commit to user 40
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian tentang Penyulihan Pronomina dalam Novel “Emprit Abuntut Bedhug” Karya Suparta Brata merupakan penelitian mengenai gejala kebahasaan
yang menarik untuk diteliti. Penelitian ini berupaya mencari kebenaran ilmiah dengan meneliti objek penelitian secara mendalam untuk memperoleh hasil yang cermat
Abdul Wahab, 1990: 60. Berdasarkan penjelasan tersebut, penelitian ini berupaya mencari kebenaran ilmiah mengenai fenomena kebahasaan berupa penyulihan
pronomina dalam wacana naratif bahasa Jawa. Secara mendalam maksudnya bahwa sasaran penelitian akan menyangkut bentuk, fungsi, dan posisi serta jarak konstituen
penyulihan pronomina dalam novel EAB. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif, yaitu penelitian yang kerjanya
menyajikan data berdasarkan objek penelitian pada saat sekarang berdasar fakta-fakta yang ada Sudaryanto,1992: 5. Data yang terkumpul berupa kata-kata dalam bentuk
kalimat dan bukan angka. Menurut Lindlof 1994 : 21 penelitian kualitatif pada dasarnya mendeskripsikan secara kualitatif dalam bentuk kata-kata dan bukan angka-
angka matematis atau statistik. Pemilihan deskripsi kualitatif ini bertujuan untuk mengungkapkan berbagai
informasi kualitatif dengan pendeskripsian yang teliti untuk menggambarkan secara cermat sifat-sifat suatu hal, keadaan, gejala atau fenomena, tidak terbatas pada
commit to user 41
sekadar pengumpulan data melainkan meliputi analisis dan interpretasi mengenai data tersebut Sutopo, 1996: 8.
3.2 Data dan Sumber Data
Data adalah fenomena lingual khusus yang mengandung dan berkaitan langsung dengan masalah yang dimaksud Sudaryanto, 1993: 5. Data penelitan yang
diperlukan dalam penelitian adalah data berupa tuturan wacana naratif bahasa Jawa yang terdapat unsur penyulih dan unsur tersulih dalam kalimat pembentuk wacana
itu. Data tulis diperoleh dari sumber tertulis berupa novel seri Detektif Handaka “Emprit Abuntut Bedhug” Karya Suparto Brata.
Sumber data dalam penelitian ini adalah sumber data tulis yang berupa novel “Emprit Abuntut Bedhug” Karya Suparta Brata. Cerita “Emprit Abuntut Bedhug”
pernah dimuat di Majalah Panjebar Semangat 1963, latar ceritanya mengenai kondisi kota Surabaya tahun 1963. Situasi di Blawuran ada lonceng di tengah simpang lima,
orang menaiki sepeda pada malam hari tanpa lampu pada takut. Meskipun cerita ini fiktif, pengalaman hidup pengarang melihat dan mendengar kesaksian fisik yang
sejatinya ikut digambarkan dalam cerita sehingga cerita tersebut seperti kaadaan pada waktu itu.
Jumlah halaman novel EAB sebanyak 160 halaman, ukuran 13 x 19 cm, penerbit Narasi Yogyakarta. Novel EAB terbagi 6 bab, yaitu.
1. Srempetan
2. Golek Seksi
commit to user 42
3. Kanthong lan Ali-ali
4. Erawati Lan Nusyirwan
5. Ing Toko Mardi Busana
6. Siti Respati
Suparto Brata, nama lengkapnya Raden Mas Suparto Brata. Lahir di Rumah Sakit Umum Pusat Simpang Surabaya Sekarang Gedung Surabaya Plaza pada hari
Sabtu Legi 19 Sawal tahun Je 1862 1350 Hijriah atau 27 Februari 1932 Masehi. Ayah Raden Suratman, asal Surakarta Hadiningrat. Setelah menikah namanya Raden
Suratman Bratatanaya. Meninggal di Probolinggo 1945 umur 55 tahun. Ibu Bandara Raden Ajeng Jembawati, ndara canggah keturunan ke 5 dari raja dari Paku Buwana
V, raja di Surakarta Hadiningrat. Meninggal di Surabaya, 1966 umur 70 tahun. Istri Rr. Ariyati, anak seorang petani kaya di Ngombol, Porwerejo Jawa
Tengah. Menikah tanggal 22 Mei 1962, mempunyai anak 4 orang, yaitu Tatit Merapi Brata 1963, Teratai Ayuningtyas 1965, Neograha Semeru Brata 1969, Tenno
Singgalang Brata 1971. Tahun 1988 pensiun sebagai pegawai negeri, rumahnya pindah ke Rungkut Asri III 12 Perum YKP RL I-C 17 Surabaya. Istri meninggal 2
Juni 2002. Anak-anaknya sudah sarjana semua, punya istri, anak, rumah, kendaraan, pekerjaan. Sekarang Suparto Brata hidup serumah dengan anak-cucu dan menantu,
keluarga Ir. Wahyudi Ramadani, MT . Beberapa buku yang telah diterbitkan Aurora, Dom Sumurup ing Banyu, Saksi Mata, Gadis Tangsi, Kerajaan Raminem, Mahligai
di Ufuk Timur, Saputangan Gambar Naga. Karya Suparto Brata berupa cerita detektif Handaka itu tidak hanya muncul
satu kali terus hilang. Keluar pertama dengan judul “Tanpa Tlacak” terbit di Panjebar
commit to user 43
Semangat 4 Maret - 6 Mei 1961, setelah itu munjul “Emprit Abuntut Bedhug” 1963,
“Tretes Tintrim 1964, “Jaring Kalamangga” 1966, “Garudha Putih” 1974, “Kunarpa Tan Bisa Kandha” 1992.
3.3 Alat Penelitian