c. Apabila memenuhi syarat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan, pengelola barang dapat menyetujui usul penyertaan modal pemerintah daerah selain tanah danatau bangunan yang diajukan oleh
pengguna barang sesuai batas kewenangannya. d.
Pengelola barang menyiapkan rancangan peraturan daerah tentang penyertaan modal pemerintah daerah dengan melibatkan instansi terkait.
e. Pengelola barang menyampaikan rancangan peraturan daerah kepada dewan
perwakilan rakyat daerah untuk ditetapkan, dan f.
Pengguna barang melakukan serah terima barang kepada badan usaha milik negaradaerah atau badan hukum lainnya yang dimiliki negara yang
dituangkan dalam berita acara serah terima barang setelah peraturan daerah ditetapkan.
90
C. Hambatan-Hambatan Yang Terjadi Selama Dalam Pelaksanaan Alih Fungsi
Tanah Negara
Upaya Yang
Telah Diambil
Untuk Menyelesaikannya
Tanah merupakan sumber daya langka dan unik, dimana jumlah yang terbatas namun banyak kepentingan yang membutuhkannya. Hal tersebut
menyebabkan degradasi tanah semakin meningkat tajam setiap tahunnya, tak jarang timbul konflik agraria mewarnai di berbagai belahan bumi Indonesia.
Begitu pula halnya dalam melakukan alih fungsi tanah negara, berbagai macam masalah mewarnai alih fungsi tanah milik negaradaerah ini antara lain:
90
Pasal 75 Ayat 2 Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan Barang Milik NegaraDaerah
Universitas Sumatera Utara
1. Kendala dalam pengosongan lahan objek alih fungsi. Hal ini terjadi karena
objek barang milik negaradaerah yang berupa tanah dinaungi oleh masyarakat sejak lama sehingga pada saat pengguna barang ingin
menggunakan tanah dan melakukan pengosongan lahan merasa kesulitan, sehingga memperlambat waktu untuk membangun insfrastruktur yang
dibutuhkan. 2.
Kendala selanjutnya adalah perlawanan dari masyarakat yang merasa dirugikan, karena tempat tinggal mereka yang berada diatas tanah milik
negaradaerah di bongkar paksa. Terkadang perlawanan masyarakat ini sampai menimbulkan korban jiwa dan luka-luka dikarenakan bentrokan
antara masyarakat dan aparat pengamanan. 3.
Kendala lainnya yang dirasakan adalah terlalu besarnya biaya yang diminta masyarakat terkait ganti rugi atas rumah yang berada diatas tanak milik
negaradaerah yang di bongkar paksa akibat adanya alih fungsi tanah negaradaerah antara pengelola barang dengan pengguna barang.
Selain kendala teknis dilapangan kendala lain yang dirasakan dalam alih fungsi tanah negara ini adalah kendala yuridis yang timbul dari peraturan
pemerintah itu sendiri, kendala-kendala tersebut yakni: 1.
Belum adanya keseragaman unifikasi dan kesatuan kodifikasi peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai pelaksanaan alih fungsi tanah
negara dimana belum semua pihak menyadari peraturan baru ini dikarenakan peraturan pemerintah ini berlaku mulai April 2014.
Universitas Sumatera Utara
2. Belum tersosialisasinya peraturan perundang-undangan yang mengatur
mengenai pelaksanaan alih fungsi tanah milik negaradaerah ini dengan baik. Terkait kendala-kendala tersebut diatas, adapun langkah yang harus diambil
untuk memaksimalkan pelaksanaan alih fungsi tanah milih negaradaerah, antara lain:
a. Perbaikan sarana dan prasarana penunjang bagi masyarakat, seperti perbaikan
sarana perumahan masyarakat, penyediaan rumah susun, dan penyediaan rumah murah bagi masyarakat, agar nantinya masyarakat tidak lagi
menempati tanah milik negaradaerah tanpa izin. b.
Penyuluhan kepada semua pihak terkait akibat alih fungsi tanah milik negaradaerah.
c. Meningkatkan koordinasi antara dinas terkait, seperti dinas tata ruang, dewan
perencanaan wilayah, dewan perwakilan rakyat, dewan perwakilan rakyat daerah, dan pihak swasta selaku pengguna barang milik negaradaerah.
d. Pemberian sanksi yang tegas terhadap pelanggar rencana tata ruang wilayah,
terutama dalam hal pengalihan tanah milik negaradaerah yang diselewengkan.
e. Melibatan masyarakat dalam penataan ruang.
f. Penyediaan lahan bagi masyarakat, mengingat perebutan pemanfaatan tanah
negara sering terjadi di Indonesia. Sedangkan tata cara peran serta masyarakat dapat dilakukan dengan
pemberian saran, pertimbangan, pendapat, tanggapan, keberatan atas informasi arah pengembangan potensi, masalah, dan rancangan tata ruang wilayah secara
Universitas Sumatera Utara
lisan atau tertulis kepada pengelola barang untuk barang milik negara dan kepada gubernur, bupati, walikota untuk barang milik daerah. Selain itu pembinaan peran
serta masyarakat dilakukan dengan pemberian bimbingan, dorongan pengayoman, pelayanan, bantuan teknis, dan pendidikan danatau pelatihan. Dalam melibatkan
peran serta masyarakat pada penataan ruang perlu dihindari pola pendekatan yang bersifat penekanan atau bujukan inducement dan diganti dengan pendekatan
yang berlandaskan tipologi kemajemukan masyarakat diiringi dengan pemahaman dan apresiasi terhadap kearifan lokal local wisdom setempat.
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
C. Kesimpulan