Tujuan karikatur di atas adalah agar Raskin itu diberikan tepat pada masyarakat yang membutuhkan, sehingga Raskin memang benar menjadi solusi
jitu mengatasi kekurangan gizi rakyat miskin. Praanggapan bahasa karikatur di atas termasuk presuposisi faktif. Praanggapannya adalah raskin mengatasi
kekurangan gizi rakyat miskin.
4.2.6 Deskripsi dan Analisis Praanggapan dalam Karikatur 6
Karikatur 6 lihat gambar 4.6 merupakan jenis karikatur, nonverbal yaitu karikatur yang memanfaatkan gambar sebagai bahasa bertutur agar maksud yang
termaksud dalam gambar tersampaikan kepada pembaca. Gambar tangan yang kokoh yang terdapat dalam karikatur di atas melambangkan solidaritas.
Karikatur di atas menggambarkan tingkat solidaritas minus akibat uang. Benteng solidaritas yang dulu kokoh dan tidak tergoyahkan, perlahan-lahan terkikis oleh
politik uang. Perlahan namun pasti, uang mampu mengikis pondasi solidaritas tersebut. Hingga dapat kita simpulkan bahwa suatu saat benteng itu akan segera
runtuh. Kita akan menjadi bangsa yang minus solidaritas karena politik uang. Tujuan dari karikatur di atas adalah agar kita mampu memperkokoh
solidaritas kita, sehingga kita menjadi bangsa yang tidak minus solidaritas. Praanggapan bahasa karikatur di atas termasuk presuposisi struktural.
Praanggapannya adalah bangsa minus solidaritas.
4.2.7 Deskripsi dan Analisis Praanggapan dalam Karikatur 7
Karikatur 7 lihat gambar 4.7 merupakan jenis karikatur nonverbal, yaitu karikatur yang memanfaatkan gambar sebagai bahasa bertutur agar maksud yang
termaksud dalam gambar tersampaikan kepada pembaca. Gambar timbangan
Universitas Sumatera Utara
pada karikatur di atas melambangkan hukum. Pada gambar di atas digambarkan seorang koruptor bertubuh gemuk, memegang uang banyak dan selalu tersenyum
lepas tanpa beban sedangkan orang miskin yang berbadan kurus memegang sandal jepit dengan muka lusuhnya melihat bahwa hukuman yang diterima si
koruptor lebih ringan dari pada dia di timbangan itu. Karikatur di atas menggambarkan suatu keadaan hukum yang semakin tidak adil dan
menunjukkan rasa duka terhadap hukum yang adil telah mati. Koruptor tetap hidup nyaman dengan uangnya, bahkan dalam beberapa kasus kita melihat
banyak tersangka korupsi memiliki akses yang begitu bebas terhadap dunia luar, sedangkan rakyat miskin dengan kesalahan yang sangat kecil pun akan di hukum
seberat-beratnya. Adanya karangan bunga melambangkan duka cita, itu menggambarkan hukum yang telah mati.
Tujuan karikatur di atas adalah agar hukum di Indonesia lebih adil lagi. Jangan memandang status dalam memberikan hukuman. Praanggapan bahasa
karikatur di atas termasuk presuposisi struktural. Praanggapannya adalah hukum tidak adil.
4.2.8 Deskripsi dan Analisis Praanggapan dalam Karikatur 8
Karikatur 8 lihat gambar 4.8 merupakan jenis karikatur nonverbal, yaitu karikatur yang memanfaatkan gambar sebagai bahasa bertutur agar maksud yang
termaksud dalam gambar tersampaikan kepada pembaca. Manusia bertanduk yang terdapat dalam karikatur di atas menggambarkan setan atau iblis yang
dalam dunia nyata kita sebut koruptor. Dasi yang digunakan oleh pria bertanduk itu melambangkan bahwa iblis atau setan tersebut menduduki gedung DPRMPR
Universitas Sumatera Utara
RI dan seolah mereka haus akan kekuasaan. Anak kecil dengan ekspresi ketakutan menggambarkan rakyat kecil yang takut melihat anggota DPRMPR
RI. Karikatur di atas menjelaskan bahwa semua yang berada di dalam gedung DPRMPR adalah koruptor. Rakyat kecil ketakutan melihat mereka, seperti
melihat iblis, nafsu setan dan iblis pada diri pejabat ingin kedudukan yang lebih bukan untuk mengayomi rakyat tetapi menakuti rakyat dan tidak menjadi
penyalur aspirasi rakyat kecil namun yang terjadi, mereka hanya berpihak pada pihak-pihak pemodal atau pihak yang sudah pasti memberikan keuntungan
pribadi bagi mereka. Tujuan dari karikatur di atas adalah menyindir para anggota DPRMPR RI
agar mereka lebih memperhatikan rakyat kecil, sehingga rakyat kecil tidak ketakutan melihat mereka. Praanggapan bahasa karikatur di atas termasuk
presuposisi faktif. Praanggapannya adalah rakyat kecil ketakutan.
4.2.9 Deskripsi dan Analisis Praanggapan dalam Karikatur 9