sudah dimulai semenjak individu tersebut masih muda. Bagaimana mereka diajarkan
berperilaku pantas untuk laki-laki dan perempuan. Interaksi dengan anggota
keluarga besar mengajarkan perilaku yang pantas antar usia dan keluarga jugalah yang
pertama kali menanamkan konsep identitas pribadi atau kelompok Samovar, 2010:
195. Oleh sebab itulah peneliti merasa perlu mengkategorikan kontribusi keluarga adalah
hal yang penting untuk pembentukan identitas personal itu sendiri.
Pada korpus 11, menunjukkan bahwa terjadi percekcokan antara A Seng dan Ai
Lani mengenai Ping Ping. Ping Ping yang segera dinikahkan dan dibawa ke Taiwan. A
Seng yang tadi semangat menjadikan Ping Ping sebagai amoy
tiba-tiba ingin membatalkan perjanjiannya dengan Ai Lani.
Pada level denotasi, memperlihatkan perseteruan antara A Seng, Ai Lani, dan
bodyguardnya pria Taiwan. Di sini terlihat terjadi tarik menarik antara A Seng dan
bodyguard.
Pada level konotasi, menggunakan long shot agar adegannya benar-benar
terlihat jelas bagaimana si A Seng menarik tangan Ping Ping dari bodyguard yang
menjaganya. Korpus ini menunjukkan ketidaksetujuan A Seng terhadap Ping Ping
yang akan dijadikan istri oleh pria Taiwan. Ketika ditanya kenapa A Seng tiba-tiba
begitu hal itu ternyata karena dia tidak ingin seperti Ama-nya yang akhirnya sampai mati
di Taiwan. Keadaan ini tentu menempatkan A Seng pada traumatik atau bentuk
ketakutan dari pengalaman masa lalu A Seng, sehingga dia tidak ingin Ping Ping
juga mengalaminya. Ini dipicu oleh ketidaktahuan A Seng bahwa Ama-nya juga
menjadi amoy, yang dia tahu Ama-nya meninggalkan Babah Apa karena
kemiskinan. A Seng menolak tentang amoy yang sebelumnya ia banggakan sebagai batu
loncatan agar nanti ia juga akan merasakan berada di Taiwan. Amoy sebenarnya
memiliki makna yaitu sebutan untuk anak gadis etnis Tionghoa. Tetapi dalam konsep
film Bakpao Ping Ping makna tersebut bergeser dengan makna bahwa amoy adalah
anak gadis Tionghoa yang akan dinikahkan dengan pria-pria Taiwan melalui biro jodoh.
4. Pengaruh Keadaan Sosial
Keadaan sosial juga dapat mempengaruhi identitas personal. Identitas
merupakan konsep yang abstrak, kompleks, dan dinamis. Kemudian identitas merupakan
hal yang dinamis dan beragam. Artinya identitas merupakan suatu hal yang statis,
namun berubah menurut pengalaman hidup anda Samovar, 2010: 184-185. Sebagai
contoh ketika kita berada dikampus maka identitas kita adalah seorang mahasiswa, dan
jika di rumah identitas kita adalah sebagai seorang anak. Jadi yang dimaksud penulis
bahwa pengaruh keadaan sosial memiliki keterkaitan dengan identitas personal adalah
identitas personal kita akan berubah sesuai dengan keadaan sosial kita.
Pada korpus 5, dimana pada level denotasi A Seng bercerita tentang
keinginannya ke Taiwan dengan Ai Lani tantenya. A Seng mengeluarkan isi hatinya
kepada Ai Lani. Ai Lani yang semula hanya menganggap itu hanya lelucon A Seng
akhirnya mengerti, Ai Lani pun menjelaskan apa yang harus A Seng lakukan untuk bisa
ke Taiwan. Berikut adalah dialog yang memaparkan tentang isi hati A Seng:
Ai Lani : “Kamu ngapain di Taiwan?”
9
A Seng : “A Seng bosen di sini, di
sini tu ga ada masa depan, A Seng ga mau jualan
bakpao
.” Sedang pada level konotasi korpus ini
menjelaskan tentang bagaimana keinginan A Seng bisa ke Taiwan itu dapat tercapai. Di
mana sebagai etnis Tionghoa A Seng merasakan tidak ada masa depan sebagai
pedagang tepatnya penjual bakpao. A Seng merasa sebagai penjual bakpao bukanlah jati
dirinya, dia beranggapan bahwa dia bisa lebih dari seorang penjual bakpao saja.
Taiwan dianggap dapat memberikan kemakmuran jauh lebih baik dibandingkan
di Singkawang.
b. Identitas Sosial Social Identity
Berkaitan dengan identitas sosial social identity, maka setiap individu akan
mengalami hal yang berhubungan dengan identitas sosialnya. Identitas sosial itu lebih
mengutamakan kepentingan kelompok.
Pada teorinya, Brown dalam Afif, 2011: 24 identitas sosial mengasumsikan bahwa
setiap individu yang tergabung dalam kelompok senantiasa membutuhkan self
image yang positif, terlebih lagi ketika dia sedang berhadapan dengan individu dari
kelompok lain. Sehingga dapat dikatakan bahwa identitas sosial dapat dipengaruhi
atau dibentuk oleh lingkungan.
Penulis di sini mengkategorikan identitas sosial yang ada di dalam FTV
Bakpao Ping Ping, sebagai berikut: 1.
Aspek Sosial dan Ekonomi 2.
Leluhur sebagai rujukan identitas 3.
Penggunaan Bahasa
1. Aspek Sosial dan Ekonomi
Aspek ekonomi adalah dapat menjadi masalah yang pelik dan kerap terjadi di
dalam kehidupan bermasyarakat.
Permasalahan pada aspek ekonomi pada umumnya sering timbul pada kalangan atau
golongan menengah ke bawah. Maka peneliti beranggapan bahwa aspek ekonomi
memiliki keterkaitan dalam pembentukan identitas sosial diri individu yang sejatinya
adalah makhluk sosial. Dalam FTV Bakpao Ping Ping aspek ekonomi terlihat dari
beberapa dialog yang terkait dengan keadaan ekonomi etnis Tionghoa dalam film ini.
Pada korpus 4 level denotasi menunjukkan pertengkaran antara Babah
dan A Seng. Setiap kali ditinggal Babah Apa pergi, A Seng selalu pergi ke tempat
bermain judi. Tetapi A Seng hanya menanggapi amarah Babah Apa dengan
santai. Hal ini tentu membuat Babah Apa nya gerah akan sifat A Seng yang tidak bisa
dibilangin. Pada korpus terdapat dialog yang berbunyi:
Babah Apa : “Jaman susah begini, kamu maen judi terus ha
?” A Seng : “Kalo ga mau susah, jangan
jualan bakpao” Pada level kononasi korpus 4 ini
menyiratkan bahwa Babah Apa tidak senang dengan perilaku A Seng yang kian
menjadi. A Seng senang sekali bermain judi padahal keadaan sedang susah. Tetapi A
Seng yang acuh tak acuh dengan keadaannya malah menjawab dengan santai.
A Seng berfikir yang membuat susah keadaannya adalah karena dia jualan
Bakpao. Di sini A Seng berada di level dimana dia tidak mengetahui mana yang
baik dan yang buruk. Bisa jadi judi merupakan bentuk pelarian tidak terima
dengan keadaan. Bahwa yang dia tahu dengan berjudi dia juga mendapatkan uang
lebih banyak dari hasil jualan bakpaonya.
Judi tidak bisa dilepaskan dari kebudayaan pria Tionghoa. Seperti yang
dikatakan Afu dalam Dawis, 2010:145 bahwa semua orang Tionghoa suka berjudi.
Dimana ada orang Tionghoa pasti ada perjudian. Dalam FTV Bakpao Ping Ping
judi dimainkan adalah mah jong, permainan Tionghoa yang dimainkan empat pemain
dan menggunakan keping segi empat
10