Identitas Kultural Cultural Identity

Pada korpus 10 level denotasi sutradara memperlihatkan A Seng dan Babah Apa menaburkan abu Ama di laut. Gambar diambil dengan medium shot yang mana terlihat bagian fisik dari pinggang hingga ke atas. Sutradara ingin memperlihatkan kedukaan pada adegan ini sehingga ditambahkan efek warna yang sedikit gelap. Pada level konotasi korpus 18 menunjukkan kedukaan terlihat dari baju yang dikenakan A Seng dan Babah Apa yang berwarna putih. Warna putih untuk etnis Tionghoa memiliki arti yang mana melambangkan kesedihan budayahijau.blogspot.com diakses pada tanggal 281112 pukul 22:20. Orang yang berkabung istilahnya Hao Lam mengenakan pakaian serba putih, topi putih yang terbuat dari kain blacu. Selain itu juga dipasang Ha di lengan baju kiri tanda berkabung. Ha adalah tanda perkabungan yang dijahit segi empat dengan dua warna dan dilekatkan pada bagian lengan pakaian yang berkabung, warnanya ada bermacam- macam misalnya putih dan hitam, putih dan biru. Pemilihan warna berdasarkan statusnya dalam keluarga tersebut. Tujuan mereka memakai pakaian berkabung adalah untuk meringankan penderitaan orang yanag meninggal, semakin kental tradisi itu dijalankan maka semakin ringan penderitaannya https:sites.google.comasaumimansaud.or gwwwkematian diakses tanggal 02112012 pada pukul 09:46. Tradisi membuang abu orang yang meninggal di laut sesuai dengan permintaan atau pesan yang ditinggalkan oleh Almarhum. Tetapi juga untuk memetingkan aspek kesehatan maka etnis Tionghoa biasanya membuang abu orang meninggal ke laut. Jenazah orang yang meninggal bisa saja mengandung bibit penyakit yang menular, jika dikebumikan kemungkinan untuk menyebarnya bibit penyakit ini masih tetap ada, tetapi hal ini dapat dicegah bilamana jenazah tersebut dikremasi. Kemudian juga pada hal ekonomi biasanya dilakukan bagi yang kurang mampu. Dengan begitu bila jenazah diperabukan dan abu jenazah disempurnakan, ditaburkan ke laut, tentu masalah pemindahan makam, mahalnya harga tanah, tingginya biaya perawatan tidak perlu dipikirkan lagi www.reocities.comAthensolympus2532t radisi.html diakses 02112012 pada pukul 10:03.

E. Kesimpulan

Film Televisi FTV Bakpao Ping Ping menceritakan tentang gambaran etnis Tionghoa yang merasa dilema atau kebimbangan dalam pencarian identitasnya karena memiliki dua budaya sekaligus. Dalam FTV ini terpapar seorang Tionghoa menentukan jati dirinya sebagai etnis Tionghoa yang harus berkiblat ke asal usul dirinya di Taiwan atau tetap menjadikannya etnis Tionghoa Indonesia. Hal ini bukanlah persoalan yang mudah untuk ditentukan karena hal ini sudah berlangsung sejak lama. Kajian perihal dilema etnis Tionghoa dalam FTV Bakpao Ping Ping yang didukung oleh aspek naratif dan sinematografi ini menggunakan analisis semiotik model Roland Barthes yaitu dengan kajian pada level denotasi, konotasi dan mitos. Dengan kajian tersebut dirasa mampu untuk mengungkapkan dilema identitas etnis Tionghoa dalam FTV Bakpao Ping Ping. Berikut adalah kesimpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian dan merupakan jawaban dari rumusan masalah 13 yaitu bagaimana representasi identitas etnis Tionghoa di Singkawang dalam film televisi Bakpao Ping Ping. Dilema etnis Tionghoa yang terlihat dalam konsep FTV Bakpao Ping Ping terjadi pada kondisi internal dan eksternal etnis Tionghoa. Kondisi dilema tersebut dapat dilihat karena etnis Tionghoa Indonesia masih terpengaruh oleh tradisi- tradisi etnis Tionghoa yang kental dan kejayaan Taiwan. Etnis Tionghoa Indonesia seringkali membandingkan keadaan mereka dengan etnis Tionghoa Taiwan yang lebih maju. Puncaknya bahwa etnis Tionghoa di Indonesia belum sepenuhnya menjadi Indonesia. Tidak semua etnis Tionghoa makmur. Dilema itu bergejolak dalam diri etnis Tionghoa Indonesia yang mana di representasikan dalam film televisi Bakpao Ping Ping yaitu dalam bentuk ketidakmampuan dalam mencapai kemakmuran atau kesejahteraan.

F. Saran

Dari hasil penelitian dan kesimpulan yang peneliti dapatkan, maka dapat disampaikan beberapa saran yaitu sebagai berikut:

1. Bagi Komunikator Produser Film,

Sutradara Indonesia merupakan negara yang multikultural dengan memiliki banyak suku, budaya, dan agama. Berdasarkan itu pula Indonesia seringkali diterpa isu sara dan akhirnya menimbulkan konflik. Sebagai sineas diharapkan bisa memproduksi film yang sarat pesan moral, nilai budaya, dan pengetahuan sebagai alat pemersatu bangsa. Tidak hanya tentang etnis Tionghoa Indonesia saja tetapi bisa dengan mengambil dari segi budaya lain yang ada di Indonesia dan mengaplikasikannya dalam bentuk film.

2. Bagi Komunikan Masyarakat

Diharapkan penikmat dunia perfilman lebih cerdas memilih film yang berkualitas dan mendidik anak bangsa serta dapat menerapkannya sebagai panduan dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu penikmat dunia perfilman sebaiknya lebih kritis terhadap isi pesan film yang kadang kala merugikan dan tidak memberikan kontribusi positif pada bangsa ini.

3. Bagi Akademisi

Saran untuk peneliti baru yang menyukai penelitian tentang etnis dan budaya, masih banyak hal yang dapat digali mengenai aspek budaya dalam sebuah film. Seperti penelitian yang dilakukan peneliti yang berkaitan tentang identitas etnis Tionghoa. Bagi peneliti yang menginginkan objek yang sama maka bisa diteliti lebih dalam lagi dengan metode penelitian analisis yang sama atau berbeda semisal analisis wacana. Ada beberapa isu yang menarik dan dapat diteliti lebih dalam lagi, salah satunya adalah film Bakpao Ping Ping juga mengangkat isu perempuan etnis Tionghoa di Singkawang. Peneliti baru dapat menelitinya dengan tambahan yaitu dengan berbagai referensi buku ataupun sumber-sumber lainnya. Semoga penelitian ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan dan wawasan serta dapat menjadi bahan referensi kelak dalam penelitian selanjutnya

G. DAFTAR PUSTAKA

BUKU: Afif, Afthonul. 2012. Identitas Tionghoa Muslim Indonesia : Pergulatan mencari jati diri. Depok: Kepik. Barker, Chris. 2011. Cultural Studies Teori Dan Praktik. Yogyakarta: Kreasi Wacana. Cheng, Kho Gaik. 2011. Mau Dibawa Kemana Sinema Kita: Beberapa 14