Pengujian Prasyarat Pengaruh jumlah modal, jumlah anggota dan jumlah pinjaman anggota terhadap perolehan Sisa Hasil Usaha Koperasi Pedagang Bhakti Pati tahun 1992 - 2013.

karena semua variabel lebih dari 80. Peningkatan paling banyak yaitu pada pemberian pinjaman, dari tahun 1992 sampai dengan 2013 mengalami pengingkatan hamper 100 yaitu sebesar 98,76. Dari keempat variabel peningkatan yang paling sedikit yaitu pada jumlah anggota. Peningkatan jumlah anggota yang terjadiselama periode taun tersebut sebesar 81,26.

B. Analisis Data

1. Pengujian Prasyarat

a. Uji Normalitas

Regresi yang baik adalah regresi yang memiliki data yang berdistribusi normal. Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan uji statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov. Hipotesis yang digunakan adalah: Ho = Data residual berdistribusi normal Ha = Data residual tidak berdistribusi normal Dengan pengambilan keputusannya adalah: 1 Jika nilai signifikansi α maka Ho ditolak 2 Jika nilai signifikansi α maka Ho diterima Jika signifikansi pada nilai Kolmogorov-Smirnov 0,05, maka Ho ditolak, jadi data residual berdistribusi tidak normal. Jika signifikansi pada nilai Kolmogorov-Smirnov 0,05, maka Ho diterima, jadi data residual berdistribusi normal Ghozali, 2006. Hasil uji normalitas uji Kolmogorov-Smirnov dapat dilihat pada tabel V.5 di bawah ini: Tabel V.6 Hasil Uji Normalitas Uji Kolmogorov-Smirnov Sumber: Data primer diolah, 2014. Hasil uji normalitas pada Tabel V.2 di atas menunjukkan bahwa nilai Kolmogorov-Smirnov keempat variabel yaitu nilai signifikansi Asymp.Sig.2-tailed jumlah modal X1 sebesar 0,657, jumlah anggota X2 sebesar 0,511, jumlah pinjaman anggota X3 sebesar 0.242 dan perolehan sisa hasil usaha Y sebesar 0,390 apabila dibandingkan dengan signifikansi 0,05 sehingga dapat dikatakan persebarannya normal, dan nilai signifikansi lebih besar dari nilai tingkat kepercayaan α = 0,05, oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa Ho diterima sehingga data residual berdistribusi normal.

b. Uji Multikolinearitas

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah tiap-tiap variabel saling berhubungan secara linier. Model regresi yang baik adalah model regresi yang tidak memiliki multikolinearitas, artinya tidak terjadi One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test 22 22 22 22 21.0286 9.5405 23.1441 19.4100 .95206 .63742 1.45879 .95522 .156 .175 .219 .192 .156 .172 .137 .148 -.149 -.175 -.219 -.192 .732 .821 1.027 .902 .657 .511 .242 .390 N Mean Std. Deviation Normal Parameters a,b Absolute Positive Negative Most Extreme Differences Kolmogorov-Smirnov Z As ymp. Sig. 2-tailed Jumlah Modal X1 Jumlah Anggota X2 Jumlah Pinjaman Angggota X3 Perolehan Sis a Hasil Us aha Y Test distribution is Normal. a. Calculated from data. b. korelasi diantara variabel independen. Gejala multikolinearitas dapat dilihat dari Variance Inflation Faktor VIF dan nilai tolerance. Kedua ukuran ini menunjukkan sikap variabel independen manakah yang dijelaskan variabel independen lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi karena VIF = 1Tolerance. Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance ≤ 0,10 atau sama dengan VIF ≥ 10 Ghozali, 2006. Hasil uji multikolinearitas uji VIF dapat dilihat pada tabel V.6 di bawah ini: Tabel V.7 Hasil Uji Multikolinearitas Sumber: Data primer diolah, 2014 Berdasarkan output diatas, dapat diketahui bahwa nilai tolerancedari ketiga variabel yaitu: jumlah modal 0,372, jumlah anggota 0,407, dan jumlah pinjaman anggota 0,478 lebih besar dari 0,1. Sedangkan VIF dari ketiga variabel yaitu: jumlah modal 2,688, jumlah anggota 2,460, dan jumlah pinjaman anggota 2,094 maka dapat dikatakan nilai VIF 5 sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam model regresi tidak terjadi masalah multikolinearitas. .372 2.688 .407 2.460 .478 2.094 Jumlah Modal X1 Jumlah Anggota X2 Jumlah Pinjam an Angggota X3 Model 1 Tolerance VIF Collinearity Statistics Nilai VIF menunjukkan tidak ada satu pun variabel independen yang memiliki nilai lebih dari 5 dan seluruh variabel memiliki nilai tolerance lebih dari 0,1. Jadi dapat disimpulkan tidak ada multikolinearitas antar variabel independen dalam regresi ini.

c. Uji Heteroskedastisitas

Model regresi yang baik adalah varian residualnya bersifat homoskedastisitas atau tidak terjadi gejala heteroskedastisitas. Metode yang digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya gejala heteroskedastisitas dalam penelitian ini dengan menggunakan uji Glejser. Dasar pengambilan keputusannya adalah dengan membandingkan nilai signifikansi variabel independen dengan nilai tingkat kepercayaan α = 0,05. Apabila nilai signifikansi lebih besar dari nilai α sig α, maka dapat disimpulkan bahwa pada model regresi tidak terdapat gejala heteroskedastistitas Ghozali, 2006. Hasil uji heteroskedastisitas uji Glejser dapat dilihat pada tabel V.7 di bawah ini: Tabel V.8 Hasil Uji Heteroskedastisitas Uji Glejser Sumber: Data primer diolah, 2014 Coefficients a 13208800 6482615 2.038 .057 .012 .010 .919 1.147 .266 -1741.807 941.585 -1.045 -1.850 .081 .001 .001 .578 .867 .398 Cons tant Jumlah Modal X1 Jumlah Anggota X2 Jumlah Pinjaman Angggota X3 Model 1 B Std. Error Unstandardized Coefficients Beta Standardized Coefficients t Sig. Dependent Variable: ABS a. Berdasarkan tabel diatas, signifikansi p-value dari ketiga variabel yaitu: jumlah modal 0,266, jumlah anggota 0,081, dan jumlah pinjaman anggota 0,398. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa nilai sinifikansi p-value 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam model regresi tidak terjadi masalah heteroskedastisitas.

d. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode sebelumnya t-1 Ghozali, 2006. Konsekuensi dari adanya autokorelasi adalah peluang keyakinan menjadi besar serta varian dan nilai kesalahan standar akan ditaksir terlalu rendah. Hasil uji autokorelasi dapat dilihat pada Tabel V.8 di bawah ini: Tabel V.9 Hasil Uji Autokorelasi Sumber: Data primer diolah, 2014. Berdasarkan hasil analisis diperoleh nilai dW 2,167. Pengambilan keputusan dengan membandingkan nilai dW hasil hitung dengan nilai dW tabel. Hasil hitung nilai dW 2,167 sedangkan pada tabel dengan n = 22 dan jumlah variabel independen 3 k=3 maka didapatkan nilai dU = Model Summary b .610 a .373 .268 15712958.0 2.167 Model 1 R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Es timate Durbin- Watson Predictors : Constant, Jumlah Pinjaman Angggota X3, Jumlah Anggota X2, Jumlah Modal X1 a. Dependent Variable: ABS b. 1,664. Karena nilai dW hasil hitung lebih besar dari nilai dU dan kurang dari 4-1,664 2,336, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi. Hal ini sesuai dengan Ghozali 2006 yang menyebutkan apabila nilai dW berada diantara du dan 4- du du d 4-du maka tidak ada autokorelasi positif atau negative. Jadi secara keseluruhan dari hasil uji asumsi klasik yang digunakan, dapat disimpulkan bahwa model regresi dalam penelitian ini memenuhi semua persyaratan uji asumsi klasik.

2. Pengujian Hipotesis

Dokumen yang terkait

PENGARUH MODAL, JUMLAH ANGGOTA DAN PROMOSI TERHADAP SISA HASIL USAHA PADA KOPERASI PENGARUH MODAL, JUMLAH ANGGOTA DAN PROMOSI TERHADAP SISA HASIL USAHA PADA KOPERASI PEGAWAI NEGERI HARAPAN KENDAL.

0 1 14

Pengaruh jumlah anggota, jumlah simpanan, jumlah pinjaman dan jumlah modal kerja terhadap Sisa Hasil Usaha (SHU) studi kasus di BUMN/BUMD koperasi primer anggota PKPRI kota Madiun.

0 13 97

PENGARUH JUMLAH ANGGOTA, JUMLAH SIMPANAN, DAN MODAL KERJA TERHADAP SISA HASIL USAHA PADA KOPWAN SETIA BHAKTI WANITA.

11 36 92

HUBUNGAN ANTARA JUMLAH ANGGOTA, JUMLAH PINJAMAN, JUMLAH SIMPANAN DAN TAMBAHAN MODAL DENGAN SISA HASIL USAHA PADA KOPERASI WARGA TP WACHID HASYIM SURABAYA.

0 0 79

PENGARUH MODAL SENDIRI DAN JUMLAH ANGGOTA TERHADAP PEROLEHAN SISA HASIL USAHA KOPERASI SERBA USAHA (KSU) DI KABUPATEN SIDOARJO.

0 3 97

PENGARUH JUMLAH ANGGOTA DAN JUMLAH SIMPANAN TERHADAP PEROLEHAN SISA HASIL USAHA PADA KOPERASI MINA PUTRA BAHARI KABUPATEN ENDE.

8 17 97

PENGARUH JUMLAH ANGGOTA, JUMLAH SIMPANAN SERTA JUMLAH PINJAMAN TERHADAP BESAR KECILNYA PEROLEHAN SISA HASIL USAHA PADA KOPERASI KARYAWAN “SARI MANIS” PT. PG. CANDI BARU – SIDOARJO.

3 6 86

PENGARUH JUMLAH ANGGOTA, JUMLAH SIMPANAN DAN PINJAMAN ANGGOTA TERHADAP SISA HASIL USAHA (SHU) PADA KOPERASI KARYAWAN TIMAH MITRA MANDIRI PANGKALPINANG

0 0 18

PENGARUH MODAL SENDIRI DAN JUMLAH ANGGOTA TERHADAP PEROLEHAN SISA HASIL USAHA KOPERASI SERBA USAHA (KSU) DI KABUPATEN SIDOARJO

0 1 23

PENGARUH JUMLAH ANGGOTA DAN JUMLAH SIMPANAN TERHADAP PEROLEHAN SISA HASIL USAHA PADA KOPERASI MINA PUTRA BAHARI KABUPATEN ENDE

0 1 18