Gambar 2.6 Hubungan Antara Koefisien Daya Cp dan Tip Speed Ratio tsr Sumber :
www.windturbine-performance.com
2.3. Kincir Angin Poros Horizontal Berbahan Komposit
Pada tugas akhir ini, jenis kincir angin yang akan saya teliti adalah kincir angin poros horizontal 2 sudu diameter. Kincir angin poros horizontal 2 sudu
berbahan komposit kebanyakan memiliki sudu berjumlah tiga yang berpenampang aerofoil, dimana putaran porosnya harus searah dengan arah datangnya angin.
Gambar 2.7 Contoh Kincir Angin Sumbu Horizontal dengan Desain Sudu Setengah Aerofoil Naca 2412
Sumber : www.windturbine.com
Kelebihan kincir angin poros horizontal berbahan komposit adalah sebagai berikut : a. Mampu berputar pada kecepatan yang tinggi.
b. Berat sudu yang lebih ringan. c. Mampu menghasilkan daya yang besar.
d. Konstruksi kincir yang jauh dari tanah sehingga faktor keamanan yang lebih tinggi.
2.4. Komposit
Secara umum komposit diartikan yaitu paduan dari dua atau lebih material yang tidak saling mencampur yang hasilnya membentuk sifat material yang baru
sehingga didapatkan material yang memiliki sifat lebih baik dari material penyusunnya.
. Analoginya, material A digabungkan dengan material B membentuk paduan
material A-B yang memberikan karakter material yang baru, lebih baik dari material A dan B secara terpisah. Contoh sederhana, misalkan beton bertulang, paduan beton
dengan “ tuang – tulang besi “ menjadikan beton bertulang memiliki karakter tangguh untuk menopang beban yang tinggi.
Gambar 2.8 Contoh Komponen Bahan Komposit
2.4.1. Fasa Penyusun Komposit
Suatu komposit tersusun atas 2 fasa, yaitu : PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
a. Matriks Bahan Utama Gibson R.F, 1994 mengatakan bahwa matrik dalam struktur komposit bisa
berasal dari bahan polimer, logam, maupun keramik. Matrik secara umum berfungsi untuk mengikat serat menjadi satu struktur komposit. Matrik sendiri
memiliki fungsi - Mengikat serat menjadi satu kesatuan struktur
- Melindungi serat dari kerusakan akibat kondisi lingkungan - Menstransfer dan mendistribusikan beban ke serat
- Menyumbangkan beberapa sifat seperti, kekakuan, ketangguhan dan ketahanan listrik.
Berdasarkan matriksnya, komposit dapat dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu :
Gambar 2.9 Klasifikasi Komposit Berdasarkan Bentuk Matriksnya Sumber : yudiprasetyo53.wordpress.com
1 PMC Polymer Matrix Composites Bahan ini merupakan bahan komposit yang sering digunakan
biasa disebut Polimer Berpenguatan Serat FRP – Fibre Reinforced
Polymers or Plastics . Bahan ini menggunakan suatu polimer
berdasarkan resin sebagai matriknya, dan suatu jenis serat seperti kaca , karbon dan aramid Kevlar sebagai penguatnya.
PMC Polymer Matriks Composite merupakan matriks yang paling umum digunakan pada material komposit. Karena memiliki
sifat yang lebih tahan karat, korosi dan lebih ringan. Matriks polymer terbagi 2 yaitu termoset dan termoplastik. Perbedaan polymer termoset
tidak dapat didaur ulang sedangkan termoplastik dapat didaur ulang oleh karena itu banyak digunakan belakangan ini.
2 MMC Metal Matrix Composites Bahan ini menggunakan suatu logam seperti alumunium sebagai
matrik dan penguatnya dengan serat seperti silikon karbida. Ditemukan berkembang pada industry otomotif.
3 CMC Ceramic Matrix Composite Bahan ini menggunakan keramik sebagai matrik dan diperkuat dengan
serat pendek, atau serabut – serabut whiskers dimana terbuat dari
silikon karbida atau boron nitrida. Jenis ini digunakan pada lingkungan bertemperatur tinggi.
b. Reinforcement Penguat Pengisi Reinforcement memiliki fungsi untuk meningkatkan kekuatan dan kekakuan
matrik. Penguatan ini biasanya dalam bentuk serat fiber , atau serbuk. Serat yang sering digunakan dalam pembuatan komposit antara lain serat E
– Glass, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI