Sumber Data Pesan yang Muncul dari Karikatur

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Sumber Data

Yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian ini adalah subjek darimana data diperoleh KBBI, 2003:994. Oleh karena itu, dalam penelitian ini yaitu bahasa karikatur dalam harian Kompas yang terbit pada edisi Mei 2011. Bulan Mei 2011 banyak terdapat karikatur yang bertema korupsi. Sehingga penulis mengambil data pada bulan Mei 2011. 3.2 Metode Penelitian 3.2.1 Metode dan Teknik Pengumpulan Data Dalam pengumpulan data, peneliti menggunakan metode simak, yaitu menyimak penggunaan bahasa pada objek yang diteliti. Data dikumpulkan dengan cara menyimak karikatur yang muncul dalam harian kompas sebagai sumber data, metode simak ini diwujudkan dengan teknik catat Surdayanto, 1993:135. Teknik catat ini digunakan untuk mencatat data-data yang dibutuhkan.

3.2.2 Metode dan Teknik Analisis Data

Metode yang digunakan penulis dalam upaya menemukan kaidah dalam tahap analisis data adalah metode padan. Metode padan alat penentunya di luar,terlepas dan tidak menjadi bagian dari bahasa langue yang bersangkutan Sudaryanto 1993;13. Penulis sendiri menggunakan teknik pilah unsur penentu PUP sebagai teknik dasar di dalam penelitian ini. Adapun alatnya adalah daya Universitas Sumatera Utara pilah yang bersifat mental yang dimiliki oleh penelitinya Sudaryanto, 1993;21. Untuk teknik lanjutannya, penulis menggunakan teknik hubung banding menyamakan. Berikut adalah salah satu contoh teknik analisis data pada karikatur harian Kompas Jenis gambar yang digunakan pada karikatur ini adalah gambar psikologis. Kaleng kecil yang berisi uang receh menggambarkan jumlah BLT yang diterima rakyat kecil terlalu sedikit. Dibandingkan dengan melonjaknya harga kebutuhan pokok jumlah BLT yang diterima tidak memiliki arti apa-apa dan bila saja pemimpin kita tidak ada yang korup sudah pasti jumlah BLT yang diterima lebih banyak dan dapat membantu mengimbangi harga kebutuhan pokok yang naik. Praanggapan bahasa karikatur di atas termasuk presuposisi faktif. Praanggapannya adalah koruptor meningkat saat harga-harga naik. Universitas Sumatera Utara

BAB IV PEMBAHASAN

4.1 Tujuan dari Pembuatan Karikatur

Gambar karikatur adalah suatu media penyampai pesan yang digambar secara sederhana dan spontan. Hal yang menjadi topik atau ide pokok dalam pembuatan karikatur biasanya adalah hal-hal yang sedang marak dibicarakan. Karikatur adalah gambar sindiran yang bersifat sinis, ironis, atau sarkasme yang berbentuk humor, sebagai refleksi dari suatu keadaan sosial, politik, ekonomi dan budaya. Natawijaya, 198 : 118 . Jadi, tujuan dari pembuatan karikatur adalah untuk menyindir, mengkritisi seorang oknum atau sebuah institusi atas kejadian yang sedang terjadi dan marak dibicarakan pada saat itu. 1. Karikatur 1 tentang Perjalan Pejabat ke Luar Negeri Gambar 4.1 Tujuan dari karikatur pertama adalah memberi pesan kepada para pejabat agar tujuan mereka melakukan perjalanan keluar negeri tidak hanya semata-mata Universitas Sumatera Utara sekedar melakukan perjalan, tetapi melakukan kerja sama yang baik dengan para pejabat luar negeri untuk memajukan Indonesia, sehingga usaha masyrakat menanggung beban semua biaya perjalan ke luar negeri tidak sia-sia.

2. Karikatur 2 tentang Partai Politik

Gambar 4.2 Tujuan dari karikatur kedua adalah memberi pesan agar para partai politik tidak memberikan janji palsu kepada rakyatnya, sehingga masyarakat tidak merasa ditipu oleh partai politik yang mereka pilih. Universitas Sumatera Utara

3. Karikatur 3 tentang Kerjasama Politik

Gambar 4.3 Tujuan dari karikatur ketiga adalah memberi pesan agar para pemimpin tidak hanya melakukan kesepakatan demi menimbun kekayaan semata dan benar- benar membuat kebijakan-kebijakan yang menyejahterakan rakyat, bukan menyejahterakan diri sendiri.

4. Karikatur 4 tentang Dana Bantuan Sosial

Gambar 4.4 Universitas Sumatera Utara Tujuan dari karikatur keempat adalah memberi pesan agar para pemimpin tidak memberatkan rakyat dalam memberikan bantuan sosial.

5. Karikatur 5 tentang Raskin

Gambar 4.,5 Tujuan dari karikatur kelima adalah memberi pesan agar Raskin itu diberikan tepat pada masyarakat yang membutuhkan, sehingga Raskin memang benar menjadi solusi jitu mengatasi kekurangan gizi rakyat miskin.

6. Karikatur 6 tentang Solidaritas

Gambar 4.6 Universitas Sumatera Utara Tujauan dari karikatur keenam memberi pesan agar kita mampu memperkokoh solidaritas kita, sehingga kita menjadi bangsa yang tidak minus solidaritas.

7. Karikatur 7 tentang Hukum di Negeri

Gambar 4.7 Tujuan dari karikatur ketujuh adalah memberi pesan agar hukum di Indonesia lebih adil lagi. Jangan memandang status dalam memberikan hukuman. Universitas Sumatera Utara

8. Karikatur 8 tentang Anggota DPRMPR RI

Gambar 4.8 Tujuan dari karikatur kedelapan adalah memberi pesan agar para anggota DPRMPR RI lebih memperhatikan rakyat kecil, sehingga rakyat kecil tidak ketakutan melihat mereka.

9. Karikatur 9 tentang Zaman Kleptolitikum

Gambar 4.9 Universitas Sumatera Utara Tujuan karikatur kesembilan adalah memberi pesan agar para koruptor sebaiknya berada di tempat seharusnya dia berada, yaitu di dalam penjara dan mungkin di dalam penjara dia mampu mengubah perilakunya agar tidak sama seperti binatang.

10. Karikatur 10 tentang Kritikan Rakyat terhadap KKN dan Suap

Gambar 4.10 Tujuan karikatur kesepuluh adalah memberi pesan agar para pemimpin mendengarkan setiap aspirasi rakyatnya. Universitas Sumatera Utara

11. Karikatur 11 tentang Gudeg Jogya

Gambar 4.11 Tujuan karikatur kesebelas adalah memberi pesan agar para pemimpin tidak semena-mena menggunakan kekuasaannya untuk mengutak-atik penjabat pemerintah daerah tanpa pernah memperhatikan pendapat masyarakat.

12. Karikatur 12 tentang Kekayaan Alam yang Hampir Habis

Gambar 4.12 Universitas Sumatera Utara Tujuan karikatur keduabelas adalah memberi pesan agar pemerintah memperhatikan kesejahteraan rakyatnya.

13. Karikatur 13 tentang Politik Bola

Gambar 4.13 Tujuan karikatur ketigabelas adalah memberi pesan agar dunia olahraga tidak dinodai politik-politik yang tidakk sehat

4.2 Deskripsi dan Analisis Praanggapan dalam Bahasa Karikatur

Karikatur merupakan salah satu bentuk karya komunikasi visual yang efektif dan mengena dalam penyampaian pesan dan kritik sosial. Dalam sebuah karikatur yang baik terlihat adanya perpaduan antara unsur-unsur kecerdasan, ketajaman dan ketepatan berpikir secara kritis, serta ekspresif dalam bentuk gambar kartun dalam menanggapi fenomena permasalahan yang muncul dalam kehidupan masyarakat luas. Universitas Sumatera Utara Selama ini media cetak seperti surat kabar tidak hanya berperan sebagai pencarian informasi yang utama dalam fungsinya, tetapi bisa juga mempunyai suatu karateristik yang menarik yang perlu diperhatikan untuk memberikan analisis yang sangat kritis yang akan menumbuhkan motivasi, mendorong serta mengembangkan pola pikir bagi masyarakat agar semakin kritis dan selektif dalam menyikapi berita-berita yang ada di dalam media. Belakangan ini media pers Indonesia menampilkan komik kartun dan karikatur sebagai ungkapan kritis terhadap berbagai masalah yang berkembang secara tersamar dan tersembunyi. Pembaca diajak berpikir, merenungkan dan memahami pesan-pesan yang tersurat dan tersirat dalam gambar tersebut Sobur, 2006 : 140. Karikatur pada dasarnya dapat dibedakan menjadi dua jenis, yakni karikatur verbal dan nonverbal. Karikatur verbal yaitu karikatur yang dalam visual gambarnya memanfaatkan unsur-unsur verbal, seperti kata, frase dan kalimat, sedangkan karikatur nonverbal cenderung memanfaatkan gambar sebagai bahasa bertutur agar maksud yang termaksud dalam gambar tersampaikan kepada pembaca Supryadi, 2011 : 89. Karikatur adalah produk keahlian seorang karikaturis, baik dari segi pengetahuan,intelektual,teknik melukis,psikologis, bacaan maupun bagaimana dia memilih topik isu yang tepat. Karena itu, kita biasa mendeteksi tingkat intelektual seorang karikaturis dari sudut ini. Juga caranya mengkritik yang secara tidak langsung membuat orang yang dikritik justru tersenyum. Karikatur adalah bagian dari opini penerbit yang dituangkan dalam bentuk gambar-gambar khusus. Semula, karikatur ini hanya merupakan selingan atau ilustrasi belaka. Namun, pada perkembangan selanjutnya, karikatur dijadikan sarana untuk Universitas Sumatera Utara menyampaikan kritik yang sehat. Dikatakan kritik yang sehat karena penyampaiannya dilakukan dengan gambar-gambar yang lucu dan menarik. Sobur 2004:140 .

4.2.1 Deskripsi dan Analisis Praanggapan dalam Karikatur 1

Karikatur 1 lihat gambar 4.1 merupakan jenis karikatur nonverbal, yaitu karikatur yang memanfaatkan gambar sebagai bahasa bertutur agar maksud yang termaksud dalam gambar tersampaikan kepada pembaca. Gerobak melambangkan perjalan. Ada dua pria yang duduk di atas gerobak, yang memakai topi, pejabat dari luar negeri dan yang memakai kacamata pejabat dari Indonesia sebut saja Susilo Bambang Yudhoyono. Karikatur di atas menggambarkan perjalanan pejabat Indonesia ke luar negeri dan rakyat miskin yang menanggung bebannya. Maksudnya menanggung beban adalah sebenarnya seluruh biaya perjalanan itu menggunakan uang negara yang sepenuhnya milik rakyat dan seharusnya digunakan sebaik-baiknya untuk kepentingan kesejahteraan masyarakat. Seharusnya mereka melawat ke luar negeri dengan tujuan untuk mempelajari politik dan perkembangan Negara tetangga untuk kemudian diaplikasikan di Negara kita tercinta atau melakukan kerjasama politik demi kemajuan Negara kita. Namun, mereka malah hanya bersenang-senang dan hanya memakai semua fasilitas yang ada untuk kepuasan diri sendiri tanpa memperdulikan amanah rakyat. Tujuan dari karikatur di atas adalah memberi pesan kepada para pejabat agar tujuan mereka melakukan perjalanan keluar negeri tidak hanya semata-mata sekedar melakukan perjalan, tetapi melakukan kerja sama yang baik dengan para Universitas Sumatera Utara pejabat luar negeri untuk memajukan Indonesia, sehingga usaha masyarakat menanggung beban semua biaya perjalan ke luar negeri tidak sia-sia. Praanggapan bahasa karikatur di atas termasuk presuposisi struktural. Praanggapannya adalah pejabat melakukan perjalanan keluar negeri.

4.2.2 Deskripsi dan Analisis Praanggapan dalam Karikatur 2

Karikatur 2 lihat gambar 4.2 merupakan jenis karikatur verbal, yaitu karikatur yang dalam visual gambarnya memanfaatkan unsur-unsur verbal, seperti kata, frase dan kalimat. Bendera dalam karikatur di atas melambangkan bendera partai politik. Partai politik pada saat kampanye menjanjikan kesempurnaan untuk rakyatnya. Akan tetapi, banyak oknum baik dari eksekutif, legislatif, ataupun yudikatif dibalik parpol tersebut yang hanya mengincar uang dan saat mereka naik atau menjabat hampir bisa dipastikan mereka akan melakukan korupsi. Hal tersebut sangat tergambar jelas dari gambar masyarakat yang hanya bisa menggerutu dan menyesalkan atas naiknya parpol tersebut. Gambaran bendera parpol yang usang menggambarkan bahwa semua ulah oknum-oknum tersebut pada akhirnya akan merusak citra parpol tersebut. Tujuan dari karikatur di atas adalah agar para partai politik tidak memberikan janji palsu kepada rakyatnya sehingga masyarakat tidak merasa ditipu oleh partai politik yang mereka pilih. Praanggapan bahasa karikatur di atas termasuk presuposisi faktif. Praanggapannya adalah partai politik menjanjikan kesempurnaan untuk rakyatnya.

4.2.3 Deskripsi dan Analisis Praanggapan dalam Karikatur 3

Universitas Sumatera Utara Karikatur 3 lihat gambit 4.3 merupakan jenis karikatur nonverbal yaitu karikatur yang memanfaatkan gambar sebagai bahasa bertutur agar maksud yang termaksud dalam gambar tersampaikan kepada pembaca. Jabat tangan dalam karikatur di atas memiliki arti kesepakatan atau kerjasama politik antara dua pemimpin. Di sana terdapat dua buah kereta pengangkut yang seolah telah disiapkan untuk mengambil sumber dana, hal ini menggambarkan bahwa kebanyakan kerjasama atau kebijakan yang tercipta cukup berpengaruh terhadap pundi-pundi uang pribadi mereka. Secara keseluruhan, karikatur di atas menggambarkan kesepakatan antara dua pemimpin dalam menciptakan kebijakan-kebijakan yang menguntungkan diri sendiri atau pihak-pihak tertentu dalam politik pembangunan, hingga mereka memperoleh kekayaan demi memperkokoh kejayaan. Tujuan dari karikatur di atas adalah agar para pemimpin tidak hanya melakukan kesepakatan demi menimbun kekayaan semata dan benar-benar membuat kebijakan-kebijakan yang menyejahterakan rakyat, bukan mensejahterakan diri sendiri. Praanggapan bahasa karikatur di atas termasuk presuposisi struktural. Praanggapannya adalah pemimpin melakukan kesepakatan politis dan dengan

4.2.4 Deskripsi dan Analisis Praanggapan dalam Karikatur 4

Karikatur 4 lihat gambar 4.4 merupakan jenis karikatur nonverbal, yaitu karikatur yang memanfaatkan gambar sebagai bahasa bertutur agar maksud yang termaksud dalam gambar tersampaikan kepada pembaca. Pria berkaca mata Universitas Sumatera Utara menggambarkan pemimpin. Tikus kecil melambangkan pejabat-pejabat daerah. Karikatur di atas memiliki arti seharusnya dana bantuan sosial itu meringankan beban rakyat, dan yang terjadi malah sebaliknya. Dana bantuan sosial menjadi beban yang memberatkan rakyat. Sebenarnya dana tersebut juga merupakan dana yang diperoleh dari rakyat. Ironisnya, pemimpin-pemimpin kita yang seharusnya menjadi perantara untuk menghantarkan dana tersebut kepada yang membutuhkan, malah memilih tidak melakukan apa-apa. Parahnya lagi, pejabat- pejabat daerah terkecil pun mulai mengambil kesempatan dengan menggerogoti dana bantuan Sosial tersebut. Hal ini tergambar jelas dari adanya tikus-tikus kecil yang menggerogoti dana bantuan sosial. Tujuan dari karikatur di atas adalah memberitahukan kepada para pemimpin agar tidak memberatkan rakyat dalam memberikan bantuan sosial. Praanggapan bahasa karikatur di atas termasuk presuposisi struktural. Praanggapannya adalah dana bantuan sosial meringankan rakyat.

4.2.5 Deskripsi dan Analisis Praanggapan dalam Karikatur 5

Karikatur 5 lihat gambar 4.5 merupakan jenis karikatur verbal, yaitu karikatur yang dalam visual gambarnya memanfaatkan unsur-unsur verbal, seperti kata, frase dan kalimat. Pada karikatur di atas tokoh yang berambut kriwil nyeletuk tentang RASKIN beras miskin tidak tepat sasaran. Banyak kasus penimbunan Raskin dilakukan oknum tertentu untuk meningkatkan kesejahteraannya sendiri. Seharusnya Raskin itu menjadi solusi jitu mengatasi kekurangan gizi rakyat miskin akibat korupsi. Universitas Sumatera Utara Tujuan karikatur di atas adalah agar Raskin itu diberikan tepat pada masyarakat yang membutuhkan, sehingga Raskin memang benar menjadi solusi jitu mengatasi kekurangan gizi rakyat miskin. Praanggapan bahasa karikatur di atas termasuk presuposisi faktif. Praanggapannya adalah raskin mengatasi kekurangan gizi rakyat miskin.

4.2.6 Deskripsi dan Analisis Praanggapan dalam Karikatur 6

Karikatur 6 lihat gambar 4.6 merupakan jenis karikatur, nonverbal yaitu karikatur yang memanfaatkan gambar sebagai bahasa bertutur agar maksud yang termaksud dalam gambar tersampaikan kepada pembaca. Gambar tangan yang kokoh yang terdapat dalam karikatur di atas melambangkan solidaritas. Karikatur di atas menggambarkan tingkat solidaritas minus akibat uang. Benteng solidaritas yang dulu kokoh dan tidak tergoyahkan, perlahan-lahan terkikis oleh politik uang. Perlahan namun pasti, uang mampu mengikis pondasi solidaritas tersebut. Hingga dapat kita simpulkan bahwa suatu saat benteng itu akan segera runtuh. Kita akan menjadi bangsa yang minus solidaritas karena politik uang. Tujuan dari karikatur di atas adalah agar kita mampu memperkokoh solidaritas kita, sehingga kita menjadi bangsa yang tidak minus solidaritas. Praanggapan bahasa karikatur di atas termasuk presuposisi struktural. Praanggapannya adalah bangsa minus solidaritas.

4.2.7 Deskripsi dan Analisis Praanggapan dalam Karikatur 7

Karikatur 7 lihat gambar 4.7 merupakan jenis karikatur nonverbal, yaitu karikatur yang memanfaatkan gambar sebagai bahasa bertutur agar maksud yang termaksud dalam gambar tersampaikan kepada pembaca. Gambar timbangan Universitas Sumatera Utara pada karikatur di atas melambangkan hukum. Pada gambar di atas digambarkan seorang koruptor bertubuh gemuk, memegang uang banyak dan selalu tersenyum lepas tanpa beban sedangkan orang miskin yang berbadan kurus memegang sandal jepit dengan muka lusuhnya melihat bahwa hukuman yang diterima si koruptor lebih ringan dari pada dia di timbangan itu. Karikatur di atas menggambarkan suatu keadaan hukum yang semakin tidak adil dan menunjukkan rasa duka terhadap hukum yang adil telah mati. Koruptor tetap hidup nyaman dengan uangnya, bahkan dalam beberapa kasus kita melihat banyak tersangka korupsi memiliki akses yang begitu bebas terhadap dunia luar, sedangkan rakyat miskin dengan kesalahan yang sangat kecil pun akan di hukum seberat-beratnya. Adanya karangan bunga melambangkan duka cita, itu menggambarkan hukum yang telah mati. Tujuan karikatur di atas adalah agar hukum di Indonesia lebih adil lagi. Jangan memandang status dalam memberikan hukuman. Praanggapan bahasa karikatur di atas termasuk presuposisi struktural. Praanggapannya adalah hukum tidak adil.

4.2.8 Deskripsi dan Analisis Praanggapan dalam Karikatur 8

Karikatur 8 lihat gambar 4.8 merupakan jenis karikatur nonverbal, yaitu karikatur yang memanfaatkan gambar sebagai bahasa bertutur agar maksud yang termaksud dalam gambar tersampaikan kepada pembaca. Manusia bertanduk yang terdapat dalam karikatur di atas menggambarkan setan atau iblis yang dalam dunia nyata kita sebut koruptor. Dasi yang digunakan oleh pria bertanduk itu melambangkan bahwa iblis atau setan tersebut menduduki gedung DPRMPR Universitas Sumatera Utara RI dan seolah mereka haus akan kekuasaan. Anak kecil dengan ekspresi ketakutan menggambarkan rakyat kecil yang takut melihat anggota DPRMPR RI. Karikatur di atas menjelaskan bahwa semua yang berada di dalam gedung DPRMPR adalah koruptor. Rakyat kecil ketakutan melihat mereka, seperti melihat iblis, nafsu setan dan iblis pada diri pejabat ingin kedudukan yang lebih bukan untuk mengayomi rakyat tetapi menakuti rakyat dan tidak menjadi penyalur aspirasi rakyat kecil namun yang terjadi, mereka hanya berpihak pada pihak-pihak pemodal atau pihak yang sudah pasti memberikan keuntungan pribadi bagi mereka. Tujuan dari karikatur di atas adalah menyindir para anggota DPRMPR RI agar mereka lebih memperhatikan rakyat kecil, sehingga rakyat kecil tidak ketakutan melihat mereka. Praanggapan bahasa karikatur di atas termasuk presuposisi faktif. Praanggapannya adalah rakyat kecil ketakutan.

4.2.9 Deskripsi dan Analisis Praanggapan dalam Karikatur 9

Karikatur 9 lihat gambar 4.9 merupakan jenis karikatur nonverbal yaitu karikatur yang memanfaatkan gambar sebagai bahasa bertutur agar maksud yang termaksud dalam gambar tersampaikan kepada pembaca. Baju tahanan melambangkan tokoh yang ada digambar seharusnya berada ditahanan. Dasi yang dipakai oleh pria yang terdapat dalam karikatur di atas melambangkan bahwa dia pejabat. Wajah seperti monyet melambangkan dia tidak tahu malu dan lebih mirip seperti binatang. Karung uang melambangkan dia seorang klepto penyakit yang suka mencuri. Karikatur di atas menggambarkan seorang koruptor yang berkeliaran karena memiliki banyak uang dan seharusnya dia Universitas Sumatera Utara berada ditahanan. Karikatur di atas menggambarkan negara kita semakin mengarah ke zaman kleptolitikum, korup menjadi hal yang wajar, sebab hampir semua kalangan melakukan korupsi. Tujuan dari karikatur di atas adalah agar para koruptor sebaiknya berada ditempat seharusnya dia berada yaitu di dalam penjara dan mungkin di dalam penjara dia mampu mengubah prilakunya agar tidak sama seperti binatang. Praanggapan bahasa karikatur di atas termasuk presuposisi struktural. Praanggapannya adalah koruptor memliki prilaku tidak manusiawi.

4.2.10 Deskripsi dan Analisis Praanggapan dalam Karikatur 10

Karikatur 10 lihat gambar 4.10 merupakan jenis karikatur verbal yaitu karikatur yang dalam visual gambarnya memanfaatkan unsur-unsur verbal, seperti kata, frase dan kalimat. Pada gambar karikatur di atas, terdapat gambar anak kecil yang menggambarkan rakyat kecil. Di atas anak itu terdapat teks dengan huruf kapital “DULU BANYAK KKN, KASUS SUAP. TAPI HIDUP KITA ENAK YA PAK… SEKARANG MAKIN BANYAK BEGITUAN. KOK HIDUP KITA MAKIN TIDAK ENAK” ini merupakan gambaran kritikan rakyat terhadap pemimpin yang digambarkan sebagai orang tua yang sedang duduk dan sedikit kesal dengan kritikan tersebut. Pada gambar di sampingnya, terdapat pula teks yang berisi “RUMONGSO BISO NANGING ORA BISO RUMONGSO” merasa bisa, tapi tidak bisa merasa. Ini merupakan gambaran dari kekesalan pemimpin yang selalu saja di cerca. Tujuan dari karikatur di atas adalah untuk mengkritisi para pemimpin yang seharusnya mendengarkan setiap aspirasi rakyatnya. Praanggapan bahasa Universitas Sumatera Utara karikatur di atas termasuk presuposisi faktif. Praanggapannya adalah seharusnya seorang pemimpin mendengar aspirasi rakyatnya.

4.2.11 Deskripsi dan analisis praanggapan dalam karikatur 11

Karikatur 11 lihat gambar 4.11 merupakan jenis karikatur verbal yaitu karikatur yang dalam visual gambarnya memanfaatkan unsur-unsur verbal, seperti kata, frase dan kalimat. Pada gambar di atas terdapat seorang pria yang duduk di kursi dengan lambang garuda di kursinya sedang mengaduk-aduk gudeg jogja. Hal ini menggambarkan seorang pemimpin yang sedang mengutak-atik penjabat pemerintahan daerah. Terdapat seorang pria dengan pakaian adat dan blangkon dan diatasnya tertulis, “GUDEG JOGJA ENAK LHO PAK,,, KOK DIOBOK- OBOK”. Ini menggambarkan tokoh masyarakat yang tidak setuju dengan keputusan pemimpin itu untuk merombak susunan kepemerintahan yang sudah ada karena menurutnya kepemerintahan itu sudah cukup baik dan di sudut kanan bawah terdapat gambar seorang pria dengan pakaian lusuh bertopang dagu. Ini menggambarkan masyarakat kecil yang hanya bisa berpasrah dengan keputusan pemimpin itu. Tujuan dari karikatur di atas adalah untuk mengkritisi para pemimpin yang semena-mena menggunakan kekuasaannya untuk mengutak-atik penjabat pemerintah daerah tanpa pernah memperhatikan pendapat masyarakat . Praanggapan bahasa karikatur di atas termasuk preusposisi struktural. Praanggapannya adalah seorang pemimpin menggunakan kuasanya untuk merombak penjabat pemerintah daerah. Universitas Sumatera Utara 4.2.12Deskripsi dan analisis praanggapan dalam karikatur 12 Karikatur 12 lihat gambar 4.12 merupakan jenis karikatur nonverbal yaitu karikatur yang memanfaatkan gambar sebagai bahasa bertutur agar maksud yang termaksud dalam gambar tersampaikan kepada pembaca. Pada gambar terdapat sisa-sisa ikan di dalam sebuah piring yang membentuk pola peta Indonesia dan ada garpu dalam posisi tertutup. Hal ini menggambarkan bahwa seluruh kekayaan alam di Indonesia hampir habis dan hanya tinggal sedikit. Kekayaan tersebut bukannya digunakan untuk kemakmuran rakyat, malah untuk kepentingan-kepentingan oknum tertentu. Hal ini tergambar dari adanya seorang pria dengan penampilan lusuh di sudut kanan bawah. Dan ditegaskan lagi oleh teks yang terdapat di atasnya “YANG TERSISA HANYA IKAN ASING” . Tujuan dari karikatur di atas adalah untuk mengingatkan pemerintah agar memperhatikan kesejahteraan rakyatnya. Praanggapan bahasa karikatur di atas termasuk presuposisi struktural. Praanggapannya adalah kekayaan Indonesia bukan dinikmati rakyat Indonesia.

4.2.13 Deskripsi dan analisis praanggapan dalam karikatur 13

Karikatur 13 lihat gambar 4.13 merupakan jenis karikatur verbal yaitu karikatur yang dalam visual gambarnya memanfaatkan unsur-unsur verbal, seperti kata, frase dan kalimat. Pada karikatur di atas, terdapat sebuah kat “POLITIK” Universitas Sumatera Utara dengan huruf O berbentuk bola, hal ini menggambarkan bahwa bahkan di ranah olahraga khususnya sepakbola telah tercemar oleh politik-politik yang tidak sehat. Dalam mengambil sebuah kebijakan dalam hal olahraga, seringkali kebijakan itu tidak mementingkan sportifitas dan perkembangan sepakbola di Indonesia. Banyak kebijakan-kebijakan yang terkesan aneh dan membuat rakyat jengkel namun hanya pasrah atas hal tersebut. Hal itu tergambar darigambar dua orang yang sedang bertopang dagu di sudut kanan bawah. Tujuan dari karikatur di atas adalah untuk mengingatkan bahwa masyarakat tidak ingin dunia olahraga kita dinodai politik-poltik yang tidak sehat. Praanggapan bahasa karikatur di atas termasuk presuposisi faktif. Praanggapannya adalah dunia persepakbolaan yang telah tercemar politik tidak sehat.

4.3 Pesan yang Muncul dari Karikatur

1. Pesan Karikatur 1 tentang Perjalanan Pejabat ke Luar Negeri

Karikatur pertama memberi pesan kepada para pejabat agar tujuan mereka melakukan perjalanan keluar negeri tidak hanya semata-mata sekedar melakukan perjalan, tetapi melakukan kerja sama yang baik dengan para pejabat luar negeri untuk memajukan Indonesia, sehingga usaha masyrakat menanggung beban semua biaya perjalan ke luar negeri tidak sia-sia.

2. Pesan Karikatur 2 tentang Partai Politik

Universitas Sumatera Utara Karikatur kedua memberi pesan agar para partai politik tidak memberikan janji palsu kepada rakyatnya, sehingga masyarakat tidak merasa ditipu oleh partai politik yang mereka pilih. 3. Pesan Karikatur 3 tentang Kerjasama Politik Karikatur ketiga memberi pesan agar para pemimpin tidak hanya melakukan kesepakatan demi menimbun kekayaan semata dan benar-benar membuat kebijakan-kebijakan yang menyejahterakan rakyat, bukan menyejahterakan diri sendiri.

4. Pesan Karikatur 4 tentang Dana Bantuan Sosial

Karikatur keempat memberi pesan agar para pemimpin tidak memberatkan rakyat dalam memberikan bantuan sosial.

5. Pesan Karikatur 5 tentang Raskin

Karikatur kelima memberi pesan agar Raskin itu diberikan tepat pada masyarakat yang membutuhkan, sehingga Raskin memang benar menjadi solusi jitu mengatasi kekurangan gizi rakyat miskin.

6. Pesan Karikatur 6 tentang Solidaritas

Karikatur keenam memberi pesan agar kita mampu memperkokoh solidaritas kita, sehingga kita menjadi bangsa yang tidak minus solidaritas.

7. Pesan Karikatur 7 tentang Hukum di Negeri

Karikatur ketujuh memberi pesan agar hukum di Indonesia lebih adil lagi. Jangan memandang status dalam memberikan hukuman. Universitas Sumatera Utara

8. Pesan Karikatur 8 tentang Anggota DPRMPR RI

Karikatur kedelapan memberi pesan agar para anggota DPRMPR RI lebih memperhatikan rakyat kecil, sehingga rakyat kecil tidak ketakutan melihat mereka.

9. Pesan Karikatur 9 tentang Zaman Kleptolitikum

Karikatur kesembilan memberi pesan agar para koruptor sebaiknya berada di tempat seharusnya dia berada, yaitu di dalam penjara dan mungkin di dalam penjara dia mampu mengubah perilakunya agar tidak sama seperti binatang.

10. Pesan Karikatur 10 tentang Kritikan Rakyat terhadap KKN dan Suap

Karikatur kesepuluh memberi pesan agar para pemimpin mendengarkan setiap aspirasi rakyatnya.

11. Pesan Karikatur 11 tentang Gudek Jogya

Karikatur kesebelas memberi pesan agar para pemimpin tidak semena- mena menggunakan kekuasaannya untuk mengutak-atik penjabat pemerintah daerah tanpa pernah memperhatikan pendapat masyarakat.

12. Pesan Karikatur 12 tentang Kekayaan Alam yang Hampir Habis

Karikatur keduabelas memberi pesan agar pemerintah memperhatikan kesejahteraan rakyatnya.

13. Pesan Karikatur 13 tentang Politik Bola

Universitas Sumatera Utara Karikatur ketigabelas memberi pesan agar dunia olahraga tidak dinodai politik-politik yang tidakk sehat. 4.4 Praanggapan yang dominan dalam surat kabar Harian Kompas edisi.Mei 2011 Dari pendeskripsian dan proses analisis setiap karikatur tersebut, berikut praanggapan terhadap setiap contoh karikatur yang saya teliti tersebut: 1 Praanggapan pada gambar 4.1 termasuk presuposisi struktural. Karikatur 4.1 struktur gambarnya jelas dan langsung dapat dipahami tanpa melihat kata-kata yang terdapat dalam karikatur. 2 Praanggapan pada gambar 4.2 termasuk presuposisi faktif. Karikatur 4.2 informasi yang ingin disampaikan dinyatakan dengan kata-kata yang menunjukkan suatu fakta. 3 Praanggapan pada gambar 4.3 termasuk presuposisi struktural. Karikatur 4.3 struktur gambarnya jelas dan langsung dapat dipahami tanpa melihat kata-kata yang terdapat dalam karikatur. 4 Praanggapan pada gambar 4.4 termasuk presuposisi struktural. Karikatur 4.4 struktur gambarnya jelas dan langsung dapat dipahami tanpa melihat kata-kata yang terdapat dalam karikatur. 5 Praanggapan pada gambar 4.5 termasuk presuposisi faktif. Karikatur 4.5 informasi yang ingin disampaikan dinyatakan dengan kata-kata yang menunjukkan suatu fakta. Universitas Sumatera Utara 6 Praanggapan pada gambar 4.6 temasuk presuposisi struktural. Karikatur 4.6 struktur gambarnya jelas dan langsung dapat dipahami tanpa melihat kata-kata yang terdapat dalam karikatur. 7 Praanggapan pad gambar 4.7 termasuk presuposisi struktural. Karikatur 4.7 struktur gambarnya jelas dan langsung dapat dipahami tanpa melihat kata-kata yang terdapat dalam karikatur. 8 Praanggapan pada gambar 4.8 termasuk presuposisi faktif. Karikatur 4.8 informasi yang ingin disampaikan dinyatakan dengan kata-kata yang menunjukkan suatu fakta. 9 Praanggapan pada gambar 4.9 temasuk presuposisi struktural. Karikatur 4.9 struktur gambarnya jelas dan langsung dapat dipahami tanpa melihat kata-kata yang terdapat dalam karikatur. 10 Praanggapan pada gambar 4.10 temasuk presuposisi faktif. Karikatur 4.10 informasi yang ingin disampaikan dinyatakan dengan kata-kata yang menunjukkan suatu fakta. 11 Praanggapan gambar 4.11 temasuk presuposisi struktural. Karikatur 4.11 struktur gambarnya jelas dan langsung dapat dipahami tanpa melihat kata-kata yang terdapat dalam karikatur. 12 Praanggapan pada gambar 4.12 temasuk presuposisi struktural. Karikatur 4.12 struktur gambarnya jelas dan langsung dapat dipahami tanpa melihat kata-kata yang terdapat dalam karikatur. Universitas Sumatera Utara 13 Praanggapan pada gambar 4.13 temasuk presuposisi faktif. Karikatur 4.13 informasi yang ingin disampaikan dinyatakan dengan kata-kata yang menunjukkan suatu fakta. Berdasarkan penjabaran praanggapan setiap karikatur tersebut, kita tentukan bahwa dalam karikatur harian Kompas edisi mei 2011, jenis praanggapan yang paling banyak muncul adalah presuposisi struktural yaitu sebanyak delapan karikatur, sedangkan karikatur yang termasuk presuposisi faktif nyata sebanyak lima karikatur.Lihat tabel berikut ini Tabel penjabaran jenis presuposisi Presuposisi Faktif Presuposisi Leksikal Presuposisi Struktural Presuposisi Non-faktif Presuposisi Faktual Bertentangan K1  K2  K3  K4  K5  K6  K7  K8  K9  K10  K11  K12  K13  Universitas Sumatera Utara

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan