Latar Belakang Latar Belakang dan Masalah

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang dan Masalah

1.1.1 Latar Belakang

Sebagai media komunikasi massa, surat kabar ataupun media cetak memunyai peranan besar dalam rangka penyampaian informasi. Selain menggunakan kata-kata, gambar juga merupakan salah satu bentuk media komunikasi yang sering ditonjolkan dalam surat kabar. Dalam hal ini karikatur yang dipahami sebagai karya seni merupakan salah satu bentuk opini yang dituangkan dalam bentuk gambar yang memiliki makna Natawijaya, 1986:118 . Makna memegang peranan yang sangat penting dalam penggunaan bahasa. Tanpa makna suatu tutur disampaikan pada orang lain tidak akan berguna. Dalam pembahasan sintaksis, sebuah kata dalam kalimat ditafsirkan maknanya menurut hubungan formal kalimat itu. Namun, dalam kehidupan sehari-hari, kata tidak saja bergantung pada penutur yang menyampaikan kalimat itu. Makna yang dikehendaki oleh penutur juga sering terdapat pada informasi bergambar yang dikaji dalam pragmatik. Informasi bergambar lebih disukai dibandingkan dengan informasi tertulis, karena menatap gambar jauh lebih mudah dan sederhana daripada media verbal. Gambar merupakan media yang cepat untuk menanamkan pemahaman. Gambar memiliki subjek yang mudah dipahami dan merupakan “simbol” yang jelas dan mudah dikenal. Pembuatan suatu gambar komunikasi dimaksudkan untuk Universitas Sumatera Utara mendukung suatu pesan. Ada beberapa bentuk gambar informasi antara lain : ilustrasi, logo, dan karikatur. Gambar karikatur adalah suatu media penyampai pesan yang digambar secara sederhana. Walaupun sesungguhnya untuk mencapai kesederhanaan tersebut perlu mempelajari secara tekun dan jeli, sekaligus dituntut memiliki wawasan humoristik yang cukup. Ini berarti bahwa untuk menggoreskan kartun yang sederhana ternyata tidak sesederhana yang dipikirkan orang. Belum lagi masalah bagaimana mengisi karya tersebut agar mempunyai pesan atau misi yang mantap. Karikatur adalah gambar sindiran yang bersifat sinis, ironis, atau sarkasme yang berbentuk humor, sebagai refleksi dari suatu keadaan sosial, politik, ekonomi dan budaya Natawijaya, 198 : 118 . Gambar lelucon yang membawa pesan kritik sosial sebagaimana kita lihat disetiap opini surat kabar, kita sebut karikatur. Jika karya kartun yang nampak sederhana tersebut diberi isi, ia akan menjelma menjadi apa yang disebut sebagai karikatur. Arti karikatur yang sebenarnya adalah “potret wajah” yang diberi muatan lebih yang bersifat distortif ataupun deformatif. Namun, secara visual masih dapat dikenali objeknya. Karya karikatur yang biasa kita lihat di surat kabar menggambarkan pula wajah-wajah tokoh tertentu yang dikenal,yang dilakonkan keterlibatannya dalam suatu peristiwa atau masalah. Karikatur atau wajah deformatif yang tergambar didalamnya hanyalah elemen yang dimaksudkan untuk memperjelas pesan yang hendak disampaikanSobur, 2004:141. Universitas Sumatera Utara Kata-kata atau kalimat dalam bahasa karikatur baru dapat dipahami dengan baik bila pembaca mengetahui konteksnya. Bila kita tidak mengetahui konteks dari karikatur tersebut, kita sulit mengerti atau bahkan tidak mengerti makna kalimat yang disampaikan dalam karikatur itu. Nababan dalam Rahmawan, http:www.ruangbaca.com , menyimpulkan praanggapan adalah dasar mengenai konteks dan situasi berbahasa yang membuat bentuk bahasa memunyai makna bagi pendengar atau penerima bahasa itu dan sebaliknya, membantu pembicara menentukan bentuk-bentuk bahasa yang dapat dipakainya untuk mengungkapkan pesan yang dimaksud. Sejalan dengan hal tersebut, Levinson dalam Rahmawan, http:www.ruangbaca.com ,juga memberikan konsep praanggapan sebagai suatu macam anggapan atau pengetahuan latar belakang yang membuat suatu tindakan,teori atau ungkapan mempunyai makna. Karikatur sering dijumpai berupa gambar yang disertai kata- kata atau kalimat. Jika melihat gambar dan memperhatikan kalimatnya, kita biasa menafsirkan makna karikatur tersebut yaitu praanggapan yang ada. Keterkaitan antara gambar dan kalimat inilah yang membuat penulis tertarik untuk membahas masalah praanggapan dalam bahasa karikatur. Universitas Sumatera Utara Gambar di atas jenis karikatur yang digunakan adalah gambar biasa yang menggambarkan seseorang yang was-was karena suatu hal. Dia terseret dalam kasus korupsi dan takut ketahuan korupsi oleh pihak yang berwajib dan masyarakat luas. Bahasa yang digunakan dalam karikatur ini adalah presuposisi stuktural. Praanggapannya adalah seseorang yang melakukan korupsi.

1.1.2 Masalah