Teknik Analisis Data METODE PENELITIAN

commit to user 45

3.5 Teknik Analisis Data

Metode yang digunakan dalam menganalisis data adalah metode distribusional. Metode distribusional yaitu metode analisis data yang alat penentunya unsur dari bahasa yang bersangkutan itu sendiri Sudaryanto, 1993: 15. Metode distribusional digunakan untuk menganalisis tipe-tipe penyulihan, fungsi penyulihan, fungsi sintaktik serta posisi dan jarak konstituen antara unsur tersulih dan penyulih dalam novel EAB karya Suparto Brata. Teknik dasar yang digunakan dalam metode distribusional adalah teknik Bagi Unsur Langsung BUL. Teknik ini digunakan untuk membagi satuan lingual data menjadi beberapa unsur Sudaryanto, 1993: 31. Teknik lanjutan yang digunakan adalah teknik ganti. Teknik ganti adalah teknik analisis yang berupa penggantian unsur satuan lingual data Sudaryanto, 1993: 72. Kegunaan teknik ganti dalam penelitian ini untuk untuk membuktikan kesamaan kelas suatu konstituen, yaitu unsur pengganti dan unsur terganti antara kalimat yang satu dengan kalimat yang lain. Adapun penerapan metode tersebut dalam menganalisis data adalah sebagai berikut. 13 Jarot ora enggal nyengklak sepedhane. Pikirane isih ruwet. Dheweke isih kadhung nyekeli kanthongan kang ditemu, kanthong dudu duweke. Lan dhengkule dheweke isih krasa lara. „Jarot tidak segera menaiki sepedanya. Pikirannya masih tidak karuan ruwet. Ia masih terlanjur memegangi kantong yang ditemukan, kantong bukan miliknya. Dan lutut dia masih terasa sakit.‟EABSB200717 Data 13 tersebut terdiri atas empat kalimat. kalimat-kalimat itu adalah sebagai berikut commit to user 46 13a Jarot ora enggal nyengklak sepedhane. „Jarot tidak segera menaiki sepedanya. 13b Pikirane isih ruwet. „Pikirannya masih tidak karuan ruwet.‟ 13c Dheweke isih kadhung nyekeli kanthongan kang ditemu, kanthong dudu duweke. „Ia masih terlanjur memegangi kantong yang ditemukan, kantong bukan miliknya.‟ 13d Lan dengkule dheweke isih krasa lara. „Dan lutut dia masih terasa sakit.‟ Kepaduan antara kalimat 13a, 13b, 13c, dan 13d tersebut disebabkan oleh adanya kohesi penyulihan yang unsur penggantinya berupa pronomina persona dengan bentuk nominal, yaitu dheweke „ia‟, pikirane „pikirannya‟ dan duweke „miliknya‟. Kata pikirane „pikirannya‟ data 13b, dheweke „ia‟ pada kalimat 13c dan 13d serta kata duweke „miliknya‟ pada kalimat 13c menggantikan Jarot yang disebut pada kalimat 13a yang berupa nominal. Sehingga konstituen Jarot pada 13a merupakan konstituen tersulih, sedangkan konstituen dheweke „ia‟, pikirane „pikirannya‟ dan duweke „miliknya‟ merupakan konstituen penyulih. Pada contoh 13 karena satuan lingual yang berkategori nomina itu digantikan dengan satuan lingual lain yang juga berkategori sama, maka penyulihan itu disebut nominal. Fungsi sintaktik konstituen tersulih pada data 13a adalah konstituen subjek. Ini terjadi karena satuan lingual Jarot pada kalimat 13a merupakan pokok topik suatu paragraf sehingga untuk melancarkan pertuturan subjek diulang dan diulang dengan disulih oleh bentuk lain. Konstituen penyulih pada kalimat 13c berupa subjek, sedangkan konstituen penyulih pada kalimat 9d berupa objek. commit to user 47 Konstituen Jarot pada kalimat 13a merupakan konstituen tersulih yang berposisi di sebelah kiri konstituen penyulihnya. Jadi, penyulihan pada data 13 bersifat anaforis. Sedangkan jarak konstituen penyulih antara konstituen tersulih sifatnya relatif, maksudnya ada yang dekat dan ada yang jauh. Pada data 13 konstituen jarot disulih dengan pronomina personal menjadi dheweke yang jaraknya sepanjang dua klausa pada penyulihan pertama dan empat klausa pada penyulihan kedua.

3.6 Teknik Penyajian Hasil Analisis