Analisis Pengaruh Kinerja Perusahaan Dan Kinerja Pasar Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Real Estate Dan Property Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

(1)

S K R I P S I

ANALISIS PENGARUH KINERJA PERUSAHAAN DAN

KINERJA PASAR TERHADAP HARGA SAHAM

PADA PERUSAHAAN REAL ESTATE DAN

PROPERTY YANG TERDAFTAR

DI BURSA EFEK INDONESIA

OLEH :

FERINA RAISA SASKIA

080503058

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

DEPARTEMEN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul: ―Analisis

Pengaruh Kinerja Perusahaan dan Kinerja Pasar Terhadap Harga Saham pada Perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia‖ adalah benar hasil karya sendiri dan judul yang dimaksud belum pernah dimuat, dipublikasikan atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi program reguler S1 Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Semua sumber data dan informasi yang diperoleh telah dinyatakan dengan jelas, benar apa adanya. Apabila dikemudian hari penyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Universitas Sumatera Utara.

Medan, Mei 2012 Yang Membuat Pernyataan,

(Ferina Raisa Saskia) NIM : 080503058


(3)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil„alamin, segala puji hanya bagi Allah SWT Rabb semesta alam, yang telah melimpahkan berbagai nikmat, hidayah dan kasih sayangNya kepada penulis, sehingga penulisan skripsi yang berjudul ―Analisis Pengaruh Kinerja Perusahaan dan Kinerja Pasar Terhadap Harga Saham pada Perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia‖ dapat diselesaikan dengan baik dan lancar dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari Program S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Selama proses penyusunan skripsi ini, saya telah memperoleh bimbingan, semangat, nasihat, dan bantuan baik secara moril maupun materiil dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini saya ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak selaku Ketua Departemen Akuntansi dan Bapak Drs. Hotmal Jafar, M.si, Ak selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.


(4)

3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si., Ak. selaku Ketua Program Studi S1 Akuntansi dan Ibu Dra. Mutia Ismail, MM, Ak selaku Sekretaris Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Drs. Rustam, Msi, Ak. selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu, pikiran, dan tenaga sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini.

5. Bapak Drs. Idhar Yahya, MBA, Ak. selaku Dosen Pembaca Penilai atas segala masukan dan saran yang telah diberikan.

6. Kedua orang tua saya, H. Muhammad Adi dan Hj. Sari Komala Dewi, dan saudara-saudari saya yang selama ini senantiasa melimpahkan cinta dan kasih sayangnya serta selalu mendoakan dan mendukung saya dalam penyelesaian skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini.

Medan, Mei 2012 Peneliti,

Ferina Raisa Saskia NIM : 080503058


(5)

ABSTRAK

ANALISIS PENGARUH KINERJA PERUSAHAAN DAN KINERJA PASAR TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN REAL ESTATE DAN

PROPERTY YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh kinerja perusahaan dan kinerja pasar terhadap harga saham. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kausal dan bersifat replikasi terhadap penelitian sebelumnya dengan populasi penelitian adalah Perusahaan real estate dan properti yang terdaftar di BEI selama Periode 2008-2010.

Pemilihan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling dan dari 41 Perusahaan real estate dan properti yang terdaftar di BEI diperoleh 19 Perusahaan sampel. Data yang digunakan adalah data sekunder. Penelitian ini menganalisis hubungan antara rasio-rasio dari Profitabilitas (Return on Assets, Return on Equity, Net Profit Margin dan Indeks Harga Saham Gabungan terhadap harga saham. Metode statistik yang digunakan adalah regresi linear berganda dengan melakukan uji asumsi klasik terlebih dahulu.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial variabel Return on Assets (ROA) berpengaruh signifikan terhadap harga saham, dan secara parsial variabel Return on Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM)dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Sedangkan secara simultan baik Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM), dan Earnings Per Share (EPS) tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham pada Perusahaan barang konsumsi yang terdaftar di BEI.

Kata Kunci: Return On Assets, Return On Equity, Net Profit Margin, Indeks Harga Saham Gabungan, dan Harga Saham


(6)

ABSTRACT

THE INFLUENCE ANALYSIS OF COMPANIES AND MARKET PERFORMANCE TO STOCKS PRICE IN REAL ESTATE AND PROPERTY

COMPANIES LISTED IN INDONESIAN STOCK EXCHANGE

The purpose of this research is to empirically study the effect of company performance and market performance on stock price. This research is classified as causal research and replication of former researches.

Population of this research are real estate and property firms which go public during the Period of 2008 to 2010. The samples are obtained by using purposive sampling method. As the result, from 41 go public real estate and property firms, 19 are used as the samples of this study. The statistic method being used is double linear regression with the model being tested previously in classic assumptions.

The result indicates that partially Return on Assets (ROA) variables significantly influence on stock price, whereas Return on Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM), and Composite Stock Price Index have no significant influence on stock price. Nevertheless, Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM), Debt and Composite Stock Price Index have no simultaneously influenced the stock price of real estate and property firms.

Key Word: Return On Assets, Return On Equity, Net Profit Margin, Composite Stock Price Index, and Stock Price


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 ... L atar Belakang ... 1

1.2 ... P erumusan Masalah ... 5

1.3 ... T ujuan dan Manfaat Penelitian ... 6

1.3.1 Tujuan Penelitian ... 6

1.3.2 Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7

2.1 ... P asar Modal ... 7

2.2 ... S aham ... 9

2.3 ... K inerja Perusahaan ... 11

2.3.1 Return on Assets (ROA) ... 13

2.3.2 Return on Equity (ROE)... 14

2.3.3 Net Profit Margin (NPM) ... 14

2.4 ... K inerja Pasar ... 15

2.5 ... P eneliti Terdahulu ... 16

2.6 ... K erangka Konseptual ... 22


(8)

2.7 ... H

ipotesis ... 25

BAB III METODE PENELITIAN ... 27

3.1 ... J enis Penelitian ... 27

3.2 ... J enis dan Sumber Data... 27

3.3 ... P opulasi dan Sampel ... 28

3.4 ... M etode Pengumpulan Data... 31

3.5 ... D efinisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 31

3.5.1 Variabel Independen ... 32

3.5.1.1 Return on Assets ... 32

3.5.1.2 Return on Equity ... 32

3.5.1.3 Net Profit Margin ... 32

3.5.1.4 Indeks Harga Saham Gabungan ... 33

3.5.2 Variabel Dependen ... 33

3.6 ... M etode Analisis Data ... 34

3.6.1 Pengujian Asumsi Klasik ... 34

3.6.1.1 Uji Normalitas ... 35

3.6.1.2 Uji Multikolinieritas ... 37

3.6.1.3 Uji Heteroskedastisitas ... 37

3.6.1.4 Uji Autokorelasi ... 38

3.6.2 Pengujian Hipotesis Penelitian ... 39

3.6.2.1 Model Regresi Linier Berganda ... 39

3.6.2.2 Uji Signifikansi Parsial (Uji-t) ... 40

3.6.2.3 Uji Signifikansi Simultan (Uji-F) ... 41

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 42

4.1Data Penelitian ... 42

4.2Analisis Hasil Penelitian ... 42

4.2.1.Statistik Deskriptif ... 42

4.2.2.Pengujian Asumsi Klasik ... 44

4.2.2.1 Uji Normalitas ... 44

4.2.2.2 Uji Multikolineritas ... 45

4.2.2.3 Uji Heteroskedastisitas ... 46

4.2.2.4 Uji Autokorelasi ... 48

4.2.3.Analisis Regresi ... 49


(9)

4.2.3.2 Analisis Koefisien Determinasi ... 51

4.2.3.3 Uji Signifikansi Simultan (Uji-F) ... 52

4.2.3.4 Uji Signifikansi Parsial (Uji-t) ... 53

4.3Pembahasan Hasil Penelitian ... 55

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 57

5.1Kesimpulan ... 57

5.2Keterbatasan Penelitian ... 58

5.3Saran ... 59

DAFTAR PUSTAKA ... 60


(10)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul

Halaman

2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 18

3.1 Populasi Perusahaan Real Estate dan Property ... 29

3.2 Sampel Perusahaan Real Estate dan Property ... 30

3.3 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 33

3.4 Kriteria Pengambilan Keputusan Autokolerasi ... 39

4.1 Descriptive Statistics ... 43

4.2 Tabel Hasil Uji Normalitas (1) ... 44

4.3 Hasil Uji Multikolinieritas ... 46

4.4 Hasil Uji Autokorelasi... 48

4.5 Run Test ... 49

4.6 Koefisien Regresi ... 50

4.7 Koefisien Determinasi ... 51

4.8 Hasil Uji-F ... 53

4.9 Hasil Uji-t ... 54


(11)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul

Halaman

2.1 Kerangka Konseptual ... 23 4.1 Hasil Uji Normalitas (2) ... 45 4.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 47


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul

Halaman

i Daftar Populasi Perusahaan Real Estate dan Property ... 64

ii Daftar Sampel Perusahaan Real Estate dan Property ... 65

iii Daftar Variabel Dependen dan Independen 2008 ... 66

iv Daftar Variabel Dependen dan Independen 2009 ... 67

v Daftar Variabel Dependen dan Independen 2010 ... 68

vi Statistik Deskriptiv ... 69

vii Hasil Uji Normalitias (1) ... 69

viii Hasil Uji Normalitas (2)... 70

ix Hasil Uji Multikolinieritas ... 71

x Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 71

xi Hasil Uji Autokorelasi ... 72

xii Hasil Uji Run Test ... 72

xiii Koefisien Regresi ... 73

xiv Koefisien Determinasi ... 73

xv Hasil Uji F ... 74


(13)

ABSTRAK

ANALISIS PENGARUH KINERJA PERUSAHAAN DAN KINERJA PASAR TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN REAL ESTATE DAN

PROPERTY YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh kinerja perusahaan dan kinerja pasar terhadap harga saham. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kausal dan bersifat replikasi terhadap penelitian sebelumnya dengan populasi penelitian adalah Perusahaan real estate dan properti yang terdaftar di BEI selama Periode 2008-2010.

Pemilihan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling dan dari 41 Perusahaan real estate dan properti yang terdaftar di BEI diperoleh 19 Perusahaan sampel. Data yang digunakan adalah data sekunder. Penelitian ini menganalisis hubungan antara rasio-rasio dari Profitabilitas (Return on Assets, Return on Equity, Net Profit Margin dan Indeks Harga Saham Gabungan terhadap harga saham. Metode statistik yang digunakan adalah regresi linear berganda dengan melakukan uji asumsi klasik terlebih dahulu.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial variabel Return on Assets (ROA) berpengaruh signifikan terhadap harga saham, dan secara parsial variabel Return on Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM)dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Sedangkan secara simultan baik Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM), dan Earnings Per Share (EPS) tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham pada Perusahaan barang konsumsi yang terdaftar di BEI.

Kata Kunci: Return On Assets, Return On Equity, Net Profit Margin, Indeks Harga Saham Gabungan, dan Harga Saham


(14)

ABSTRACT

THE INFLUENCE ANALYSIS OF COMPANIES AND MARKET PERFORMANCE TO STOCKS PRICE IN REAL ESTATE AND PROPERTY

COMPANIES LISTED IN INDONESIAN STOCK EXCHANGE

The purpose of this research is to empirically study the effect of company performance and market performance on stock price. This research is classified as causal research and replication of former researches.

Population of this research are real estate and property firms which go public during the Period of 2008 to 2010. The samples are obtained by using purposive sampling method. As the result, from 41 go public real estate and property firms, 19 are used as the samples of this study. The statistic method being used is double linear regression with the model being tested previously in classic assumptions.

The result indicates that partially Return on Assets (ROA) variables significantly influence on stock price, whereas Return on Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM), and Composite Stock Price Index have no significant influence on stock price. Nevertheless, Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM), Debt and Composite Stock Price Index have no simultaneously influenced the stock price of real estate and property firms.

Key Word: Return On Assets, Return On Equity, Net Profit Margin, Composite Stock Price Index, and Stock Price


(15)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pasar modal merupakan tempat bertemunya antara pihak yang memiliki kelebihan dana dan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan instrumen-instrumen keuangan jangka panjang (saham, obligasi, right, derivatif, dan instrumen keuangan lainnya) yang terdaftar di bursa efek. Setiap instrumen keuangan jangka panjang tersebut terangkum dalam istilah sekuritas. Di Indonesia, sekuritas ditetapkan dan diawasi kegiatan pasar modalnya oleh Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam).

Pasar modal memiliki peran penting sebagai lembaga perantara dalam kegiatan ekonomi sebab pasar modal dapat menghubungkan pihak-pihak yang saling berkepentingan dan dapat menciptakan alokasi dana yang lebih efisien, karena dengan adanya pasar modal maka para investor dapat memilih alternatif investasi yang memberikan return yang paling optimal. Pasar modal juga dijadikan sebagai sumber dana alternatif bagi perusahaan dan dijadikan tolak ukur kemodernan suatu negara.

Pasar modal di Indonesia dulunya terbagi atas Bursa Efek Jakarta (Jakarta Stock Exchange—JSE) dan Bursa Efek Surabaya (Surabaya Stock Exchange— SSE). Kemudian pada awal tahun 2008 kedua bursa ini digabungkan dan lahirlah Bursa Efek Indonesia (BEI).


(16)

Seorang calon investor membutuhkan pengetahuan yang cukup mengenai analisis harga dari saham yang ingin dibeli sebelum memutuskan untuk berinvestasi di pasar modal. Saham adalah surat berharga yang menyatakan kepemilikan yang diterbitkan oleh perusahaan go public. Harga saham ini ditentukan oleh penerbitnya. Jika perusahaan penerbitnya mampu menghasilkan keuntungan/laba yang tinggi maka akan memungkinkan perusahaan memberikan dividen yang tinggi pula. Pemberian dividen yang tinggi dapat menarik minat para investor untuk membeli saham perusahaan tersebut, dan akhirnya, harga saham tersebut akan meningkat. Pada akhirnya ini akan memberikan capital gain yang cukup besar untuk para pemegang saham.

Perusahaan yang mampu menghasilkan keuntungan/laba yang tinggi mengindikasikan bahwa kinerja perusahaan tersebut baik. Ada beberapa metode mengukur kinerja perusahaan. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan tiga buah rasio yakni Net Profit Margin (NPM), Return on Assets (ROA) dan Return on Equity (ROE). Net Profit Margin (NPM) menggambarkan kemampuan perusahaan dalam mencetak laba bersih. Return on Assets (ROA) menggambarkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari total aset yang dimilikinya. Dan Return on Equity (ROE) menggambarkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari total Equity yang dimilikinya.

Beberapa peneliti telah mencoba meneliti rasio-rasio ini sebelumnya. Siregar (2011) meneliti pengaruh Profitabilitas, Leverage, dan Earnings Per Share terhadap harga saham perusahaan barang konsumsi yang terdaftar di


(17)

Bursa Efek Indonesia tahun 2007-2009. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial variabel Net Profit Margin (NPM) dan Earnings Per Share (EPS) berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham, dan secara parsial variabel Return on Assets (ROA) dan Return on Equity (ROE) tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Sedangkan secara simultan baik Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM), dan Earnings Per Share (EPS) berpengaruh signifikan terhadap harga saham pada perusahaan barang konsumsi yang terdapat di BEI.

Debora (2009) meneliti pengaruh rasio-rasio keuangan terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan periode pengamatan 2004-2007. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan Return on Assets, Return on Equity, Net Profit Margin dan Earnings Per Share berpengaruh terhadap harga saham. Sedangkan secara parsial Return on Assets dan Return on Equity tidak berpengaruh, hanya Net Profit Margin dan Earnings Per Share yang berpengaruh.

Tarigan (2010) meneliti pengaruh rasio profitabilitas terhadap harga saham pada perusahaan makan dan minuman di Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan secara simultan Earnings Per Share, Net Profit Margin, dan Return on Equity berpengaruh signifikan terhadap harga saham. sedangkan secara parsial Return on Equity memiliki pengaruh signifikan, parsial Net Profit Margin (NPM) memiliki pengaruh positif dan tidak signifikan, dan Earning Per Share tidak berpengaruh signifikan.


(18)

Nainggolan (2008) meneliti pengaruh variabel fundamental terhadap harga saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2004-2006. Hasil penelitian menunjukkan secara simultan dan parsial Return on Assets, Return on Equity, dan Debt to Equity Ratio tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham.

Ketidakkonsistenan hasil-hasil penelitian terdahulu inilah yang mendorong peneliti untuk meneliti variabel-variabel dari penelitian terdahulu tersebut. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah adanya penambahan variabel kinerja pasar, jenis perusahaan dan periode pengamatannya.

Kinerja perusahaan bukanlah satu-satunya hal yang memungkinkan terjadinya peningkatan harga pada saham. Kinerja pasar juga menentukan naik dan turunnya harga saham suatu perusahaan. Kinerja pasar yang dimaksud adalah kinerja pasar modal yang menunjukkan sebuah totalitas, sebuah akumulasi, resultante dari keseluruhan kinerja masing-masing saham yang tercatat dan diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia. Kinerja saham diwakili oleh Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Jika IHSG naik, berarti kinerja pasar naik. Dan jika IHSG turun, berarti kinerja pasar sedang merosot.

Peneliti memilih perusahaan real estate dan properti sebagai objek penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti mengambil kurun waktu 2008 sampai 2010. Pemilihan perusahaan real estate dan properti sebagai objek penelitian dikarenakan kebutuhan akan tempat tinggal bagi masyarakat terus meningkat setiap tahunnya. Peningkatan permintaan akan tempat tinggal diakibatkan oleh


(19)

pertumbuhan penduduk yang juga terus meningkat jumlahnya. Peningkatan kesejahteraan masyarakat, yang ditandai dengan meningkatnya jumlah pendapatan penduduk per kapita penduduk Indonesia, juga menambah keberagaman permintaan akan kebutuhan properti di Indonesia. Selain itu, tingginya angka urbanisasi dan telah adanya beberapa bank di Indonesia yang dengan berani memberikan tarif bunga flat selama 5 tahun untuk membeli properti, semakin memudahkan masyarakat untuk memiliki tempat tinggal idaman yang mereka inginkan dan pada akhirnya, semakin meningkat pula permintaan akan properti di Indonesia.

Berdasarkan penjelasan yang telah diuraikan, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai analisis pengaruh kinerja perusahaan dan kinerja pasar terhadap harga saham pada perusahaan real estate dan properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang penelitian yang telah dikemukakan, maka perumusan masalah pada penelitian ini adalah:

Apakah kinerja perusahaan dan kinerja pasar berpengaruh secara parsial dan simultan terhadap harga saham perusahaan real estate dan properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?


(20)

1.3. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian 1.3.1. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah kinerja perusahaan dan kinerja pasar berpengaruh secara parsial dan simultan terhadap harga saham perusahaan real estate dan properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

1.3.2. Manfaat Penelitian

Peneliti berharap penelitian ini dapat berguna bagi berbagai pihak seperti: 1. Bagi peneliti, untuk memperluas wawasan peneliti di dalam bidang

akuntansi khususnya mengenai pengaruh kinerja perusahan dan kinerja pasar terhadap harga saham bagi investor, sehingga dapat menjadi referensi bagi peneliti jika sewaktu-waktu dimintai pendapatnya.

2. Bagi investor, sebagai bahan masukan dan pertimbangan sebelum melakukan investasi saham.

3. Bagi manajemen perusahaan, sebagai bahan masukan dan pertimbangan dalam pengambilan keputusan sehingga dapat meningkatkan harga saham perusahaan di pasar bursa.

4. Bagi peneliti selanjutnya, menjadi bahan referensi dan dapat digunakan sebagai dasar untuk melakukan penelitian yang berkaitan dengan rasio-rasio yang mempengaruhi harga saham.


(21)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pasar Modal

Pasar modal menurut Tendelilin (2001 : 13) adalah ―pertemuan antara

pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana

dengan cara memperjual belikan sekuritas‖. Dengan demikian, pasar modal

juga dapat diartikan sebagai pasar untuk memperjualbelikan sekuritas yang umumnya memiliki umur lebih dari satu tahun, seperti saham dan obligasi.

Pasar modal dapat juga berfungsi sebagai lembaga perantara (intermediaries). Fungsi ini menunjukkan peran penting pasar modal dalam menunjang perekonomian karena pasar modal dapat menghubungkan pihak yang membutuhkan dana dengan pihak yang mempunyai kelebihan dana. Selain itu, pasar modal dapat mendorong terciptanya alokasi dana yang efisien, karena dengan adanya pasar modal maka pihak yang kelebihan dana (investor) dapat memilih alternatif investasi yang memberikan return yang paling optimal.

Pasar modal dapat dikategorikan menjadi 4 pasar (Samsul, 2006 : 46), yaitu:

1. Pasar Pertama (Perdana). Pasar perdana adalah tempat atau sarana bagi perusahaan yang untuk pertama kali menawarkan saham atau obligasi ke masyarakat umum. Dikatakan tempat karena secara fisik masyarakat pembeli dapat bertemu dengan penjamin emisi atau agen penjual untuk melakukan pesanan sekaligus membayar uang pesanan. Dikatakan sarana karena si pembeli dapat memesan melalui telepon dari rumah dan membayar dengan cara mentransfer uang melalui bank ke rekening agen penjual. Dikatakan pertama kali karena sebelumnya perusahaan ini


(22)

milik perorangan atau beberapa pihak saja, dan sekarang menawarkan kepada masyarakat umum. Penawaran umum awal ini, yang disebut juga initial public offering (IPO), telah mengubah status dari perseroan tertutup menjadi perseroan terbuka (Tbk.). Terbuka di sini berarti perseroan dapat dimiliki oleh masyarakat luas dan mempunyai kewajiban untuk membuka semua informasi kepada para pemegang saham dan masyarakat, kecuali yang bersifat rahasia untuk menjaga persaingan. Penawaran Umum didefinisikan oleh UUPM tahun 1995

sebagai: ―Kegiatan penawaran efek yang dilakukan oleh emiten untuk

menjual efek kepada masyarakat berdasarkan tata cara yang diatur dalam undang-undang ini dan peraturan pelaksanaannya.‖

2. Pasar Kedua (Sekunder). Pasar kedua adalah tempat atau sarana transaksi jual-beli efek antarinvestor dan harga dibentuk oleh investor melalui perantara efek. Dikatakan tempat karena secara fisik para perantara efek berada dalam satu gedung di lantai perdagangan (trading floor). Dikatakan sarana karena para perantara efek tidak berada dalam satu gedung, tetapi dalam satu jaringan sistem perdagangan dan kantor perantara efek tersebar di beberapa kota. Terbentuknya harga pasar oleh tawaran jual dan tawaran beli dari para investor ini disebut juga dengan instilah order driven market.

3. Pasar Ketiga. Pasar ketiga adalah sarana transaksi jual-beli efek antara market maker. Investor dapat memilih market maker yang memberi harga terbaik. Market maker adalah anggota bursa. Para market maker ini akan bersaing dalam menentukan harga saham, karena satu jenis saham dipasarkan oleh lebih dari satu market maker.

4. Pasar Keempat. Pasar keempat adalah sarana transaksi jual-beli antara investor jual dan investor beli tanpa melalui perantara efek. Transaksi dilakukan secara tatap muka antara investor beli dan investor jual untuk saham atas pembawa. Dengan kemajuan teknologi, mekanisme ini dapat terjadi melalui electronic communication network (ECN) asalkan para pelaku memenuhi syarat, yaitu memiliki efek dan dana.

Kegiatan pasar modal pada umumnya dilakukan oleh berbagai lembaga antara lain adalah pusat perdagangan sekuritas atau resminya disebut bursa efek (stock market), yang di dalamnya terdapat berbagai lembaga lainnya yang kegiatannya saling berkaitan (Sitompul, 2004 : 6). Di Indonesia, secara umum para pelaku pasar modal adalah Perusahaan Efek yang mempunyai kegiatan sebagai Perantara Pedagang Efek, Penjamin Emisi Efek dan Manajer Investasi. 2.2 Saham


(23)

Saham menurut (Tendelilin, 2001 : 18) merupakan ―surat bukti

kepemilikan atas aset-aset perusahaan yang menerbitkan saham‖. Dengan memiliki saham suatu perusahaan, maka investor akan mempunyai hak terhadap pendapatan dan kekayaan perusahaan, setelah dikurangi dengan pembayaran semua kewajiban perusahaan. Saham merupakan salah satu jenis sekuritas yang cukup populer diperjual belikan di pasar modal.

Menurut Bambang Riyanto (2000:5), perusahaan tetap menjual sahamnya kepada masyarakat meskipun hal tersebut dapat mengurangi atau menghilangkan kekuasaan kontrol atas perusahaannya dengan pertimbangan sebagai berikut:

a. Untuk menghimpun dana yang diperlukan bagi pembelanjaan perusahaan.

b. Untuk memberi kesempatan kepada masyarakat untuk turut serta dalam pengelolaan dan perkembangan perusahaan.

c. Untuk lebih memberikan peluang untuk partisipasi pengelolaan perusahaan.

Saham secara umum dapat dibedakan menjadi dua (Samsul, 2006 : 45), yaitu:

1. Saham Preferen. Saham preferen adalah jenis saham yang memiliki hak terlebih dahulu untuk menerima laba dan memiliki hak laba kumulatif. Hak kumulatif adalah hak untuk mendapatkan laba yang tidak dibagikan pada suatu tahun yang mengalami kerugian, tetapi akan dibayar pada tahun yang mengalami keuntungan, sehingga saham preferen akan menerima laba dua kali. Hak istimewa ini diberikan kepada pemegang saham preferen karena merekalah yang memasokkan dana ke perusahaan sewaktu mengalami kesulitan keuangan.

2. Saham Biasa. Saham biasa adalah jenis saham yang akan menerima laba setelah laba bagian saham preferen dibayarkan. Apabila perusahaan bangkrut, maka pemegang saham biasa yang menderita terlebih dahulu. Perhitungan indeks harga saham didasarkan pada harga saham biasa. hanya pemegang saham biasa yang mempunyai suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).


(24)

Pada dasarnya ada dua keuntungan yang diperoleh pemodal dengan membeli atau memiliki saham seperti yang dikemukakan oleh Fakhruddin (2001), yaitu:

1) Dividen

Dividen merupakan keuntungan yang diberikan oleh perusahaan penerbit saham atas laba yang diperoleh perusahaan. Jika seorang pemegang saham tersebut harus menyimpan saham tersebut dalam kurun waktu tertentu hingga kepemilikan saham tersebut berada dalam periode dimana diakui sebagai pemegang saham yang berhak mendapatkan dividen. Besarnya dividen yang diberikan ditentukan dengan persetujuan dalam RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham). Dividen yang dibagikan dapat berupa dividen tunai atau dapat pula berupa dividen saham yang berarti kepada setiap pemegang saham diberikan dividen sejumlah saham sehingga jumlah saham yang dimiliki seorang pemegang saham akan bertambah.

2) Capital Gain

Capital gain merupakan selisih harga saham yang diperoleh pemegang saham dimana harga saham ketika dijual lebih besar dari pada harga belinya. Capital gain merupakan keuntungan yang diharapkan oleh pemegang saham untuk investasi jangka pendek.

Bukti bahwa seseorang atau suatu pihak dapat dianggap sebagai pemegang saham adalah apabila mereka sudah tercatat sebagai pemegang saham dalam buku yang disebut Daftar Pemegang Saham (DPS). Pada umumnya, DPS disajikan beberapa hari sebelum Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) diselenggarakan dan setiap pihak dapat melihat DPS tersebut. Bukti bahwa seseorang adalah pemegang saham juga dapat dilihat pada halaman belakang lembar saham apakah namanya sudah diregistrasi oleh perusahaan (emiten) atau belum.


(25)

2.3 Kinerja Perusahaan

Perusahaan sebagai salah satu bentuk organisasi pada umumnya memiliki tujuan tertentu yang ingin dicapai dalam usaha untuk memenuhi kepentingan para anggotanya. Keberhasilan dalam mencapai tujuan perusahaan merupakan prestasi manajemen. Penilaian prestasi atau kinerja suatu perusahaan diukur karena dapat dipakai sebagai dasar pengambilan keputusan baik pihak internal maupun eksternal.

Menurut Sawir (2005:1), ―Pengertian kinerja keuangan adalah ukuran

mengenai seberapa jauh perusahaan-perusahaan berada dari batas normal agar perusahaan dapat dikatakan sehat dan berjalan baik sehingga dapat memenuhi

kewajibannya dan menghasilkan keuntungan dimasa yang akan datang‖.

Menurut Hanafi (2003:69), ―Pengukuran kinerja keuangan didefinisikan sebagai ―financial performing measurement― (pengukuran kinerja keuangan) adalah kualifikasi dan efisiensi perusahaan atau segmen atau keefektifan dalam

pengoperasian bisnis selama periode akuntansi.‖

Menurut Helfert (1996:67) dalam sebuah artikel online bahwa kinerja perusahaan adalah hasil dari banyak keputusan individual yang dibuat secara terus menerus oleh manajemen. Dari pendapat-pendapat tersebut dapat diketahui bahwa kinerja merupakan indikator dari baik buruknya keputusan manajemen dalam pengambilan keputusan. Manajemen dapat berinteraksi dengan lingkungan interen maupun eksteren melalui informasi. Informasi tersebut lebih lanjut dituangkan atau dirangkum dalam laporan keuangan perusahaan. Selain itu dapat juga disimpulkan mengenai pengertian kinerja


(26)

keuangan adalah suatu nilai dari usaha formal yang dilaksanakan perusahaan untuk mengevaluasi keeefisienan dan keefektivitasan keuangan dari aktivitas perusahaan yang telah dilaksanakan pada periode waktu tertentu.

Perusahaan menggunakan nilai kinerja keuangan dimasa lalu untuk memprediksikan kinerja keuangan perusahaan di masa yang akan datang, sehingga evaluasi terhadap nilai perusahaan dapat dilakukan dan keputusan investasi dapat dilaksanakan pada saat ini.

Pengukuran kinerja keuangan dapat dilakukan melalui analisis laporan keuangan. Analisis laporan keuangan adalah aplikasi dari alat dan teknis analitis untuk laporan keuangan bertujuan umum dan data-data yang berkaitan untuk menghasilkan estimasi dan kesimpulan yang bermanfaat dalam analisis bisnis. (Wild, 2004:3)

Kinerja perusahaan merupakan suatu gambaran tentang kondisi keuangan suatu perusahaan yang dianalisis dengan alat-alat analisis keuangan, sehingga dapat diketahui mengenai baik buruknya keadaan keuangan suatu perusahaan yang mencerminkan prestasi kerja dalam periode tertentu. Hal ini sangat penting agar sumber daya digunakan secara optimal dalam menghadapi perubahan lingkungan. Penilaian kinerja keuangan juga merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan oleh pihak manajemen agar dapat memenuhi kewajibannya terhadap para penyandang dana dan juga untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan.


(27)

1. Untuk mengukur prestasi yang dicapai oleh suatu organisasi dalam suatu periode tertentu yang mencerminkan tingkat keberhasilan pelaksanaan kegiatannya.

2. Selain digunakan untuk melihat kinerja organisasi secara keseluruhan, maka pengukuran kinerja juga dapat digunakan untuk menilai kontribusi suatu bagian dalam pencapaian tujuan perusahaan secara keseluruhan.

3. Dapat digunakan sebagai dasar penentuan strategi perusahaan untuk masa yang akan datang.

4. Memberi petunjuk dalam pembuatan keputusan dan kegiatan organisasi pada umumnya dan divisi atau bagian organisasi pada khususnya 5. Sebagai dasar penentuan kebijaksanaan penanaman modal agar dapat

meningkatkan efisiensi dan produktivitas perusahaan.

2.3.1 Return on Assets (ROA)

Return on Assets merupakan rasio yang membandingkan laba bersih setelah pajak dengan total aktiva. Assets atau disebut juga aktiva

didefinisikan FASB dalam Harahap (2007 : 206) sebagai ―kemungkinan

keuntungan ekonomi yang diperoleh atau dikuasai di masa yang akan datang oleh lembaga tertentu sebagai akibat transaksi atau kejadian yang

sudah berlalu‖.

Return on Asset digunakan untuk mengukur efisiensi aktivitas perusahaan dan kemampuan perusahaan memperoleh keuntungan dengan


(28)

memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Semakin tinggi Return on Assets suatu perusahaan menunjukkan kinerja perusahaan yang semakin baik pula. Investor cenderung lebih memilih saham dengan Return on Assets yang tinggi.

2.3.2 Return on Equity (ROE)

Return on Equity merupakan rasio yang membandingkan laba bersih setelah pajak dengan total ekuitas. Equity atau ekuitas menurut Harahap (2007 : 209) adalah ―suatu hak yang tersisa atas aktiva suatu lembaga (entity) setelah dikurangi kewajibannya. Dalam perusahaan, equity adalah

modal pemilik‖.

Rasio ini merupakan ukuran profitabilitas perusahaan dari sudut pandang pemegang saham. Return on Equity digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen perusahaan dalam pengelola modal yang tersedia untuk memperoleh laba bersih. Semakin tinggi Return on Equity maka semakin baik pula manajemen perusahaan karena dari modal yang dikelola dapat menghasilkan pendapatan yang optimal.

2.3.3 Net Profit Margin (NPM)

Net Profit Margin menurut Alexandri (2008 : 200) adalah rasio yang digunakan untuk menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan bersih setelah dipotong pajak.


(29)

Rasio ini menghitung sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih pada tingkat penjualan tertentu menurut Kodrat dan Kurniawan (2010 : 31). Net Profit Margin yang tinggi menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang tinggi pada tingkat penjualan tertentu. Net Profit Margin yang rendah menunjukkan penjualan yang terlalu rendah untuk tingkat biaya tertentu atau biaya yang terlalu tinggi untuk tingkat penjualan tertentu atau kombinasi dari kedua hal tersebut.

Net Profit Margin yang tinggi juga menandakan bahwa kinerja perusahaan yang produktif, sehingga akan meningkatkan kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut. Hubungan antara laba bersih setelah pajak dan penjualan bersih menunjukkan kemampuan manajemen dalam menjalankan perusahaan secara cukup berhasil untuk menyisakan margin tertentu sebagai kompensasi untuk para investor yang telah memberikan modalnya untuk suatu risiko.

2.4 Kinerja Pasar

Kinerja pasar yang dimaksud adalah kinerja pasar modal yang menunjukkan sebuah totalitas, sebuah akumulasi, resultante dari keseluruhan kinerja masing-masing saham yang tercatat dan diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia. Kinerja pasar diwakili oleh Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).


(30)

Kinerja pasar tidak selalu bergerak seiring dan seirama dengan kinerja saham. Ada dua kemungkinan. Pertama kinerja saham bergerak sejalan dengan kinerja pasar. Artinya, jika IHSG tumbuh, maka harga saham tersebut naik. Kedua, kinerja saham bergerak berlawanan dengan kinerja pasar. Artinya, jika IHSG tumbuh, maka harga saham tersebut justru akan turun.

IHSG yang tumbuh pesat, bukan berarti setiap investor yang berinvestasi di saham akan pasti akan mendapatkan keuntungan besar. Hal ini tergantung dari portofolio yang dimiliki si investor, apakah kinerja saham-saham yang dikelolanya selalu sejalan dengan gerakan IHSG atau tidak. Jika saham yang dimiliki itu senantiasa bergerak seirama dengan IHSG, maka dapat dipastikan jika kinerja pasar bagus maka si investor akan meraih keuntungan (imbal hasil) yang juga bagus.

2.5 Penelitian Terdahulu

Penelitian mengenai harga saham telah beberapa kali dilakukan oleh peneliti sebelumnya.

Penelitian Siregar (2011) dengan judul ―Analisis Pengaruh Profitabilitas, Leverage, dan Earnings Per Share Terhadap Harga Saham Perusahaan Barang Konsumsi yang Terdaftar Di BEI Tahun 2007-2009‖ menunjukkan hasil Secara parsial variabel Net Profit Margin (NPM) dan Earnings Per Share (EPS) berpengaruh signifikan terhadap harga saham, dan secara parsial variabel Return on Assets (ROA) dan Return on Equity (ROE) tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Sedangkan secara simultan baik


(31)

Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM), dan Earnings Per Share (EPS) berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Di mana variabel independen yang digunakan adalah Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM), Debt to Equity Ratio (DER), dan Earnings Per Share (EPS).

Penelitian Debora (2009) dengan judul ―Pengaruh Rasio-Rasio Keuangan terhadap Harga Saham pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia‖ menunjukkan hasil Secara simultan ada pengaruh antara

Return on Assets, Return on Equity, Net Profit Margin, dan Earnings Per Share terhadap harga saham. Secara parsial Return on Assets, Return on Equity memiliki pengaruh yang tidak signifikan, sedangkan Net Profit Margin dan Earnings Per Share memiliki pengaruh yang signifikan. Di mana variabel independen yang digunakan adalah Return on Asstes (ROA), Return on Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM),dan Earnngs Per Share (EPS).

Penelitian Nainggolan (2008) dengan judul ―Pengaruh Variabel

Fundamental terhadap Harga Saham Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia‖ menunjukkan hasil Secara simultan Return on Assets (ROA), Debt to Equity Ratio (DER), dan Book Value Per Share tidak berpengaruh secara signifikan. Secara parsial Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE), dan Debt to Equity Ratio (DER) tidak berpengaruh secara signifikan sedangkan Book Value Per Share berpengaruh secara signifikan. Di mana variabel independen yang digunakan adalah Return on Asstes (ROA),


(32)

Return on Equity (ROE), Debt to Equity Ratio (DER), dan Book Value Per Share.

Adapun penelitian-penelitian sebelumnya dapat dilihat selengkapnya pada tabel 2.1 berikut.

Tabel 2.1

Tinjauan Penelitian Terdahulu No. Peneliti /

Tahun Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian 1. Febrisa

Helena Hasiani Siregar (2011) Analisis Pengaruh Profitabilitas,

Leverage, dan

Earnings Per

Share Terhadap

Harga Saham Perusahaan Barang

Konsumsi yang Terdaftar Di BEI Tahun 2007-2009

Return On

Assets (ROA),

Return On

Equity (ROE),

Net Profit

Margin (NPM),

Debt to Equity Ratio (DER), Earnings Per Share (EPS), dan

Harga Saham.

Secara parsial variabel Net Profit Margin (NPM) dan Earnings Per Share

(EPS) berpengaruh

signifikan terhadap harga saham, dan secara parsial variabel

Return on Assets

(ROA) dan Return on Equity (ROE) tidak berpengaruh

signifikan terhadap

harga saham.

Sedangkan secara simultan baik Return

on Assets (ROA),

Return on Equity

(ROE), Net Profit

Margin (NPM), dan Earnings Per Share

(EPS) berpengaruh

signifikan terhadap harga saham

2. Widyastuti Pratidina (2011) Pengaruh Kinerja Keuangan Perusahaan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Telekomunikasi Yang Terdaftar

Earnings Per Share (EPS), Debt to Equity Ratio (DER), Price

Earnings Ratio (PER),

Return on

Investment

Rasio Earnings Per Share (EPS), Price

Earnings Ratio

(PER), Debt to Equity Ratio (DER), Return on Investment (ROI), dan Return on Equity

(ROE) berpengaruh


(33)

No. Peneliti / Tahun Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian Di Bursa Efek

Indonesia

(ROI),

Return on

Equity (ROE), dan Harga Saham.

terhadap harga saham. Dan rasio Earnings Per Share (EPS), Debt to Equity Ratio (DER), Return on Investment (ROI), dan Return on Equity (ROE)

berpengaruh secara parsial terhadap harga saham.

3. Felik Hendarta G (2011)

Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Real Estate dan Property Yang Terdaftar di BEI

Debt to Equity Ratio (DER), Price Earning Ratio (PER), Return On Equity (ROE), dan Harga Saham.

Secara parsial, rasio

Return on Equity

(ROE), Debt Equity

Ratio (DER) dan

Price Earning Ratio (PER) tidak berpengaruh terhadap harga saham. Secara simultan, Debt Equity Ratio (DER), Price Earning Ratio (PER), dan Return on Equity

(ROE) tidak

berpengaruh terhadap harga saham.

4. Mutia Salman (2011)

Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Real Estate Dan Properti Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

Debt Equity

Ratio (DER),

Return On

Equity (ROE),

Earning Per

Share (EPS)

Price Earning Ratio (PER), dan Harga Saham.

Secara parsial variabel independen Debt Equity Ratio (DER), Earning Per

Share (EPS) dan

Price Earning Ratio

(PER) tidak

berpengaruh terhadap

harga saham,

sedangkan Return on

Equity (ROE)

berpengaruh

signifikan secara parsial terhadap harga saham. Secara simultan Debt Equity Ratio (DER), Return


(34)

No. Peneliti / Tahun Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian Earning Per Share

(EPS) dan Price

Earning Ratio (PER) berpengaruh

signifikan terhadap harga saham.

5. Romi Batu Ginta Tarigan (2010)

Analisis

pengaruh rasio profitabilitas terhadap harga saham pada perusahaan makanan dan minuman di Bursa Efek Indonesia.

Earnings Per Share (EPS),

Net Profit

Margin (NPM),

Return on

Equity (ROE), dan Harga Saham.

Secara simultan Earnings Per Share

(EPS), Net Profit

Margin (NPM), dan

Retun on Equity

berpengaruh

signifikan terhadap harga saham.

Secara parsial Return

on Equity (ROE)

memiliki pengaruh signifikan, parsial Net Profit Margin (NPM) memiliki pengaruh positif dan tidak signifikan, dan Earnings Per Share

(EPS) tidak

berpengaruh signifikan. 6. Yurico

(2010)

Pengaruh Cash Dividend

Coverage, Operating

Cashflow Per

Share, Return

on Equity,

Return on

Assets, Total

Assets Turnover,

dan Earnings

Per Share

terhadap Harga Saham pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI.

Cash Dividend Coverage, Operating Cashflow Per Share, Return

on Equity

(ROE), Return

on Assets

(ROA), Total Assets

Turnover, dan Earnings Per Share (EPS), dan Harga Saham

Secara simultan Cash Dividend Coverage, Operating Cashflow Per Share, Return on

Equity, Return on

Assets, Total Assets

Turnover, Earnings

Per Share

berpengaruh signifikan.

Secara parsial hanya Earnings Per Share yang berpengaruh signifikan, sedangkan

Cash Dividend

Coverage, Operating Cashflow Per Share,


(35)

No. Peneliti / Tahun Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian Return on Assets, dan Total Assets Turnover tidak berpengaruh signifikan.

7. Juliana Debora (2009)

Pengaruh Rasio-Rasio Keuangan terhadap Harga Saham pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Return on

Asstes (ROA),

Return on

Equity (ROE),

Net Profit

Margin (NPM), Earnngs Per Share (EPS), dan Harga Saham.

Secara simultan ada pengaruh antara

Return on Assets,

Return on Equity, Net Profit Margin, dan Earnings Per Share terhadap harga saham.

Secara parsial Return on Assets, Return on

Equity memiliki

pengaruh yang tidak signifikan, sedangkan Net Profit Margin dan Earnings Per Share memiliki pengaruh yang signifikan.

8. Eka Prasetya Harmoni (2009) Analisis Pengaruh Variabel Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Perkebunan Yang Terdaftar Di BEI

Return on

Assets (ROA),

Return on

Common Equity (ROE),

Earning per

Share (EPS),

Total Assets

Turnover (TATO), dan Harga Saham

Secara parsial variabel kinerja keuangan yang diwakili oleh ROA, ROE, EPS dan TATO tidak berpengaruh signifikan terhadap

harga saham.

Pengujian ROA, ROE, EPS dan TATO secara simultan berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

9. Destri Widiasari (2009)

Pengaruh Faktor Fundamental dan Risiko Sistimatik terhadap Harga Saham pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di

Return on

Assets (ROA), Debt to Equity Ratio (DER),

Book Value

Per Share,

Beta dan

Harga Saham.

Secara smultan

Return on Assets

(ROA), Debt to

Equity Ratio (DER),

Book Value Per

Share, dan Beta

berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham.


(36)

No. Peneliti / Tahun Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian Bursa Efek

Indonesia.

Secara parsial Return

on Assets (ROA),

Debt to Equity Ratio

(DER), dan Beta

saham berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham sedangkan Book Value Per Share tidak berpengaruh

signifikan. 10. Susan

Nainggolan (2008)

Pengaruh Variabel Fundamental terhadap Harga Saham

Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Return on

Asstes (ROA),

Return on

Equity (ROE), Debt to Equity Ratio (DER),

Book Value

Per Share,

dan Harga Saham.

Secara simultan

Return on Assets

(ROA), Debt to

Equity Ratio (DER), dan Book Value Per

Share tidak

berpengaruh secara signifikan.

Secara parsial Return

on Assets (ROA),

Return on Equity

(ROE), dan Debt to Equity Ratio (DER) tidak berpengaruh secara signifikan sedangkan Book

Value Per Share

berpengaruh secara signifikan.

Sumber: Diolah oleh penulis (2012)

2.6 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual merupakan sintesis atau ekstrapolasi dari kejadian teori yang mencerminkan keterkaitan antara variabel yang diteliti dan merupakan tuntunan untuk memecahkan masalah penelitian serta merumuskan hipotesis dan merupakan tempat penulis memberikan penjelasan tentang


(37)

hal-Harga Saham (Y)

hal yang berhubungan dengan variabel ataupun masalah yang ada dalam penelitian.

Kerangka Teoretis menurut Erlina (2011 : 33) adalah ―suatu model yang

menerangkan bagaimana hubungan suatu teori dengan faktor-faktor yang penting yang telah diketahui dalah suatu masalah tertentu. Kerangka teoretis akan menghubungkan secara teoritis antara variabel-variabel penelitian yaitu,

antara variabel bebas dan variabel terikat‖. Berdasarkan latar belakang masalah

dan tinjauan teoritis yang telah diuraikan di awal maka kerangka konseptual penelitian ini dapat dilihat pada gambar 2.1.

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

H5

H1

H2

H3

H6

H4

H7

Kinerja Perusahaan Return on Assets

(X1)

Return on Equity (X2)

Net Profit Margin (X3)

Kinerja Pasar Indeks Harga Saham Gabungan


(38)

Sumber: Diolah oleh penulis (2012)

Return on Assets (ROA) menunjukkan kemampuan modal yang diinvestasikan dalam total aktiva dalam menghasilkan laba perusahaan. Return perusahaan akan semakin meningkat apabila laba perusahaan meningkat. Apabila return perusahaan tinggi makan akan menyebabkan harga saham bergerak naik. Jadi, Return on Assets berpengaruh terhadap harga saham perusahaan.

Return on Equity (ROE) menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba perusahaan. Semakin tinggi laba yang dihasilkan perusahaan maka semakin tinggi pula return yang akan dihasilkan perusahaan. Return perusahaan yang tinggi akan menyebabkan harga saham perusahaan tersebut bergerak naik. Jadi, Return on Equity berpengaruh terhadap harga saham.

Net Profit Margin (NPM) merupakan sebuah rasio keuangan yang digunakan untuk mengukur persentase dari sisa setiap rupiah setelah semua biaya dan beban, termasuk bunga, pajak, dan dividen saham preferen dikurangi. Semakin tinggi rasio ini menunjukkan semakin baik perusahaan dalam menghasilkan laba yang pada akhirnya menyebabkan harga saham perusahaan meningkat. Jadi, Net Profit Margin berpengaruh terhadap harga saham.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merupakan indeks yang menggambarkan kinerja pasar modal. Semakin tinggi Indeks Harga Saham


(39)

Gabungan menunjukkan semakin banyak investor yang mempercayakan modalnya di pasar modal. Ada dua kemungkinan mengenai pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan. Pertama, kinerja saham bergerak sejalan dengan kinerja pasar yang berarti jika IHSG tumbuh, maka harga saham tersebut naik. Kedua, kinerja saham bergerak berlawanan dengan kinerja pasar yang berarti jika IHSG tumbuh, maka harga saham tersebut justru akan turun. Oleh karena itu, Indeks Harga Saham Gabungan berpengaruh terhadap harga saham.

Harga saham merupakan salah satu indikator keberhasilan pengelolaan perusahaan. Harga saham senantiasa bergerak dan pergerakan tersebut ditentukan oleh kekuatan permintaan dan penawaran saham itu sendiri di pasar modal. Bagi investor, harga saham mencerminkan nilai suatu perusahaan.

2.7 Hipotesis

Hipotesis menurut Erlina (2011 : 30) adalah ―proposisi yang dirumuskan

dengan maksud untuk diuji secara empiris‖. Berdasarkan dari uraian kerangka

konseptual diatas, maka hipotesis yang diajukan adalah:

H1 : terdapat pengaruh Return on Assets terhadap harga saham.

H2 : terdapat pengaruh Return on Equity terhadap harga saham.

H3 : terdapat pengaruh Net Profit Margin terhadap harga saham.

H4 : terdapat pengaruh Indeks Harga Saham Gabungan terhadap harga


(40)

H5 : terdapat pengaruh kinerja perusahaan terhadap harga saham. H6 : terdapat pengaruh kinerja pasar terhadap harga saham.

H7 : terdapat pengaruh Return on Assets, Return on Equity, Net Profit


(41)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain penelitian kausal. Desain penelitian kausal merupakan desain penelitian yang bertujuan menganalisis hubungan sebab akibat antara satu variabel dengan variabel lainnya. Penelitian ini menguji pengaruh kinerja perusahaan (Return on Assets, Return on Equity, Net Profit Margin) dan kinerja pasar (Indeks Harga Saham Gabungan) terhadap harga saham.

3.2 Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data

sekunder menurut Erlina (2011 : 31) adalah ― data yang dikumpulkan dari

sumber-sumber tercetak, dimana data itu telah dikumpulkan oleh pihak

lainnya‖. Sumber data diperoleh dari buku, jurnal, internet, laporan keuangan,

dan annual report pada tahun 2008, 2009, dan 2010. Sumber data laporan keuangan audited dan annual report yang digunakan diakses melalui situs www.idx.co.id.


(42)

3.3 Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari setap objek atau subjek yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Ridwan & Kuncoro, 2008). Populasi adalah sekelompok entitas yang lengkap yang dapat berupa orang, kejadian, atau benda yang mempunyai karakteristik tertentu, yang berada dalam suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu yang berkaitan dengan masalah penelitian. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan real estate dan properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2008, 2009, dan 2010, yaitu berjumlah 41 perusahaan.

Sampel merupakan bagian dari sampel yang memiliki karakteristik yang sama yang telah dipilih sesuai dengan kriteria. Teknik pengambilan sampel dari perusahaan ini menggunakan metode purposive sampling. Purposive sampling menurut Erlina (2011 : 87) yaitu ―teknik pengambilan sampel berdasarkan suatu kriteria tertentu. Kriteria yang digunakan dapat berdasarkan

pertimbangan (judgement) atau berdasarkan kuota tertentu‖. Kriteria yang

digunakan dalam pengambilan sampel adalah:

1. Perusahaan Real Estate dan Property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2008, 2009, dan 2010 dan tidak mengalami delisted selama periode tersebut.


(43)

2. Perusahaan memiliki laporan keuangan yang lengkap dan audited selama tahun 2008 hingga 2010.

3. Perusahaan tersebut menghasilkan laba (earnings) positif dalam tahun 2008 hingga 2010.

Berdasarkan kriteria tersebut, maka didapat sampel berjumlah 19 perusahaan dengan tiga tahun pengamatan yang berati berjumlah 57 unit analisis.

Tabel 3.1

Populasi Perusahaan Real Estate dan Property

No Kode Nama Perusahaan Kriteria Sampel

1 2 3

1 ASRI Alam Sutera Realty Tbk. √ √ √ 1

2 ELTY Bakrieland Development Tbk. √

3 BAPA Bekasi Asri Pemula Tbk. X X X

4 BIPP Bhuwanatala Indah Permai Tbk. √ √ X 5 BMSR Bintang Mitra Semestaraya Tbk. √ √ X

6 BKDP Bukit Darmo Property Tbk. √ √ X

7 BCIP Bumi Citra Permai Tbk. X X X

8 BSDE Bumi Serpong Damai Tbk. √ √ √ 2

9 CTRA Ciputra Development Tbk. √ √ √ 3

10 CTRP Ciputra Property Tbk. √ √ √ 4

11 CTRS Ciputra Surya Tbk. √ √ √ 5

12 CKRA Citra Kebun Raya Agri Tbk. √ √ X

13 COWL Cowell Development Tbk. √ √ √ 6

14 SCBD Danayasa Arthatama Tbk. √ X X

15 DART Duta Anggada Realty Tbk. √ √ √ 7

16 DUTI Duta Pertiwi Tbk. √ √ √ 8

17 FMII Fortune Mate Indonesia Tbk. √ √ X

18 KPIG Global Land Development Tbk. √ √ X 19 GMTD Gowa Makassar Tourism Dev. Tbk. √ √ √ 9 20 OMRE Indonesia Prima Property Tbk. √ √ X


(44)

21 DILD Intiland Development Tbk. √ √ √ 10

22 JAKA Jaka Inti Realtindo Tbk. √ X X

No Kode Nama Perusahaan Kriteria Sampel

1 2 3

23 JIHD Jakarta International Hotel & Dev. Tbk X X X

24 JRPT Jaya Real Property Tbk. √ √ √ 11

25 KIJA Kawasan Industri Jababeka Tbk. √ √ X

26 LCGP Laguna Cipta Griya Tbk. √ √ X

27 LAMI Lamicitra Nusantara Tbk. √ √ √ 12

28 LPCK Lippo Cikarang Tbk. √ √ √ 13

29 LPKR Lippo Karawaci Tbk. √ √ √ 14

30 MKPI Metropolitan Kentjana Tbk. X X X

31 MDLN Modernland Realty Ltd. Tbk. √ √ √ 15

32 PTRA New Century Development Tbk. √ X X

33 PWON Pakuwon Jati Tbk. √ √ X

34 PWSI Panca Wiratama Sakti Tbk. √ X X

35 GPRA Perdana Gapuraprima Tbk. √ √ √ 16

36 RBMS Ristia Bintang Mahkotasejati Tbk. √ √ √ 17

37 RODA Royal Oak Development Tbk √ √ X

38 BKSL Sentul City Tbk. √ √ X

39 SMRA Summarecon Agung Tbk. √ √ √ 18

40 SIPP Suryainti Permata Tbk. √ √ √ 19

41 SMDM Suryamas Dutamakmur Tbk. √ √ X

Sumber: Diolah oleh penulis (2012)

Tabel 3.2

Sampel Perusahaan Real Estate dan Property

No Kode Nama Perusahaan

1 ASRI Alam Sutera Realty Tbk. 2 BSDE Bumi Serpong Damai Tbk. 3 CTRA Ciputra Development Tbk. 4 CTRP Ciputra Property Tbk. 5 CTRS Ciputra Surya Tbk.


(45)

7 DART Duta Anggada Realty Tbk. 8 DUTI Duta Pertiwi Tbk.

9 GMTD Gowa Makassar Tourism Dev. Tbk.

No Kode Nama Perusahaan

11 JRPT Jaya Real Property Tbk. 12 LAMI Lamicitra Nusantara Tbk. 13 LPCK Lippo Cikarang Tbk. 14 LPKR Lippo Karawaci Tbk.

15 MDLN Modernland Realty Ltd. Tbk. 16 GPRA Perdana Gapuraprima Tbk.

17 RBMS Ristia Bintang Mahkotasejati Tbk. 18 SMRA Summarecon Agung Tbk.

19 SIPP Suryainti Permata Tbk. Sumber: Diolah oleh penulis (2012)

3.4 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dilakukan dengan metode dokumentasi, yaitu metode mengumpulkan data sekunder yang berasal dari laporan keuangan perusahaan dan informasi lain yang berkaitan dengan penelitian. Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dengan cara mengunduh data-data yang diperlukan dari www.idx.co.id dan www.finance.yahoo.com.

3.5 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Definisi operasional memberikan pengertian terhadap konstruk atau memberikan variabel dengan menspesifikasikan kegiatan atau tindakan yang diperlukan peneliti untuk mengukur. Adapun variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari variabel independen dan variabel dependen.


(46)

3.5.1 Variabel Independen

Variabel independen merupakan variabel yang dapat mempengaruhi perubahan dalam variabel dependen, dapat berupa hubungan positif ataupun negatif. Variabel independen dalam penelitian ini adalah Return on Assets, Return on Equity, Net Profit Margin, dan Indeks Harga Saham Gabungan.

3.5.1.1Return on Assets

Return on Assets (ROA) merupakan rasio yang

membandingkan laba bersih penjualan setelah pajak dengan total aktiva.

ROA =

X 100 %

3.5.1.2Return on Equity

Return on Equity (ROE) merupakan rasio yang

membandingkan laba bersih penjualan setelah pajak dengan total ekuitas.

ROE =

X 100 %


(47)

Net Profit Margin (NPM) merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba pada tingkat penjualan tertentu.

NPM =

X 100 %

3.5.1.4 Indeks Harga Saham Gabungan

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merupakan salah satu indeks pasar saham yang digunakan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI). Indeks ini mencakup pergerakan harga seluruh saham biasa dan saham preferen yang tercatat di BEI. Indeks Harga Saham Gabungan yang dipakai adalah indeks pasar saham pada saat penutupan perdagangan (closing index).

3.5.2 Variabel Dependen

Variabel dependen menurut Erlina (2011 : 36) adalah ―variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel sebab atau

variabel bebas‖. Variabel yang digunakan adalah harga saham. Harga

Saham yang dipakai adalah harga pasar per lembar saham pada saat penutupan (closing price).

Tabel 3.3

Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel


(48)

1 Return on Assets (X1)

Rasio yang

membandingkan laba bersih setelah pajak dengan total aktiva.

ROA= X100%

No Variabel Konsep Variabel Indikator

2 Return on

Equity (X2)

Rasio yang

membandingkan laba bersih setelah pajak dengan total ekuitas.

ROE= X100%

3 Net Profit

Margin (X3)

Rasio yang

membandingkan laba bersih setelah pajak dengan total penjualan

NPM= X100%

4 Indeks Harga Saham Gabungan (X4)

Indeks yang

menggambarkan pergerakan harga saham di pasar modal yang terjadi melalui sistem perdagangan lelang.

Indeks rata-rata pada saat penutupan (closing index).

5 Harga Saham (Y)

Harga yang dibentuk oleh penjual dan pembeli saham ketika mereka memperdagangkan saham di pasar bursa.

Harga rata-rata pasar per lembar saham pada saat penutupan (closing price).

Sumber: data diolah oleh penulis (2012)

3.6 Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik dengan menggunakan SPSS 18.0 (Statistical Product and Services Solution). Peneliti melakukan terlebih dahulu uji asumsi klasik sebelum melakukan pengujian hipotesis.


(49)

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisa statistik dengan menggunakan SPSS. Peneliti melakukan terlebih dahulu uji asumsi klasik sebelum melakukan pengujian hipotesis. Pengujian asumsi klasik diperlukan untuk memenuhi kriteria dimana tidak terjadi penyimpangan yang signifikan dari asumsi-asumsi yang telah ditentukan dan agar pengujian tidak bersifat bias dan efisien. Pengujian asumsi klasik juga dilakukan untuk mengetahui apakah hasil estimasi regresi yang dilakukan benar-benar bebas dari adanya gejala heteroskedastisitas, gejala multikolinieritas, dan gejala autokorelasi.

Model regresi akan dapat dijadikan alat estimasi yang tidak bias jika telah memenuhi persyaratan BLUE (Best Linear Unbiased Estimator) yakni tidak terdapat heteroskedastisitas, tidak terdapat multikolinieritas, dan tidak terdapat autokorelasi. Jika terdapat heteroskedastisitas, maka varian tidak konstan sehingga dapat menyebabkan biasnya standar error. Jika terdapat multikolinieritas, maka akan sulit untuk mengisolasi pengaruh-pengaruh individual dari variabel, sehingga tingkat signifikansi koefisien regresi menjadi rendah. Dengan adanya autokorelasi mengakibatkan penaksir masih tetap bias namun tetap konsisten hanya saja menjadi tidak efisien. Oleh karena itu, uji asumsi klasik perlu dilakukan. Uji asumsi klasik yang dilakukan peneliti meliputi uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi.


(50)

Tujuan uji normalitas menurut Ghozali (2006 : 110) adalah

―bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel

pengganggu atau residul memiliki distribusi normal‖. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Uji normalitas perlu dilakukan untuk menentukan alat statistik yang dilakukan, sehingga kesimpulan yang diambil dapat dipertanggungjawabkan. Proses uji normalitas data dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorov Smirnov. Distribusi data dapat dilihat dengan membandingkan Zhitung dengan Ztabel dengan kriteria sebagai

berikut :

1. Jika Z hitung (Kolmogorov Smirnov) < Z tabel (1,96), atau angka signifikan > taraf signifikansi (α) 0,05 maka distribusi data dikatakan normal,

2. Jika Z hitung (Kolmogorov Smirnov) > Z tabel (1,96), atau angka signifikan < taraf signifikansi (α) 0,05 maka distribusi data dikatakan tidak normal.

Uji normalitas data juga dapat dilihat dengan memperlihatkan penyebaran data (titik) pada normal P plot of regression standizzed residual variabel independen, dimana:

1. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas,


(51)

2. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

3.6.1.2 Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas menurut Ghozali (2006 : 91) bertujuan

―untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen)‖. Multikolinieritas menurut Umar (2003 : 132) adalah ―ada tidaknya korelasi yang sempurna atau korelasi yang tidak sempurna tetapi relatif tinggi pada variabel-variabel bebasnya‖. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebasnya (Ghozali, 2005 : 91). Cara untuk menguji ada tidaknya multikolinieritas, yaitu:

1) nilai R2 pada estimasi model regresi,

2) menganalisis matrik korelasi variabel-variabel independen, 3) menggunakan variance inflation factor dan nilai tolerance.

Multikolinieritas terjadi jika VIF lebih dari 5 dan nilai tolerance lebih kecil dari 0,10.

Pengujian multikolinieritas data dalam penelitian ini menggunakan variance inflation factor dan nilai tolerance. Model regresi linier berganda harus terbebas dari gejala multikolinieritas agar dapat digunakan dalam penelitian.


(52)

Uji Heteroskedastisitas menurut Ghozali (2006 : 105)

bertujuan ―untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi

ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke

pengamatan yang lain‖. Jika variance dari satu pengamatan ke pengamatan lain sama, maka dapat disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas.

Dalam penelitian ini, untuk mengetahui ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan mengamati pola grafik scatterplot antar nilai prediksi variabel terikat dengan residualnya. Menurut Ghozali (2006: 105), dasar analisisnya adalah:

1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, menyebar, kemudian menyempit) maka telah mengindikasikan heteroskedatisitas. 2. Jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik yang menyebar di

atas dan di bawah angka 0 pada sumbu y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

3.6.1.4 Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi menurut Ghozali (2006 : 95) bertujuan

―untuk menguji apakah dalam model regresi ada korelasi antara

kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya)‖. Autokorelasi dapat muncul pada observasi yang menggunakan data runut waktu (time series) dimana pengganggu dari data sebelumnya akan berpengaruh terhadap data


(53)

periode sebelumnya. Metode regresi yang baik apabila tidak terdapat autokorelasi.

Pengujian autokorelasi dilakukan dengan menggunakan uji Durbin-Watson. Kriteria untuk penilaian terjadinya autokorelasi (Situmorang, 2010) yaitu:

Tabel 3.4

Kriteria Pengambilan Keputusan Autokolerasi Hipotesis nol

Keputusan Jika

Tidak ada autokorelasi positif Tidak ada autokorelasi positif Tidak ada autokorelasi negatif Tidak ada autokorelasi negatif Tidak ada autokorelasi positif atau negatif

Tolak No decision

Tolak No decision Tidak ditolak

0 < du < dl

dl ≤ d ≤ du

4 – dl < d < 4 4 –du ≤ d ≤ 4 – dl

du < d < 4 – du Sumber: Situmorang, 2010

3.6.2 Pengujian Hipotesis Penelitian

3.6.2.1 Model Regresi Linier Berganda

Pengujian hipotesis penelitian dilakukan dengan analisis regresi berganda, yaitu metode statistik yang digunakan untuk menguji hubungan satu variabel dependen terhadap lebih dari satu variabel independen. Model regresi linier berganda dikatakan model yang baik jika model tersebut memenuhi asumsi normalitas data dan terbebas dari asumsi-asumsi klasik statistik baik multikolinieritas, autokorelasi dan heteroskedastisitas. Persamaan regresi linier berganda yaitu :


(54)

Dimana:

Y = Harga saham

α = konstanta

X1 = Return on Assets (ROA)

X2 = Return on Equity (ROE)

X3 = Net Profit Margin (NPM)

X4 = Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)

β1 , β2 , β 3, β 4 = koefisien regresi

e = variabel penganggu (error) 3.6.2.2 Uji Signifikansi Parsial (Uji-t)

Uji siginifikansi parsial menurut Ghozali (2006 : 87)

―menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependennya‖.

Uji-t dilakukan untuk mengetahui signifikan tidaknya pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat, atau dengan kata lain untuk menguji pengaruh variabel independen dan variabel dependen secara parsial.

Hipotesis yang diajukan:

Ho : bi = 0 menunjukkan tidak adanya pengaruh.

Ha : bi ≠ 0 menunjukkan ada pengaruh.

Kriteria yang digunakan dalam menerima atau menolak hipotesis adalah :


(55)

a. Ha diterima apabila t hitung > t tabel, pada α = 5% dan nilai

probabilitas < level of significant sebesar 0,05,

b. Ha ditolak apabila t hitung < t tabel, pada α = 5% dan nilai

probabilitas > level of significant sebesar 0,05.

4.6.1.4 Uji Signifikansi Simultan (Uji-F)

Uji ini bertujuan untuk menunjukkan pengaruh variabel independen secara bersama-sama (simultan) apabila dimasukkan ke dalam model terhadap variabel dependen. Hipotesis yang akan diuji: Ho : bi = b1 = b2 = b3 = b4 = b5 = 0 semua variabel independen

tidak berpengaruh secara simultan.

Ha : bi = b1 = b2 = b3 = b4 = b5 ≠ 0 semua variabel independen

berpengaruh secara simultan.

Kriteria yang digunakan dalam menerima atau menolak hipotesis adalah :

a. Ha diterima apabila F hitung > F tabel, pada α = 5% dan nilai

probabilitas < level of significant sebesar 0,05,

b. Ha ditolak apabila F hitung < F tabel, pada α = 5% dan nilai


(56)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Data penelitian

Analisis data dimulai dengan mengolah data dengan menggunakan Microsoft Excel, selanjutnya dilakukan pengujian asumsi klasik dan pengujian menggunakan regresi linier berganda dilakukan dengan menggunakan software SPSS versi 18 for windows. Prosedur dimulai dengan memasukkan variabel-variabel penelitian ke program SPSS tersebut dan menghasilkan output-output sesuai metode analisis data yang telah ditentukan.

Penelitian ini menggunakan perusahaan real estate dan property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2008, 2009, 2010 sebagai objek penelitian. Berdasarkan hasil penyeleksian menggunakan kriteria yang telah ditetapkan, maka diperoleh sampel sebanyak 19 perusahaan dengan tiga tahun pengamatan sehingga berjumlah 57 unit analisis.

4.2 Analisis Hasil Penelitian 4.2.1 Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriftif merupakan metode analisis yang digunakan untuk memberikan gambaran mengenai nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata serta standar deviasi data yang digunakan dalam


(57)

penelitian. Statistik deskriptif dari variabel penelitian ini disajikan dalam Tabel 4.1.

Tabel 4.1 Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

ROA 57 .02 8.03 3.1798 2.17050

ROE 57 .06 21.50 6.7632 4.64551

NPM 57 .89 1164.75 37.0772 152.53019

IHSG 57 1355.41 3703.51 2531.0933 967.13174

HS 57 50.00 2100.00 389.0000 374.04025

Valid N (listwise) 57

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 18 (2012)

Berdasarkan tabel 4.1 dapat dideskripsikan sebagai berikut:

a. Variabel ROA (Return on Assets) memiliki nilai minimum 0,02 dan nilai maksimum 8,03 dengan rata-rata perputaran persediaan sebesar 3,1798 dan standar deviasi variabel ini adalah 2,17050 dengan jumlah sampel sebanyak 57,

b. Variabel ROE (Return on Equity) memiliki nilai minimum 0,06 dan nilai maksimum 21,50 dengan rata-rata perputaran persediaan sebesar 6,7632 dan standar deviasi variabel ini adalah 4,64551 dengan jumlah sampel sebanyak 57,

c. Variabel NPM (Net Profit Margin) memiliki nilai minimum 0,89 dan nilai maksimum 1164,75 dengan rata-rata perputaran persediaan sebesar 37,0772 dan standar deviasi variabel ini adalah 152,53019 dengan jumlah sampel sebanyak 57,

d. Variabel IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) memiliki nilai minimum 1355,41 dan nilai maksimum 3703,51 dengan rata-rata


(58)

perputaran persediaan sebesar 2531,0933 dan standar deviasi variabel ini adalah 967,13174 dengan jumlah sampel sebanyak 57, e. Variabel HS (Harga Saham) memiliki nilai minimum 50 dan nilai

maksimum 2100 dengan rata-rata perputaran persediaan sebesar 389 dan standar deviasi variabel ini adalah 374,04025 dengan jumlah sampel sebanyak 57.

4.2.2 Pengujian Asumsi Klasik 4.2.2.1 Uji Normalitas

Hasil uji normalitas pada penelitian ini menggunakan model Kolmogrov-Smirnov dan grafik histogram. Pada tabel 4.2 terlihat bahwa nilai Asymp.Sig. (2-tailed) adalah 0,126 dan diatas nilai signifikan (0,05), dengan kata lain variabel residual berdistribusi normal.

Tabel 4.2

Hasil Uji Normalitas (1) One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 57

Normal Parametersa,b Mean .0000000

Std. Deviation 332.36795507

Most Extreme Differences Absolute .156

Positive .156

Negative -.099

Kolmogorov-Smirnov Z 1.176

Asymp. Sig. (2-tailed) .126

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.


(59)

Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas (2)

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 18 (2012)

Pada grafik histogram terlihat bahwa variabel HS (Harga Saham) berdistribusi normal, hal ini ditunjukkan oleh distribusi data tersebut tidak menceng (skewness) ke kiri maupun ke kanan atau normal.

4.2.2.2 Uji Multikolonieritas

Ada atau tidak adanya multikolinieritas dapat dilakukan dengan melihat toleransi variabel dan Variance Inflation Factor (VIF) dengan membandingkan sebagai berikut (Situmorang et al., 2010 : 136)


(60)

1) VIF > 5 maka diduga mempunyai persoalan multikolinieritas 2) VIF < 5 maka tidak terdapat multikolinieritas

3) Tolerance < 0,1 maka diduga mempunyai persoalan multikolinieritas

4) Tolerance > 0,1 maka tidak terdapat multikolinieritas Dari hasil output terlihat bahwa semua data (variabel) tidak terkena multikolinieritas.

Tabel 4.3

Hasil Uji Multikolinearitas Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 16.628 137.567 .121 .904

ROA 83.560 43.349 .485 1.928 .059 .240 4.167

ROE -11.563 20.170 -.144 -.573 .569 .242 4.133

NPM -.252 .303 -.103 -.832 .409 .997 1.003

IHSG .077 .049 .198 1.577 .121 .959 1.043

a. Dependent Variable: HS

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 18 (2012) 4.2.2.3 Uji Heteroskedastisitas

Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas, untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas, dapat dilihat dari grafik Scatterplot antara lain prediksi variabel dependen yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID (Ghozali, 2005 : 105).


(61)

Titik-titik menyebar secara acak tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas serta tersebar baik di atas maupun dibawah angka nol pada sumbu Y terlihat dari grafik scatterplot yang disajikan pada gambar 4.2. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak dipakai untuk mengetahui pengaruh terhadap profitabilitas perusahaan Real Estate dan Property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia berdasarkan masukan variabel independennya.

Gambar 4.2

Hasil Uji Heteroskedastisitas


(1)

Lampiran vi

Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

ROA 57 .02 8.03 3.1798 2.17050

ROE 57 .06 21.50 6.7632 4.64551

NPM 57 .89 1164.75 37.0772 152.53019

IHSG 57 1355.41 3703.51 2531.0933 967.13174

HS 57 50.00 2100.00 389.0000 374.04025

Valid N (listwise) 57

Lampiran vii

Hasil Uji Normalitas (1)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 57

Normal Parametersa,b Mean .0000000

Std. Deviation 332.36795507 Most Extreme Differences Absolute .156

Positive .156

Negative -.099

Kolmogorov-Smirnov Z 1.176

Asymp. Sig. (2-tailed) .126

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.


(2)

Lampiran viii


(3)

Lampiran ix

Hasil Uji Multikolinearitas

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 16.628 137.567 .121 .904

ROA 83.560 43.349 .485 1.928 .059 .240 4.167

ROE -11.563 20.170 -.144 -.573 .569 .242 4.133

NPM -.252 .303 -.103 -.832 .409 .997 1.003

IHSG .077 .049 .198 1.577 .121 .959 1.043

a. Dependent Variable: HS

Lampiran x

Hasil Uji Heteroskedastisitas


(4)

Lampiran xi

Hasil Uji Autokolerasi

Model Summaryb Model

R

R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .459a .210 .150 4.91453 2.098

a. Predictors: (Constant), IHSG, NPM, ROE, ROA b. Dependent Variable: HS

Lampiran xii

Hasil Uji Run Test

Runs Test

Unstandardized Residual

Test Valuea -82.63596

Cases < Test Value 28 Cases >= Test Value 29

Total Cases 57

Number of Runs 35

Z 1.473

Asymp. Sig. (2-tailed) .141 a. Median


(5)

Lampiran xiii

Koefisien Regresi

Coefficientsa Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 16.628 137.567 .121 .904

ROA 83.560 43.349 .485 1.928 .059

ROE -11.563 20.170 -.144 -.573 .569

NPM -.252 .303 -.103 -.832 .409

IHSG .077 .049 .198 1.577 .121

a. Dependent Variable: HS

Lampiran xiv

Koefisien Determinasi

Model Summaryb Model

R

R Square

Adjusted R Square

Std. Error of

the Estimate Durbin-Watson

1 .459a .210 .150 4.91453 2.098

a. Predictors: (Constant), IHSG, NPM, ROE, ROA b. Dependent Variable: HS


(6)

Lampiran xv

Hasil Uji F

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 1648513.456 4 412128.364 3.464 .014a Residual 6186228.544 52 118965.934

Total 7834742.000 56

a. Predictors: (Constant), IHSG, NPM, ROE, ROA b. Dependent Variable: HS

Lampiran xvi

Hasil Uji t

Coefficientsa Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 16.628 137.567 .121 .904

ROA 83.560 43.349 .485 1.928 .059

ROE -11.563 20.170 -.144 -.573 .569


Dokumen yang terkait

Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Real Estate Dan Properti Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

4 102 103

Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham pada Perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia(2009-2011)

0 49 87

Analisis Pengaruh Faktor-Faktor Fundamental Terhadap Harga Saham Perusahaan Real Estate Dan Property Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

3 50 111

Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Real Estate Dan Properti Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia 2008-2011

0 43 88

Analisis Pengaruh Tingkat Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Property dan Real Estate Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 14 17

PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN PROPERTY DAN REAL ESTATE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

1 37 23

SKRIPSI PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN REAL ESTATE DAN PROPERTY YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (2009-2011)

0 1 12

Analisis Pengaruh Kinerja Perusahaan Dan Kinerja Pasar Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Real Estate Dan Property Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pasar Modal - Analisis Pengaruh Kinerja Perusahaan Dan Kinerja Pasar Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Real Estate Dan Property Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 20

ANALISIS PENGARUH KINERJA PERUSAHAAN DAN KINERJA PASAR TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN REAL ESTATE DAN PROPERTY YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 1 12