Pengaruh jumlah anggota, jumlah simpanan, jumlah pinjaman dan jumlah modal kerja terhadap Sisa Hasil Usaha (SHU) studi kasus di BUMN/BUMD koperasi primer anggota PKPRI kota Madiun.
ABSTRAK
PENGARUII JUMLAH AIIGGOTA, JUMLAH SIMPANAi\,
JUMLAH PINJAMAN DAN JUMLAH MODAL KERJA TERIIADAP SISA HASIL USAHA (SHU)
Studi Kasus di BUMNIBIiMD Koperasi Primer Anggota PKPRI
Kota Madiun
Putri Marina Mustika Weny
NIM:
ll2ll4033
Universitas Sanata DharmaYogyakarta 20t5
Tujuan penelitian
ini adalah
sebagai berikut:1)
Untuk mengetahui pengaruh jumlah anggota terhadap SHU, 2) Untuk mengetahui pengaruh jumlahsimpanan terhadap SHU,
3) Untuk
mengetahui pengaruh jumlah pinjamanterhadap SHU, 4) Untuk mengetahui pengaruh jumlah modal kerja terhadap SHU, 5) Untuk mengetahui yang berpengaruh paling dominan diantara jumlah anggota,
jumlah simpanan, jumlah pinjaman, dan jumlah modal kerja terhadap Sisa Hasil
Usaha (SHU).
Jenis penelitian ini adalah studi kasus. Teknik pengumpulan data yang
digunakan adalah dokumentasi dan observasi. Teknik Analisis data dilakukan
dengan metode regresi data panel.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) Jumlah anggota berpengaruh terhadap SHU, 2) Jumlah simpanan tidak berpengaruh terhadap SHU, 3) Jumlah
pinjaman
tidak
berpengaruh terhadap SHU, 4) Jumlah modal kerja tidak berpengaruh terhadap SHU, 5) Jumlah pinjaman berpengaruh paling dominanterhadap Sisa Hasil Usaha (SHU).
(2)
ABSTRACT
THE INFLAENCE OF THE NUMBER OF MEMBER, MEMBER'S SAVINGS, THE LOAN AMOUNT AND THE NAMBER OF MEMBER'S
WORKING CAPITAL ON COOPERATIW'S PROFITS A Case Study at Cooperative's of Koperasi Primer Anggota PKPRI
Kota Madiun
Putri Marina Mustika Weny
NIM: ll2ll4033
Sanata Dharma Univers ity Yogyakarta
2015
The purpose of this research were as follows: 1) to determine the in/luence of the number of member on cooperative's profits, 2) to determine the influence
of
member's saving on cooperatiye's profits, 3) to determine the influence the loan amount on cooperative's pro-fits, 4) to determine the in/luence of the number of member's working capital on cooperative's profits,5) to
determine the most dominant variable that influence cooperative's profits.This study was a case study. The data collection tecltniques were
documentation and observation. The data analysis techniques was Pooled
Regression Method.
The result
from
lhis research showed that 1) the numberof
memberaffecting net income on {ooperative's profits, 2) the member's saving does not affect
on cooperative's
profits,
3)
the
loan
amount does not affict on cooperative's profits, 4) the number of member's working capital does not affect on cooperative's profits, 5) the loan amount is the dominant factor that influence cooperative's profits.(3)
i
PENGARUH JUMLAH ANGGOTA, JUMLAH SIMPANAN,
JUMLAH PINJAMAN DAN JUMLAH MODAL KERJA TERHADAP SISA HASIL USAHA (SHU)
Studi Kasus di BUMN/BUMD Koperasi Primer Anggota PKPRI Kota Madiun
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh :
Putri Marina Mustika Weny NIM : 112114033
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
(4)
ii
S k r i p s i
PENGARUH JUMLAH ANGGOTA, JUMLAH SIMPANAN,
JUMLAH PINJAMAN DAN JUMLAH MODAL KERJA TERHADAP SISA HASIL USAHA (SHU)
Studi Kasus di BUMN/BUMD Koperasi Primer Anggota PKPRI Kota Madiun
Oleh:
Putri Marina Mustika Weny NIM: 112114033
Telah Disetujui oleh:
Pembimbing I
(5)
iii
S k r i p s i
PENGARUH JUMLAH ANGGOTA, JUMLAH SIMPANAN,
JUMLAH PINJAMAN DAN JUMLAH MODAL KERJA TERHADAP SISA HASIL USAHA (SHU)
Studi Kasus di BUMN/BUMD Kopersi Primer Anggota PKPRI Kota Madiun
Dipersiapkan dan ditulis oleh: Putri Marina Mustika Weny
NIM: 112114033
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Pada Tanggal 29 Oktober 2015
Dan dinyatakan memenuhi syarat Susunan Dewan Penguji
Nama Lengkap Tanda Tangan
Ketua Dr. Fr. Reni Retno Anggraini, M.Si., Ak., CA ... Sekretaris Lisia Apriani, S.E., M.Si., Ak., QIA., CA ... Anggota Drs. Gabriel Anto Listianto, M.S.A., Ak. ... Anggota Drs. YP. Supardiyono, M.Si., Ak., QIA., CA ... Anggota Trisnawati Rahayu, S.E., M.Si., Ak., QIA., CA ...
Yogyakarta, 30 Oktober 2015 Fakultas Ekonomi
Universitas Sanata Dharma Dekan
(6)
iv
UNIVERSITAS SANATA DHARMA FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN AKUNTANSI – PROGRAM STUDI AKUNTANSI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya menyatakan bahwa Skripsi dengan judul:
“PENGARUH JUMLAH ANGGOTA, JUMLAH SIMPANAN,
JUMLAH PINJAMAN DAN JUMLAH MODAL KERJA TERHADAP SISA HASIL USAHA (SHU)
Studi Kasus di BUMN/BUMD Koperasi Primer Anggota PKPRI Kota Madiun”
dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 29 Oktober 2015 adalah hasil karya saya. Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya akui seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.
Apabila saya melakukan hal tersebut di atas, baik sengaja maupun tidak, dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil tulisan saya sendiri ini. Bila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, berarti gelar dan ijasah yang telah diberikan oleh universitas batal saya terima.
Yogyakarta, 30 Oktober 2015
Yang membuat pernyataan,
(7)
v
PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertandatangan dibawah ini, saya mahasiwa Universitas Sanata Dharma: Nama : Putri Marina Mustika Weny
NIM : 112114033
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
“PENGARUH JUMLAH ANGGOTA, JUMLAH SIMPANAN,
JUMLAH PINJAMAN DAN JUMLAH MODAL KERJA TERHADAP SISA HASIL USAHA (SHU)
Studi Kasus di BUMN/BUMD Koperasi Primer Anggota PKPRI Kota Madiun”
Beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikan saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengolah dalam bentuk pangkalan, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberi royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Yogyakarta, 30 Oktober 2015
Yang membuat pernyataan,
(8)
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terima kasih ke hadirat TuhanYang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.
Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapat bantuan, bimbingan dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada:
1. Drs. J. Eka Priyatma, M.Sc.,Ph.D. selaku Rektor Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan mengembangkan kepribadian kepada penulis.
2. Drs. YP. Supardiyono, M.Si., Ak., QIA., CA selaku Ketua Program Studi Akuntansi Universitas Sanata Dharma.
3. M. Trisnawati Rahayu, S.E., M.Si., Ak., QIA., CA selaku Dosen Pembimbing Akademik.
4. Drs. G. Anto Listianto, M.SA., Ak. selaku Pembimbing yang telah sabar membimbing, memberi pengarahan, masukan, dan kritikan yang membangun penulis dalam menyelesaikan skripsi ini semaksimal mungkin.
5. Tri Prasetyo, selaku pempinan Pusat Koperasi Pegawai Republik Indonesia yang memberikan ijin untuk melakukan penelitian dan segenap karyawan Pusat Koperasi Pegawai Republik Indonesia yang telah banyak membantu dengan mencarikan data yang dibutuhkan.
6. Orangtua (Mama Weny dan Papa Fredy) serta adik (Windy Dwi P.) penulis yang terkasih dalam Kristus, terima kasih atas doa, kasih sayang, dukungan dan bantuannya secara moril maupun materiil yang telah diberikan selama ini. 7. Sahabat-sahabat di madiun (Christardhi Kurniawan, Agus kecut, Yoga, Randi, Enggrit) dan Saviour Girls (Vita, Melinda, Ninda, Santi, Esther) penulis yang terkasih dalam Kristus, yang selalu mendampingi dan
(9)
vii
memberikan semangat penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
8. Seluruh teman-teman satu bimbingan yang telah berkenan untuk membagi semangat, dan dukungan di dalam penyelesaian skripsi ini.
9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangannya, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Yogyakarta, 30 Oktober 2015
(10)
viii DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... iv
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA TULIS ... v
HALAMAN KATA PENGANTAR ... vi
HALAMAN DAFTAR ISI ... viii
HALAMAN DAFTAR TABEL ... xii
HALAMAN DAFTAR GAMBAR ... xiii
ABSTRAK ... xiv
ABSTRACT ...xv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 3
C. Tujuan Penelitian ... 3
D. Manfaat Penelitian ... 4
E. Sistematika Penulisan ... 4
BAB II LANDASAN TEORI ... 6
A. Koperasi ... 6
1. Pengertian Koperasi ... 6
2. Tujuan Koperasi ... 8
3. Fungsi Koperasi ... 9
4. Prinsip Koperasi ... 10
5. Jenis Koperasi ... 13
B. Jumlah Anggota ... 14
1. Pengertian Anggota Koperasi ... 14
2. Hak dan Kewajiban Anggota Koperasi ... 15
(11)
ix
1. Pengertian Simpanan Koperasi ... 16
D. Pinjaman Koperasi ... 17
1. Pengertian Pinjaman ... 17
E. Modal Koperasi ... 18
1. Pengertian Modal ... 18
2. Pengertian Modal Kerja ... 20
3. Fungsi dan Peran Modal Kerja ... 21
4. Jenis Modal Kerja ... 22
F. Sisa Hasil Usaha (SHU) ... 24
1. Pengertian Sisa Hasil Usaha (SHU) ... 24
2. Pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) ... 25
3. Prinsip-Prinsip Pembagian Sisa Hasil Usaha ... 27
G. Kerangka Pemikiran dan Pengembangan Hipotesis ... 28
1. Pengaruh Jumlah Anggota Terhadap SHU ... 28
2. Pengaruh Jumlah Simpanan Terhadap SHU ... 30
3. Pengaruh Jumlah Pinjaman Terhadap SHU ... 31
4. Pengaruh Jumlah Modal Kerja Terhadap SHU ... 31
H. Penelitian Terdahulu ... 32
BAB III METODE PENELITIAN ... 35
A. Jenis Penelitian ... 35
B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 35
C. Subjek dan Objek Penelitian ... 35
D. Populasi dan Sampel ... 36
E. Data yang Diperlukan ... 37
F. Teknik Pengumpulan Data ... 37
G. Variabel dan Definisi Operasional Penelitian ... 37
H. Teknik Analisis Data ... 39
1. Mengumpulkan Data ... 39
2. Menentukan Model Regresi Data Panel ... 40
3. Menentukan Metode Regresi Data Panel ... 41
(12)
x
5. Menganalisa Persamaan Regresi Data Panel ... 45
6. Menguji Koefisien Determinasi (R2) ... 46
7. Menguji Hipotesis ... 46
BAB IV GAMBARAN UMUM KOPERASI ... 49
A. Sejarah Pusat Koperasi Pegawai Republik Indonesia ... 49
B. Struktur Organisasi Pusat Koperasi Pegawai Republik Indonesia (PKPRI) Kota Madiun ... 53
C. Bidang Usaha Pusat Koperasi Pegawai Republik Indonesia (PKPRI) Kota Madiun ... 57
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 59
A. Pengumpulan Data ... 59
B. Penentuan Model Regresi Data Panel ... 61
C. Penentuan Metode Estimasi Regresi Data Panel ... 62
1. Pengujian Chow ... 62
2. Pengujian Hausman ... 62
D. Pengujian Asumsi Klasik dalam Regresi ... 63
1. Pengujian Normalitas Model Regresi ... 63
2. Pengujian Multikolinieritas ... 64
3. Pengujian Heteroskedastisitas ... 65
4. Pengujian Autokorelasi ... 65
E. Penentuan Persamaan Regresi Data Panel ... 66
F. Perhitungan Koefisien Determinasi (R2) ... 67
G. Pengujian Hipotesis ... 68
1. Pengujian Statistik t (Uji t) ... 68
H. Pembahasan ... 70
1. Pengaruh Jumlah Anggota terhadap SHU ... 70
2. Pengaruh Jumlah Simpanan terhadap SHU ... 71
3. Pengaruh Jumlah Pinjaman terhadap SHU ... 71
(13)
xi
5. Pengaruh Dominan antara Jumlah Anggota, Jumlah Simpanan, Jumlah Pinjaman, dan Jumlah Modal Kerja
Terhadap SHU ... 73
BAB VI PENUTUP ... 74
A. Kesimpulan ... 74
B. Keterbatasan Penelitian ... 74
C. Saran ... 75
(14)
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 5.1 Data Perkembangan SHU 5 tahun BUMN/BUMD Koperasi Primer Anggota Pusat Koperasi Pegawai Republik Indonesia
(PKPRI) ... 60
Tabel 5.2 Uji Chow (Uji F) ... 62
Tabel 5.3 Uji Hausman ... 63
Tabel 5.4 Uji Normalitas ... 64
Tabel 5.5 Uji Multikolinieritas ... 65
Tabel 5.6 Uji Heteroskedastisitas ... 66
Tabel 5.7 Uji Autokorelasi Model Summary ... 67
(15)
xiii
DAFTAR GAMBAR
(16)
xiv ABSTRAK
PENGARUH JUMLAH ANGGOTA, JUMLAH SIMPANAN,
JUMLAH PINJAMAN DAN JUMLAH MODAL KERJA TERHADAP SISA HASIL USAHA (SHU)
Studi Kasus di BUMN/BUMD Koperasi Primer Anggota PKPRI Kota Madiun
Putri Marina Mustika Weny NIM : 112114033 Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2015
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Untuk mengetahui pengaruh jumlah anggota terhadap SHU, 2) Untuk mengetahui pengaruh jumlah simpanan terhadap SHU, 3) Untuk mengetahui pengaruh jumlah pinjaman terhadap SHU, 4) Untuk mengetahui pengaruh jumlah modal kerja terhadap SHU, 5) Untuk mengetahui yang berpengaruh paling dominan diantara jumlah anggota, jumlah simpanan, jumlah pinjaman, dan jumlah modal kerja terhadap Sisa Hasil Usaha (SHU).
Jenis penelitian ini adalah studi kasus. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi dan observasi. Teknik Analisis data dilakukan dengan metode regresi data panel.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) Jumlah anggota berpengaruh terhadap SHU, 2) Jumlah simpanan tidak berpengaruh terhadap SHU, 3) Jumlah pinjaman tidak berpengaruh terhadap SHU, 4) Jumlah modal kerja tidak berpengaruh terhadap SHU, 5) Jumlah pinjaman berpengaruh paling dominan terhadap Sisa Hasil Usaha (SHU).
(17)
xv ABSTRACT
THE INFLUENCE OF THE NUMBER OF MEMBER, MEMBER’S SAVINGS, THE LOAN AMOUNT AND THE NUMBER OF MEMBER’S
WORKING CAPITAL ON COOPERATIVE’S PROFITS
A Case Study at Cooperative’s of Koperasi Primer Anggota PKPRI Kota Madiun
Putri Marina Mustika Weny NIM : 112114033 Sanata Dharma University
Yogyakarta 2015
The purpose of this research were as follows: 1) to determine the influence of the number of member on cooperative‘s profits, 2) to determine the influence of member’s saving on cooperative’s profits, 3) to determine the influence the loan amount on cooperative’s profits, 4) to determine the influence of the number of
member’s working capital on cooperative’s profits, 5) to determine the most dominant variable that influence cooperative’s profits.
This study was a case study. The data collection techniques were documentation and observation. The data analysis techniques was Pooled Regression Method.
The result from this research showed that 1) the number of member affecting net income on cooperative’s profits, 2) the member’s saving does not affect on cooperative’s profits, 3) the loan amount does not affect on
cooperative’s profits, 4) the number of member’s working capital does not affect
on cooperative’s profits, 5) the loan amount is the dominant factor that influence
(18)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam kehidupan ekonomi masyarakat saat ini, koperasi terbukti masih diperlukan terutama dalam rangka mendorong pertumbuhan sektor usaha kecil dan menengah. Menurut UU No. 25 tahun 1992 pasal 3, koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur berlandaskan Pancasila dan UUD 1945. Berdasarkan bunyi UU No. 25 tahun 1992 pasal 3 dapat dikatakan bahwa tujuan khusus dari koperasi adalah mensejahterakan dan memajukan ekonomi anggota.
Menurut Munkner (2011: 125), koperasi adalah organisasi yang bukan mengejar keuntungan dari modal yang ditanamkan, koperasi adalah organisasi yang bekerja dengan modal, namun bukan untuk modal, organisasi yang mengenyampingkan modal sebagai sumber kekuasaan.
Sekalipun koperasi tidak mengejar keuntungan, koperasi diharapkan untuk memperoleh keuntungan yang layak, sehingga koperasi mampu memperkuat dan mengembangkan kemampuan usahanya. Koperasi tidak menggunakan istilah keuntungan untuk menunjukkan selisih antara penghasilan yang diterima selama periode tertentu dengan pengorbanan yang dikeluarkan untuk memperoleh
(19)
penghasilan. Selisih tersebut dikenal sebagai Sisa Hasil Usaha (SHU) atas dasar besarnya jasa anggota yang diberikan kepada koperasi. Menurut Taman (2012), dalam mencapai tujuan tersebut koperasi seringkali menghadapi kendala antara lain: pertama, masalah yang muncul dari segi jumlah anggota. Pertumbuhan jumlah anggota dalam koperasi berjalan sangat lambat. Hal ini disebabkan karena kurangnya partisipasi anggota terhadap informasi dalam koperasi, sehingga koperasi masih sangat kesulitan untuk berkembang. Kedua, masalah munculnya dari segi simpanan. Terbatasnya modal yang ada dalam koperasi menyebabkan sulitnya mengembangkan unit-unit usaha yang diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan anggota. Ketiga, masalah dari pemberian pinjaman. Pemberian pinjaman terbatas karena modal yang juga terbatas. Selain itu, pemanfaatan modal yang kurang baik juga dapat menghambat peningkatan SHU koperasi. Keempat, dari segi modal kerja yang kurang efisien. Modal kerja merupakan modal yang selalu berputar dalam koperasi dan setiap perputaran akan menghasilkan pendapatan bagi koperasi. Apabila modal kerja tidak efisien, maka akan berdampak pada pendapatan yang akan diterima koperasi.
Keterlibatan anggota dalam kegiatan-kegiatan koperasi dan komitmen para anggota terhadap koperasi akan sangat berpengaruh terhadap kelangsungan hidup koperasi. Anggota yang memiliki jasa besar dalam usaha koperasi akan meningkatkan SHU pada koperasi.
(20)
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah, masalah dirumuskan sebagai berikut :
1. Apakah jumlah anggota berpengaruh terhadap Sisa Hasil Usaha (SHU)? 2. Apakah jumlah simpanan berpengaruh terhadap Sisa Hasil Usaha (SHU)? 3. Apakah jumlah pinjaman berpengaruh terhadap Sisa Hasil Usaha (SHU)? 4. Apakah jumlah modal kerja berpengaruh terhadap Sisa Hasil Usaha (SHU)? 5. Diantara jumlah anggota, jumlah simpanan, jumlah pinjaman dan jumlah
modal kerja manakah yang berpengaruh paling dominan terhadap Sisa Hasil Usaha (SHU)?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengaruh jumlah anggota terhadap Sisa Hasil Usaha (SHU).
2. Untuk mengetahui pengaruh jumlah simpanan terhadap Sisa Hasil Usaha (SHU).
3. Untuk mengetahui pengaruh jumlah pinjaman terhadap Sisa Hasil Usaha (SHU).
4. Untuk mengetahui pengaruh jumlah modal kerja terhadap Sisa Hasil Usaha (SHU).
(21)
5. Untuk mengetahui yang berpengaruh paling dominan diantara jumlah anggota, jumlah simpanan, jumlah pinjaman, dan jumlah modal kerja terhadap Sisa Hasil Usaha (SHU).
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi: 1. Bagi Koperasi
Hasil penelitian dapat memberikan masukan dalam meningkatkan keaktifan anggota, kontribusi modal serta meningkatkan modal kerja koperasi agar tercapainya tujuan koperasi.
2. Bagi Penulis
Penelitian ini dapat menambah pengetahuan tentang koperasi dan dapat mengaplikasikan teori selama di bangku kuliah dan dalam kehidupan sehari-hari.
3. Bagi Universitas Sanata Dharma
Hasil penelitian dapat diharapkan menambah pengetahuan dan menambah referensi perpustakaan Universitas Sanata Dharma tentang koperasi.
E. Sistematika Penulisan Bab I Pendahuluan
Bab ini menguraikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.
(22)
Bab II Landasan Teori
Bab ini menjelaskan teori-teori yang menjadi dasar pengolahan data yaitu: pengertian koperasi, anggota, simpanan, pinjaman, modal kerja, sisa hasil usaha, kerangka berpikir, dan tinjauan penelitan sebelumnya. Bab III Metode Penelitian
Bab ini menguraikan jenis penelitian, tempat penelitian, subjek dan objek penelitian, data pokok yang diperlukan, variabel dan pengukuran teknik pengumpulan data dan teknik analisis data.
Bab IV Gambaran Umum Koperasi
Bab ini menguraikan mengenai perkembangan koperasi, dan laporan keuangan koperasi mengenai gambaran umum koperasi
Bab V Analisis Data dan Pembahasan
Bab ini menyajikan analisis data untuk menentukan apakah ada pengaruh jumlah anggota, jumlah simpanan, jumlah pinjaman, dan jumlah modal kerja terhadap Sisa Hasil Usaha (SHU), dan manakah variabel yang paling dominan berpengaruh terhadap SHU.
Bab VI Penutup
Bab terakhir dalam penulisan skripsi menyajikan kesimpulan berdasarkan hasil analisa yang telah dilakukan, keterbatas penelitian, dan saran-saran.
(23)
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Koperasi
1. Pengertian Koperasi
Koperasi adalah Cooperation atau Cooperative yang berarti bekerjasama. Maksud dari kerjasama disini adalah ikut serta beberapa orang untuk bekerja sendiri-sendiri dengan maksud tujuan yang sukar dicapai apabila mereka bekerja sendiri-sendiri. Koperasi secara etimologis terdiri dari dua suku kata yaitu Co dan Operation yang artinyakerjasama dalam mencapai suatu tujuan (H.Budi, 2005: 1)
Sebagai ilustrasi, untuk memberikan wawasan yang luas menyangkut definisi badan usaha koperasi Abrahamson (1975: 2-5), menyatakan bahwa:
”Badan usaha koperasi dimiliki oleh anggota, yang merupakan pemakai jasa(users). Fakta ini membedakan koperasi dari badan usaha (perusahaan) bentuk lain yang pemiliknya, pada dasarnya adalah para penanam modalnya (investor).”
Dari definisi ini, Abrahamson menarik kesimpulan penting :
“Fakta bahwa orang-orang membentuk koperasi ialah untuk memenuhi kebutuhannya akan pelayanan, yang sebagian besar dinyatakan dalam tujuan-tujuannya, bagaimana koperasi itu diawasi, dibiayai, dan dioperasikan serta bagaimana Sisa Hasil Usaha (SHU) didistribusikan.Tingkat keberhasilan koperasi dalam mencapai tujuan-tujuannya, menjelaskan alasan keunggulan koperasi bagi anggota pengguna jasa (member-user) untuk menjadi pelanggannya, daripada menjadi pemilik perusahaan yang berorientasi pada penanaman modal.” (Abrahamson, 1976 :4)
(24)
Koperasi merupakan badan usaha yang khas karena koperasi berfungsi sebagai wahana untuk mengatasi berbagai permasalahan ekonomi secara bersama-sama. Koperasi merupakan gerakan bersama untuk menolong diri sendiri dan bertumpu pada kekuatan bersama. Meskipun demikian, gerakan koperasi tidak hanya terbatas pada kegiatan ekonomi semata-mata (Harsoyo, 2006: 150).
M. Hatta menyatakan, “Koperasi adalah usaha bersama untuk memperbaiki nasib penghidupan ekonomi berdasarkan tolong-menolong. Semangat tolong-menolong tersebut didorong oleh keinginan memberi jasa kepada kawan berdasarkan “seorang buat semua dan semua buat seorang”.Koperasi pada umumnya lebih mengutamakan kemakmuran dari anggota khususnya masyarakat, bukan kemakmuran dari perseorangan (Sitio dan Haloman, 2001).
Menurut Munkner (2011: 125), koperasi adalah organisasi yang bukan mengejar keuntungan dari modal yang ditanamkan, koperasi adalah organisasi yang bekerja dengan modal, namun bukan untuk modal, organisasi yang mengenyampingkan modal sebagai sumber kekuasaan.
Menurut Undang-Undang No. 25 tahun 1992 pasal (1), koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan. Menurut SAK (2007: 7) yang dikutip oleh Ferline ,dkk (2013), koperasi
(25)
adalah badan usaha yang mengorganisir pemanfaatan dan pendayagunaan sumber daya ekonomi para anggota atas dasar prinsip-prinsip koperasi dan kaidah ekonomi untuk meningkatkan taraf hidup anggota pada khususnya dan masyarakat daerah pada umumnya.
Menurut International Cooperative Alliance (ICA), koperasi adalah kumpulan orang-orang atau badan hukum yang bertujuan untuk perbaikan sosial ekonomi anggotanya dengan memenuhi kebutuhan ekonomi anggotanya dengan jalan berusaha bersama dengan saling membantu antara satu dengan lainnya dengan cara membatasi keuntungan, usaha tersebut harus didasarkan prinsip-prinsip koperasi (Suwandi, 1985: 12).
2. Tujuan Koperasi
Koperasi sebagai organisasi ekonomi dan sosial harus tunduk pada hukum, hukum ekonomi dan efisiensi serta perlu mengutamakan peningkatan kualitas masyarakat. Oleh karena itu perlu diingat bahwa koperasi mempunyai dua tujuan, yaitu tujuan utama dan tujuan antara. Tujuan antara adalah tujuan ekonomis dan tujuan utama adalah peningkatan kualitas hidup masyarakat baik anggota koperasi maupun masyarakat lingkungan kerja koperasi tersebut (Harsoyo, 2006: 38).
Menurut Munkner (2011: 26) tujuan khusus dari koperasi yaitu untuk mensejahterakan masyarakat/ memajukan kepentingan ekonomi para anggotanya (promosi anggota) merupakan ciri utama yang karakteristik dari bentuk organisasi ini.
(26)
Menurut Undang-Undang No. 25 tahun 1992 tentang perkoperasian bagiankeduapasal (3), koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
3. Fungsi Koperasi
Sebagai badan usaha, koperasi memiliki fungsi dan peran sebagai berikut (Baswir, 1997: 79-80):
1. Menumbuhkan motif berusaha yang lebih berperikemanusiaan. 2. Mengembangkan metode pembagian sisa hasil usaha yang lebih adil. 3. Memerangi monopoli dan bentuk-bentuk konsentrasi modal lainnya. 4. Menawarkan barang dan jasa dengan harga yang lebih murah. 5. Meningkatkan penghasilan angota-anggotanya.
6. Mendorong terwujudnya suatu tatanan sosial yang manusiawi, yang tidak dibangun atas hubungan-hubungan kebendaan melainkan atas rasa persaudaraan dan kekeluargaan.
Menurut Undang-Undang No. 25 Tahun 1992 pasal (4), fungsi dan peran koperasi adalah :
a. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota pada khususnya serta masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya.
(27)
b. Berperan secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan masyarakat.
c. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian nasional koperasi dengan soko gurunya.
d. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang merupakan usaha bersama berdasarkan atas azas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.
4. Prinsip Koperasi
Menurut Kongres AKI (Aliansi Koperasi Internasional), “Prinsip-prinsip koperasi adalah pedoman-pedoman yang menuntun koperasi-koperasi menerapkan nilai-nilai dalam praktek kehidupannya”. Kongres AKI (Aliansi Koperasi Internasional) menetapkan tujuh prisip koperasi yang diterima secara umum, yaitu (Munker, 2011: 180-184):
a. Keanggotaan secara sukarela dan terbuka.
Koperasi adalah organisasi sukarela, terbuka untuk semua orang yang mampu memanfaatkan pelayanan-pelayanannya dan bersedia menerima tanggungjawab keanggotaannya, tanpa diskriminasi
gender, sosial, ras, politik atau religius.
b. Pengawasan oleh anggota secara demokratis.
Koperasi adalah organisasi demokratis yang diawasi oleh para anggotanya, yang berpartisipasi secara aktif dalam menetapkan kebijakanya dan membuat keputusan.Laki-laki dan perempuan yang
(28)
menjabat sebagai wakil-wakil terpilih bertanggungjawab kepada anggota. Pada koperasi-koperasi primer para anggota memiliki hak suara yang sama(satu anggota, satu suara) dan koperasi-koperasi pada tingkat lain diorganisasikan juga secara demokratis.
c. Partisipasi ekonomi para anggota.
Para anggota memberikan kontribusi yangsama terhadapmodal koperasi dan mengawasinya secara demokratis. Para anggota membagi kelebihan-kelebihan hasil usaha untuk tujuan-tujuan berikut: mengembangkan perusahaan koperasi, dengan membentuk cadangan, sekurang-kurangnya sebagian daripadanya tidak dibagikan, memberi manfaat kepada para anggota sebanding dengan transaksi-transaksi yang dilakukannya dengan koperasi, dan mendukung kegiatan-kegiatan lain yang disetujui oleh anggota.
d. Otonomi dan independensi.
Koperasi adalah organisasi otonom yang diawasi oleh para anggotanya untuk menolong dirinya sendiri. Jika koperasi-koperasi itu menjalin hubungan dengan organisasi-organisasi lain, termasuk pemerintah, atau memupuk modal dari sumber-sumber dana ekstern, maka hal itu dilakukan dengan ketentuan menjamin pengawasan secara demokratis oleh para anggotanya dan menjaga otonomi koperasi.
(29)
Koperasi menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan bagi para anggotanya, wakil-wakil terpilih, manajer dan karyawan sehingga mereka dapat memberikan sumbangan bagi pembangunan koperasinya secara efektif.Mereka menginformasikan masyarakat luas terutama orang muda dan pemimpin-pemimpin masyarakat mengenai hakikat dan manfaat kerjasama.
f. Kerjasama antar koperasi
Koperasi melayani anggotanya sangat efektif dan memperkuat gerakan koperasi melalui kerjasama koperasi tingkat lokal, nasional, kawasan dan internasional.
g. Kepedulian terhadap masyarakat
Koperasi bekerja untuk kepentingan pembangunan masyarakat secara berkelanjutan melalui kebijakan yang disetujui oleh para anggotanya.
Menurut Undang-Undang No. 25 tahun 1992 pasal 5, koperasi melaksanakan Prinsip koperasi yang meliputi :
a. Keanggotaan Koperasi bersifat sukarela dan terbuka. b. Pengelolaan dilakukansecara demokratis.
c. Pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota.
d. Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal. e. Kemandirian.
(30)
f. Pendidikan perkoperasian. g. Kerja sama antar koperasi.
Prinsip koperasi menjadi sumber inspirasi dan menjiwai secara keseluruhan organisasi dan kegiatan usahanya koperasi sesuai dengan maksud dan tujuan pendiriannya.
5. Jenis Koperasi
Jenis koperasi yang dikemukakan Anoraga (1993: 18) yang dikutip oleh Ferline, dkk (2013), dalam buku “Dinamika Koperasi”, dibagi menjadi 5 jenis yaitu :
a. Koperasi Konsumsi
Barang konsumsi adalah barang kebutuhan sehari-hari, misalnya barang pangan, barang sandang dan barang pembantu keperluan sehari-hari. Tujuan koperasi adalah agar para anggotanya dapat membeli barang-barang dengan mutu yang baik dan harga yang layak.
b. Koperasi Simpan Pinjam
Koperasi menerima simpanan-simpanan dan deposito dari para anggotanya serta memberikan pinjaman bagi anggotanya yang sama. c. Koperasi Produksi
Koperasi produksi sebagai suatu badan usaha yang dimiliki oleh para karyawan/pekerjanya (koperasi produsen).
(31)
d. Koperasi Jasa
Koperasi jasa diorganisir untuk dapat melayani para anggotanya dengan pelayanan yang lebih meningkat, seperti asuransi, kredit, telepon, dan lain-lain.
e. Koperasi Serba Usaha
Koperasi serba usaha yaitu koperasi yang menyelenggarakan usaha lebih dari satu macam kebutuhan ekonomi atau kepentingan ekonomi para anggotanya.
B. Jumlah Anggota
1. Pengertian Anggota Koperasi
Koperasi dapat berkembang apabila badan usaha koperasi memiliki kesadaran anggota untuk berkoperasi yang tinggi. Tanpa adanya anggota, koperasi akan sulit berkembang dalam kegiatan usaha. Hal tersebut sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Ropke (2000: 45):
“Tanpa partisipasi anggota, kemungkinan atas rendahnya atau menurunnya efisiensi dan efektivitas anggota dalam rangka mencapai kinerja koperasi akan lebih besar.”
Menurut Baswir (2012) yang dikutip oleh Bayu, dkk (2014), anggota koperasi adalah individu-individu yang menjadi bagian dari koperasi tersebut sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan. Sebagai anggota koperasi wajib membayar sejumlah uang untuk simpanan pokok dan simpanan wajib koperasi.
(32)
Menurut Undang-Undang No. 25 tahun 1992 pasal 17 ayat (1) menyatakan bahwa anggota koperasi merupakan pemilik dan sekaligus pengguna jasa koperasi. Disini dapat disimpulkan bahwa anggota dapat memiliki dan memanfaatkan ekonomi yang disediakan dan sesuai dengan modal yang disetor anggota ke koperasi. Sehingga koperasi dapat dikatakan berkembang tidaknya ditentukan dari para anggotanya.
2. Hak dan Kewajiban Anggota Koperasi
Kewajiban dari setiap anggota koperasi yang tercantum dalam ketentuan Undang-Undang No.25 tahun 1992 pasal 20 ayat (1), sebagai berikut : a. Mematuhi Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga serta
keputusan yang telah disepakati dalam Rapat Anggota.
b. Berpartisipasi dalam kegiatan usaha yang diselenggarakan oleh Koperasi.
c. Mengembangkan dan memelihara kebersamaan berdasarkan atas asas kekeluargaan.
Adapun hak dari setiap anggota koperasi seperti yang tercantum dalam Undang-Undang No.25 tahun 1992 pasal 20 ayat (2) yaitu:
a. Menghadiri, menyatakan pendapat, dan memberikan suara dalam Rapat Anggota.
b. Memilih dan/atau dipilih menjadi pengurus atau pengawas.
c. Meminta diadakan rapat anggota menurut ketentuan dalam anggaran dasar.
(33)
d. Mengemukakan pendapat atau saran kepada pengurus di luar rapat anggota baik diminta atau tidak diminta.
e. Memanfaatkan koperasi dan mendapatkan pelayanan yang sama antara sesama anggota.
f. Mendapatkan keterangan mengenai perkembangan koperasi menurut ketentuan dalam anggaran dasar.
C. Jumlah Simpanan 1. Pengertian Simpanan
Menurut IAI (2009: 27-7), yang dikutip oleh Thamrin (2013), simpanan anggota yang berkarakteristik sebagai ekuitas adalah sejumlah tertentu dalam nilai uang yang diserahkan oleh anggota koperasi atas kehendak sendiri sebagai simpanan dan dapat diambil sewaktu-waktu sesuai perjanjian. Simpanan ini tidak menanggung resiko kerugian dan sifatnya sementara karenanya diakui sebagai kewajiban.
Menurut Sitio dan Halomoan (2001: 84), jumlah simpanan yang ada dalam koperasi bersumber dari modal sendiri yang terdiri dari:
1. Simpanan pokok
Simpanan pokok yaitu sejumlah uang yang sama banyaknya, yang wajib dibayarkan oleh masing-masing anggota kepada koperasi pada saat masuk menjadi anggota.
(34)
2. Simpanan wajib
Simpanan wajib yaitu sejumlah simpanan tertentu yang tidak harus sama banyaknya, yang wajib dibayarkan oleh anggota kepada koperasi pada periode tertentu.
3. Dana cadangan
Dana cadangan yaitu sejumlah dana yang diperoleh dari penyisihan Sisa Hasil Usaha (SHU) dan dicadangkan untuk menutupi kerugian koperasi bila diperlukan.
4. Donasi
Donasi yaitu sejumlah uang atau barang dengan nilai tertentu yang disumbangkan oleh pihak ketiga, tanpa ada suatu ikatan atau kewajiban untuk mengendalikannya
D. Pinjaman Koperasi 1. Pengertian Pinjaman
Menurut Winarno dan Ismaya (2003: 289), yang dikutip oleh Thamrin (2013), pinjaman adalah pemberian sejumlah uang dari suatu pihak (lembaga keuangan, seseorang atau perusahaan) kepada pihak lain (seseorang atau perusahaan) yang mewajibkan pinjamannya untuk melunasi dalam jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga yang disepakati bersama.
Menurut Sitio dan Halomoan (2001: 85), pinjaman yang ada dalam koperasi bersumber dari modal pinjaman yang terdiri dari:
(35)
1. Anggota
Anggota yaitu pinjaman dari anggota ataupun calon anggota koperasi yang bersangkutan.
2. Koperasi lainnya
Koperasi lainnya yaitu pinjaman dari koperasi lainnya dan/atau anggotanya yang didasari dengan perjanjian kerja sama antar koperasi. 3. Bank dan lembaga keuangan lainnya
Bank dan lembaga keuangan lainnya yaitu pinjaman dari bank dan lembaga keuangan lainnya yang dilakukan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
4. Penerbitan obligasi dan surat hutang lainnya
Penerbitan obligasi dan surat hutang lainnya yaitu dana yang diperoleh dari penerbitan obligasi dan surat hutang lainnya berdasarkan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
5. Sumber lain yang sah
Sumber lain yang sah yaitu pinjaman yang diperoleh dari bukan anggota yang dilakukan tanpa melalui penawaran secara umum.
E. Modal Koperasi
1. Pengertian Modal
Dalam melaksanakan dan mengembangkan kegiatan usahanya, koperasi membutuhkan modal. Tanpa adanya modal, aktivitas usaha tidak dapat
(36)
dijalankan dan tidak tercapainya hasil yang diinginkan. Koperasi dapat berjalan apabila memiliki modal yang memadai.
Prof. Meiji mengartikan modal sebagai kolektivitas dari barang-barang modal yang terdapat dalam neraca sebelah debet. Sedang yang dimaksud dengan barang-barang modal ialah semua barang yang ada dalam rumah tangga perusahaan dalam fungsi produktifnya untuk membentuk pendapatan (Riyanto, 2013: 18).
Sementara itu pengertian tentang modal dijelaskan pula oleh Prof. Polak yang mendefinisikan modal yang sebagai berikut :
Modal ialah sebagai kekuasaan untuk menggunakan barang-barang modal. Dengan demikian modal ialah terdapat di neraca sebelah kredit. Adapun yang dimaksud dengan barang-barang modal ialah barang-barang yang ada dalam perusahaan yang belum digunakan, jadi yang terdapat di sebelah debit (Riyanto, 2013: 18).
Jadi modal yang terdapat disebelah debit dari neraca disebut modal kongkrit dan yang tercatat pada neraca sebelah kredit disebut modal abstrak. Apabila melihat neraca pada suatu perusahaan akan tampak dua gambaran modal yaitu neraca dibagian debit menunjukkan modal menurut bentuknya, sedangkan neraca yang dibagian kredit menunjukkan modal menurut sumber atau asalnya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa modal dalam perusahaan maupun badan usaha koperasi adalah sama, yaitu modal yang digunakan untuk menjalankan usahanya.
Menurut SAK ETAP (2013:71), modal pokok koperasi adalah simpanan pokok anggota, mirip saham atas nama, tak dapat dipindahtangankan dan dapat diambil kembali bila anggota keluar dari keanggotaan koperasi. Ekuitas koperasi atau kekayaan bersih koperasi adalah simpanan pokok,
(37)
simpanan lain, pinjaman-pinjaman, penyisihan hasil usaha termasuk cadangan.
Modal koperasi yang tercantum pada Undang-Undang No.25 tahun 1992 pasal (41) terdiri dari modal sendiri dan modal pinjaman. Dimana modal sendiri berasal dari simpanan pokok, simpanan wajib, dana cadangan, dan hibah. Sedangkan modal pinjaman berasal dari anggota, koperasi lainnya dan/atau anggotanya, bank dan lembaga, penerbitan obligasi dan surat hutang lainnya, dan sumber lain yang sah..
2. Pengertian Modal Kerja
Koperasi sama halnya dengan perusahaan, sebagai badan usaha koperasi tidak dapat dipisahkan dari kebutuhan modal kerja. Dilihat dari sifatnya, modal kerja akan berputar terus – menerus di dalam perusahaan. Modal kerja atau kadang-kadang disebut juga modal kerja kotor, sebenarnya adalah aktiva lancar yang digunakan dalam operasi perusahaan dan harus selalu ada dalam perusahaan. Seperti kas, piutang, persediaan dan surat berharga (Ambarwarti, 2010: 112).
Menurut Sitio dan Halomoan (2001:82), modal kerja adalah sejumlah uang yang tertanam dalam aktiva lancar perusahaan atau yang dipergunakan untuk membiayai operasional jangka pendek perusahaan, seperti pengadaan bahan baku, tenaga kerja, pajak, biaya listrik, dan lain-lain. Ditinjau dari sudut neraca, modal kerja adalah aktiva lancar dikurangi kewajiban lancar. Aktiva lancar adalah harta perusahaan yang dalam jangka paling lama setahun dapat
(38)
dicairkan menjadi uang kas, seperti deposito jangka pendek, piutang-piutang dagang, persediaan barang, dan uang kas.
Menurut Gitosudarmo (1999), yang dikutip oleh Taman (2012), modal kerja adalah kekayaan atau aktiva yang diperlukan oleh perusahaan untuk menyelenggarakan kegiatan sehari-hari yang selalu berputar dalam periode tertentu.
Menurut Agnes Sawir (2005:129), yang dikutip oleh Rachmawaty (2013), mengatakan bahwa “Modal kerja adalah keseluruhan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan, atau dapat pula dimaksudkan sebagai dana yang harus tersedia untuk membiayai kegiatan operasi perusahaan sehari-hari”.
Menurut Sartono (2010:385), modal kerja diperlukan perusahaan untuk membiayai kegiatan operasional perusahaan. Ada dua pengertian modal kerja, yang pertama gross working capital, adalah keseluruhan aktiva lancar, sementara pengertian net working capital adalah kelebihan aktiva lancar di atas utang lancar. Rumus untuk net working capital sebagagi berikut:
3. Fungsi dan Peran Modal Kerja
Modal kerja harus cukup jumlahnya yang artinya harus mampu membiayai pengeluaran-pengeluaran perusahaan sehari-hari, karena dengan modal yang cukup akan menguntungkan bagi perusahaan untuk beroperasi secara efisien dan koperasi tidak mengalami kesulitan keuangan. Menurut S.
(39)
Munawir (2004: 117), yang dikutip oleh Nurfarhana (2013), modal kerja yang cukup akan memberikan beberapa keuntungan antara lain:
1. Melindungi perusahaan terhadap krisis modal kerja karena turunnya nilai dari aktiva lancar.
2. Memungkinkan untuk dapat membayar semua kewajiban-kewajiban tepat pada waktunya.
3. Memungkinkan untuk memiliki persediaan dalam jumlah yang cukup untuk melayani para anggotanya.
4. Memungkinkan bagi koperasi untuk memberikan syarat kredit yang lebih menguntungkan bagi para anggota.
5. Memungkinkan bagi koperasi untuk dapat beroperasi dengan lebih efisien karena tidak ada kesulitan untuk memperoleh barang ataupun jasa yang dibutuhkan.
Kegiatan usaha dapat dilakukan dengan lancar, apabila koperasi dapat merencanakan kebutuhan modal kerjanya dengan efektif. Pengelolaan modal kerja yang rendah akan merugikan serta dapat mengancam kelangsungan hidup koperasi. Syahyunan (2003), yang dikutip oleh Rachmawaty (2013), menyatakan bahwa kelebihan atas modal kerja mengakibatkan kemampuan laba menurun sebagai akibat lambatnya perputaran dana perusahaan.
4. Jenis Modal Kerja
Menurut Ambarwarti (2010: 113), jenis-jenis modal kerja digolongkan menjadi:
(40)
a. Modal kerja permanen, adalah modal kerja yang harus ada dalam perusahaan dalam memenuhi kebutuhan konsumen berupa barang jadi. Modal kerja permanen ini dibedakan menjadi :
1. Modal kerja primer, adalah modal kerja minimal yang harus dimiliki perusahaan agar dapat terus beroperasi.
2. Modal kerja normal, adalah modal kerja yang harus ada dalam perusahaan agar dapat beroperasi dalam kapasitas normal.
b. Modal kerja variabel, adalah modal kerja yang selalu berubah proporsional dengan perubahan kapasitas produksi. Modal kerja ini terdiri dari :
1. Modal kerja musiman, adalah modal kerja yang berubah sesuai perubahan musim atau permintaan misalnya permintaan yang besar pada waktu hari raya.
2. Modal kerja siklis, adalahmodal kerja yang berubah akibat fluktuasi konjungtur.
3. Modal kerja darurat, adalah modal kerja yang berubah sesuai keadaan yang terjadi di luar kemampuan perusahaan.
(41)
Gambar 1. Mekanisme permodalan koperasi di Indonesia (Sitio dan Halomoan, 2001:85)
F. Sisa Hasil Usaha (SHU)
1. Pengertian Sisa Hasil Usaha (SHU)
Menurut IAI (2004: 275) Sisa Hasil Usaha adalah penjumlahan dari partisipasi neto dan laba atau rugi kotor dengan non anggota, ditambah atau dikurangi dengan pendapatan dan beban lain serta beban perkoperasian pajak penghasilan badan koperasi.
Undang-Undang No.25 tahun 1992 mengenai Sisa Hasil Usaha (SHU) dalam pasal 45 mengatakan bahwa:
a. Sisa Hasil Usaha (SHU) koperasi merupakan pendapatan koperasi yang diperoleh dalam satu tahun buku dikurangi dengan biaya, penyusutan, dan kewajiban lainnya termasuk pajak dalam tahun buku yang bersangkutan. Modal
Koperasi
Modal Sendiri : 1. Simpanan Pokok 2. Simpanan Wajib 3. Dana Cadangan 4. Donasi
Modal Luar : 1. Anggota 2. Koperasi 3. Bank
4. Lembaga keuangan nonbank 5. Penerbitan obligasi
6. Sumber lain
Modal Kerja
SHU
(42)
b. Sisa Hasil Usaha (SHU) setelah dikurangi dana cadangan, dibagikan kepada anggota sebanding dengan jasa usaha yang dilakukan oleh masing-masing anggota dengan koperasi, serta digunakan untuk keperluan pendidikan perkoperasian dan keperluan lain dari koperasi, sesuai dengan keputusan rapat anggota.
c. Besarnya pemupukan dana cadangan ditetapkan dalam rapat anggota. 2. Pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU)
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK No.27) menyebutkan bahwa pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) harus dilakukan pada akhir periode pembukuan. Jumlah yang dialokasikan selain untuk koperasi diakui sebagai kewajiban. Dalam hal pembagian tidak dapat dilakukan karena jenis dan jumlah pembagiannya belum diatur secara jelas dalam anggaran dasar atau anggaran rumah tangga, tetapi harus menunggu rapat anggota, maka Sisa Hasil Usaha (SHU) tersebut dicatat sebagai Sisa Hasil Usaha (SHU) belum dibagi dan harus dijelaskan dalam catatan atas laporan keuangan.
Menurut Sitio dan Halomoan (2001:89), acuan dasar untuk membagi Sisa Hasil Usaha (SHU) adalah prinsip-prinsip dasar koperasi yang menyebutkan bahwa pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota. Dengan demikian, Sisa Hasil Usaha (SHU) koperasi yang diterima oleh anggota bersumber dari dua kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh anggota sendiri, yaitu :
(43)
a. Sisa Hasil Usaha (SHU) atas jasa modal
Pembagian ini juga sekaligus mencerminkan anggota sebagai pemilik ataupun investor, karena jasa atas modalnya (simpanan) tetap diterima dari koperasinya sepanjang koperasi tersebut menghasilkan Sisa Hasil Usaha (SHU) pada tahun buku yang bersangkutan.
b. Sisa Hasil Usaha (SHU) atas jasa usaha
Jasa ini menegaskan bahwa anggota koperasi selain pemilik juga sebagai pemakai atau pelanggan. Secara umum Sisa Hasil Usaha (SHU) Koperasi dibagi sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan pada anggaran dasar atau anggaran rumah tangga koperasi sebagai berikut:
1. Cadangan koperasi 2. Jasa anggota 3. Dana pengurus 4. Dana karyawan 5. Dana pendidikan 6. Dana sosial
7. Dana untuk pembangunan lingkungan
Tentunya tidak semua kompenen di atas harus diadopsi koperasi dalam membagi Sisa Hasil Usaha (SHU). Hal ini sangat tergantung dari keputusan anggota yang ditetapkan dalam rapat anggota.
Perhitungan SHU bagian anggota dapat dilakukan bila beberapa informasi dasar diketahui sebagai berikut (Sitio dan Halomoan,2001:86):
(44)
a. SHU total koperasi pada satu tahun buku
b. Bagian (persentase) Sisa Hasil Usaha (SHU) anggota c. Total simpanan seluruh anggota
d. Total seluruh transaksi usaha (volume usaha atau omset) yang bersumber dari anggota
e. Jumlah simpanan per anggota
f. Omzet atau volume usaha per anggota
g. Bagian (persentase) Sisa Hasil Usaha (SHU) untuk simpanan anggota h. Bagian (persentase) Sisa Hasil Usaha (SHU) untuk transaksi usaha
anggota
3. Prinsip – prinsip Pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU)
Menurut Sitio dan Halomoan (2001:91-92), agar tercermin asas keadilan, demokrasi, transparansi, dan sesuai dengan prinsip-prinsip koperasi, maka perlu diperhatikan prinsip-prinsip pembagian Sisa Hasil Usaha(SHU) sebagai berikut :
1.Sisa Hasil Usaha (SHU) yang dibagi adalah yang bersumber dari anggota. Pada hakekatnya Sisa Hasil Usaha (SHU) yang dibagi kepada anggota adalah yang bersumber dari anggota sendiri. Sedangkan Sisa Hasil Usaha (SHU) yang bukan berasal dari hasil transaksi dengan anggota pada dasarnya tidak dibagi kepada anggota, melainkan dijadikan sebagai cadangan koperasi.
(45)
2. Sisa Hasil Usaha (SHU) anggota adalah jasa dari modal dan transaksi usaha yang dilakukan anggota sendiri. Sisa Hasil Usaha (SHU) yang diterima setiap anggota pada dasarnya merupakan insentif dari modal yang diinventasi dan dari hasil transaksi yang dilakukannya dengan koperasi. Oleh sebab itu, perlu ditentukan proporsi Sisa Hasil Usaha (SHU) untuk jasa modal dan jasa transaksi usaha yang dibagi kepada anggota.
3. Pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) anggota dilakukan secara transparan. Proses perhitungan Sisa Hasil Usaha (SHU) per anggota dan jumlah Sisa Hasil Usaha (SHU) yang dibagi kepada anggota harus diumumkan secara transparan, sehingga setiap anggota dapat dengan mudah menghitung secara kuantitatif berapa partisipasinya kepada koperasinya.
4. Sisa Hasil Usaha (SHU) anggota dibayar secara tunai. Sisa Hasil Usaha (SHU) per anggota haruslah diberikan secara tunai, karena dengan demikian koperasi membuktikan dirinya sebagai badan usaha yang sehat kepada anggota dan masyarakat mitra bisnisnya. G. Kerangka Pemikiran dan Pengembangan Hipotesis
Koperasi dalam menjalankan usaha membutuhkan kontribusi modal dari anggota untuk membiayai kegiatan usaha. Berdasarkan tujuan koperasi yaitu mempromosikan anggota, maka yang diperjuangkan adalah agar anggota dapat meraih laba yang sebesar-besarnya.
(46)
1.Pengaruh Jumlah Anggota terhadap Sisa Hasil Usaha
Menurut Baswir (1997: 124), bahwa setiap koperasi didirikan dengan tujuan untuk dapat terus menambah jumlah anggotanya, dengan cara memberikan kesempatan kepada masyarakat yang mendukung cita-cita koperasi untuk mendaftar sebagai anggota. Selain mendukung cita-cita sebuah koperasi, para calon anggota tentu harus dapat memenuhi syarat-syarat keanggotaan koperasi sebagaimana ditetapkan dalam anggaran dasar dan anggaran rumah tangga koperasi yang bersangkutan.
Namun demikian, tidak berarti bahwa koperasi harus menambah jumlah anggotanya secara besar-besaran dalam waktu singkat. Penambahan jumlah anggota harus disesuaikan dengan kemampuan pelayanan koperasi. Apabila seseorang telah menjadi anggota koperasi, maka anggota tersebut diharapkan dapat memanfaatkan barang dan jasa yang disediakan oleh koperasi.
Anggota koperasi merupakan sasaran utama koperasi sebagai pembeli maupun sebagai penjual sesuai dengan kegiatan usaha koperasi. Semakin banyak hubungan ekonomis antara anggota dengan koperasi, maka semakin besar kemungkinan berkembangnya koperasi. Hal ini sesuai dengan penelitian Taman (2012), yang menyatakan bahwa aktivitas anggota dalam melaksanakan kegiatan koperasi lebih berpengaruh terhadap SHU, bila anggota koperasi banyak namun sifatnya pasif tentu saja tetap tidak berpengaruh terhadap SHU koperasi. Oleh karena itu yang menentukan SHU
(47)
bukanlah jumlah anggota dari segi kuantitas, tetapi lebih kepada aktivitas anggota koperasi dalam memajukan koperasi. Berdasarkan uraian di atas, hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut:
Ha1 : Jumlah anggota berpengaruh terhadap SHU 2. Pengaruh Jumlah Simpanan terhadap Sisa Hasil Usaha
Menurut Muljono (2012: 195), bahwa salah satu cara pembentukan modal pada koperasi adalah dengan melalui simpanan, baik simpanan pokok maupun simpanan wajib, dana cadangan, hibah, serta modal penyertaan. Atas simpanan sebagai modal, koperasi berkewajiban memberikan sebagian keuntungannya dalam bentuk SHU kepada pemiliknya, sedangkan atas simpanan sebagai pinjaman koperasi berkewajiban memberikan bunga pinjaman kepada pemilik simpanan. Akibat adanya simpanan anggota, maka anggota koperasi akan semakin besar perannya dalam kaitannya dengan kesejahteraan yang diperoleh terutama dari kemanfaatan simpanan dan juga pembagian SHU yang akan diterimanya.
Hal ini sesuai dengan penelitian Taman (2012), bahwa simpanan dalam koperasi digunakan sebagai modal sendiri dan modal pinjaman dari anggota sehingga koperasi mempunyai kewajiban untuk membayarkan jasa berupa bunga simpanan (UU Nomor 25 tahun1995). SHU terbentuk dari bunga pinjaman. Berdasarkan uraian di atas, hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut:
(48)
3. Pengaruh Jumlah Pinjaman terhadap Sisa Hasil Usaha
Pinjaman adalah salah satu produk utama koperasi yang juga dikonsumsi anggota koperasi sendiri. Menurut Muljono (2012: 126), bahwa penghasilan pinjaman koperasi yang utama berasal dari bunga pinjaman. Bunga pinjaman merupakan pendapatan utama koperasi. Penentuan bunga pinjaman tersebut dikaitkan dengan pertimbangan apakah bunga tersebut dapat dikembangkan oleh peminjam dan apakah dapat membuat koperasi berkembang. Penghasilan usaha (PHU) koperasi yang utama berasal dari bunga yang diterima. Besarnya PHU sangat menentukan berapa SHU yang didapatkan.
Menurut Taman (2012), bahwa hal ini disebabkan karena semakin banyak jumlah pinjaman yang diberikan maka semakin banyak bunga yang diperoleh, sehingga SHU yang diperoleh juga meningkat. Berdasarkan uraian di atas, hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut:
Ha3 : Jumlah pinjaman berpengaruh terhadap SHU. 4. Pengaruh Jumlah Modal Kerja terhadap Sisa Hasil Usaha
Menurut Tohar (2000:30), modal kerja koperasi adalah jumlah uang yang tertanam dalam aktiva lancar koperasi. Masalah modal kerja sangat erat hubungannya dengan dengan operasi badan usaha sehari-hari. Tersedianya modal kerja yang cukup sangat penting bagi badan usaha, karena badan usaha tersebut dapat memenuhi kebutuhannya dalam pembiayaan operasi sehari-hari dengan cukup pula. Modal kerja yang berlebihan menunjukkan
(49)
adanya dana yang tidak produktif dan sebenarnya merupakan kerugiaan bagi badan usaha, karena kesempatan untuk memperoleh keuntungan yang lebih besar disia-siakan. Hal ini tidak sesuai dengan penelitian Taman (2012), bahwa semakin banyak modal kerja maka koperasi tersebut akan dapat melakukan berbagai usaha untuk dapat meningkatkan SHU.
Sementara menurut Muljono (2012), bahwa semakin besar modal kerja maka akan lebih memungkinkan koperasi untuk mencapai SHU yang diharapkan. Berdasarkan uraian di atas, hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut:
Ha4 : Jumlah modal kerja berpengaruh terhadap SHU.
Secara sistematis kerangka pemikiran di atas dapat digambarkan sebagai berikut:
independen dependen
H. Penelitian Terdahulu
Penelitian yang telah ada sebelumnya memuat variabel-variabel yang berhubungan dengan penelitian dalam skripsi ini dan digunakan sebagai bahan pertimbangan. Penelitian Taman (2012) menunjukkan bahwa jumlah anggota,
Jumlah anggota
SHU Jumlah simpanan
Jumlah pinjaman
(50)
jumlah simpanan, jumlah pinjaman dan jumlah modal kerja secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Sisa Hasil Usaha (SHU) koperasi simpan pinjam di Kabupaten Badung. Variabel jumlah anggota dan jumlah modal kerja secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap sisa hasil usaha, sedangkan variabel jumlah simpanan dan jumlah pinjaman tidak berpengaruh. Variabel jumlah modal kerja berpengaruh dominan terhadap SHU koperasi simpan pinjam di Kabupaten Badung.
Penelitian Ferline dkk (2013) menunjukkan jumlah anggota, simpanan anggota dan penjualan berpengaruh secara bersama-sama terhadap peningkatan Sisa Hasil Usaha (SHU) PKP-RI Provinsi Sumatera Barat. Diantara jumlah anggota, jumlah simpanan anggota, dan penjualan yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap peningkatan Sisa Hasil Usaha PKP-RI Provinsi Sumatera Barat adalah simpanan anggota.
Penelitian Vera (2013) menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang positif antara modal kerja terhadap Sisa Hasil Usaha (SHU) dan menunjukkan adanya hubungan yang searah antara modal kerja dengan Sisa Hasil Usaha (SHU).
Penelitian Thamrin (2013) menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara simpanan dan pinjaman anggota terhadap Sisa Hasil Usaha (SHU).
(51)
Penelitian Eko (2000) menunjukkan bahwa yang paling berpengaruh terhadap Sisa Hasil Usaha (SHU) adalah simpanan, dan tingkat kesehatan koperasi selama lima tahun berturut-turut adalah baik dan sehat.
Penelitian Km. Bayu dkk (2014) menunjukkan bahwa modal berpengaruh positif terhadap Sisa Hasil Usaha (SHU), volume usaha berpengaruh positif terhadap Sisa hasil Usaha (SHU), jumlah anggota tidak berpengaruh terhadap Sisa Hasil Usaha. Modal, volume usaha dan jumlah anggota secara simultan berpengaruh terhadap Sisa Hasil Usaha (SHU).
Penelitian Nurfarhana (2013) menujukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara modal kerja dan laba usaha koperasi pada koperasi serba usaha sejati mulia Jakarta.
(52)
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan berupa studi kasus. Studi kasus dilakukan di Koperasi BUMN/BUMD Koperasi Primer Anggota Pusat Koperasi Pegawai Republik Indonesia (PKPRI) di Kota Madiun sehingga kesimpulan yang akan diambil hanya berlaku pada Koperasi BUMN/BUMD Pusat Koperasi Pegawai Republik Indonesia (PKPRI) di Kota Madiun.
B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat penelitian
Penelitian ini dilakukan di Pusat Koperasi Pegawai Republik Indonesia (PKPRI) di Kota Madiun.
2. Waktu penelitian
Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret sampai bulan April 2015.
C. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah pengurus koperasi sebagai sumber informasi untuk penelitian ini.
(53)
2. Objek Penelitian
Objek yang akan diteliti adalah data jumlah anggota, jumlah simpanan anggota, jumlah pinjaman anggota, dan jumlah modal kerja serta data tambahan yaitu data perkembangan Sisa Hasil Usaha (SHU) koperasi.
D. Populasi dan Sampel 1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari atas: objek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2009: 115). Populasi dari penelitian ini adalah laporan keuangan dan Sisa Hasil Usaha (SHU) selama lima tahun pada BUMN/BUMD Koperasi Primer Anggota PKPRI Kota Madiun dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2014
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2009: 116). Sampel yang akan digunakan dalam penelitian yaitu teknik Sampling Purposive. Menurut Sugiyono (2009: 122), Sampling Purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Sampel dalam penelitian ini diambil dari populasi yaitu data jumlah anggota, jumlah simpanan anggota, jumlah pinjaman anggota, dan Sisa Hasil Usaha (SHU) dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2014.
(54)
E. Data yang Diperlukan
1. Gambaran umum koperasi meliputi sejarah Pusat Koperasi Pegawai Republik Indonesia (PKPRI), struktur organisasi, serta usaha koperasi.
2. Data Sisa Hasil Usaha (SHU), jumlah anggota, jumlah simpanan, jumlah pinjaman serta jumlah modal kerja dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2014 di Koperasi.
F. Teknik Pengumpulan Data 1. Dokumentasi
Dokumentasi adalah suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis,gambar maupun elektronik. Dokumen ini digunakan untuk mendapatkan data mengenai perkembangan Koperasi.
2. Observasi
Observasi adalah pengamatan langsung dan pencatatan secara sistimatik terhadap unsur-unsur yang tampak dalam suatu gejala atau gejala-gejala dalam objek penelitian.
G. Variabel dan Definisi Operasional Penelitian 1. Variabel Penelitian
Variabel yang dianalisis dalam penelitian ini dibedakan menjadi :
a. Variabel Dependen adalah variabel yang dipengaruhi variabel lainnya yang dalam penelitian ini adalah Sisa Hasil Usaha (SHU).
(55)
b. Variabel Independen adalah variabel bebas yang mempengaruhi variabel dependen. Variabel dalam penelitian ini adalah jumlah anggota, jumlah simpanan anggota, jumlah pinjaman anggota, dan jumlah modal kerja. 2. Definisi Operasional Variabel
Berikut ini adalah definisi operasional untuk masing-masing variabel penelitian :
a. Jumlah Anggota
Jumlah anggota adalah jumlah anggota masing-masing koperasi dalam kurun waktu 2010 sampai dengan tahun 2014 yang diukur dengan satuan orang.
b. Jumlah Simpanan Anggota
Jumlah simpanan anggota adalah jumlah simpanan koperasi baik berupa simpanan pokok, simpanan wajib, simpanan sukarela, simpanan hari tua, simpanan perumahan yang diukur dengan satuan rupiah dalam kurun waktu 2010 sampai dengan tahun 2014.
c. Jumlah Pinjaman
Jumlah pinjaman merupakan jumlah pinjaman anggota dan jumlah pinjaman non-anggota yang diberikan oleh masing-masing koperasi berdasarkan kesepakatan pihak peminjam dengan koperasi dengan imbalan bunga yang telah ditentukan dalam kurun waktu tahun 2010 sampai dengan tahun 2014 yang diukur dengan satuan rupiah.
(56)
d. Modal Kerja
Modal kerja adalah jumlah modal sendiri berupa simpanan pokok, simpanan wajib, dana cadangan, hibah dan modal luar berupa pinjaman dari anggota, pinjaman dari bank, modal pinjaman dari koperasi yang diperlukan oleh masing-masing koperasi dalam rangka memenuhi kebutuhan usaha koperasi dalam kurun waktu tahun 2010 sampai dengan tahun 2014 yang diukur dengan satuan rupiah.
e. Sisa Hasil Usaha
Sisa Hasil Usaha (SHU) adalah pendapatan dikurangi total biaya, penyusutan dan kewajiban lainnya dalam satu tahun buku masing-masing koperasi dalam kurun waktu tahun 2010 sampai dengan 2014 yang dikur dengan satuan rupiah.
H. Teknik Analisis Data 1. Mengumpulkan Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif. Data kuantitatif yaitu data yang dapat dilihat atau disajikan dalam bentuk angka. Dalam penelitian ini berupa data Sisa Hasil Usaha (SHU) Koperasi Primer Anggota Pusat Koperasi Pegawai Republik Indonesia (PKPRI) di Kota Madiun mengenai jumlah anggota, jumlah simpanan, jumlah pinjaman, dan jumlah modal kerja selama lima tahun dari tahun 2010-2014. Data tersebut kemudian diolah untuk menjawab permasalahan yang diajukan. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan model analisis regresi
(57)
data panel, yang bertujuan untuk mengetahui kekuatan pengaruh jumlah anggota, jumlah simpanan, jumlah pinjaman, dan jumlah modal kerja terhadap Sisa Hasil Usaha (SHU).
2. Menentukan Model Regresi Data Panel
Data panel merupakan data yang memiliki cross-section dan data
time series. Regresi dengan data panel merupakan regresi dengan data yang
memiliki dimensi waktu dan dimensi ruang. Jika setiap cross-section unit memiliki jumlah observasi time series yang sama maka disebut sebagai
balanced panel. Sebaliknya jika jumlah observasi berbeda untuk setiap cross-section unit maka disebut unbalanced panel (Suharjo, 2008).
Menurut Hidayat (2014), dalam metode estimasi model regresi dengan menggunakan data panel dapat dilakukan melalui tiga pendekatan, antara lain:
a. Common Effect (CE)
Common Effect (CE) merupakan pendekatan model data panel yang
paling sederhana karena hanya mengkombinasikan data time series dan cross
section. Pada model ini tidak diperhatikan dimensi waktu maupun individu,
sehingga diasumsikan bahwa perilaku data perusahaan sama dalam berbagai kurun waktu. Metode ini dapat menggunakan pendekatan Ordinary Least
Square (OLS) atau teknik kuadrat terkecil untuk mengestimasi model data
(58)
b. Fixed Effect (FE)
Fixed Effect (FE) merupakan model yang mengasumsikan bahwa
perbedaan antar individu dapat diakomodasi dari perbedaan intersepnya. Dalam mengestimasi data panel model Fixed Effect menggunakan teknik variabel dummy untuk menangkap perbedaan intersep antar perusahaan, perbedaan intersep bisa terjadi karena perbedaan budaya kerja, manajerial, dan insentif. Namun, demikan slopnya sama antar perusahaan. Model estimasi ini sering disebut teknik Least Square Dummy variable (LSDV).
c. Random Effect (RE)
Random Effect (RE) merupakan model yang mengestimasi data panel
dimana variabel gangguan mungkin saling berhubungan antar waktu dan antar individu. Pada model Random Effect perbedaan intersep diakomodasi oleh
error terms masing-masing perusahaan. Keuntungan menggunakan model Random Effect yaitu menghilangkan heteroskedastisitas. Model ini disebut
dengan Error Component Model (ECM) atau teknik Generalized Least Square (GLS).
3. Menguji Metode Regresi Data Panel
Menurut Hidayat (2014), dalam penelitian ini ada beberapa pengujian yang akan penulis lakukan yaitu sebagai berikut :
a. Uji Chow
Uji Chow adalah pengujian untuk menentukan model Fixed Effect (FE) atau Common Effect (CE) yang paling tepat digunakan dalam
(59)
mengestimasi data panel. Jika Cross-section lebih kecil dari tingkat signifikansi 0,05, maka model dapat diestimasi dengan Fixed Effect. Jika nilai
Cross-section lebih besar dari tingkat signifikansi 0,05, maka model dapat
diestimasi dengan Common Effect (CE). b. Uji Lagrange Multiplier (LM)
Uji Lagrange Multiplier (LM) adalah uji untuk mengetahui apakah model Random Effect lebih tepat daripada model Common Effect. Jika nilai
Lagrange Effect (LM) lebih kecil dari nilai Chi Square,maka model dapat
diestimasi dengan Common Effect (CE). Jika nilai Lagrange Effect lebih besar dari nilai Chi Square, maka model dapat diestimasi dengan Random Effect (RE).
c. Uji Hausman
Menurut Gujarati (2003) yang dikutip oleh Taman (2012), bahwa uji hausman dilakukan untuk menguji apakah Fixed Effect Model (FEM) atau
Random Effect Model (REM) yang dipilih yaitu : Apabila nilai Chi Square
statistik pada uji Hausman signifikan, berarti model dapat disetimasi dengan model Fixed Effect Model (FEM). Apabila nilai Chi Square statistik pada uji Hausman tidak signifikan, berarti model dapat diestimasi dengan Random
Effect Model (REM) karena nilainya tidak berbeda secara substansi.
Jika data panel yang dimiliki mempunyai jumlah waktu (t) > jumlah individu (n), maka menggunakan Fixed Effect Model (FEM).
(60)
Jika data panel yang dimiliki mempunyai jumlah waktu (t) < jumlah individu (n), maka menggunakan Random Effect Model (REM).
4. Menguji Asumsi Klasik dalam Regresi
Menurut Priyatno (2012: 59-64), bahwa pengujian asumsi klasik diperlukan untuk mengetahui apakah hasil estimasi regresi yang dilakukan benar-benar bebas dari adanya gejala heteroskedastisitas, gejala multikolinearitas, dan gejala autokorelasi. Model regresi akan dapat dijadikan alat estimasi yang tidak bias jika telah memenuhi persyaratan BLUE (best
linier unbiased estimator) yakni tidak terdapat heteroskedastistas, tidak
terdapat multikoliniearitas, dan tidak terdapat autokorelasi Pengujian asumsi klasik yang akan digunakan adalah : a. Uji Normalitas Model Regresi
Uji normalitas model regresi bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas dilakukan dengan menggunakan teknik Kolmogrov Smirnov. Penerapan pada uji Kolmogrov Smirnov adalah bahwa jika signifikansi dibawah 0,05 berarti data yang akan diuji mempunyai perbedaan yang signifikansi dengan data normal baku. Jika signifikansi di atas 0,05 maka berarti tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara data yang akan diuji dengan data normal baku.
(61)
b. Uji Multikoliniearitas
Multikoliniearitas adalah keadaan dimana antara dua variabel independen atau lebih pada model regresi terjadi hubungan linier yang sempurna atau mendekati sempurna. Model regresi mensyaratkan tidak adanya masalah multikolinearitas. Metode pengambilan keputusan yaitu jika semakin kecil nilai Tolerance dan semakin besar nilai VIF maka semakin mendekati terjadinya masalah multikolinearitas. Dalam kebanyakan penelitian menyebutkan bahwa jika Tolerance > 0,1 dan VIF < 10 maka tidak terjadi multikoliniearitas.
c. Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas adalah keadaan dimana terjadinya ketidaksamaan varian dari residual pada model regresi. Model regresi mensyaratkan tidak adanya masalah heteroskedastisitas. Metode pengambilan keputusan pada uji heteroskedastisitas menggunakan metode uji Glejser dengan melihat nilai signifikansi lebih dari 0,05 maka dapat simpulkan bahwa tidak terjadi masalah heteroskedastisitas pada model regresi.
d. Uji Autokorelasi
Autokorelasi adalah keadaan dimana terjadinya korelasi dari residual untuk pengamatan satu dengan pengamatan yang lain yang disusun menurut runtun waktu. Salah satu cara untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi dengan menggunakan uji Run Test. Uji Run Test digunakan untuk melihat apakah data residual bersifat acak atau tidak. Apabila nilai
(62)
hasil uji run test lebih besar daripada tingkat singnifikansi (α), maka tidak terdapat masalah autokorelasi. Apabila nilai hasil uji run test lebih kecil daripada tingkat singnifikansi (α), maka terdapat masalah autokorelasi. 5. Menganalisa Persamaan Regresi Data Panel
Data panel merupakan gabungan dari data cross section dan data time series. Dalam penelitian ini digunakan variabel jumlah anggota dalam satuan orang, jumlah simpanan, jumlah pinjaman dan jumlah modal kerja memiliki satuan dalam ribu rupiah. Untuk membantu dalam proses pengolahan data, model penelitian dibuat dalam bentuk log-linier (Log). Adapun model persamaan yang digunakan dan diuji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Y’ = βo + β1X1it+ β2LogX2it +β3LogX3it+β4LogX4it + e Keterangan :
Y’ = Sisa Hasil Usaha (SHU) X1 = Jumlah Anggota koperasi LogX2 = Jumlah Simpanan Anggota LogX3 = Jumlah Pinjaman Anggota LogX4 = Jumlah Modal Kerja
β1, β2, β3, β4 = koefisien regresi
βo = konstanta
i = KPRI BUMN/BUMD
t = periode waktu ke-t
(63)
6. Menguji Koefisien Determinasi (R2)
Menurut Gujarati (2001: 98), koefisien determinasi (R2) yaitu angka yang menunjukkan besarnya derajat kemampuan menerangkan variabel independen terhadap variabel dependen dari fungsi tersebut. Hal tersebut dilakukan dengan cara pengukuran ketepatan suatu garis regresi dengan R2 yaitu angka yang menunjukkan besarnya derajat kemampuan menerangkan variabel independen (0 < R2 < 1), dimana semakin mendekati 1 maka semakin dekat pula hubungan antar variabel independen dengan variabel dependen atau dapat dikatakan bahwa model tersebut baik. Jika R2 semakin menjauh angka 1, maka hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen jauh atau tidak erat, atau dengan kata lain model tersebut dapat dinilai kurang baik.
R2 dapat dihitung dengan perumusan sebagai berikut :
7. Menguji Hipotesis
a. Menguji Statistik t (Uji t)
Uji statistik t digunakan untuk menguji signifikan atau tidaknya hubungan dua variabel antara variabel interval atau rasio dengan variabel interval atau rasio yang melibatkan hubungan lebih dari dua variabel dengan mengkonstankan variabel yang tidak diukur (Iqbal Hasan, 2004:101).
(64)
Prosedur uji statistik adalah sebagai berikut: 1. Menentukan Ha
a. Ha1 : Jumlah anggota berpengaruh terhadap Sisa Hasil Usaha (SHU)
b. Ha2 : Jumlah simpanan berpengaruh terhadap Sisa Hasil Usaha (SHU).
c. Ha3 : Jumlah pinjaman berpengaruh terhadap Sisa hasil Usaha (SHU).
d. Ha4 : Jumlah modal kerja berpengaruh terhadap Sisa Hasil Usaha (SHU).
2. Menentukan taraf nyata (α) dan t tabel Taraf nyata (α) = 5%
Nilai t tabel dengan derajat bebas (db) = n – 2 tα;n-2 = ... atau tα/2;n-2 = ...
3. Menghitung statistik uji
t0 =.
keterangan :
rp = koefisien korelasi parsial n = jumlah sampel
(65)
4. Mengambil Keputusan
Ho diterima apabila –t α/2 < to atau to < tα/2 Ho ditolak apabila to > tα/2 atau t0 < -tα/2
5. Menarik kesimpulan
a. Jika Ho1 ditolak, maka jumlah anggota berpengaruh terhadap Sisa Hasil Usaha (SHU)
b. Jika Ho2 ditolak, maka jumlah simpanan berpengaruh terhadap Sisa Hasil Usaha (SHU)
c. Jika Ho3 ditolak, maka jumlah pinjaman berpengaruh terhadap Sisa Hasil Usaha (SHU).
d. Jika Ho4 ditolak, maka jumlah modal kerja berpengaruh terhadap Sisa Hasil Usaha (SHU).
(66)
BAB IV
GAMBARAN UMUM KOPERASI
A. Sejarah Pusat Koperasi Pegawai Republik Indonesia
Pusat Koperasi Pegawai Negeri (PKPN) Kotamadya Madiun yang pada awalnya bernama “KOPERASI PEGAWAI NEGERI KOTA BESAR MADIUN”, berdiri pada tanggal 2 Desember 1954. Pembentukan koperasi ini didasarkan atas anjuran pemerintah Pusat dengan surat edaran No. 18/R.1/1954. Koperasi Pegawai Negeri (KPN) Kotamadya Madiun dibentuk oleh beberapa orang pendiri sebagai berikut :
Ketua :Sdr. Tjiptosoedarmo, Kepala Perekonomian Umum Madiun.
Wakil Ketua :Sdr. Sardjani, Kepala penerangan Kota Madiun.
Sekretaris I :Sdr. Moeljono, Kepala Pusat Pembukuan Perusahaan- Perusahaan Pemerintah Kota Besar Madiun.
Sekretaris II :Sdr. Soetrisno, Pegawai Inspeksi Koperasi Kota/Kabupaten Madiun.
Bendahara I :Sdr. Joeswono Danowinoto, Patih fd. Sekretaris Karesidenan Madiun.
Bendahara II : Sdr. Soebini, Jururawat RSU Madiun.
Pembantu Umum :Sdr. Hadi Soebroto, Kepala Inspeksi Koperasi Kota/Kabupaten Madiun.
Pelindung : Bapak residen Madiun. Penasehat : Bapak Walikota Madiun.
(67)
Koperasi Pegawai Negeri (KPN) Kota Besar Madiun pada tanggal 1 Januari 1955 beranggotakan 103 orang. Rapat Anggota Tahunan (RAT) yang pertama diadakan pada tanggal 22 Juli 1956, jumlah anggota 73 koperasi primer dengan anggota 4.079 orang, sedangkan di tahun 1977 sampai dengan 1978 anggota Pusat Koperasi Pegawai Negeri (PKPN) Kota Madiun setelah diadakan penertiban dari 52 Primer tinggal 28 Primer dengan anggota kurang lebih 2.000 orang.
Badan Hukum pertama diperoleh pada tanggal 25 November 1955 dengan Nomor Daftar No. 1099, sebagai Koperasi Simpan Pinjam. Selama ini telah terjadi penggantian yaitu pada tahun 1960 karena dari KPN (Koperasi Pegawai Negeri) menjadi PKPN (Pusat Koperasi Pegawai Negeri). Pada tahun 1968 berganti lagi karena menyesuaikan dengan Undang-Undang No. 12 tahun 1967 dan tahun 1978 dalam proses perubahan dalam rangka penyesuaian dengan EYD dan situasi dan kondisi Koperasi dalam Orde Baru. Kantor Koperasi Pegawai Negeri (KPN) Kota Besar Madiun menempati Kantor Kota Madiun sampai dengan akhir November 1956. Pada tanggal 1 Desember 1956 pindah ke Jl. Diponegoro 100 A, yang dibeli pada tanggal 17 November 1956 dari Sdr. Rahardjo. Dalam tahun 1957 gedung ini menjadi sengketa karena tuntutan Sdr. Karijo Prawiro pada pemiliknya. Pengurus yang diwakili oleh : Sdr. Tjipsoedarmo, R. Moeljono dan R. Soenardi yang sebagai pembeli bersama-sama dengan pemiliknya diadili, dengan tuduhan jual beli barang dalam sengketa. Penjualan dan pembeli
(1)
khusus, simpanan perumahan, sedangkan data keuangan untuk menganalisis jumlah pinjaman tidak dibedakan antara pinjaman anggota dengan pinjaman non-anggota. Hasil yang diperoleh tidak bisa dijelaskan secara spesifik bagaimana pengaruh terhadap SHU untuk masing-masing kategori jumlah simpanan dan jumlah pinjaman tersebut.
4. Data keuangan dalam penelitian ini jumlah modal kerja tidak dibedakan antara modal sendiri dengan modal pinjaman dari luar. Hasil yang diperoleh adalah hasil secara umum.
5. Penelitian ini hanya meneliti mengenai jumlah anggota, jumlah simpanan, jumlah pinjaman, jumlah modal kerja, sedangkan masih banyak faktor lain yang dapat mempengaruhi perkembangan Sisa Hasil Usaha (SHU), seperti biaya bahan baku, upah tenaga kerja, perputaran modal kerja, perputaran piutang, volume usaha yang dapat mempengaruhi perkembangan Sisa Hasil Usaha (SHU).
C. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan oleh penulis, maka penulis ingin memberikan saran sebagai berikut :
1. Penelitian terhadap variabel-variabel lain diluar variabel yang diteliti dan mempengaruhi Sisa Hasil Usaha (SHU) belum dapat dilakukan karena keterbatasan waktu yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, penulis menyarankan agar penelitian selanjutnya menggunakan variabel bebas lain yang mampu mempengaruhi Sisa Hasil Usaha (SHU) seperti biaya bahan
(2)
baku, upah tenaga kerja, perputaran modal kerja, perputaran piutang, volume usaha yang dapat mempengaruhi perkembangan Sisa Hasil Usaha (SHU). 2. Penelitian ini belum cukup kuat dalam menganalisis jumlah anggota, jumlah
simpanan, jumlah pinjaman, dan jumlah modal kerja yang disebabkan karena peneliti tidak memperhatikan masing-masing variabel ke dalam beberapa kategori, serta keterbatasan data yang ada. Sebaiknya dalam penelitian selanjutnya dapat menelusur lebih rinci dengan memperhatikan masing-masing variabel ke dalam beberapa kategori, serta melengkapi ketersediaan data, agar hasil analisis data dapat dijelaskan secara spesifik pengaruh terhadap SHU untuk masing-masing variabel.
(3)
DAFTAR PUSTAKA
Ambarwarti, Sri Dwi Ari. 2010. Manajemen Keuangan Lanjut. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Baswir, Revrisond. 1997. Koperasi Indonesia. Yogyakarta : BPFE – Yogyakarta. Boedjioewono, Nugroho.2007. Pengantar Statistika Ekonomi dan Bisnis.
Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN.
Eko, Bambang. 2000. Pengaruh Simpan-Pinjam Terhadap Sisa Hasil Usaha dan Analisis Tingkat Kesehatan Koperasi (Studi Kasus pada: Credit Union Karyawan Santo Tarcius, Kodya Dumai Tahun 1995-1999). Skripsi. Yogyakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.
Fadly, Ferdian. 2013. Tutorial Eviews Cara Input Data Panel Alternatif. http://ferdifadly.blogspot.com/2013/06/tutorial-eviews-cara-input-data-panel.html. Diakses tanggal 5 Juli 2015
Ferline, Ariesta., dkk. 2013. “Pengaruh Jumlah Anggota dan Simpanan Anggota Terhadap Peningkatan Sisa Hasil Usaha (SHU) Pada PKP-RI (Pusat Koperasi Pegawai Republik Indonesia) Provinsi Sumatera Barat”. eJurnal. Sumatera Barat: STKIP PGRI SUMBAR.
Harsoyo, Y., dkk. 2006. Ideologi Koperasi Menatap Masa Depan. Yogyakarta: Pustaka Widyatama.
Hasan, Iqbal. 2006. Analisis Data Penelitian dengan Statististik. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Hidayat, Anwar. 2014. Uji Statistik: Regresi Data Panel. http://www.statistikian.com/2014/11/regresi-data-panel.html. Diakses tanggal 11 Juni 2014.
Ikatan Akuntan Indonesia. 2013. Standar Akuntansi Keuangan: Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik.
Km. Bayu, dkk. 2014. “Pengaruh Modal, Volume dan Anggota terhadap Sisa Hasil Usaha Pada Koperasi Serba Usaha Kecamatan Buleleng”. ejournal. Vol 4. No 1 Tahun 2014.
(4)
Muljono, Djoko. 2012. Buku Pintar strategi Bisnis Koperasi Simpan Pinjam. Yogyakarta: ANDI OFFSET.
Munkner, Hans-H. 2011. Membangun UU Koperasi Berdasarkan Prinsip-Prinsip Koperasi. Reka Desa, Jakarta.
Nurfarhana, Anna. 2013. Pengaruh Modal Kerja dengan Laba Usaha Koperasi pada Koperasi Serba Usaha Sejati Mulia Jakarta. Skripsi. Jakarta: Fakultas Ilmu Pendidikan dan Pengetahuan Sosial Universitas Indraprasta PGRI.
Pedoman Penulis Skripsi. 2010. Universitas Sanata Dharma
Priyatno, Duwi. 2012. Belajar Praktik Analisis Parametrik dan Non Parameterik dengan SPSS. Gava Media.Yogyakarta.
Ropke, Jochen. 2012. Ekonomi Koperasi: Teori dan Manajemen. Diterjemahkan oleh Sri Djatnika. Jakarta.
Sartika, Tiktik. 2009. Ekonomi Koperasi. Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia.
Sartono, Agus. 2010. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: BPFE. Sitio, Arifin dan Haloman Tamba. 2001. Koperasi: Teori dan Praktik. Jakarta:
Erlangga.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Bisnis: (Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Alfabeta, Bandung.
Suharjo, Bambang. 2008. Analisis Regresi Terapan dengan SPSS”. Graha Ilmu. Yogyakarta.
Supranto. 2004. Statistik Pasar Modal Keuangan dan Perbankan. Rineka Cipta. Jakarta.
Suryana, Asep dan Riduwan. 2010. Statistika Bisnis. Bandung: Alfabeta.
Suwandi, Ima. 1985. Koperasi: Organisasi Ekonomi yang Berwatak Sosial. Jakarta: Bhatara Karya Aksara.
Taman, Ni Made. 2012. “Pengaruh Jumlah Anggota, Jumlah Simpanan, Jumlah Pinjaman, dan Jumlah Modal Kerja Terhadap Sisa Hasil Usaha (SHU) Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Di Kabupaten Badung Provinsi Bali”. Jurnal Ekonomi. Bali: Fakultas Ekonomi Universitas Udayana (Unud).
(5)
Thamrin, M. 2013. “Pengaruh Simpanan dan Pinjaman Anggota Terhadap Sisa Hasil Usaha Koperasi Credit Union Pancuran Hidup Pekanbaru”. Pekbis Jurnal. Vol. 5. No 1, Maret 2013: 64-72.
Tohar, M. 2000. Permodalan dan Pengkreditan Koperasi. Kanisius, Yogyakarta. Untung, H. Budi. 2005. Hukum Koperasi dan Peran Notaris Indonesia. Yogyakarta :
Andi, Ed. T.
UU No.25 tahun 1992 Tentang Perkoperasian
Rachmawaty, Vera. 2013. Pengaruh Modal Kerja Terhadap Sisa Hasil Usaha Pada Pusat Koperasi Polisi Daerah Jawa Barat (PUSKOPPOLDA JABAR. Skripsi. Jawa Barat: Universitas Pendidikan Indonesia.
Riyanto, Bambang. 2013. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta: BPFE – Yogyakarta.
Widiyanti, Ninik dan Sunindhia. 1989. Koperasi dan Perekonomian Indonesia. Jakarta : PT. BinaAksara.
(6)