Pengertian Qiraḍ Hukum Qiraḍ

33 Fikih - Kelas IX

B. QIRAḌ

1. Pengertian Qiraḍ

Dalam kitab Fath al-Qarib al-Mujib, hlm. 37 dijelaskan : ذئنيحو ةناما ضارــقلاو .اــم ز�يب ب�رلاو هــيف لمعيل لــماعلل لاــم كــلاما عــفد وــهو:ضارقلا . هيف ناودــعب لإ ضارــقلا لاــم ز� لــماعلا�لع ن ز�ل Qiraḍ adalah penyerahan harta dari Shahib al mal pemilik dana kepada pengelola dana, sebagai modal usaha. Keuntungan nya di bagi sesuai dengan nisbah perbandingan laba rugi yang disepakati. Qiraḍ dalam perbankan Syari’ah sering disebut dengan istilah muḍarabah, yakni bentuk pinjaman modal tanpa bunga dengan perjanjian bagi hasil. Modal 100 dari pemilik dana Lembaga Keuangan Syari’ah LKS dan pengelola usahanya adalah nasabah Peminjam. Dari penjelasan di atas dapat di ambil kesimpulan, bahwa Qiraḍ Muḍarabah adalah : Usaha Bersama antara pemilik modal Perseorangan atau LKS : BMT, BPR Syari’ah, dll dengan orang yang menjalankan usaha dengan system bagi hasil, dengan syarat-syarat tertentu.

2. Hukum Qiraḍ

Hukum Qiraḍ Muḍarabah adalah boleh atau dibolehkan. Qiraḍ mengandung unsur saling tolong menolong, antara pemilik modal Perseorangan LKS dengan pelaku usaha yang membutuhkan dana atau modal. Dalam hal ini, Dewan Syari’ah Nasional MUI mengeluarkan Fatwa tertanggal NO : 07 DSN-MUIIV2000 tentang Pembiayaan Muḍarabah Qiraḍ . Di dalam Fatwa tersebut dijelaskan tentang dasar-dasar keputusan dan persyaratan-persyaratannya. Dalam Hadis Nabi riwayat Imam Ṭabrani : َل ْن َ أ ِه ِب ِحا َص َىَع َط َتر ْشِا ، ًةَب َرا َضُم َلاَ ْلا َعَفَد اَذِإ ِبِلَطُ ْلا ِدْبَع ُز ْب� ُساَبَعْلا َز� ُدّي َس َن َك َن ِ َز� َكِلَذ َل َعَف ْنِإ َف ، ٍةَبْطَر ٍدِبَك َتاَذ ًةَباَد ِهِب َيِ َتر ْشَي َلَو ، ًي�ِداَو ِهِب ِلِز ْزرَي َلَو اًرْ َب� ِهِب َكُل ْسَي سابع ز ب�ا نعطسولا ز� ي ز�ا برطلاهاور. ُه َزا َج َ أَف ّم َسَو ِهْيَلَع ُهلا�َل َص ِهللا َلْو ُسَر ُهُطْ َث� َغَلَبَف “Abbas bin Abdul Muthalib jika menyerahkan harta sebagai Muḍarabah, ia mensyaratkan kepada mudharibnya agar tidak melewati lautan dan menuruni lembah, dan tidak membeli hewan ternak, Jika persyaratan itu di langgar, Ia mudharib harus menaggung resikonya. Ketika persyaratan yang ditetapkan Abbas itu di dengar Rasulullah Saw., beliau membolehkannya” HR. Ṭabrani fikih siswa kls 9__revisi.indd 33 61616 5:31 PM Di unduh dari : Bukupaket.com 34 Buku Siswa Madrasah Tsanawiyah dari Ibnu Abbas Ada kaidah Fiqih menyebutkan : ا َه ِ ْي� ِرْ َت� َىَع ُلْيِلَد َل ُدَي ْنَا َلِإ ُةَح َب�ِإلْا ِت َاَماَعُ ْلا ِز� ُلْصَ ْلَا “Pada dasarnya, semua bentuk muamalah boleh di lakukan kecuali ada dalil yang mengharamkannya ”.

3. Rukun dan Syarat Qiraḍ