Teknologi Pencampuran CWM Campuran Batubara-Air Coal-Water Mixture CWM

commit to user 11

2.3 Campuran Batubara-Air Coal-Water Mixture CWM

Campuran batubara-air yang dikenal dengan CWM Coal-Water Mixture adalah jenis bahan bakar cair yang didapat melalui pencampuran serbuk batubara dan air dengan komposisi tertentu, serta dengan penambahan sedikit aditif yang berfungsi sebagai stabilizer. CWM diharapkan mampu mempunyai sifat seperti bahan bakar cair sehingga dalam penggunaannya, dapat berperan sebagai bahan bakar alternatif menggantikan bahan bakar minyak sebagai bahan bakar cair.

2.3.1 Teknologi Pencampuran CWM

Salah satu sumber bahan bakar alternatif yang murah dan tersedia keberadaannya dalam jumlah besar adalah batubara. Namun penggunaannya dalam bentuk aslinya sebagai bahan bakar masih menyisakan beberapa masalah diantaranya sulit dinyalakan, sulit dikendalikan dan memberikan asap. Untuk mengatasi hal tersebut para peneliti telah mengembangkan teknologi pengubahan batubara ke bentuk bahan bakar yang menyenangkan. Diantara teknologi tersebut adalah sebagai berikut: 1. Pengubahan batubara menjadi bahan bakar gas teknologi gasifications 2. Pengubahan batubara menjadi bahan bakar cair teknologi liquifactions 3. Pembentukan suspensicampuran batubara-air teknologi coal-water fuel 4. Pengubahan batubara menjadi bahan bakar padat tak berasap teknologi briquette Dari keempat teknologi pengubahan batubara menjadi bahan bakar yang menyenangkan diatas, yang sesuai untuk dilakukan penelitian terhadap atomisasi batubara serbuk-air yaitu teknologi pembentukan suspensicampuran batubara-air teknologi coal-water fuel. Teknologi coal-water fuel adalah teknologi pembuatan campuran homogen serbuk batubara-air dengan cara mengaduk campuran pada kecepatan tinggi sekitar 6000 rpm sampai terbentuk suatu suspensicampuran yang stabil. Campuran terdiri dari 60 sampai 78 serbuk batubara dan sisanya air dengan ukuran serbuk minimal 75 mikron. Bahan bakar jenis ini dapat menggantikan commit to user 12 fungsi minyak tanah sebagai bahan bakar cair untuk keperluan rumah tangga. Pasymi, ST.MT., 2005. Shankapal 1995 telah melakukan penelitian pencampuran batu bara dengan Light Diesel Oil LDO, Furnace Oil FO dan air yang menghasilkan campuran bahan bakar dalam bentuk slurry yang memiliki karakteristik seperti bahan bakar minyak yang mampu mengalir dan teratomisasi pada atomiser. Rasio pencampuran untuk tiap bahan bakar akan berbeda-beda tergantung pada jenis pelarut yang digunakan. Rasio campuran ditunjukkan pada tabel 2.1 berikut: Tabel 2.1 Perbandingan Berat Partikel Batubara dengan Liquid Shankapal, 1995. No. Slurry Types Solid Fuel wt Liquid wt 1. Coal + LDO 40 60 2. Coal + FO 20 80 3. Coal + Water 50 50 4. Pulveri Coconut Shell + LDO 40 60 5. Pulveri Coconut Shell + water 40 60 Komarudin dan Umar, 1992 melakukan pencampuran batu bara dengan air Coal-Water Mixture, CWM dengan batu bara dari Bukit Asam. Proses pengkajiannya difokuskan pada sifat kehomogenan campuran, sifat alir dan proses pembakarannya. Uji kehomogenan campuran meliputi pemilihan jenis aditif, pengaruh jumlah aditif terhadap CWM dan pengaruh konsentrasi batu bara dalam CWM. Pemilihan jenis aditif menghasilkan CMC Carboxyl Methyl Cellulose mempunyai sifat kehomogenan yang baik. Sifat alir menghasilkan ukuran partikel yang semakin kecil memberikan sifat alir yang lebih baik, sedangkan untuk proses pembakaran yang dihasilkan adalah kurang stabil dan tidak kontinyu.

2.3.2 Stabilitas CWM