis ini merupakan kepanjangan dari teknik analisis regresi linier sederhana. Untuk menggunakan teknik analisis ini syarat-syarat yang harus dipenuhi diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Data harus berskala interval;
b. Variabel bebas terdiri lebih dari dua variabel; c. Variabel tergantung terdiri dari satu variabel;
d. Hubungan antara variabel bersifat linier. Artinya semua variabel bebas mempengaruhi variabel tergantung;
e. Tidak boleh terjadi multikolinieritas. Artinya sesama variabel bebas tidak boleh berkorelasi terlalu tinggi, misalnya 0,9 atau terlalu rendah misalnya 0,01;
f. Tidak boleh terjadi autokorelasi. Akan terjadi autokorelasi jika angka Durbin dan Watson sebesar < 1 atau > 3 dengan skala 1-4;
g. Jika ingin menguji keselarasan model (goodness of fit), maka dipergunakan simpangan baku kesalahan. Untuk kriterianya digunakan dengan melihat angka Standard Error of Estimate (SEE) dibandingkan dengan nilai simpangan baku (Standard Deviation). Jika angka Standard Error of Estimate (SEE) < simpangan baku (Standard Deviation) maka model dianggap selaras; dan
h. Kelayakan model regresi diukur dengan menggunakan nilai signifikansi. Model regresi layak dan dapat dipergunakan jika angka signifikansi < 0,05 (dengan presisi 5%) atau 0,01 (dengan presisi 1%).
(55)
Analisis regresi linier berganda bertujuan untuk menerangkan besarnya pengaruh Karakter Eksekutif dan Ukuran Perusahaan Terhadap Penghindaran Pajak.
Persamaan analisis regresi linier berganda secara umum untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Sumber: Husein Umar (2011:213)
Keterangan:
Y = Penghindaran Pajak X1 = Karakter Eksekutif
X2 = Ukuran Perusahaan
�O = Konstanta merupakan nilai terikat yang dalam hal ini adalah Y pada
saat variabel bebasnya adalah 0 (X1 dan X2 = 0)
�1= Koefisien regresi multiple antara variabel bebas X1 terhadap variabel
terikat Y, bila variabel bebas lainnya dianggap konstan � = Faktor pengganggu di luar model
Arti koefisien � adalah jika nilai � positif (+), hal tersebut menunjukkan hubungan searah antara variabel bebas dengan variabel tidak bebas. Dengan kata lain, peningkatan atau penurunan besarnya variabel bebas akan diikuti oleh peningkatan atau penurunan besarnya variabel tidak bebas. Sedangkan jika nilai � negatif (-), hal tersebut menunjukkan hubungan yang berlawanan antara variabel bebas dengan variabel tidak bebast. Dengan kata lain, setiap peningkatan besarnya nilai variabel bebas
(56)
akan diikuti oleh penurunan besarnya nilai variabel tidak bebas dan sebaliknya.
Selanjutnya untuk mengetahui apakah hubungan yang telah ada mempunyai kadar tertentu, maka harus melihat dua hal. Pertama, ada (dalam pengertian nyata atau berarti) atau tidak ada keterkaitan antara Penghindaran Pajak (Y) dengan Karakter Eksekutif (X1) dan Penghindaran
Pajak (Y) dengan Ukuran Perusahaan (X2).
2. Analisis Korelasi Pearson
Besarnya pengaruh masing-masing komponen variabel bebas terhadap variabel tidak bebas yaitu Karakter Eksekutif terhadap Penghindaran Pajak dan Ukuran Perusahaan terhadap Penghindaran Pajak dapat diketahui dengan menggunakan korelasi pearson. Koefisien korelasi pearson antara masing-masing variabel independen tersebut dengan variabel dependen dapat dihitung sebagai berikut :
Sumber: Husein Umar (2011:231)
Ketentuan untuk melihat tingkat keeratan korelasi digunakan acuan pada tabel dibawah ini.
Tabel 3.6
Tingkat Keeratan Korelasi
0 – 0,20 Sangat rendah (hampir tidak ada hubungan)
0,21 – 0,40 Korelasi yang lemah
0,41 – 0,60 Korelasi sedang
0,61 – 0,80 Cukup tinggi
0,81 – 1 Korelasi tinggi
Sumber: Syahri Alhusin (2003:157)
(57)
3. Analisis Korelasi Berganda
Analisis korelasi berganda digunakan untuk mengukur kuat lemahnya hubungan antar variabel Karakter Eksekutif dan Ukuran Perusahaan dengan Penghindaran Pajak pada perusahaan sub sektor property real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Rumus dari korelasi bergandaadalah:
Sumber: Husein Umar (2011:233)
Keterangan:
R = Koefisien korelasi berganda X1 = Karakter Eksekutif
X2 = Ukuran Perusahaan
Y =Penghindaran Pajak n = Banyaknya Sampel
Kuat atau tidaknya hubungan antara ketiga variabel dapat dilihat dari beberapa kategori koefisien korelasi mempunyai nilai 0 ≤ R ≤ 1 dimana:
a. Apabila R=1, maka korelasi antara ketiga variabel dikatakan sempurna; dan
b. Apabila R= 0, maka hubungan antara kedua variabel sangat lebar atau tidak ada hubungan sama sekali.
4. Analisis Koefisien Determinasi
Besarnya pengaruh Karakter Eksekutif (X1) dan Ukuran Perusahaan (X2)
terhadapPenghindaran Pajak (Y) dapat diketahui dengan menggunakan r = n ∑ xy − ∑ x ∑ y
(58)
analisis koefisien determinasi atau disingkat Kd yang diperoleh dengan mengkuadratkan koefisien korelasinya yaiu:
Sumber:Umi Narimawati(2010:50)
Keterangan:
Kd = Koefisien Determinasi atau Seberapa Jauh Perubahan Variabel Dipergunakan oleh Variabel X
R2 = Kuadrat Koefisien Korelasi
100% = Pengkali yang menyatakan dalam persentase
Dengan diketahuinya koefisien korelasi antara masing-masing Karakter Eksekutif (X1) dan Ukuran Perusahaan (X2) serta Penghindaran Pajak (Y),
kita bisa menentukan koefisien determinasi. Koefisien determinasi tersebut digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh yang ditimbulkan masing-masing variabel bebas (X1 dan X2) terhadap variabel terikat (Y).
Pada hakikatnya nilai r berkisar antara -1 dan 1, bila r mendekati -1 atau 1 maka dapat dikatakan bahwa ada hubungan yang erat antara variabel bebas dengan variabel terikat. Bila r mendekati 0, maka dapat dikatakan bahwa hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat sangat lemah atau bahkan tidak ada.
3.6.2 Pengujian Hipotesis
Menurut Andi Supangat (2007:293) mendefinisikan pengujian hipotesis sebagai berikut:
(59)
“Pengujian hipotesis adalah salah satu cara dalam statistika untuk menguji “parameter” populasi berdasarkan statistik sampelnya, untuk dapat diterima atau ditolak pada tingkat signifikansi tertentu”.
Menurut Sugiyono (2011:159) mendefinisikan hipotesis sebagai berikut: “Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan”.
Pada prinsipnya pengujian hipotesis ini adalah membuat kesimpulan sementara untuk melakukan penyanggahan dan atau pembenaran dari masalah yang akan ditelaah. Sebagai wahana untuk menetapkan kesimpulan sementara tersebut kemudian ditetapkan hipotesis nol dan hipotesis alternatifnya.
1. Hipotesis
Hipotesis Pertama
Karakter Eksekutif berpengaruh terhadap Penghindaran Pajak pada perusahaan sub sektor property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2012.
Hipotesis penelitian ini dapat diterjemahkan dalam hipotesis statistik sebagai berikut:
Ho1 : � = 0 : Karakter Eksekutif tidak berpengaruh terhadap Penghindaran
Pajak.
Ha1 : � ≠ 0 : Karakter Eksekutif berpengaruh terhadap Penghindaran
Pajak. Hipotesis Kedua
(1)
3. Analisis Korelasi Berganda
Analisis korelasi berganda digunakan untuk mengukur kuat lemahnya hubungan antar variabel Karakter Eksekutif dan Ukuran Perusahaan
dengan Penghindaran Pajak pada perusahaan sub sektor property real
estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Rumus dari korelasi bergandaadalah:
Sumber: Husein Umar (2011:233)
Keterangan:
R = Koefisien korelasi berganda
X1 = Karakter Eksekutif
X2 = Ukuran Perusahaan
Y =Penghindaran Pajak
n = Banyaknya Sampel
Kuat atau tidaknya hubungan antara ketiga variabel dapat dilihat dari
beberapa kategori koefisien korelasi mempunyai nilai 0 ≤ R ≤ 1 dimana:
a. Apabila R=1, maka korelasi antara ketiga variabel dikatakan
sempurna; dan
b. Apabila R= 0, maka hubungan antara kedua variabel sangat lebar
atau tidak ada hubungan sama sekali. 4. Analisis Koefisien Determinasi
Besarnya pengaruh Karakter Eksekutif (X1) dan Ukuran Perusahaan (X2)
terhadapPenghindaran Pajak (Y) dapat diketahui dengan menggunakan
r = n ∑ xy − ∑ x ∑ y
(2)
analisis koefisien determinasi atau disingkat Kd yang diperoleh dengan mengkuadratkan koefisien korelasinya yaiu:
Sumber:Umi Narimawati(2010:50)
Keterangan:
Kd = Koefisien Determinasi atau Seberapa Jauh Perubahan Variabel
Dipergunakan oleh Variabel X
R2 = Kuadrat Koefisien Korelasi
100% = Pengkali yang menyatakan dalam persentase
Dengan diketahuinya koefisien korelasi antara masing-masing Karakter
Eksekutif (X1) dan Ukuran Perusahaan (X2) serta Penghindaran Pajak (Y),
kita bisa menentukan koefisien determinasi. Koefisien determinasi tersebut digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh yang ditimbulkan
masing-masing variabel bebas (X1 dan X2) terhadap variabel terikat (Y).
Pada hakikatnya nilai r berkisar antara -1 dan 1, bila r mendekati -1 atau 1 maka dapat dikatakan bahwa ada hubungan yang erat antara variabel bebas dengan variabel terikat. Bila r mendekati 0, maka dapat dikatakan bahwa hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat sangat lemah atau bahkan tidak ada.
3.6.2 Pengujian Hipotesis
Menurut Andi Supangat (2007:293) mendefinisikan pengujian hipotesis sebagai berikut:
(3)
“Pengujian hipotesis adalah salah satu cara dalam statistika untuk menguji
“parameter” populasi berdasarkan statistik sampelnya, untuk dapat
diterima atau ditolak pada tingkat signifikansi tertentu”.
Menurut Sugiyono (2011:159) mendefinisikan hipotesis sebagai berikut:
“Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam
bentuk kalimat pertanyaan”.
Pada prinsipnya pengujian hipotesis ini adalah membuat kesimpulan sementara untuk melakukan penyanggahan dan atau pembenaran dari masalah yang akan ditelaah. Sebagai wahana untuk menetapkan kesimpulan sementara tersebut kemudian ditetapkan hipotesis nol dan hipotesis alternatifnya.
1. Hipotesis
Hipotesis Pertama
Karakter Eksekutif berpengaruh terhadap Penghindaran Pajak pada
perusahaan sub sektor property dan real estate yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia periode 2010-2012.
Hipotesis penelitian ini dapat diterjemahkan dalam hipotesis statistik sebagai berikut:
Ho1 : � = 0 : Karakter Eksekutif tidak berpengaruh terhadap Penghindaran
Pajak.
Ha1 : � ≠ 0 : Karakter Eksekutif berpengaruh terhadap Penghindaran
Pajak. Hipotesis Kedua
(4)
Ukuran Perusahaan berpengaruh terhadap Penghindaran Pajak pada
perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode 2010-2012.
Hipotesis penelitian ini dapat diterjemahkan dalam hipotesis statistik sebagai berikut:
Ho2 : � = 0 : Ukuran Perusahaan tidak berpengaruh terhadap Penghindaran
Pajak.
Ha2 : � ≠ 0 : Ukuran Perusahaan berpengaruh terhadap Penghindaran
Pajak.
Peneliti tidak mengajukan hipotesis deskriptif karena penulis tidak menemukan ukuran dari deskriptif pada masing-masing variabel yang diteliti.
2. Menguji tingkat signifikansi
Untuk mencari makna pengaruh variabel X1 dan X2 terhadap Y maka
peneliti melakukan uji signifikasi terhadap hasil korelasi pearson product
moment tersebut menggunakan statistik uji t student dengan rumus sebagai berikut:
Sumber: Sritua Arief (2006:9)
Keterangan:
b = Koefisien Regresi ganda
Se (b) = Standar eror
( )
hitung b t
Se b
(5)
Untuk mengetahui ditolak atau tidaknya hipotesis penelitian, Ridwan dan Sunarto mengungkapkan kaidah yang digunakan dalam pengujian terhadap hipotesis penelitian sebagaimana dikutip berikut ini:
“Kaidah pengujian:
Jika thitung ≥ ttabel, maka tolak Ho artinya signifikan dan
thitung ≤ t
tabel, maka terima Hoartinya tidak signifikan”.
Nilai t tabel bisa ditemukan dengan bantuan tabel distribusi t student yang
sudah tersedia secara umum, dengan ketentuan pencarian α = 0,05 dan
derajat kebebasan atau df = (jumlah data/n-k-1) atau 40-2-1= 37. 3. Menggambar daerah penerimaan dan penolakan
Untuk menggambar daerah penerimaan atau penolakan maka digunakan kriteria sebagai berikut:
a. Jika thitung ≥ ttabel maka Ho ada di daerah penolakan, berarti Ha
diterima artinya antara variabel X1, X2 dan variabel Y ada
pengaruhnya;
b. Jika thitung ≤ ttabel maka Ho ada di daerah penerimaan, berarti Ha
ditolak artinya antara variabel X1, X2 dan variabel Y tidak ada
pengaruhnya;
c. thitung : dicari dengan rumus perhitungan thitung; dan
d. ttabel: dicari di dalam tabel distribusi t student dengan ketentuan sebagai berikut α = 0,05 dan df = (jumlah data/n-k-1) atau 40-2-1 = 37.
(6)
Sumber: Sugiyono (2011:185)
Gambar 3.1
Daerah Penerimaan dan Penolakan Hipotesis
4. Penarikan Kesimpulan Hipotesis
Daerah yang diarsir merupakan daerah penolakan dan berlaku sebaliknya. Jika t hitung jatuh di daerah penolakan (penerimaan) maka Ho ditolak (diterima) dan Ha diterima (ditolak). Artinya koefisien regresi signifikan (tidak signifikan). Kesimpulannya, Karakter Eksekutif dan Ukuran Perusahaan mempengaruhi (tidak mempengaruhi) Penghindaran Pajak.
Tingkat signifikannya yaitu 5% (α = 0,05) artinya jika hipotesis nol ditolak
(diterima) dengan taraf kepercayaan 95% maka kemungkinan bahwa hasil dari penarikan kesimpulan mempunyai kebenaran 95% dan hal ini menunjukkan adanya (tidak adanya pengaruh yang meyakinkan (signifikan) antara dua variabel tersebut). Dalam hal ini ditunjukkan dengan penolakan Ho atau penerimaan alternatif (Ha).