Instrumen Hukum Perlindungan Konsumen Asas dan Tujuan Perlindungan Konsumen

commit to user perlindungan konsumen adalah keseluruhan asas-asas dan kaidah-kaidah hukum yang mengatur dan melindungi konsumen dalam hubungan dan masalahnya dengan para penyedia barang dan atau jasa konsumen. Berdasarkan penjelasan di atas, perlu dipahami bahwa hukum perlindungan konsumen terlahir akibat adanya posisi konsumen yang sangat lemah, sehingga perlu mendapatkan perlindungan hukum. Maka telah menjadi salah satu sifat, sekaligus tujuan hukum yaitu memberikan perlindungan dan pengayoman kepada masyarakat. Sehingga dapat dikatakan hukum perlindungan konsumen merupakan bagian dari hukum konsumen yang memuat asas-asas, kaidah-kaidah dan juga mengandung sifat melindungi kepentingan konsumen Celina Tri Siwi Kristiyanti, 2008 : 172. Mengingat luasnya obyek material pokok bahasan hukum perlindungan konsumen, maka sangat sulit untuk memberikan sistematika yang lengkap. Obyek material hukum perlindungan konsumen tersebut mencakup semua lapangan hukum pada umumnya. Menurut Shidarta obyek material hukum perlindungan konsumen tersebar dalam delapan bidang, yaitu meliputi : 1 obat-obatan dan bahan berbahaya; 2 makanan dan minuman; 3 alat-alat elektronika; 4 kendaraan bermotor; 5 metrologi dan tera; 6 industri; 7 pengawasan mutu barang; 8 lingkungan hidup Shidarta, 2000 : 75.

b. Instrumen Hukum Perlindungan Konsumen

Pada hakekatnya, terdapat dua instrumen hukum penting yang menjadi landasan kebijakan perlindungan konsumen di Indonesia, yakni : 1 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, sebagai sumber dari segala sumber hukum di Indonesia yang mengamanatkan 11 commit to user bahwa pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur. Hal ini tercantum pada Pembukaan alinea keempat yang berbunyi : “Kemudian dari pada itu untuk membentuk suatu Pemerintah Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia”. Pada kalimat dalam alinea keempat UUD 1945 tersebut menjadi suatu tujuan pembangunan nasional yang diwujudkan melalui sistem pembangunan ekonomi yang demokratis sehingga mampu menumbuhkan dan mengembangkan dunia yang memproduksi barang dan jasa yang layak dikonsumsi oleh masyarakat. 2 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. Lahirnya undang-undang ini memberikan harapan bagi para konsumen di Indonesia, untuk memperoleh perlindungan atas kerugian yang diderita atas pembelian suatu barang danatau jasa. Undang-Undang Perlindungan Konsumen dapat menjamin adanya kepastian hukum bagi para konsumen http:pkditjenpdn-depdag.go.idindex.php?page=konsumen, 9 Juli 2010.

c. Asas dan Tujuan Perlindungan Konsumen

Yang dimaksud dengan istilah asas terdapat dua pengertian. Arti asas yang pertama adalah dasar, alas atau pondamen. Sedangkan arti asas yang kedua berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah suatu kebenaran yang menjadi pokok dasar atau tumpuan berpikir atau berpendapat dan sebagainya Depdikbud, 1996 : 60-61. Sehingga yang dimaksud dengan asas perlindungan konsumen adalah suatu dasar yang menjadi tumpuan berpikir dan berpendapat dalam segala upaya yang menjamin adanya suatu kepastian hukum bagi perlindungan kepada konsumen. Adapun asas-asas dalam perlindungan konsumen yang tercantum dalam Pasal 2 Undang- Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen adalah sebagai berikut : 1 Asas manfaat : mengamanatkan bahwa segala upaya dalam penyelenggaraan perlindungan konsumen harus memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi kepentingan konsumen dan pelaku usaha secara keseluruhan. commit to user 2 Asas keadilan : merupakan partisipasi seluruh rakyat dapat diwujudkan secara maksimal dan memberikan kesempatan kepada konsumen dan pelaku usaha untuk memperoleh haknya dan melaksanakan kewajibannya secara adil. 3 Asas keseimbangan : memberikan keseimbangan antara kepentingan konsumen, pelaku usaha, dan pemerintah dalam arti material ataupun spiritual. 4 Asas keamanan dan keselamatan konsumen : memberikan jaminan atas keamanan dan keselamatan kepada konsumen dalam penggunaan, pemakaian dan pemanfaatan barang danatau jasa yang dikonsumsi atau digunakan. 5 Asas kepastian hukum : baik pelaku usaha maupun konsumen mentaati hukum dan memperoleh keadilan dalam penyelenggaraan perlindungan konsumen, serta negara menjamin kepastian hukum. Berdasarkan penjelasan sebelumnya, perlindungan konsumen adalah segala upaya yang menjamin adanya kepastian hukum untuk memberikan perlindungan kepada konsumen, sehingga sesuai dengan Pasal 3 Undang- Undang Perlindungan Konsumen, tujuan dari perlindungan konsumen adalah sebagai berikut : 1 Meningkatkan kesadaran, kemampuan dan kemandirian konsumen untuk melindungi diri. 2 Mengangkat harkat dan martabat konsumen dengan cara menghindarkannya dari ekses negatif pemakaian barang danatau jasa. 3 Meningkatkan pemberdayaan konsumen dalam memilih, menentukan dan menuntut hak-haknya sebagai konsumen. 4 Menciptakan sistem perlindungan konsumen yang mengandung unsur kepastian hukum dan keterbukaan informasi serta akses untuk mendapatkan informasi. 5 Menumbuhkan kesadaran pelaku usaha mengenai pentingnya perlindungan konsumen sehingga tumbuh sikap yang jujur dan bertanggungjawab dalam berusaha. commit to user 6 Meningkatkan kualitas barang danatau jasa yang menjamin kelangsungan usaha produksi barang danatau jasa, kesehatan, kenyamanan, keamanan dan keselamatan konsumen.

2. Tinjauan Umum tentang Hak dan Kewajiban Konsumen dan Pelaku

Dokumen yang terkait

Aspek Perlindungan Konsumen Terhadap Peredaran Obat Keras Di Pasaran (Studi pada BPOM Medan)

11 99 105

Fungsi Dan Peranan Badan Pengawasan Obat Dan Makanan (BPOM) Dalam Perlindungan Konsumen Terhadap Makanan Yang Mengandung Zat Berbahaya

36 230 104

PERAN DAN FUNGSI BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN (BPOM) DALAM PEREDARAN OBAT TRADISIONAL TERDAFTAR DI BANDAR LAMPUNG

0 32 54

PERLINDUNGAN KONSUMEN AKIBAT MENGGUNAKAN KOSMETIK TANPA IZIN EDAR ( STUDI PADA BALAI BESAR PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN BANDAR LAMPUNG )

10 66 52

Perlindungan Hukum Bagi Konsumen Terhadap Peredaran Produk Kosmetik Berbahaya Yang Mencantumkan Nomor Izin Edar Badan Pengawas Obat Dan Makanan Palsu (Studi Pada : BPOM Medan)

0 5 10

Perlindungan Hukum Bagi Konsumen Terhadap Peredaran Produk Kosmetik Berbahaya Yang Mencantumkan Nomor Izin Edar Badan Pengawas Obat Dan Makanan Palsu (Studi Pada : BPOM Medan)

0 0 1

Perlindungan Hukum Bagi Konsumen Terhadap Peredaran Produk Kosmetik Berbahaya Yang Mencantumkan Nomor Izin Edar Badan Pengawas Obat Dan Makanan Palsu (Studi Pada : BPOM Medan)

2 10 20

Perlindungan Hukum Bagi Konsumen Terhadap Peredaran Produk Kosmetik Berbahaya Yang Mencantumkan Nomor Izin Edar Badan Pengawas Obat Dan Makanan Palsu (Studi Pada : BPOM Medan)

0 0 42

Perlindungan Hukum Bagi Konsumen Terhadap Peredaran Produk Kosmetik Berbahaya Yang Mencantumkan Nomor Izin Edar Badan Pengawas Obat Dan Makanan Palsu (Studi Pada : BPOM Medan)

0 0 7

TANGGUNG JAWAB BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN (BPOM) KOTA MAKASSAR TERHADAP INFORMASI PENGGUNAAN OBAT

0 0 69