menjadi 1 ppm dengan menggunakan gas udara. Pengaliran tersebut menggunakan rangkaian Gambar 3.3.
Gambar 3.3. Rangkaian alat saat kalibrasi Dari hasil dua pengukuran di atas, akan dihasilkan grafik hubungan antara
sinyal ternormalisir terhadap posisi steppermotor. Dengan membandingkan kedua grafik pengukuran tersebut, dapat diketahui letak garis laser 10P14 dan 10P16
yang digunakan dalam pengukuran konsentrasi gas etilen. Letak kedua garis laser tersebut dapat diketahui dengan cara mencari pertambahan sinyal ternormalisir
yang berasal dari serapan gas etilen pada kedua grafik tersebut. Setelah diperoleh garis laser pada pengukuran etilen, dilakukanlah pengukuran konsentrasi gas
etilen standar. Pengukuran tersebut disajikan dalam grafik hubungan konsentrasi [ppb] terhadap waktu [jam] untuk gas etilen 1 ppm yang dialirkan.
3.4.3. Pengukuran konsentrasi gas etilen
Pada penelitian pertama, dilakukan pengukuran konsentrasi gas etilen yang diproduksi buah apel fuji, pisang kepok dan kecambah kacang hijau secara
real - time . Pengukuran tersebut bertujuan untuk menyelidiki apakah ketiga
sampel yang digunakan, menghasilkan gas etilen saat diletakkan pada lingkungan udara yang mengandung 20 Oksigen. Pengukuran dilakukan dengan
menggunakan rangkaian alat pada Gambar 3.4. Buah apel fuji adalah sampel yang pertama kali diukur dalam penelitian pertama.
Sebelum buah apel fuji tersebut dimasukkan, pengukuran konsentrasi gas
etilen, dilakukan pada lingkungan udara. Setelah ditunggu beberapa saat, buah apel fuji dimasukkan dalam cuvet. Dengan dimasukkannya buah apel fuji ke
dalam cuvet berarti produksi gas etilen yang diproduksi buah tersebut dapat diukur konsentrasinya. Untuk mengukur konsentrasi gas etilen yang diproduksi
buah pisang kepok dan kecambah kacang hijau, langkah – langkah pengukuran yang dilakukan sama seperti pada saat pengukuran konsentrasi buah apel fuji di
atas.
Gambar 3.4. Rangkaian alat pada pengukuran konsentasi gas etilen yang diproduksi buah apel fuji, pisang kepok dan kecambah kacang hijau pada
lingkungan udara yang mengandung 20 O
2
Pada penelitian kedua, dilakukan pengukuran konsentrasi gas etilen yang dihasilkan buah apel fuji yang diletakkan pada beberapa lingkungan penyimpanan
yang berbeda kandungan gas Oksigennya. Kandungan Oksigen divariasikan
menjadi lingkungan campuran yang mengandung 20 O
2
, 10 O
2
, dan 0 O
2
. Konsentrasi gas etilen yang diproduksi buah apel fuji ketika diletakkan pada
beberapa lingkungan penyimpanan tersebut akan dipantau dan diamati proses produksinya. Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui pengaruh gas Oksigen dari
masing – masing lingkungan penyimpanan terhadap produksi gas etilen oleh apel. Rangkaian pada Gambar 3.5 merupakan rangkaian pada pengukuran
konsentrasi gas etilen yang diproduksi apel fuji untuk lingkungan campuran yang mengandung 10 O
2
. Rangkaian pada Gambar 3.6 merupakan rangkaian pada
pengukuran konsentrasi gas etilen yang diproduksi apel fuji untuk lingkungan tanpa Oksigen 0 O
2
.
Gambar 3.5. rangkaian pada pengukuran konsentrasi gas etilen yang diproduksi apel fuji untuk lingkungan campuran yang mengandung 10 O
2
Gambar 3.6. rangkaian pada pengukuran konsentrasi gas etilen yang diproduksi apel fuji untuk lingkungan tanpa Oksigen 0 O
2
.