commit to user 36
Untuk perhitungan dengan variasi ketebalan depth dari tip nozzle dan tekanan udara yang lainnya dilakukan sama seperti contoh diatas, sehingga dapat diketahui
nilai-nilai Sauter Mean Diameter SMD untuk tiap variasi.
Adapun data hasil perhitungan Sauter Mean Diameter SMD untuk tiap variasinya dapat dilihat pada tabel 4.8 dibawah ini.
Tabel 4.8 Hasil Perhitungan Sauter Mean Diameter SMD
No. Variasi Tekanan
Udara Dan Ketebalan
Depth Tip nozzle
Outer Diameter
of Pressure
Nozzle m.10
-3
Laju Aliran
Massa Udara
kgs.10
-2
Laju Aliran
Massa
CWM kgs.10
-2
Sauter Mean Diameter
SMD m
1 2 BAR, 1.5 mm
1.5 0.1393
2.98 0.004586
2 2.4 BAR, 1.5 mm
1.5 0.1679
3.0 0.004707
3 2.8 BAR, 1.5 mm
1.5 0.1981
3.01 0.00487
4 2 BAR, 3 mm
1.5 0.1398
3.24 0.00465
5 2.4 BAR, 3 mm
1.5 0.1690
3.26 0.0048
6 2.8 BAR, 3 mm
1.5 0.1994
3.29 0.004937
7 2 BAR, 4.5 mm
1.5 0.1407
3.88 0.004792
8 2.4 BAR 4.5 mm
1.5 0.1709
3.92 0.004943
9 2.8 BAR, 4.5 mm
1.5 0.2019
3.95 0.005081
4.1.5 Visualisasi Atomisasi Pengabutan CWM
A. Proses Visualisasi Atomisasi Pengabutan CWM
Proses visualisasi pengabutan atomisasi pada studi eksperimental ini yang dilakukan untuk mengamati karakteristik semprotan CWM diambil dari
samping nozzle pengabut dengan menggunakan kamera digital dengan kualitas gambar yang baik.
Adapun visualisasi pengabutan atomisasi CWM untuk tiap variasinya dapat dilihat pada tabel 4.9 dibawah ini.
commit to user 37
Tabel 4.9 Visualisasi Pengaruh Tekanan Udara dan Ketebalan Depth dari Tip
Nozzle terhadap Hasil Atomisasi.
Ketebalan Depth dari Tip Nozzle dengan Tekanan CWM Konstan 2,8 Bar
Tekanan Udara
1,5 mm 3 mm
4,5 mm
2 bar
Deskripsi: • dengan ketebalan tip
nozzle paling kecil 1.5 mm adalah
paling buruk atomisasinya.
• Sudut atomisasi 15.1 Deskripsi:
• Atomisasi masih belum baik
• Butiran-butiran droplet masih besar.
• Sudut atomisasi 18.72
Deskripsi: • Atomisasi masih
belum baik • Butiran-butiran
droplet masih beasr.. • Sudut atomisasi
20.48
2,4 bar
Deskripsi: • Atomisasi mulai
membaik. • Butiran-butiran
dropletmulai halus. • Sudut atomisasi
21.52 Deskripsi:
• Sudut atomisasi mulai membesar
• Atomisasi mulai membaik
• Sudut atomisasi 22.32
Deskripsi: • Sudut atomisasi
membesar • Butiran-butiran
droplet tampak halus. • Sudut atomisasi
25.52
2,8 bar
Deskripsi: • Butiran droplet mulai
lebih halus lagi. • Sudut atomisasi
meningakat. • Sudut atomisasi
23.52 Deskripsi:
• Butiran droplet terlihat merata.
• Sudut atomisasi meningkat.
• Sudut atomisasi 27.6 Deskripsi:
• dengan ketebalan tip nozzle paling kecil
4.5 mm adalah paling buruk
atomisasinya.
• Sudut atomisasi30.62
4.2 Analisa Data 4.2.1
Stabilitas Campuran Batubara Serbuk-Air Coal-Water Mixture CWM
Pada pengujian stabilitas campuran CWM dengan komposisi batubara serbuk, air tawar dan aditif CMC carboxyl methyl cellulose, dilakukan dengan
kandungan prosentase massa batubara dibuat tetap yaitu 40 begitu juga kandungan prosentase air tawar dibuat tetap yaitu 60 dan dibuat variasi
kandungan CMC dengan prosentase massa sebesar 1, 2, 3 dan 4 dari jumlah prosentase berat batubara serbuk dalam campuran CWM. Emulsi dari
slurry dikatakan tidak stabil, jika terbentuk lapisan minyak dibagian atas dengan