Rachmayanti Gustiani, 2013 Metode Discovery Learning Dalam Pembelajaran Tari Kelompok Untuk Meningkatkan Pemahaman
Desain Pola Lantai Siswa Kelas VII Di SMP Negeri 9 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan cara yang ditempuh untuk memberikan pengetahuan kepada anak didik melalui pembelajaran, seperti definisi
pendidikan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1991 Sagala, 2011: 2 “Pendidikan ialah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau
kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan”. Pembelajaran pada hakekatnya adalah suatu
proses interaksi antara anak dengan anak, anak dengan sumber belajar serta anak dengan pendidik. Dalam proses pembelajaran, anak didik dapat
menyerap informasi yang diberikan oleh guru dengan baik jika anak didik merasa nyaman dengan cara yang digunakan oleh guru dalam
menyampaikan materi. Dunkin dan Biddle Majid, 2006: 111. mengemukakan bahwa:
Proses pembelajaran berada dalam empat variable interaksi, yaitu 1. Variable pertanda presage variables berupa pendidik; 2. Variabel
konteks contex variables berupa peserta didik; 3. Variabel proses process variables; dan 4. Variabel produk product variables berupa
perkembangan peserta didik baik dalam jangka pendek atau jangka panjang.
Pembelajaran dapat dilakukan dalam pendidikan formal dan non formal. Pada pendidikan formal sering kali siswa kurang menyukai mata
pelajaran tertentu, sehingga siswa kurang menyerap materi yang diberikan oleh guru. Khususnya pada mata pelajaran seni budaya sering kali siswa
kurang tertarik untuk dapat mengikuti mata pelajaran tersebut. Mata pelajaran seni budaya, khususnya seni tari seringkali dianggap
sebagai mata pelajaran sampingan dan kurang memberikan kontribusi kepada siswa. Padahal dengan adanya mata pelajaran seni tari, siswa dapat
lebih mengenal dan menghargai seni budaya daerahnya sendiri. Pendidikan seni tari juga dapat membantu meningkatkan kemampuan fisik
2
Rachmayanti Gustiani, 2013 Metode Discovery Learning Dalam Pembelajaran Tari Kelompok Untuk Meningkatkan Pemahaman
Desain Pola Lantai Siswa Kelas VII Di SMP Negeri 9 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
serta psikis siswa secara seimbang. Namun dalam pelaksanaannya, pembelajaran seni tari tidak berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan
oleh guru. Siswa pada sekolah umum yang mempunyai beragam bakat dan keterampilan tentunya tidak mudah untuk menerima semua mata pelajaran
yang diberikan oleh guru. Tidak seperti halnya di sekolah kejuruan yang didominasi oleh siswa-siswi yang memang benar-benar berminat dan
mempunyai bakat terhadap jurusan yang mereka pilih. Siswa pada sekolah umum mempunyai minat yang berbeda-beda, sehingga untuk mengikuti
mata pelajaran seni tari membutuhkan waktu yang cukup lama untuk menjadikan siswa tersebut terampil. Namun seperti yang dikemukakan
oleh Masunah dalam buku Tari Pendidikan 2012: 5 “..bahwa tujuan
pendidikan seni di sekolah umum bukanlah menjadi seniman, melainkan diharapkan siswa mendapatkan pengalaman seni, baik praktik maupun
apresiasi. ”
Pada pelaksaannya, dalam pembelajaran seni tari guru sering sekali mengalami kesulitan untuk mengajarkan praktik tari karena biasanya guru
berorientasi pada tari bentuk untuk pertunjukan. Sehingga pembelajaran tari lebih difokuskan pada pembelajaran ekstrakulikuler yang hanya diikuti
oleh siswa-siswa yang berminat pada pembelajaran tari tersebut. Seharusnya pembelajaran seni tari dapat diikuti oleh semua siswa baik
oleh siswa putra ataupun siswa putri pada kegiatan pembelajaran intrakurikuler. Kegiatan pembelajaran tari harus dapat menarik minat
siswa terhadap seni tari tradisi. Namun, biasanya pembelajaran tari di sekolah umum masih saja menggunakan metode yang sama dengan materi
yang sama sehingga menjadikan mata pelajaran ini dipandang tidak terlalu memberikan kontribusi bagi siswa. Seperti yang dikemukakan dalam buku
metod ologi pengajaran seni oleh P4ST UPI 2004: 1 bahwa “ Peranan
pendidikan seni semakin dipandang sebelah mata karena dianggap kurang memberikan kontribusi terhadap peningkatan kualitas sumber daya
manusia siswa”. Seperti yang sering terjadi pada pembelajaran tari di
3
Rachmayanti Gustiani, 2013 Metode Discovery Learning Dalam Pembelajaran Tari Kelompok Untuk Meningkatkan Pemahaman
Desain Pola Lantai Siswa Kelas VII Di SMP Negeri 9 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
sekolah umum biasanya siswa menirukan gerakan yang dipraktikan oleh guru dengan gerak dasar tari tradisi, sehingga siswa akan merasa enggan
untuk bergerak sesuai dengan apa yang diajarkan oleh guru karena siswa merasa kesulitan.
Untuk itu, seorang guru dituntut untuk lebih kreatif dalam menyampaikan materi agar proses pembelajaran menjadi lebih mudah
untuk diterima oleh semua siswa. Tidak hanya menyampaikan materi, tetapi guru juga harus meningkatkan prestasi belajar siswa. Prestasi belajar
siswa yang meningkat menandakan bahwa pembelajaran yang dilakukan oleh guru telah diterima oleh siswa dengan baik. Guru harus mempunyai
sensitivitas yang tinggi untuk mengetahui apakah pembelajaran tersebut sudah berjalan secara efektif atau tidak. Guru harus merubah peran siswa
yang biasanya sebagai konsumen yakni hanya menerima materi, mencatat, dan menghafal saja, namun menjadi produsen, siswa berperan aktif dalam
proses pembelajaran seperti meneliti, bertanya, menulis, dan mengarang serta hal lain yang siswa kerjakan sendiri Majid, 2006. Proses
pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif untuk menemukan dan memecahkan masalahnya sendiri akan lebih melekat dan diingat oleh
siswa lebih lama dibandingkan dengan siswa hanya duduk dan menerima materi yang diberikan oleh guru.
Proses pembelajaran seni tari tidak hanya mengajarkan gerak-gerak sebuah tarian dengan patokan-patokan yang rumit dan tidak selalu untuk
mencetak siswa menjadi terampil dalam menari, tetapi untuk mengajarkan siswa untuk lebih kreatif dan apresiatif terhadap seni budaya serta dapat
memahami pola lantai. Proses pembelajaran seni tari yang dilakukan di sekolah formal tentunya berbeda dengan pembelajaran seni tari di sanggar-
sanggar. Masunah, 2012 : 44 mengungkapkan bahwa: Pendidikan tari di sanggar-sanggar lebih ditekankan pada
penguasaan keterampilan yang mengarah pada keahlian, sedangkan pendidikan tari di sekolah formal siswa tidak dituntut untuk terampil
menari, melainkan diharapkan dapat menumbuhkan berbagai
4
Rachmayanti Gustiani, 2013 Metode Discovery Learning Dalam Pembelajaran Tari Kelompok Untuk Meningkatkan Pemahaman
Desain Pola Lantai Siswa Kelas VII Di SMP Negeri 9 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
kepekaan rasa estetis dan budaya yang berfungsi untuk membantu perkembangan siswa dari segi intelektual, emosional dan spiritualnya
Tujuan pembelajaran tari disini adalah dengan melalui pembelajaran tari siswa dapat memahami nilai-nilai yang terkandung dalam proses
pembelajaran, seperti halnya nilai social, nilai estetis, nilai kebersamaan, dan lain-lain. Namun dalam proses pembelajaran, tidak selalu efektif dan
efisien dan hasil pembelajaran pun tidak selalu berhasil, karena selalu ada hambatan dan permasalahan baik yang dialami oleh guru maupun oleh
siswa. oleh karena itu, guru atau pendidik perlu memperhatikan cara ynag digunakan dalam menyampaikan materi kepada siswa. guru dapat
menggunakan beberapa pendekatan belajar dan pembelajaran. Menurut Sagala, 2011: 68 Pendekatan pembelajaran merupakan jalan yang akan
ditempuh oleh guru dan siswa dalam mencapai tujuan instruksional untuk suatu instruksional tertentu.
Selama pelajaran berlangsung guru sulit menentukan tingkah laku mana yang berpengaruh positif terhadap motivasi belajar siswa, misalnya
gaya mengajar mana yang memberi kesan positif pada siswa selama ini, strategi yang seperti apa, media dan metode mana yang tepat untuk dipakai
dalam menyajikan suatu bahan sehingga membantu mengaktifkan siswa dalam belajar.sehingga dalam hal ini, metode berkedudukan sebagai alat
untuk meningkatkan minat belajar siswa dari luar. Metode merupakan cara atau teknik yang ditempuh oleh guru dalam menyampaikan materi atau
bahan pelajaran kepada siswa yang melibatkan interaksi yang aktif dan dinamis antara guru dengan siswa, sehingga tujuan belajar yang telah
ditentukan menjadi efektif dan efisien. Dengan metode atau model pembelajaran yang lebih bervariasi
diharapkan anak didik atau siswa akan lebih kreatif dan aktif dalam proses pembelajaran. Kreativitas diperlukan untuk mengoptimalkan kemampuan
anak. Jika biasanya siswa hanya menirukan apa yang ia lihat dari gurunya tanpa ia berfikir untuk mengembangkannya, maka proses belajar dari
5
Rachmayanti Gustiani, 2013 Metode Discovery Learning Dalam Pembelajaran Tari Kelompok Untuk Meningkatkan Pemahaman
Desain Pola Lantai Siswa Kelas VII Di SMP Negeri 9 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
siswa tersebut kurang maksimal. Seperti yang diungkapkan oleh Hilgard dan Marquis Sagala, 2003:13
“ Belajar merupakan proses mencari ilmu
yang terjadi dalam diri seseorang melalui latihan, pembelajaran, dan sebagainya sehingga terjadi perubahan dalam diri.
” Dengan pendapat tersebut, kita akan mengerti bahwa dengan adanya
proses latihan yang dialami oleh siswa dan tejadi perubahan dalam dirinya, maka ia telah belajar. Jika siswa hanya meniru saja, siswa tidak akan
mengerti sepenuhnya tentang apa yang ia pelajari. Maka proses kreativitas sangat diperlukan dalam proses pembelajaran khususnya dalam
pembelajaran seni tari. Seperti yang diungkapkan oleh Komalasari dalam seminar nasional 2010:1 bahwa kreativitas merupakan potensi yang
perlu dikembangkan melalui pembelajaran seni tari, karena dapat membentuk sikap dan cara berfikir yang dapat membantu siswa dalam
perkembangannya untuk kedewasaannya. Kegiatan menari dapat dijadikan media untuk mengembangkan kemampuan kreativitas siswa melalui
kegiatan seperti menemukan ide gerak, bergerak sesuai dengan interpretasi siswa terhadap stimulus yang diberikan, menyusun gerak-gerak secara
kreatif, membuat pola lantai dan menampilkan gerak hasil kreativitas siswa. Dengan melalui pembelajaran hasil kreativitas siswa sendiri akan
lebih bermakna dan akan mudah melekat bagi dirinya. Dengan pembelajaran yang mengembangkan kreativitas siswa, diharapkan siswa
dapat memahami nilai-nilai yang terdapat dalam proses belajar tersebut, seperti nilai bekerjasama dengan kelompoknya, nilai sosial, memecahkan
masalah secara kelompok maupun individu serta nilai keberanian untuk menampilkan hasil kreasinya baik secara kelompok maupun individu.
Seperti yang dikemukakan oleh Komalasari 2010 : 2 bahwa “
Pengalaman praktik dan pengetahuan melalui kegiatan kreatif dan apresiatif dalam pendidikan seni sangat penting dilakukan. Kegiatan
tersebut diharapkan mampu membentuk sikap kreatif dalam bertindak dan
6
Rachmayanti Gustiani, 2013 Metode Discovery Learning Dalam Pembelajaran Tari Kelompok Untuk Meningkatkan Pemahaman
Desain Pola Lantai Siswa Kelas VII Di SMP Negeri 9 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
sikap apresiatif peserta didik terhadap nilai-nilai seni budaya yang direfleksikan dalam kehidupan sehari-
hari.” Untuk mengembangkan kreativitas tersebut, pengajar atau guru harus mempunyai strategi dan
model pembelajaran yang sesuai dengan psikologi serta kemampuan peserta didiknya. Pembelajaran di SMP Negeri 9 Bandung ini, siswa tidak
dituntut untuk berkreasi sendiri dalam pembelajaran seni tari, sehingga siswa kurang aktif dan kurang memahami unsur-unsur tari dan desain pola
lantai pada khususnya. Siswa hanya dituntut untuk menghafalkan gerak- gerak tari yang diberikan oleh guru. Kemudian pada tes akhir
pembelajaran hanya diutamakan hafalan gerak saja. Metode discovery atau penemuan adalah metode mengajar yang
mengatur pengajaran sedemikian rupa sehingga anak memperoleh pengetahuan yang sebelumnya belum diketahuinya, sebagian atau
seluruhnya ditemukan sendiri. Sehingga dalam proses pembelajaran siswa dituntut untuk lebih aktif dalam menemukan hal-hal yang berkaitan
dengan pembelajaran yang dilakukan. Proses belajar dengan metode discovery ini diharapkan siswa dapat meningkatkan kreativitasnya dalam
memahami pola lantai karena proses belajar dengan cara menemukan sendiri, dan menyimpulkan hasil penemuannya sendiri dapat lebih mudah
diingat dan melekat pada diri siswa. Dengan belajar hasil penemuannya sendiri akan meningkatkan rasa percaya diri siswa untuk lebih aktif dan
kreatif. Untuk itu, proses pembelajaran dengan metode discovery learning
cocok untuk menjadikan siswa terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran yang dilakukan di sekolah umum.
Maka peneliti ingin mengubah metode pembelajaran seni tari yang kurang melibatkan siswa untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran,
sehingga peneliti mengambil judul “Metode discovery learning dalam pembelajaran tari kelompok untuk meningkatkan pemahaman desain
pola lantai siswa kelas VII di SMP Negeri 9 Bandung”. Dengan
7
Rachmayanti Gustiani, 2013 Metode Discovery Learning Dalam Pembelajaran Tari Kelompok Untuk Meningkatkan Pemahaman
Desain Pola Lantai Siswa Kelas VII Di SMP Negeri 9 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
adanya penelitian ini diharapkan siswa menjadi lebih aktif dalam proses pembelajaran seni tari serta dapat meningkatkan pemahaman siswa
terhadap desain pola lantai.
B. Rumusan Masalah