Proses Menentukan Komposisi CWM yang Optimum Proses Pembuatan Serbuk Batubara ukuran 112,5 µm mesh 150

commit to user 21 Stopwatch digunakan untuk mencatat waktu pada saat menghitung debit aliran CWM.

11. Gelas ukur

Gelas ukur digunakan untuk menampung cairan CWM dan menghitung volumenya pada saat melakukan kalibrasi debit aliran CWM.

3.2 Tahap Pengujian Stabilitas CWM

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan coal-water mixture CWM dalam mengatasi proses pengendapan, dimana hal ini diperlukan dalam proses transportasi dan penyimpanan. Diharapkan CWM dapat stabil, tidak menggumpal dan tidak mengendap dalam jangka waktu lama. Komposisi coal- water mixture adalah campuran batubara serbuk, air tawar dan tambahan sedikit bahan aditif yang berfungsi sebagai stabiliser. Bahan aditif yang digunakan adalah larutan CMC Carboxyl Methyl Cellulose. Digunakan larutan aditif CMC sebagai stabiliser karena selain harganya murah dan mudah didapat, CMC juga biasa digunakan sebagai stabiliser pada biomass-oil slurry Benter, 1997.

3.2.1 Proses Menentukan Komposisi CWM yang Optimum

Komposisi coal-water mixture CWM yang optimum diperlukan untuk membentuk campuran yang mendekati homogen, agar tidak terjadi proses pengendapan jika tidak diaduk dan dapat disimpan dalam waktu lama. Maka, dibuatlah CWM dengan komposisi massa campuran batubara serbuk 40, air tawar 60 dan variasi untuk penambahan aditif CMC sebesar 1, 2, 3 dan 4 dari berat batubara serbuk, adapun variasi komposisinya adalah sebagai berikut: a. Komposisi 1, yaitu 40 batubara serbuk, 60 air tawar dan penambahan aditif CMC sebesar 1 dari berat batubara. b. Komposisi 2, yaitu 40 batubara serbuk, 60 air tawar dan penambahan aditif CMC sebesar 2 dari berat batubara. commit to user 22 c. Komposisi 3, yaitu 40 batubara serbuk, 60 air tawar dan penambahan aditif CMC sebesar 3 dari berat batubara. d. Komposisi 4, yaitu 40 batubara serbuk, 60 air tawar dan penambahan aditif CMC sebesar 4 dari berat batubara. Masing-masing variasi komposisi untuk pengujian stabilitas CWM dicampur dan disiapkan dalam gelas ukur 250 ml. Jumlah massa campuran CWM untuk setiap sampel adalah 1,5 kg atau kurang lebih 200 ml, dengan massa batubara dibuat tetap 40 dan begitu juga air tawar dibuat tetap yaitu 60. Jumlah komposisi campuran CWM ini cukup untuk mengevaluasi stabilitas CWM. Selama penyelidikan stabilitas, temperatur dari sampel tidak dikontrol. Jumlah hari sampai campuran CWM tidak stabil, jika terbentuk lapisan minyak dibagian atas dengan tebal 1 mm, terbentuk lapisan pasta pada bagian bawah dengan tebal 1 mm atau terbentuknya lapisan endapan partikel pada bagian bawah dengan tebal 1 mm Benter, 1997. Dari pengujian ini diharapkan didapatkan campuran CWM yang mempunyai nilai kestabilan optimum.

3.2.2 Proses Pembuatan Serbuk Batubara ukuran 112,5 µm mesh 150

Dalam pembuatan serbuk batubara dengan ukuran 112,5 µm mesh 150 ini, dilaksanakan di Laboratorium Fisika Tanah Jurusan Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret UNS. Adapun langkah-langkah dalam proses pembuatan serbuk batubara ini yaitu: 1. Batubara yang masih berupa bijih dihaluskan terlebih dahulu menggunakan alat crashing, kemudian hasil batubara serbuk ditampung dalam suatu wadah. 2. Hasil batubara yang sudah dihaluskan tadi kemudian disaring atau diayak menggunakan saringan standard ASTM ukuran 112,5 µm mesh 150 yang ditempatkan pada alat pengayak. 3. Sehingga didapatkan serbuk batubara 112,5 µm mesh 150, kemudian serbuk batubara yang sudah halus ini disimpan dalam suatu wadah.

3.2.3 Proses Pencampuran Batubara Serbuk-Air