PENGARUH JUMLAH ANGGOTA, JUMLAH SIMPANAN, DAN MODAL KERJA TERHADAP SISA HASIL USAHA PADA KOPWAN SETIA BHAKTI WANITA.

(1)

KOPWAN SETIA BHAKTI WANITA

SKRIPSI

Diajukan oleh : Alfian Satya Nugraha

1013010171/FEB/EA

Kepada

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR


(2)

KOPWAN SETIA BHAKTI WANITA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana EKONOMI DAN BISNIS

Program Studi Akuntansi

Diajukan oleh : Alfian Satya Nugraha

1013010171/FEB/EA Kepada

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

JAWA TIMUR 2014


(3)

PENGARUH JUMLAH ANGGOTA, JUMLAH SIMPANAN, DAN MODAL KERJA TERHADAP SISA HASIL USAHA PADA

KOPWAN SETIA BHAKTI WANITA

Disusun Oleh :

Alfian Satya Nugraha 1013010171/FEB/EA

telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi Progdi Akuntansi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur

pada tanggal 9 Oktober 2014

Pembimbing Utama Tim Penguji :

Ketua

Dra. EC. Sri Hastuti, M.Si Dra. EC. Sri Hastuti, M.Si Sekretaris

Dra. Ec. Hj. Anik Yuliati, M.Aks Anggota

Dr. Hero Priono,SE,M.Si,Ak,CA. Mengetahui,

Dekan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur


(4)

PENGARUH JUMLAH ANGGOTA, JUMLAH SIMPANAN, DAN MODAL KERJA TERHADAP SISA HASIL USAHA PADA

KOPWAN SETIA BHAKTI WANITA yang diajukan

Alfian Satya Nugraha 1013010171/FEB/EA

disetujui untuk Ujian Lisan oleh

Pembimbing Utama

Dra. EC. Sri Hastuti, M.Si Tanggal, 22 Juli 2014

Wakil Dekan I

Fakultas Ekonomi Dan Bisnis

Drs. Ec. Rahman Amrullah Suwaidi, MS. NIP. 19600330 198603 1003


(5)

PENGARUH JUMLAH ANGGOTA, JUMLAH SIMPANAN, DAN MODAL KERJA TERHADAP SISA HASIL USAHA PADA

KOPWAN SETIA BHAKTI WANITA

yang diajukan

Alfian Satya Nugraha 1013010171/FEB/EA

telah diseminarkan dan disetujui untuk menyusun skripsi oleh

Pembimbing Utama

Dra. EC. Sri Hastuti, M.Si Tanggal, 17 April 2014

Mengetahui Ketua Program Studi

Dr. Hero Priono, SE,M.Si, Ak,CA. NIP. 19611011 199203 1001


(6)

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya. Shalawat serta salam penulis haturkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW beserta keluarganya, umatnya, dan seluruh umat sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Tujuan penyusunan skripsi ini dalam rangka memenuhi salah satu persyaratan guna memperoleh gelar sarjana ekonomi pada Universitas Pembangunan Nasional

“Veteran” Jawa Timur..

Penyusunan skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa adanya bimbingan, bantuan dan dorongan dari berbagai pihak, maka dalam kesempatan ini penulis sampaikan rasa hormat dan terima kasih yang tulus kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Sudarto, MP, selaku Rektor Universitas

Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2. Bapak Prof. Dr. Drs. Syamsul Huda, MT, selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

3. Bapak Dr. Hero Priono, M.Si, Ak, selaku Ketua Program Studi Akuntansi

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

4. Ibu Dra. Ec. Sri Hastuti, M.Si selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak membantu memberikan bimbingan, saran, kritikan, doa, semangat terhadap penulis serta waktu, tenaga, dan pikiran yang telah diluangkan untuk


(7)

skripsi ini.

5. Bapak Drs. Ec. R. Sjarief Hidajat, M.Si, selaku Dosen Wali Angkatan 2010 selama di bangku kuliah telah membantu dalam proses akademik sehingga penulis dapat menyelesaikan perkuliahan dengan baik.

6. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional

“Veteran” Jawa Timur yang telah mendidik, mengajar dan mengayomi.

7. Kedua orang tuaku Bapak Sadar Sudjono S.IP dan Ibu Titi Dwi Rachmawati yang telah membesarkan dan mendidik dengan kasih sayang dan kesabaran yang tiada batas hingga aku berhasil. Adikku Destisa Amalia Putri, terima kasih atas kesabaran, perhatian, dukungan, cinta dan kasih sayang yang telah dilimpahkan kepadaku.

8. Sahabat seperjuanganku ( Arga, Bigray, Donny, Fajar, Fandi, Fattah, Fauzi, Nico, Riski) terima kasih atas persahabatan dan dukungan kalian dan alm. Derry Seprianto terima kasih atas motivasi yang pernah diberikan.

9. Teman – teman Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Bisnis UPN Veteran Jatim angkatan 2010, terima kasih telah menemaniku selama ini.

10.Pengurus Kopwan Setia Bhakti Wanita yang membantu atas perolehan data-data yang penulis dapatkan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

11.Pihak –pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan semuanya, terima kasih atas bantuan dan dukungan kalian semua selama penulis melakukan penelitian ini


(8)

skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Kiranya isi skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan dan juga dapat dijadikan sebagai salah satu sumber referensi bagi peneliti selanjutnya yang berminat meneliti hal yang sama.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Surabaya, Agustus 2014 Penulis


(9)

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

ABSTRAKSI ... x

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang ... 1

1.2Perumusan Masalah ... 6

1.3Tujuan Penelitian ... 6

1.4Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu ... 8

2.2 Landasan Teori ... 15

2.2.1 Akuntansi Keuangan ... 15

2.2.1.1 Pengertian Akuntansi Keuangan ... 15

2.2.1.2 Tujuan Akuntansi Keuangan ... 15

2.2.1.3 Manfaat Akuntansi Keuangan ... 16

2.2.2 Laporan Keuangan Koperasi ... 16

2.2.2.1 Pengertian Laporan Keuangan Koperasi ... 16

2.2.2.2 Pelaporan Keuangan Koperasi ... 17

2.2.2.3 Jenis Laporan Keuangan Koperasi ... 17


(10)

2.2.2.6 Karakteristik Pelaporan Keuangan Koperasi ... 24

2.2.3 Sisa Hasil Usaha ... 26

2.2.3.1 Pengertian Sisa Hasil Usaha ... 26

2.2.3.2 Tujuan Pembentukan Sisa Hasil Usaha ... 27

2.2.3.3 Pembagian Sisa Hasil Usaha ... 29

2.2.4 Jumlah Anggota ... 32

2.2.4.1 Pengertian Jumlah Anggota ... 32

2.2.4.2 Pengaruh Jumlah Anggota Terhadap Sisa Hasil Usaha ... 33

2.2.5 Jumlah Simpanan .. ... 35

2.2.5.1 Pengertian Jumlah Simpanan ... 35

2.2.5.2 Pengaruh Jumlah Simpanan Terhadap Sisa Hasil Usaha... 36

2.2.6 Modal Kerja .. ... 37

2.2.6.1 Pengertian Modal Kerja ... 37

2.2.6.2 Pengaruh Modal Kerja Terhadap Sisa Hasil Usaha ... 38

2.3 Kerangka Pikir ... 38

2.4 Hipotesis ... 39

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian ... 40


(11)

3.2.1 Definisi Operasional ... 40

3.2.2 Pengukuran Variabel ... 41

3.3 Teknik Penentuan Sampel ... 42

3.3.1 Populasi ... 42

3.3.2 Sampel ... 43

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 43

3.4.1 Jenis Data ... 43

3.4.2 Teknik Pengumpulan Data ... 44

3.5 Teknik Analisis dan Uji Hipotesis ... 45

3.5.1 Uji Normalitas ... 45

3.5.2 Uji Asumsi Model Klasik ... 45

3.5.3 Uji Hipotesis ... 49

3.5.4 Teknik Analisis ... 52

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Data Penelitian ... 53

4.1.1 Deskripsi Variabel Jumlah Anggota (X1) ... 53

4.1.2 Deskripsi Variabel Jumlah Simpanan (X2) ... 54

4.1.3 Deskripsi Variabel Modal Kerja (X3) ... 55

4.1.4 Deskripsi Variabel Sisa Hasil Usaha (Y)... 56

4.2 Hasil Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ... 58

4.2.1 Analisis Dengan Tiga Variabel Bebas dan Satu Variabel Terikat ... 58


(12)

4.2.1.2 Hasil Uji Asumsi Model Klasik... 59

4.2.2 Analisis Dengan Menghilangkan Variabel Modal Kerja (X3) ... 61

4.2.2.1 Hasil Uji Asumsi Klasik ... 61

4.2.2.2 Hasil Uji Hipotesis... 66

4.2.2.3 Hasil Uji Teknik Analisis ... 69

4.3 Pembahasan ... 71

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.3 Kesimpulan ... 75

5.2 Saran ... 76

5.3 Keterbatasan dan Implikasi ... 76

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(13)

PENGARUH JUMLAH ANGGOTA, JUMLAH SIMPANAN, DAN MODAL KERJA TERHADAP SISA HASIL USAHA PADA

KOPWAN SETIA BHAKTI WANITA Oleh :

Alfian Satya Nugraha Abstraksi

Koperasi bertujuan mensejahterakan anggota khususnya dan masyarakat pada umumnya. Untuk mencapai hal tersebut koperasi harus melakukan perluasan investasi demi memperoleh keuntungan atau laba, dalam perkoperasian disebut sebagai sisa hasil usaha. Atas dasar pemikiran tersebut penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui dan menguji secara empiris dan membuktikan adanya pengaruh hubungan antara jumlah anggota, jumlah simpanan, dan modal kerja terhadap perolehan sisa hasil usaha (SHU) Kopwan Setia Bhakti Wanita.

Penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu data time series pada tahun 2006-2012. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linear berganda dan variabel yang digunakan adalah Jumlah Anggota (X1), Jumlah Simpanan (X2), Modal Kerja (X3), dan Sisa Hasil Usaha (Y) sebagai variabel terikatnya.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Jumlah Anggota (X1), Jumlah Simpanan (X2), Modal Kerja (X3) mempunyai pengaruh terhadap Sisa

Hasil Usaha (Y) di Kopwan Setia Bhakti Wanita dapat terbukti kebenarannya. Dan variabel Jumlah Anggota (X1) dan Jumlah Simpanan (X2) merupakan variabel yang mempunyai pengaruh paling dominan terhadap perolehan sisa hasil usaha di Kopwan Setia Bhakti Wanita dengan nilai R2 sebesar 99,7 % dan sisanya 0,3% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dibahas dalam masalah penelitian ini.


(14)

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam masa pembangunan saat ini, setiap lapisan masyarakat berusaha dan berlomba untuk mengejar kesempatan kerja dengan harapan dapat mewujudkan suatu kehidupan yang layak sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Perubahan-perubahan dalam masyarakat di negara ini sebagian disebabkan oleh pengaruh pembangunan nasional. Pada hakekatnya pembangunan nasional yang dilakukan oleh bangsa Indonesia adalah pembangunan manusia seutuhnya yang bertujuan untuk mewujudkan suatu lapisan masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

Dewasa ini koperasi tumbuh dan berkembang diseluruh pelosok Indoneia, bergerak dibidang usaha menurut jenisnya masing-masing. Sejalan dengan kesadaran masyarakat akan pentingnya arti koperasi bagi masyarakat terutama masyarakat kecil yang bertumbuh secara bersama perkembangan ilmu teknologi dan perekonomian bangsa Indonesia, tetapi tidak semua masyarakat Indonesia bernasib baik untuk dapat mengikuti perkembangan tersebut dan akhirnya dikoperasilah mereka masyarakat kecil bergantung berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya.


(15)

Koperasi merupakan salah satu kekuatan ekonomi yang mendorong tumbuhnya perekonomian nasional. Menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 pasal 1 tentang perkoperasian, “koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas

kekeluargaan”. Sedangkan menurut SAK (2007: 7), koperasi adalah badan usaha yang mengorganisir pemanfaatan dan pendayagunaan sumber daya ekonomi para anggota atas dasar prinsip-prinsip koperasi dan kaidah ekonomi untuk meningkatkan taraf hidup anggota pada khususnya dan masyarakat daerah pada umumnya. Meskipun demikian, koperasi sebagai badan usaha didalam menjalankan usahanya tetap memerlukan modal. Besar kecilnya modal yang ada pada koperasi akan berpengaruh terhadap aktivitas koperasi itu sendiri, sehingga demikian faktor modal dalam koperasi ini merupakan salah satu alat yang ikut menentukan maju mundurnya koperasi. Tanpa adanya modal, sesuatu usaha yang bersifat ekonomis tidak akan dapat berjalan sebagaimana mestinya. Peningkatan kemampuan koperasi untuk menyediakan kebutuhan akan modal dari dalam koperasi itu sendiri dapat dilakukan dengan penyisihan sebagian dari sisa hasil usaha, dan cadangan ini dimungkinkan karena keanggotaan koperasi dapat menentukan berapa besar cadangan yang ingin diberikan dengan ketentuan sekurang-kurangnya 25 % dari sisa hasil usaha yang bersangkutan disisihkan sebagai cadangan dan hal ini sebagai indikator


(16)

keberhasilan dan prestasi manajemen koperasi dalam menjalankan usahanya.

Sebagai badan usaha, koperasi adalah sebuah perusahaan yang harus mampu berdiri sendiri menjalankan kegiatan usahanya untuk memperoleh laba. Laba dalam koperasi dikenal dengan istilah Sisa Hasil Usaha (SHU). Peningkatan sisa hasil usaha dan suatu koperasi sangat tergantung pada kegiatan yang dijalankannya, sehingga aspek banyaknya anggota koperasi yang ikut berpartisipasi dalam kegiatan perkoperasian akan sangat menentukan pendapatan dari koperasi itu sendiri. Semakin banyak anggota koperasi yang menyimpan dananya pada koperasi, diharapkan akan meningkatkan volume kegiatan koperasi sehingga akan meningkatkan sisa hasil usaha yang akan diperoleh koperasi, yang pada akhirnya diharapkan pula akan meningkatkan gerak dan kegiatan usaha yang dijalankan (April Liana : 2009).

Sisa hasil usaha yang diperoleh koperasi, selain digunakan untuk peningkatan kesehjateraan anggotanya juga digunakan untuk menjamin kelangsungan dan kesinambungan kehidupan koperasi itu sendiri. Dengan sisa hasil usaha yang dihasilkan diharapkan koperasi mampu untuk membiayai operasi usahanya.

Koperasi Wanita Setia Bhakti Wanita, yang berada di Jalan Jemur Andayani, 55 Surabaya merupakan salah satu contoh koperasi wanita yang ada di Indonesia. Koperasi yang berdiri pada tahun 1975 ini telah melakukan berbagai macam usaha komersil dalam rangka mendapatkan


(17)

laba atau SHU yang maksimal. Koperasi ini memiliki beberapa unuit usaha yaitu unit simpan pinjam, swalayan, learning center, griya tamu, dan lain sebagainya.

Berdasarkan data yang diperoleh dari Kopwan Setia Bhakti Wanita, SHU koperasi ini mengalami peningkatan setiap tahunnya Berikut ini data mengenai perkembangan SHU Kopwan Setia Bhakti Wanita selama tahun 2006 sampai dengan tahun 2012:

Tabel 1.1 : Perkembangan SHU Kopwan Setia Bhakti Wanita Tahun 2006 - 2012

Thn Jumlah

anggota

Jumlah

simpanan Modal kerja SHU

2006 10.847 55.827.667.636 71.632.830.378 305.335.701

2007 10.405 58.183.134.635 76.543.890.809 396.616.757

2008 9.956 58.308.485.316 74.654.404.024 400.464.065

2009 9.920 72.819.520.870 85.703.004.637 606.596.617

2010 10.010 81.252.807.950 96.746.717.287 695.013.247

2011 10.128 88.208.603.776 110.041.849.496 775.838.078

2012 10.613 100.368.360.733 137.479.806.880 874.931.612

Sumber: RAT Kopwan Setia Bhakti Wanita

Berdasarkan dari data SHU Kopwan Setia Bhakti Wanita dari tahun 2006 sampai tahun 2012. Tabel diatas menunjukkan bahwa secara


(18)

nominal SHU mengalami peningkatan di setiap tahunnya. Walaupun pada tahun 2007 hingga tahun 2009 mengalami penurunan anggota, tetap saja SHU mengalami peningkatan. Pada tahun 2007 terjadi penurunan anggota sebanyak 442 anggota, tetapi itu berbanding terbalik dengan meningkatnya jumlah simpanan, jumlah modal kerja dan jumlah SHU. Lalu pada tahun 2008 terjadi penurunan anggota sebanyak 449 anggota, ditahun 2008 ini koperasi mengalami penurunan modal kerja, tetapi tidak merubah kenaikan SHU dimana ditahun ini SHU terjadi kenaikan sebesar Rp 3.847.308,00. Ditahun 2009 juga terjadi penurunan anggota sebanyak 36 anggota, dan hal ini tetap tidak mempengaruhi kenaikan jumlah SHU dimana ditahun 2009 ini terjadi peningkatan SHU yang paling besar yaitu sebesar Rp 206.132.552,00.

Berdasarkan uraian diatas, peneliti menjadikan hal tersebut fenomena yang menarik untuk diteliti. Peneliti menduga bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan perolehan SHU pada Kopwan Setia Bhakti Wanita. Salah satu faktor utama adalah adanya jumlah anggota koperasi yang selalu berfluktuatif dan secara langsung berakibat pada jumlah simpanan anggota serta modal kerja. Oleh karena itu, peneliti memandang perlu untuk mencari bukti empiris tentang pengaruh jumlah anggota, jumlah simpanan dan modal kerja terhadap perolehan SHU. Maka pada kesempatan ini peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Jumlah Anggota, Jumlah


(19)

Simpanan, dan Modal Kerja terhadap Sisa Hasil Usaha (SHU) pada Kopwan Setia Bhakti Wanita”.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut maka rumusan masalah penelitian ini adalah :

Apakah jumlah anggota, jumlah simpanan, dan modal kerja mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap perolehan Sisa Hasil Usaha (SHU) pada Kopwan “Setia Bhakti

Wanita”.

1.3. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pengaruh jumlah anggota, jumlah simpanan, dan modal kerja secara simultan terhadap Sisa Hasil Usaha (SHU) pada Kopwan Setia Bhakti Wanita.

2. Untuk mengetahui variabel mana yang paling dominan

berpengaruh di antara jumlah anggota, jumlah simpanan, dan modal kerja terhadap Sisa Hasil Usaha (SHU) pada Kopwan Setia Bhakti Wanita.

1.4. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian yang hendak dicapai dalam penyusunan penelitian ini adalah :


(20)

a. Bagi Universitas

Diharapkan dapat menambah koleksi pembendaharaan pada

perpustakaan Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa

Timur, mengenai pengaruh jumlah anggota, jumlah simpanan dan modal kerja terhadap Sisa Hasil Usaha, sehingga dapat digunakan untuk kepentingan ilmiah atau bahan referensi bagi peneliti lain di masa yang akan datang dengan materi yang berhubungan dengan skripsi ini.

b. Bagi Koperasi

Diharapkan dari hasil penelitian ini mampu meningkatkan peran koperasi dalam meningkatkan pendapatan untuk pembagian keuntungan dari sisa hasil usaha.

c. Bagi Peneliti

Dengan penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan peneliti tentang pengaruh jumlah anggota, jumlah simpanan, dan modal kerja terhadap Sisa Hasil Usaha. Dan dengan penelitian ini dapat mengetahui lebih banyak tentang SHU serta dapat menjadi bahan perbandingan untuk penelitian lebih lanjut.


(21)

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh pihak lain yang dapat dipakai sebagai bahan masukan yang berkaitan dengan penelitian ini telah dilaksanakan oleh :

1. Astri Wihandiyani (2009) Judul:

Pengaruh jumlah anggota dan jumlah simpanan terhadap

perolehan sisa hasil usaha pada KPRI “Budi Luhur” di kecamatan

Lamongan. Hipotesis

a. Diduga bahwa jumlah anggota dan jumlah simpanan

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap perolehan Sisa Hasil Usaha.

b. Diduga bahwa jumlah simpanan adalah variabel yang paling berpengaruh terhadap perolehan Sisa Hasil Usaha.

Metode Analisis

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis Regresi Linear berganda.


(22)

Hasil Penelitian

a. Variabel jumlah anggota dan jumlah simpanan berpengaruh secara signifikan terhadap perolehan Sisa Hasil Usaha,

sehingga hipotesis ke 1 yang menyatakan “Diduga bahwa

jumlah anggota dan jumlah simpanan mempunyai pengaruh

yang signifikan terhadap perolehan Sisa Hasil Usaha” teruji

kebenarannya.

b. Variabel jumlah simpanan berpengaruh terhadap perolehan Sisa Hasil Usaha, sehingga hipotesis ke 2 yang menyatakan

“Diduga bahwa jumlah simpanan adalah variabel yang paling

berpengaruh terhadap perolehan Sisa Hasil Usaha” teruji kebenarannya.

2. April Liana (2009). Judul:

Faktor – faktor yang mempengaruhi sisa hasil usaha pada Koperasi “Waru Buana Putra” di Sidoarjo.

Hipotesis

a. Diduga bahwa jumlah anggota koperasi, jumlah pinjaman, jumlah simpanan dan tambahan modal mempunyai pengaruh

terhadap Sisa Hasil Usaha pada Koperasi “Waru Buana Putra”.

b. Diduga bahwa jumlah anggota mempunyai pengaruh paling

dominan terhadap Sisa Hasil Usaha pada Koperasi “Waru Buana Putra”


(23)

Metode Analisis

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis Regresi Linear Berganda.

Hasil Penelitian

a. Dari hasil penelitian pertama, disimpulkan bahwa faktor-faktor jumlah anggota koperasi, jumlah pinjaman, jumlah simpanan dan tambahan modal mempunyai pengaruh yang bermakna

terhadap Sisa Hasil Usaha pada Koperasi “Waru Buana Putra”.

b. Dari hasil penelitian kedua, disimpulkan bahwa jumlah anggota mempunyai pengaruh paling dominan terhadap Sisa Hasil

Usaha pada Koperasi “Waru Buana Putra”.

3. Ni Made Taman Ayuk (2013)

Judul :

Pengaruh jumlah anggota, jumlah simpanan, jumlah pinjaman dan jumlah modal kerja terhadap sisa hasil usaha (SHU) koperasi simpan pinjam (KSP) di kabupaten Badung provinsi Bali

Permasalahan

a. Apakah jumlah anggota, jumlah simpanan anggota, jumlah pinjaman anggota dan jumlah modal kerja berpengaruh secara simultan terhadap Sisa Hasil Usaha (SHU) Koperasi Simpan Pinjam (KSP) di Kabupaten Badung Provinsi Bali.

b. Bagaimanakah pengaruh jumlah anggota, jumlah simpanan anggota, jumlah pinjaman anggota dan jumlah modal kerja


(24)

secara parsial terhadap Sisa Hasil Usaha (SHU) Koperasi Simpan Pinjam ( KSP) di Kabupaten Badung Provinsi Bali. c. Manakah diantara variabel jumlah anggota, jumlah simpanan

anggota, jumlah pinjaman anggota dan jumlah modal kerja yang berpengaruh paling dominan terhadap Sisa Hasil Usaha (SHU) Koperasi Simpan Pinjam ( KSP) di Kabupaten Badung Provinsi Bali.

Metode Analisis

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis Regresi Linear Berganda.

Hasil Penelitian

a. Variabel jumlah anggota, jumlah simpanan, jumlah pinjaman dan jumlah modal kerja secara simultan berpengaruh signifikan terhadap sisa hasil usaha koperasi simpan pinjam di Kabupaten Badung Provinsi Bali.

b. Variabel jumlah anggota, jumlah modal kerja secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap sisa hasil usaha koperasi simpan pinjam di Kabupaten Badung Provinsi Bali, sedangkan variabel jumlah simpanan dan jumlah pinjaman tidak berpengaruh.

c. Variabel jumlah modal kerja berpengaruh paling dominan terhadap sisa hasil usaha koperasi simpan pinjam di Kabupaten Badung Provinsi Bali.


(25)

4. Fitrah Insani (2012) Judul:

Hubungan antara jumlah anggota, jumlah pinjaman, jumlah simpanan, dan tambahan modal dengan Sisa Hasil Usaha pada

Koperasi “Warga TP Wachid Hasyim Surabaya”

Hipotesis

a. Diduga bahwa jumlah anggota, jumlah pinjaman, jumlah simpanan, dan tambahan modal mempunyai hubungan dengan

Sisa Hasil Usaha pada Koperasi “Warga TP Wachid Hasyim

Surabaya”

b. Diduga bahwa jumlah anggota mempunyai hubungan paling

erat dengan Sisa Hasil Usaha pada Koperasi “Warga TP Wachid Hasyim Surabaya”

Metode Analisis

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Uji Korelasi Pearson Product Moment

Hasil Penelitian

a. Dari penelitian ini jumlah pinjaman anggota dan jumlah simpanan mempunyai hubungan positif dengan Sisa Hasil Usaha, sedangkan jumlah anggota dan tambahan modal tidak mempunyai hubungan positif dengan Sisa Hasil Usaha pada Koperasi “Warga TP Wachid Hasyim Surabaya”


(26)

b. Jumlah pinjaman anggota mempunyai hubungan paling

dominan dgn Sisa Hasil Usaha pada Koperasi “Warga TP Wachid Hasyim Surabaya”


(27)

Tabel 2.1: Perbandingan dan Persamaan Penelitian Terdahulu dengan Penelitian Sekarang

No Nama Judul Variabel

1. Astri

Wihandiyani

(2007)

Pengaruh jumlah anggota

dan jumlah simpanan

terhadap perolehan sisa hasil

usaha pada KPRI “Budi

Luhur” di kecamatan

Lamongan.

X1 = jumlah anggota X2 = jumlah simpanan Y = sisa hasil usaha

2. April Liana (2009) Faktor – faktor yang mempengaruhi sisa hasil usaha pada Koperasi Waru Buana Putra di Sidoarjo

X1 = jumlah pinjaman X2 = jumlah simpanan X3 = tambahan modal Y = sisa hasil usaha 3. Ni Made Taman

Ayuk (2012)

Pengaruh jumlah anggota, jumlah simpanan, jumlah pinjaman dan jumlah modal kerja terhadap sisa hasil usaha (SHU) koperasi simpan pinjam (KSP) di kabupaten Badung provinsi Bali

X1 = jumlah anggota X2 = jumlah simpanan anggota

X3 = jumlah pinjaman anggota

X4 = modal kerja Y = sisa hasil usaha 4. Fitrah Insani

(2012)

Hubungan antara jumlah

anggota, jumlah pinjaman,

jumlah simpanan, dan

tambahan modal dengan Sisa Hasil Usaha pada Koperasi

“Warga TP Wachid Hasyim Surabaya”

X1 = jumlah anggota X2 = jumlah pinjaman X3 = jumlah simpanan X4 = tambahan modal Y = sisa hasil usaha

5. Alfian Satya Nugraha (2014)

Pengaruh Jumlah Anggota,

Jumlah Simpanan, dan

Modal Kerja terhadap Sisa Hasil Usaha (SHU) pada Kopwan Setia Bhakti Wanita

X1 = jumlah anggota X2 = jumlah simpanan X3 = modal kerja Y = sisa hasil usaha Sumber : Peneliti


(28)

2.2. Landasan Teori 2.2.1. Akuntansi Keuangan

2.2.1.1. Pengertian Akuntansi Keuangan

Akuntansi keuangan adalah sistem pengakumulasian, pemrosesan, pengkomunikasian yang didesain untuk informasi pengambilan keputusan yang berkaitan dengan investasi dan kredit oleh pemakai eksternal. Informasi akuntansi keuangan yang dikomunikasikan melalui laporan keuangan yang dipublikasikan dan dibatasi oleh beberapa ketentuan Standar Akuntansi Keuangan (Hanafi, 2003 : 29).

Menurut Kieso (2007 : 2), akuntansi keuangan merupakan sebuah proses yang berakhir pada pembuatan laporan keuangan yang menyangkut perusahaan secara keseluruhan untuk digunakan baik oleh pihak-pihak internal maupun pihak eksternal. Pemakai laporan keuangan ini meliputi investor, kreditor, manajer, serikat kerja, dan badan-badan pemerintah.

Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa akuntansi keuangan adalah sebuah proses yang berakhir pada pembuatan laporan keuangan yang didesain untuk informasi pengambilan keputusan baik oleh pihak internal maupun eksternal.

2.2.1.2. Tujuan Akuntansi Keuangan

Tujuan akuntansi keuangan adalah memberikan informasi kuantitatif tentang suatu perusahaan yang berguna bagi pemakai khususnya pemilik dan kreditur dalam proses pengambilan keputusan.


(29)

Tujuan ini termasuk memberikan informasi yang dapat digunakan untuk menilai efektifitas manajemen dalam memenuhi tanggung jawab manajemen dan kepengurusannya (Harahap, 2001 : 139).

2.2.1.3. Manfaat Akuntansi Keuangan

Laporan keuangan yang dihasilkan dari akuntansi keuangan akan bermanfaat bagi pihak internal perusahaan khususnya untuk dapat menilai kinerja dan kondisi keunagan perusahaan di masa mendatang. Selain itu juga bermanfaat unruk pihak eksternal khususnya investor dan kreditor untuk pembuatan keputusan ekonomi (Hanafi, 2003 : 30).

2.2.2. Laporan Keuangan Koperasi

2.2.2.1. Pengertian Laporan Keuangan Koperasi

Laporan keuangan disusun dengan maksud untuk menyediakan informasi laporan keuangan mengenai suatu perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan-keputusan ekonomi. Definisi dari laporan keuangan adalah ringkasan dari suatu proses pencatatan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan (Baridwan, 2000 : 17).

Laporan keuangan merupakan sarana pengkomunikasian informasi keuangan utama kepada pihak-pihak di luar korporasi. Laporan ini menampilkan sejarah perusahaan yang dikuantifikasi dalam nilai moneter (Kieso, 2007 : 2).


(30)

2.2.2.2. Pelaporan Keuangan Koperasi

Setelah tahun buku Koperasi ditutup, paling lambat 1 (satu) bulan sebelum diselengggarakan rapat anggota tahunan, Pengurus menyusun laporan keuangan tahunan yang memuat sekurang-kurangnya :

1. Perhitungan tahunan yang terdiri dari neraca akhir tahun buku yang baru lampau dan perhitungan hasil usaha dari tahun yang bersangkutan serta penjelasan atas dokumen tersebut.

2. Keadaan dan usaha koperasi serta hasil usaha yang dapat dicapai. Laporan keuangan tersebut harus ditandatangani oleh semua anggota pengurus. Apabila salah seorang pengurus tidak menandatangani laporan tahunan tersebut, anggota yang bersangkutan harus menjelaskan alasannya secara tertulis. Persetujuan terhadap laporan tahunan termasuk

pengesahan perhitungan tahunan merupakan penerimaan

pertanggungjawaban pengurus oleh rapat anggota.

2.2.2.3. Jenis Laporan Keuangan Koperasi

Berdasarkan pernyataan yang tercantum di dalam Standar Akuntansi Keuangan No. 27 (2009 : 27.9), koperasi mempunyai unsur-unsur laporan keuangan yang meliputi :

1. Neraca

2. Perhitungan Hasil Usaha 3. Laporan Arus Kas

4. Laporan Promosi Ekonomi Anggota


(31)

Neraca

Neraca menyajikan informasi mengenai aktiva, kewajiban, dan ekuitas koperasi pada waktu tertentu.


(32)

Gambar 2.1: Contoh Penyajian Laporan Neraca

KOPERASI PEMBANGUNAN RAKYAT NERACA

31 Desember 20X0 dan 20X1

ASET 20X0 20X1 KEWAJIBAN DAN EKUITAS 20X0 20X1 ASET LANCAR Rp Rp KEWAJIBAN JANGKA PENDEK Rp Rp Kas dan bank xxx xxx Utang usaha xxx xxx Investasi jangka panjang xxx xxx Utang bank xxx xxx Piutang usaha xxx xxx Utang pajak xxx xxx Piutang pinjaman anggota xxx xxx Utang simpanan anggota xxx xxx Piutang pinjaman non anggota xxx xxx Unit dana bagian SHU xxx xxx Piutang lain-lain xxx xxx Utang jangka panjang xxx xxx Peny. Piutang tak tertagih xxx xxx akan jatuh tempo xxx xxx Persediaan xxx xxx Biaya harus dibayar xxx xxx Pendapatan akan diterima xxx xxx Jumlah kwjiban jgka panjang xxx xxx Jumlah aset lancar xxx xxx

INVESTASI JANGKA PANJANG KEWAJIBAN JANGKA PANJANG

Penyertaan pada koperasi xxx xxx Utang bank xxx xxx Penyertaan pada non koperasi xxx xxx Utang jangka panjang lainnya xxx xxx Jumlah inves jgka panjang xxx xxx

Jumlah kwjiban jgka panjang xxx xxx ASET TETAP EKUITAS

Tanah/ hak atas tanah xxx xxx Simpanan wajib xxx xxx Mesin xxx xxx Simpanan pokok xxx xxx Investasi xxx xxx Modal penyertaan xxx xxx Akumulasi penyusutan xxx xxx Partisipasi anggota xxx xxx Jumlah aktiva tetap xxx xxx Modal penyertaan xxx xxx Modal sumbangan xxx xxx ASET LAIN-LAIN Cadangan xxx xxx Aktiva Tetap dalam kontruksi xxx xxx SHU belum dibagi xxx xxx Beban ditangguhkan xxx xxx Jumlah ekuitas xxx xxx Jumlah aset lain-lain xxx xxx

JUMLAH KEWAJIBAN

JUMLAH ASET xxx xxx DAN EKUITAS xxx xxx


(33)

Aktiva yang diperoleh dari sumbangan yang terikat penggunaannya dan tidak dapat dijual untuk menutup kerugian koperasi diakui sebagai aktiva lain-lain. Sifat keterikatan penggunaan tersebut dijelaskan dalam catatan laporan keuangan. Aktiva-aktiva yang dikelola oleh koperasi tetapi bukan milik koperasi, tidak diakui sebagai aktiva, dan harus dijelaskan dalam catatan atas laporan keuangan.

Simpanan anggota yang tidak berkarakteristik sebagai ekuitas diakui sebagai kewajiban jangka pendek atau jangka panjang sesuai dengan tanggal jatuh temponya dan dicatat sebesar nilai nominalnya.

Ekuitas koperasi terdiri dari modal anggota berbentuk simpanan pokok, impanan wajib, simpanan lain yang memiliki karaketeristik yang sama dengan simpanan pokok atau simpanan wajib, modal penyertaan, modal sumbangan, cadangan, dan sisa hasil usaha belum dibagi. Ekuitas ini dicatat sebesar nilai nominalnya. Simpanan pokok dan simpanan wajib yang belum diterima disajikan sebagai piutang simpanan pokok dan piutang simpanan wajib. Kelebihan setoran simpanan pokok dan simpanan wajib anggota baru di atas nilai nominal simpanan pokok dan simpanan wajib anggota pendiri diakui sebagai Modal Penyetaraan Partisipasi Anggota.

Perhitungan Hasil Usaha

Perhitungan hasil usaha menyajikan informasi mengenai pendapatan dan beban-beban usaha dan beban perkoperasian selama


(34)

periode tertentu. Perhitungan hasil usaha juga menyajikan hasil akhir yang disebut sisa hasil usaha.

Gambar 2.2: Contoh Penyajian Laporan Perhitungan SHU KOPERASI PEMBANGUNAN RAKYAT

PEMBAGIAN SISA HASIL USAHA

Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 20X1 dan 20X0 20X1 20X0

PARTISIPASI ANGGOTA Rp Rp

Partisipasi bruto anggota xxx xxx

Beban pokok (xxx) (xxx)

Partisipasi neto anggaran xxx xxx

PENDAPATAN DARI NON ANGGOTA

Penjualan xxx xxx

Harga pokok (xxx) (xxx) Laba (rugi) kotor dengan non anggota xxx xxx

Sisa hasil usaha xxx xxx

BEBAN OPERASI

Beban usaha (xxx) (xxx) Sisa hasil usaha koperasi xxx xxx Beban perkoperasian (xxx) (xxx)

Sisa hasil usaha setelah beban perkoperasian xxx xxx Pendapatan dan beban lain-lain xxx xxx Sisa hasil usaha sebelum pos-pos luar biasa xxx xxx Pendapatan dan beban luar biasa xxx xxx Sisa hasil usaha sebelum pajak xxx xxx Pajak penghasilan (xxx) (xxx)

Sisa hasil usaha setelah pajak xxx xxx

Sumber : PSAK (2009 : 28.11) Laporan Arus Kas

Laporan arus kas menyajikan informasi mengenai perubahan kas yang meliputi saldo awal, sumber penerimaan kas, pengeluaran kas, dan saldo akhir kas pada periode tertentu.


(35)

Laporan Promosi Ekonomi Anggota

Dalam hal sisa hasil usaha tahun berjalan belum dibagi, maka manfaat ekonomi yang diperoleh anggota dari pembagian sisa hasil usaha pada akhir tahun buku dapat dicatat sebesar taksiran jumlah sisa hasil usaha yang akan dibagi untuk anggota.

Laporan promosi ekonomi anggota adalah laporan yang memperlihatkan manfaat ekonomi yang diperoleh anggota koperasi selama satu tahun tertentu. Laporan tersebut mencakup 4 (empat) unsur yaitu :

1. Manfaat ekonomi dari pembelian barang atau pengadaan jasa bersama.

2. Manfaat ekonomi dari pemasaran dan pengolahan bersama. 3. Manfaat ekonomi dari simpan pinjam lewat koperasi. 4. Manfaat ekonomi dalam bentuk pembagian sisa hasil usaha. Manfaat tersebut mencakup manfaat yang diperoleh selama tahun berjalan dari transaksi pelayanan yang dilakukan koperasi untuk anggota dan manfaat yang diperoleh pada akhir tahun buku dari pembagian sisa hasil usaha tahun berjalan. Laporan promosi ekonomi anggota ini disesuaikan dengan jenis koperasi dan usaha yang dijalankannya.

Catatan atas Laporan Keuangan

Catatan atas laporan keuangan menyajikan pengungkapan yang memuat:


(36)

1. Perlakuan akuntansi mengenai pengakuan pendapatan dan beban sehubungan dengan tansaksi koperasi dengan anggota dan non-anggota, kebijakan akuntansi tentang aktiva teetap, penilaian persediaan, piutang, dan sebagainya, dasar penetapan harga pelayanan kepada anggota dan non-anggota.

2. Pengungkapan informasi lain seperti kegiatan atau pelayanan utama koperasi kepada anggota baik yang tercantum dalam anggaran dasar dan anggaran rumah tangga maupun dalam praktek, atau yang telah dicapai oleh koperasi, ikatan koperasi dalam pengembangan sumber daya dan mempromosikan usaha ekonomi anggota, pendidikan dan pelatihan perkoperasian dan sebagainya.

2.2.2.4. Pemakai Laporan Keuangan Koperasi

Pengurus bertanggung jawab dan wajib melaporkan kepada rapat anggota segala sesuatu yang menyangkut tata kehidupan koperasi. Laporan keuangan koperasi selain merupakan bagian dari sistem laporan

keuangan koperasi, juga merupakan bagian dari laporan

pertanggungjawaban pengurus tentan tata kehidupan koperasi. Dengan demikian, dilihat dari fungsi manajemen, laporan keuangan sekaligus dapat dijadikan salah satu evaluasi kemajuan koperasi (Arifin, 2001:107).


(37)

a. Pemakai utama dari laporan keuangan koperasi adalah para anggota itu sendiri beserta pejabat koperasi.

b. Pemakai lainnya yang mempunyai kepentingan terhadap koperasi, diantaranya adalah calon anggota koperasi, bank, kreditur, dan kantor pajak (Tunggal, 1995 : 46).

2.2.2.5. Tujuan Laporan Keuangan Koperasi

Tujuan laporan keuangan koperasi adalah untuk menyediakan informasi yang berguna nagi pemakai utama dan pemakai lainnya. Beberapa oleh laporan keuangan sebagai berikut:

a. Manfaat yang diperoleh setelah menjadi anggota koperasi. b. Prestasi keuangan koperasi selama satu periode.

c. Transaksi, kejadian, dan keadaan yang mengubah sumber daya ekonomis, kewajiban dan kekayaan bersih dalam suatu periode. Transaksi yang berkaitan dengan anggota dipisahkan dengan yang bukan anggota.

d. Informasi penting lainnya yang mungkin mempengaruhi likuiditas dan solvabilitas koperasi (Arifin, 2001 : 108).

2.2.2.6. Karakteristik Pelaporan Keuangan Koperasi

Menurut Arifin (2001 : 109) laporan keuangan koperasi mempunyai karakter tersendiri sebagai berikut :

a. Laporan keuangan merupakan bagian dari

pertanggungjawaban pengurus kepada para anggotanya di dalam rapat anggota tahunan (RAT).


(38)

b. Laporan keuangan biasanya meliputi neraca/laporan posisi keuangan, laporan sisa hasil usaha, dan laporan arus kas yang penyajiannya dilakukan secara komparatif.

c. Laporan keuangan yang disampaikan pada RAT harus ditandatangani oleh semua anggota pengurus koperasi (UU No. 25 Tahun 1992, Pasal 36, Ayat 1).

d. Laporan laba rugi menyajikan hasil akhir yang disebut Sisa Hasil Usaha (SHU).

e. SHU yang berasal dari transaksi anggota maupun non anggota didistribusikan sesuai dengan komponen-komponen pembagian SHU yang telah diatur dalam AD atau ART koperasi.

f. Laporan keuangan koperassi bukan merupakan laporan keuangan konsolidasi dari koperasi-koperasi.

g. Posisi keuangan koperasi tercermin pada neraca, sedangkan sisa hassil usaha tercermin pada peritungan hasil usaha. h. Laporan keuangan yang diterbitkan oleh koperasi dapat

menyajikan hak dan kewajiban anggota beserta hasil usaha dari dan untuk anggota, disamping yang berasal dari yang bukan anggota.

i. Alokasi pendapatan dan beban pada perhitungan hasil usaha kepada anggota dan bukan anggota, berpedoman pada


(39)

perbandingan manfaat yang diterima oleh anggota dan bukan anggota.

j. Modal koperasi yang dibukukan terdiri dari : 1) Simpanan-simpanan.

2) Pinjaman-pinjaman.

3) Penyisihan dari hasil usahanya termasuk cadangan serta sumber-sumber lain.

k. Pendapatan koperasi yang diperoleh dalam satu tahun buku dikurangi dengan penyusutan-penyusutan dan beban-beban dari tahun buku yang bersangkutan disebut sisa hasil usaha. l. Keanggotaan atau kepemilikan pada koperasi tidak dapat

dipindah tangankan dengan dalih apapun.

2.2.3. Sisa Hasil Usaha

2.2.3.1. Pengertian Sisa Hasil Usaha

Sisa hasil usaha pada koperasi dapat dijadikan sebagai alat ukur koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan anggota serta dalam upaya mengembangkan dan memperluas kegiatan usahanya.

Menurut Undang-Undang koperasi No. 25 tahun 1992 Bab IX pasal 45, sisa hasil usaha mempunyai arti sebagai berikut :

a. Sisa hasil usaha koperasi adalah pendapatan koperasi yang diperoleh dalam satu tahun buku dikurangi dengan biaya, penyusutan dan kewajiban lainnya termasuk pajak dalam tahun buku yang bersangkutan.


(40)

b. Sisa hasil usaha setelah dikurangi dana cadangan, dibagikan kepada anggota sebanding dengan jasa usaha yang dilakukan oleh masing-masing anggota dengan koperasi, serta digunakan untuk keperluan pendidikan perkoperasian dan keperluan dari koperasi, sesuai dengan keputusan Rapat Anggota.

c. Besarnya pemupukan dana cadangan ditetapkan dalam Rapat Anggota.

Usaha peningkatan kesejahteraan anggota secara khusus dan masyarakat pada umumnya, tentunya memerlukan dukungan dalam meningkatkan keuntungan atau SHU. Oleh karena itu koperasi diharapkan dapat mengoptimalkan seluruh kegiatan usahanya yang ada dengan tujuan untuk meningkatkan SHU serta untuk dapat meningkatkan kesejahteraan anggotanya (Ardhiana, 2004)

Berdasarkan uraian pengertian sisa hasil usaha tersebut diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa sisa hasil usaha adalah pendapatan bersih yang diterima koperasi pada akhir tahun anggaran, setelah dikurangi dengan biaya-biaya operasional termasuk pajak serta dialokasikan untuk dana cadangan, jasa anggota, pengurus, karyawan, pengelola, sosial, pendidikan.

2.2.3.2. Tujuan Pembentukan Sisa Hasil Usaha

Menurut Baswir (1997) dalam menjalankan kegiatan usahanya, koperasi tidak terlepas dari tujuan yang ingin dicapai, adapun tujuan yang


(41)

ingin dicapai tersebut adalah meningkatkan kesjahteraan anggota khususnya dan masyarakat daerah kerja pada umunya, akan tetapi Ninik Widiyanti (1995) mengemukakan tujuan Sisa Hasil Usaha (SHU) berdasarkan pengalokasian dan pendistribusiannya, antara lain:

1. Penetapan cadangan koperasi bertujuan untuk memperkuat permodalan koperasi sehingga dapat bertahan serta dapat menjalankan usahanya.

2. Pembagian sisa hasil usaha pada anggota mempunyai tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan anggotanya serta masyarakat pada umumnya.

3. Untuk meningkatkan sumber daya manusianya, maka

diperlukan pelatihan dan pendidikan bagi para pengurusnya sehingga akan diperoleh sumber daya manusia yang berkualitas.

4. Untuk dana social, hal ini dimaksudkan untuk membantu bagi kemajuan di daerah koperasi, misalnya dengan melakukan kegiatan bakti sosial dengan membantu para penduduk.

5. Melakukan pengembangan daerah kerja sehingga usaha koperasi lebih berkembang.

Diharapkan dari permukaan Sisa Hasil Usaha (SHU) tersebut dapat lebih meningkatkan kegiatan usaha koperasi.


(42)

2.2.3.3. Pembagian Sisa Hasil Usaha

Pada dasarnya SHU yang diperoleh koperasi disetiap tahunnya dibagi sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan pada Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga koperasi yang bersangkutan. Acuan dasar untuk membagi SHU adalah prinsip-prinsip dasar koperasi yang menyebutkan bahwa pembagian SHU dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya kontribusi jasa usaha masing-masing anggota.

Menurut Undang-Undang No. 25 tahun 1992 pasal 45 :

a. Bahwa pembagian sisa hasil usaha kepada anggota dilakukan tidak semata-mata berdasarkan modal yang dimiliki seseorang dalam koperasi, tetapi juga berdasarkan pertimbangan jasa usaha anggota terhadap koperasi.

b. Bahwa sisa hasil usaha setelah dikurangi dana cadangan, dibagikan kepada anggota sebanding dengan jasa usaha yang dilakukan oleh masing-masing anggota koperasi, serta digunakan untuk keperluan pendidikan perkoperasian dan keperluan lain dari koperasi sesuai dengan Rapat Anggota. Sedangkan menurut Arifin (2001 : 89) sisa hasil usaha koperasi yang diterima oleh anggota bersumber dari 2 kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh anggota sendiri, yaitu :

a. SHU atas jasa modal

Pembagian ini juga sekaligus mencerminkan anggota sebagai pemilik atau investor, karena jasa atas modalnya


(43)

(simpanan) tetap diterima dari koperasinya sepanjang koperasi tersebut menghasilkan SHU pada tahun buku yang bersangkutan.

b. SHU atas jasa usaha

Jasa ini menegaskan bahwa anggota koperasi selain pemilik juga sebagai pemakai atau pelanggan. Secara umum sisa hasil usaha koperasi dibagi sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan pada Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga Koperasi.

Dalam pembagiannya sisa hasil usaha koperasi diatur sebagai berikut :

a. Sisa Hasil Usaha yang berasal dari usaha yang

diselenggarakan untuk anggota, dibagikan untuk : 1. Cadangan koperasi

2. Para Anggota, sebanding dengan jasa yang diberikan masing-masing

3. Dana Pengurus

4. Dana Pegawai / karyawan 5. Dana pendidikan koperasi 6. Dana Sosial

7. Dana Pembangunan Daerah kerja

b. Sisa Hasil usaha yang berasal dari usaha yang


(44)

1. Cadangan koperasi 2. Dana Pengurus

3. Dana Pegawai/karyawan

4. Dana Pendidikan Koperasi 5. Dana Sosial

6. Dana Pembangunan Daerah Kerja

Anggaran Dasar Koperasi dari Departemen Koperasi dan UKM republik Indonesia menjelaskan bahwa pembagian SHU yang berasal dari usaha yang diselenggarakan untuk anggota koperasi saja yang boleh dibagikan kepada para anggota, sedang sisa hasil usaha yang berasal dari usaha koperasi yang diselenggarakan untuk bukan anggota, misalnya dari hasil pelayanan terhadap pihak ketiga tidak boleh dibagikan kepada anggota karena bagian ini bukan diperoleh dari jasa anggota, SHU ini digunakan untuk pembiayaan-pembiayaan tertentu lainnya.

SHU tidak dapat dibagi habis, karena pembagian SHU dalam koperasi telah dibatasi oleh ketentuan yang tertuang dalam Anggaran Dasar (AD) yang disepakati oleh anggota pada saat pertama kali pendirian koperasi atau telah mengalami perubahan dan diberlakukan sebagai landasan penentuan pembagian SHU.

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK No.27) menyebutkan bahwa pembagian SHU harus dilakukan pada akhir periode pembukuan. Jumlah yang dialokasikan selain untuk koperasi diakui sebagai kewajiban. Dalam hal pembagian tidak dapat dilakukan karena


(45)

jenis dan jumlah pembagiannya belum diatur secara jelas dalam anggaran dasar atau anggaran rumah tangga, tetapi harus menunggu rapat anggota, maka SHU tersebut dicatat sebagai SHU belum dibagi dan harus dijelaskan dalam catatan atas laporan keuangan.

2.2.4. Jumlah Anggota

2.2.4.1. Pengertian Jumlah Anggota

Keanggotaan koperasi bersifat bebas, sukarela dan terbuka. Yang dimaksud dengan sukarela adalah bahwa setiap anggota koperasi mendaftar menjadi anggota koperasi berdasar atas kemauannya sendiri, dan dapat mengajukan pengunduran diri jika misalnya ian merasa kurang memperoleh manfaat koperasi itu. Sedangkan yang dimaksud terbuka adalah bahwa setiap orang mampu memenuhi syarat-syarat keanggotaan suatu koperasi dapat diterima menjadi anggota koperasi itu (Baswir, 1997)

Seperti dijelaskan Baswir (1997 : 123) dalam Undang-undang No. 25 tahun 1992, suatu koperasi dapat dibentuk apabila memiliki anggota paling sedikit 20 (dua puluh) orang anggota. Artinya jumlah anggota pada saat pendirian koperasi sekurang-kurangnya adalah 20 orang dan bukan berarti koperasi membatasi 20 orang anggota saja.

Selain itu menurut Undang-Undang No. 25 tahun 1992 pasal 18 keanggotaan koperasi yaitu :

a. Yang dapat menjadi anggota koperasi adalah setiap warga Negara Indonesia yang mampu melakukan tindakan hukum


(46)

atau koperasi yang memenuhi persyaratan sebagaimana ditetapkan dalam Anggaran Dasar.

b. Koperasi dapat memiliki anggota luar biasa yang persyaratan, hak dan kewajiban anggotanya ditetapkan dalam Anggaran Dasar.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa jumlah anggota yaitu banyaknya orang yang menjadi anggota pada koperasi dan bersedia memenuhi syarat yang telah ditetapkan oleh koperasi.

2.2.4.2. Pengaruh Jumlah Anggota Terhadap Sisa Hasil Usaha

Menurut UU. RI No. 25 Tahun 1992 Tentang Perkoperasian, anggota koperasi adalah pemilik dan sekaligus pengguna jasa koperasi. Yang dapat menjadi anggota koperasi adalah setiap warga Negara Indonesia yang mampu melakukan tindakan hukum atau koperasi yang memenuhi persyaratan sebagaimana ditetapkan dalam Anggaran Dasar.

Jumlah anggota koperasi berpengaruh secara langsung terhadap perolehan sisa hasil usaha. Artinya bahwa dengan banyaknya jumlah anggota pada suatu koperasi, diharapkan tingkat partisipasi anggota pada kegiatan usaha koperasi juga akan meningkat, yang pada akhirnya meningkatkan pendapatan koperasi dan selanjutnya harapannya SHU juga meningkat.

Usaha koperasi adalah usaha yang berkaitan langsung dengan kepentingan anggota untuk meningkatkan usaha dan kesejahteraan


(47)

anggotanya. Koperasi menjalankan usaha dan berperan utama di segala bidang kehidupan ekonomi rakyat. Koperasi dapat menghimpun dana dan menyalurkan melalui kegiatan usaha simpan pinjam dari dan untuk anggota koperasi yang bersangkutan. Dalam usaha tersebut anggota dapat memberikan kontribusi berupa bunga sebagai jasa yang diperoleh koperasi dalam memberikan pinjaman, sedangkan anggota pun dapat memperoleh pinjaman dengan bunga yang rendah dibandingkan dengan meminjam diluar koperasi.

Jasa yang diperoleh dari pinjaman anggota menjadi satu komponen penting dalam perolehan sisa hasil usaha. Apabila banyak anggota yang meminjam atau berbelanja pada koperasi maka jasa yang diperoleh koperasi pun akan semakin meningkat.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa jumlah anggota berpengaruh terhadap perolehan sisa hasil usaha. Karena banyaknya jumlah anggota dapat berpengaruh pada kegiatan usaha koperasi. Sisa hasil usaha yang dibagikan kepada anggota koperasi ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan anggota koperasi pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut berperan dalam membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.


(48)

2.2.5. Jumlah Simpanan

2.2.5.1. Pengertian Jumlah Simpanan

Menurut PSAK No. 27 (2007: 27.9) jumlah simpanan adalah sejumlah tertentu dalam nilai uang yang disebabkan oleh anggota koperasi atas kehendak sendiri sebagai simpanan dan dapat diambil sewaktu-waktu sesuai dengan perjanjian.

Jenis simpanan yang diserahkan oleh anggota kepada koperasi terdiri dari :

a. Simpanan Pokok

Simpanan pokok adalah sejumlah uang yang diwajibkan kepada anggota untuk diserahkan kepada koperasi pada waktu seseorang masuk menjadi anggota koperassi tersebut dan besarnya sama semua anggota.

b. Simpanan Wajib

Simpanan wajib adalah sejumlah simpanan tertentu yang diwajibkan kepada anggota untuk membayarnya kepada koperasi pada waktu dan kesempatan tertentu, dimana jumlahnya tidak harus sama untuk masing-masing anggota. c. Simpanan Sukarela

Simpanan sukarela adalah jumlah tertentu dalam nilai mata uang yang diserahkan oleh anggota kepada koperasi atas kehendak sendiri sebagai simpanan.


(49)

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa jumlah simpanan adalah jumlah dana yang menjadi modal koperasi yang diperoleh dari simpanan wajib, simpanan pokok, dan simpanan sukarela.

2.2.5.2. Pengaruh Jumlah Simpanan Terhadap Sisa Hasil Usaha

Asas dari koperasi adalah kekeluargaan dan gotong royong yang telah memberi ciri watak sosial pada koperasi. Dari asas tersebut dapat disimpulkan bahwa ada unsur gotong royong diantara sesama anggota dalam mengumpulkan modal dari simpanan yang kemudian dibagikan kembali kepada anggota dalam bentuk pinjaman atau modal usaha lain. Berdasarkan kegiatan tersebut harapannya adalah jumlah simpanan yang telah dibagikan kepada anggota dalam bentuk pinjaman dapat memberikan kontribusi kepada koperasi yang selanjutnya dapat meningkatkan perolehan sisa hasil usaha.

Menurut Undang-Undang No. 25 Tahun 1995, simpanan dalam koperasi digunakan sebagai modal sendiri dan modal pinjaman dari anggota sehingga koperasi mempunyai kewajiban untuk membayarkan jasa berupa bunga simpanan.

Simpanan para anggota koperasi merupakan satu komponen yang turut serta menentukan kegiatan perkoperasian. Dengan bertambahnya jumlah anggota maka jumlah yang berhasil dihimpun oleh koperasi bertambah besar pula dan semua akan meningkatkan modal koperasi. Hal ini akan membawa dampak yang sangat menguntungkan terutama pada sisa hasil usaha (April Liana, 2009 : 39)


(50)

Berdasarkan dari paparan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa jumlah simpanan berpengaruh terhadap perolehan sisa hasil usaha. Bertambahnya jumlah simpanan maka jumlah modal yang berhasil dihimpun koperasi bertambah besar pula dan semua akan meningkatkan modal koperasi. Hal ini akan membawa dampak yang sangat menguntungkan terutama pada perolehan sisa hasil usaha.

2.2.6. Modal Kerja

2.2.6.1 Pengertian Modal Kerja

Menurut Arifin (2001 : 83), modal kerja adalah sejumlah uang yang tertanam dalam aktiva lancar perusahaan atau yang dipergunakan untuk membiayai operasional jangka pendek perusahaan, seperti pengadaan bahan baku, tenaga kerja, biaya listrik dan lain-lain. Ditinjau dari sudut neraca, modal kerja adalah aktiva lancar dikurangi kewajiban lancar.

Modal sebagaimana diketahui adalah merupakan salah satu faktor produksi yang sangat penting. Menurut UU No. 25 Tahun 1992 pasal 41 dijelaskan bahwa modal koperasi terdiri dari :

a. Modal sendiri, terdiri dari simpanan pokok, simpanan wajib, dana cadangan, dan hibah.

b. Modal pinjaman, terdiri dari pinjaman anggota, pinjaman dari koperasi lain, bank, penerbitan obligasi, dan sumber lain yang sah.


(51)

c. Modal penyertaan adalah modal yang bersumber dari pemerintah atau masyarakat dalam bentuk investasi.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa modal kerja adalah jumlah dana yang tertanam dalam aktiva lancar dan dikurangi kewajiban lancar yang diperoleh dari modal sendiri, modal pinjaman dan modal penyertaan.

2.2.6.2. Pengaruh Modal Kerja Terhadap Sisa Hasil Usaha

Dengan semakin banyak modal kerja maka koperasi tersebut akan dapat melakukan berbagai usaha untuk dapat meningkatkan sisa hasil usahanya. Jumlah modal sendiri yang dimiliki oleh koperasi tersedia dengan baik sehingga koperasi mampu membiayai semua kegiatan operasional

perusahaan (Ni Made Taman Ayuk : 2012).

2.3. Kerangka Pikir

Gambar 2.3: Kerangka Pikir

Variabel Bebas Variabel Terikat

Regresi Linier Berganda

Jumlah Anggota (X1)

Jumlah Simpanan (X2)

Modal Kerja (X3)

Sisa Hasil Usaha (Y)


(52)

2.4. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan (Sugiyono, 2006 : 70).

Berdasarkan perumusan masalah dan landasan teori yang telah dikemukakan diatas, maka dapat diajukan beberapa hipotesis sebagai berikut :

H1 : Jumlah anggota koperasi, jumlah simpanan dan modal kerja

mempunyai pengaruh terhadap Sisa Hasil Usaha (SHU) di Kopwan Setia Bhakti Wanita.

H2 : Bahwa dari ketiga variabel ada salah satu variabel yang mempunyai pengaruh paling dominan terhadap Sisa Hasil Usaha (SHU) di Kopwan Setia Bhakti Wanita.


(53)

METODE PENELITIAN

3.1. Objek Penelitian

Subjek dalam penelitian skripsi ini yaitu pada Koperasi Wanita Setia Bhakti Wanita di Jalan Jemur Andayani, Surabaya. Sementara objek dalam penelitian skripsi ini adalah laporan Neraca dan penghitungan sisa hasil usaha dalam laporan keuangan Rapat Anggota Tahunan (RAT) yang meliputi sisa hasil usaha (SHU), jumlah anggota, jumlah simpanan, serta modal kerja di Kopwan Setia Bhakti Wanita.

3.2. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel 3.2.1. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu variabel atau konstrak dengan cara memberikan arti, atau menspesifikasikan kegiatan ataupun memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur konstrak variabel tersebut (Nazir, 2005:126).

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 3 (tiga) variabel bebas (X) yaitu, Jumlah anggota (X1), Jumlah simpanan (X2),

Modal Kerja (X3), dan 1 (satu) variabel terikat (Y) yaitu Sisa Hasil Usaha

(SHU).

Adapun definisi operasional dari masing-masing variabel tersebut adalah sebagai berikut :


(54)

A. Variabel Bebas

1) Jumlah Anggota (X1), yaitu banyaknya orang yang menjadi

anggota pada koperasi dan bersedia memenuhi syarat yang telah ditetapkan oleh koperasi

2) Jumlah Simpanan (X2), yaitu jumlah dana yang menjadi modal

koperasi yang diperoleh dari simpanan wajib, simpanan pokok, dan simpanan sukarela.

3) Modal Kerja (X3), yaitu jumlah dana yang tertanam dalam

aktiva lancar dan dikurangi kewajiban lancar yang diperoleh dari modal sendiri, modal pinjaman dan modal penyertaan. B. Variabel Terikat

Sisa Hasil Usaha (Y),

Sisa Hasil Usaha (SHU) yaitu pendapatan bersih yang diterima koperasi pada akhir tahun anggaran, setelah dikurangi

dengan biaya-biaya operasional termasuk pajak serta

dialokasikan untuk dana cadangan, jasa anggota, pengurus, karyawan, pengelola, sosial, pendidikan.

3.2.2. Pengukuran Variabel

Variabel yang diukur dalam penelitian ini adalah variabel terikat dan variabel bebas, yaitu sebagai berikut :


(55)

a. Variabel Bebas :

1) Jumlah Anggota (X1), jumlah anggota yang terdaftar setiap

periode dengan satuan pengukuran jumlah anggota dan skala yang digunakan adalah skala rasio.

2) Jumlah Simpanan (X2), diperhitungkan dan diakumulasikan setiap tahun dengan satuan pengukuran rupiah dan skala yang digunakan adalah skala rasio.

3) Modal Kerja (X3), diperhitungkan dari modal sendiri, modal dari pasiva, modal pinjaman serta sisa hasil usaha yang belum dibagi yang diakumulasikan setiap tahun dengan satuan pengukuran rupiah dan skala yang digunakan adalah skala rasio.

b. Variabel Terikat :

Sisa Hasil Usaha (SHU) diukur selama periode tahun dengan satuan pengukuran rupiah dan skala yang digunakan adalah skala rasio.

3.3. Teknik Penentuan Sampel 3.3.1. Populasi

Populasi adalah sekelompok subyek atau obyek yang memiliki ciri-ciri atau karakteristik-karakteristik tertentu yang berbeda dengan kelompok subyek atau obyek yang lain yang akan dikenai generalisasi dari hasil penelitian (Sumarsono, 2004:44).

Populasi dalam penelitian ini adalah laporan keuangan Rapat Anggota Tahunan (RAT) yang meliputi sisa hasil usaha (SHU), jumlah


(56)

anggota, jumlah simpanan, serta modal kerja di Koperasi Wanita (Kopwan) Setia Bhakti Wanita mulai tahun berdiri sampai dengan tahun 2012.

3.3.2. Sampel

Sampel adalah bagian dari sebuah populasi, yang mempunyai ciri dan karakteristik yang sama dengan populasi tersebut, karena itu sebuah sampel harus merupakan representatifdari sebuah populasi (Sumarsono, 2004:45).

Pada penelitian ini metode yang digunakan adalah purposive sampling yaitu penarikan sampel dengan tujuan-tujuan tertentu yaitu sampel yang digunakan dalam penelitian ini difokuskan pada laporan Neraca dan penghitungan sisa hasil usaha pada Kopwan Setia Bhakti Wanita di Surabaya, selama 7 tahun mulai tahun 2006 sampai dengan tahun 2012.

3.4. Teknik Pengumpulan Data 3.4.1. Jenis Data

Menurut cara perolehannya jenis data terdiri dari dua kelompok yaitu data primer dan data sekunder (Djarwanto, 2001:21). Pada penelitian ini jenis data yang digunakan adalah data sekunder, yang mencakup data sebagai berikut :

a. Data perkembangan sisa hasil usaha. b. Jumlah anggota.


(57)

d. Modal kerja.

e. Data struktur organisasi pada Kopwan Setia Bhakti Wanita. Data-data tersebut merupakan data jenis time series dari tahun berdirinya sampai tahun 2012 yang diperoleh dari Kopwan Setia Bhakti Wanita.

3.4.2. Teknik Pengumpulan Data

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

a. Metode Dokumenter

Yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mempelajari, mencatat dan menganalisa dokumen laporan keuangan Kopwan Setia Bhakti Wanita dengan tahun pengamatan tahun 2006 sampai dengan tahun 2012.

b. Metode Observasi

Yaitu teknik pengumpulan data dengan jalan mengadakan pengamatan secara langsung terhadap obyek yang akan diteliti (Nazir, 2005 : 174-213). Hal ini sangat membantu dalam suatu kegiatan pengumpulan, pengolahan, penyajian, dan analisis data yang dilakukan dengan metode ilmiah yang hasilnya dapat memberikan suatu kesimpulan yang berguna bagi semua pihak.


(58)

3.5. Teknis Analisis dan Uji Hipotesis 3.5.1 Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data sebaran normal atau tidak. Untuk mengetahui apakah data tersebut mengikuti sebaran normal dapat dilakukan dengan metode Kolmogrov Smirnov (Sumarsono, 2004:42). Ukuran untuk menentukan normalitas adalah:

a. Jika nilai signifikansi (nilai probabilitasnya) lebih kecil dari 5%, maka distribusi adalah tidak normal.

b. Jika nilai signifikansi (nilai probabilitasnya) lebuh besar dari 5% maka distribusi adalah normal. (Sumarsono, 2004:43).

3.5.2. Uji Asumsi Model Klasik

Persamaan umum linier berganda sebagai berikut : persamaan regresi ini harus bersifat BLUE (Best Linier Unbiased Estimator), artinya pengambilan keputusan uji-F dan uji-T tidak bias. Untuk menghasilkan keputusan yang BLUE maka harus dipenuhi diantaranya 3 asumsi dasar yang tidak boleh dilanggar oleh regresi linier yaitu :

a. Tidak boleh ada Multikolinieritas b. Tidak boleh ada Autokorelasi c. Tidak boleh ada Heterokedastisitas

Apabila salah satu dari ketiga asumsi dasar tersebut dilanggar maka persamaan regresi yang diperoleh tidak lagi bersifat BLUE (Best Linier Unbiased Estimator) sehingga pengambilan keputusan melalui uji-F dan uji-t menjadi bias


(59)

a. Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya koreksi antara variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal.variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas di dalam model regresi adalah sebagai berikut:

 Nilai R² yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresiempiris sangat tinggi, tetapi secara individual variabel-variabel independen banyak yang tidak signifikan mempengaruhi variabel dependen.

 Menganalisis matrik korelasi variabel-variabel independen. Jika antar variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi (umumnya diatas 0,90), maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolinieritas. Tidak adanya korelasi yang tinggi antar variabel independen tidak berarti bebas dari multikolinieritas. Multikolinieritas disebabkan karena adanya efek kombinasi dua atau lebih variabel independen.

 Multikolinieritas juga dapat dilihat dari (1) nilai tolerance dan lawannya (2) variance inflation factor (VIF). Kedua


(60)

ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Dalam pengertian sederhana setiap variabel independen menjadi variabel dependen (terikat) dan diregresi terhadap

variabel independen lainnya. Tolerance mengukur

variabilitas variabel-variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF1/Tolerance). Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinieritas adalah nilai Tolerance < 0.10 atau sama dengan nilai VIF > 10. setiap peneliti harus menentukan tingkat kolinieritas yang masih dapat ditolerir (Ghozali, 2005:91).

b. Autokorelasi

Autokorelasi dapat didefinisikan sebagai korelasi-korelasi antara data observasi yang diurutkan berdasarkan urut waktu (data time series) atau data yang diambil pada waktu tertentu (data cross-sectional) (Gujarati, 1995 : 201). Jadi dalam model regresi linier diasumsikan tidak terdapat gejala autokorelasi, artinya nilai residual (Y observasi – Y prediksi) pada waktu ke-i (et) tidak boleh ada hubungan dengan nilai residual periode sebelumnya (et-1).

Identifikasi ada atau tidaknya autokorelasi, dapat dites dengan menghitung nilai Durbin Watson (d tes) dengan persamaan:


(61)

Keterangan :

d = nilai Durbin Watson

et = Residual pada waktu ke-t

et-1 = Residual pada waktu ke-t-1 (satu periode sebelumnya)

N = Banyaknya data

Untuk mendiagnosa adanya autokorelasi dalam suatu model regresi dilakukan melalui pengujian terhadap nilai uji Durbin Watson (uji DW) dengan ketentuan sebagai berikut :

Tabel 3.1 : Kriteria Uji Durbin Watson

Nilai d Kesimpulan

0 < d < dL Ada autokorelasi positif

dL≤ d ≤ dU Tidak ada kesimpulan

dU < d < 4- dU Tidak ada autokorelasi

4-dU≤ d ≤ 4-dL Tidak ada kesimpulan

4-dL < d < 4 Ada autokorelasi negatif

c. Heterokedastisitas

Heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain (Ghozali, 2006 : 105).

Maksud dari penyimpangan heterokedastisitas adalah varians variabel dalam model tidak sama. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya


(62)

heteroskedastistas, digunakan korelasi Rank Sperman antara residual dengan variabel independen.

1) Apabila nilai signifikan hitung (sig) > dari tingkat signifikan α = 0,05 berarti tidak terjadi heteroskedastistas.

2) Apabila nilai signifikan hitung (sig) < dari tingkat signifikan α = 0,05 berarti terjadi heteroskedastistas (Santoso, 2002 : 231).

3.5.3. Uji Hipotesis a. Uji F

Digunakan untuk menguji cocok atau tidaknya model regresi yang dihasilkan untuk melihat pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat dengan prosedur sebagai berikut:

1) H0 : β1 = β2 = β3 = 0 (menunjukkan tidak ada pengaruh

yang signifikan antara jumlah anggota, jumlah simpanan, dan modal kerja secara simultan terhadap sisa hasil usaha) H1 : β1 = β2 = β3 ≠ 0 (menunjukkan ada pengaruh yang

signifikan antara jumlah anggota, jumlah simpanan, dan modal kerja secara simultan terhadap sisa hasil usaha). 2) Dalam penelitian ini digunakan tingkat signifikan 0,05

dengan derajat bebas [n-k], dimana n : jumlah pengamatan, dan K : jumlah variabel.


(63)

3) Dengan F hitung: ⁄

Keterangan:

F hitung = F hasil perhitungan

R2 = Koefisien determinasi

k = Jumlah variabel determinasi

n = Jumlah sample

4) Kriteria pengujian sebagai berikut :

a. Apabila nilai signifikansi ≥ 0,05 maka H diterima dan H ditolak.

b. Apabila nilai signifikansi < 0,05 maka H ditolak dan H diterima

Sumber: Anonim (2009:L22)

b. Uji t

Digunakan untuk menguji signifikan atau tidaknya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat secara parsial dengan prosedur sebagai berikut:

1) H0: β1 = β2 = β3 = 0 (menunjukkan tidak ada pengaruh yang

signifikan antara jumlah anggota, jumlah simpanan, dan modal kerja secara parsial terhadap sisa hasil usaha).

H1 : β1 = β2 = β3 ≠ 0 (menunjukkan ada pengaruh yang

signifikan antara jumlah anggota, jumlah simpanan, dan modal kerja secara parsial terhadap sisa hasil usaha).


(64)

2) Dalam penelitian ini digunakan tingkat signifikan 0,05 dengan derajat bebas [n-k], dimana n : jumlah pengamatan, dan K : jumlah variabel

3) Dengan t hitung:

Keterangan:

= t hasil perhitungan

bj = Koefisien regresi

se bj = Standar error 4) Kriteria pengujian sebagai berikut :

a. Apabila nilai signifikansi ≥ 0,05 maka H diterima dan H ditolak.

b. Apabila nilai signifikansi < 0,05 maka H ditolak dan H diterima


(65)

3.5.4. Teknik Analisis

Penelitian ini menggunakan Metode Statistik Regresi Linier Berganda untuk melihat pengaruh antara variabel bebas dan variabel terikat. Rumus yang digunakan pada Regresi Linier Berganda adalah sebagai berikut :

Yi = βo + β1X1 + β2X2 + β3X3 + ei...

(Anonim, 2013: L-19)

Keterangan :

Yi = Sisa Hasil Usaha

X1 = Jumlah Anggota

X2 = Jumlah Simpanan

X3 = Modal Kerja

βo = Konstanta

β1, β2, β3 = Koefisien Regresi Variabel X1, X2, dan X3 ei = Variabel pengganggu atau random error


(66)

53

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Data Penelitian

4.1.1. Deskripsi Variabel Jumlah Anggota (X1)

Jumlah anggota yaitu banyaknya orang yang menjadi anggota pada

koperasi dan bersedia memenuhi syarat yang telah ditetapkan oleh koperasi. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, diperoleh data mengenai jumlah anggota koperasi sebagai berikut :

Tabel 4.1: Data Jumlah Anggota Kopwan Setia Bhakti Wanita Tahun 2006 - 2012

No. Tahun Jumlah Anggota

1. 2006 10.847

2. 2007 10.405

3. 2008 9.956

4. 2009 9.920

5. 2010 10.010

6. 2011 10.128

7. 2012 10.613


(67)

Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa jumlah anggota yang paling banyak pada Kopwan Setia Bhakti Wanita adalah pada tahun 2006 yaitu sebanyak 10.847 anggota. Sedangkan jumlah anggota Kopwan Setia Bhakti Wanita yang paling sedikit adalah pada tahun 2009 yaitu sebanyak 9.920 anggota. Kenaikan jumlah anggota Kopwan Setia Bhakti Wanita yang paling signifikan yaitu terjadi pada tahun 2011 dengan jumlah 10.128 anggota yang meningkat menjadi 10.613 anggota di tahun 2008 dimana terjadi kenaikan sebesar 485 anggota. Sedangkan penurunan jumlah anggota Kopwan Setia Bhakti Wanita yang paling signifikan yaitu terjadi pada tahun 2007 dengan jumlah 10.405 anggota yang menurun tajam menjadi 9.956 anggota di tahun 2008 dimana beberapa orang meninggal dunia dan banyak yang mengundurkan diri menjadi anggota.

4.1.2. Deskripsi Variabel Jumlah Simpanan (X2)

Jumlah Simpanan yaitu jumlah dana yang menjadi modal koperasi yang diperoleh dari simpanan wajib, simpanan pokok, dan simpanan sukarela. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, diperoleh data mengenai jumlah anggota koperasi sebagai berikut :


(68)

Tabel 4.2: Data Jumlah Simpanan Anggota Kopwan Setia Bhakti Wanita Tahun 2006 - 2012

No. Tahun Jumlah Simpanan

1. 2006 55.827.667.636

2. 2007 58.183.134.635

3. 2008 58.308.485.316

4. 2009 72.819.520.870

5. 2010 81.252.807.950

6. 2011 88.208.603.776

7. 2012 100.368.360.733

Sumber : RAT Kopwan Setia Bhakti Wanita

Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui kenaikan jumlah simpanan anggota Kopwan Setia Bhakti Wanita yang paling signifikan yaitu terjadi pada tahun 2008 dengan jumlah simpanan anggota Rp. 58.308.485.316 yang meningkat tajam menjadi Rp. 72.819.520.870 di tahun 2009. Sedangkan penurunan jumlah simpanan anggota Kopwan Setia Bhakti Wanita yang paling signifikan yaitu terjadi pada tahun 2007 dengan jumlah simpanan anggota Rp. 58.183.134.635 yang hanya mengalami sedikit kenaikan menjadi Rp. 58.308.485.316 di tahun 2008 dengan jumlah kenaikan sebesar Rp. 125.350.681.

4.1.3. Deskripsi Variabel Modal Kerja (X3)

Modal Kerja yaitu jumlah dana yang tertanam dalam aktiva lancar dan dikurangi kewajiban lancar yang diperoleh dari modal sendiri, modal


(69)

pinjaman dan modal penyertaan. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, diperoleh data mengenai jumlah anggota koperasi sebagai berikut :

Tabel 4.3: Data Modal Kerja Kopwan Setia Bhakti Wanita Tahun 2006 - 2012

No. Tahun Modal Kerja

1. 2006 71.632.830.378

2. 2007 76.543.890.809

3. 2008 74.654.404.024

4. 2009 85.703.004.637

5. 2010 96.746.717.287

6. 2011 110.041.849.496

7. 2012 137.479.806.880

Sumber : RAT Kopwan Setia Bhakti Wanita 4.1.4. Deskripsi Variabel Sisa Hasil Usaha (Y)

Sisa Hasil Usaha (SHU) yaitu pendapatan bersih yang diterima koperasi pada akhir tahun anggaran, setelah dikurangi dengan biaya-biaya operasional termasuk pajak serta dialokasikan untuk dana cadangan, jasa anggota, pengurus, karyawan, pengelola, sosial, pendidikan. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, diperoleh data mengenai jumlah anggota koperasi sebagai berikut :


(70)

Tabel 4.4: Data Sisa Hasil Usaha Kopwan Setia Bhakti Wanita Tahun 2006 - 2012

No. Tahun Sisa Hasil Usaha

1. 2006 305.335.701

2. 2007 396.616.757

3. 2008 400.464.065

4. 2009 606.596.617

5. 2010 695.013.247

6. 2011 775.838.078

7. 2012 874.931.612

Sumber : RAT Kopwan Setia Bhakti Wanita

Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui kenaikan jumlah SHU Kopwan Setia Bhakti Wanita yang paling signifikan yaitu terjadi pada tahun 2008 dengan jumlah SHU Rp. 400.464.065 yang meningkat tajam menjadi Rp. 606.596.617 di tahun 2019. Sedangkan penurunan jumlah SHU Kopwan Setia Bhakti Wanita yang paling signifikan yaitu terjadi pada tahun 2007 dengan jumlah SHU Rp. 396.616.757 yang hanya mengalami sedikit kenaikan menjadi Rp. 400.464.065 di tahun 2008 yaitu sebesar Rp. 3.847.308.


(71)

4.2. Hasil Analisis Data dan Pengujian Hipotesis

4.2.1. Analisis Dengan Tiga Variabel Bebas dan Satu Variabel Terikat 4.2.1.1. Hasil Uji Normalitas

Uji normalitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah suatu data mengikuti sebaran normal atau tidak. Untuk mengetahui apakah data tersebut mengikuti sebaran normal dalam penelitian ini dengan menggunakan metode Kolmogrov Smirnov (Sumarsono, 2004 : 42).

Dalam pengambilan keputusan apakah sebuah distribusi data mengikuti distribusi normal adalah :

a. Jika nilai signifikan (nilai probabilitasnya) lebih kecil dari 5%, maka distribusi adalah tidak normal.

b. Jika nilai signifikan (nilai probabilitasnya) lebih besar dari 5%, maka distribusi normal (Sumarsono, 2004: 43).

Berdasarkan pengolahan data dengan SPSS dengan Kolmogorov Smirnov diperoleh hasil sebagai berikut


(1)

dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dibahas dalam masalah penelitian ini.


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisa dalam bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

a. Variabel jumlah anggota koperasi dan jumlah simpanan berpengaruh secara signifikan terhadap Sisa Hasil Usaha (SHU) di Kopwan Setia Bhakti Wanita sehingga hipotesis pertama dapat terbukti kebenarannya.

b. Dalam penelitian ini menyatakan Jumlah Anggota (X1) dan Jumlah Simpanan (X2) merupakan variabel yang mempunyai pengaruh paling dominan terhadap perolehan sisa hasil usaha di Kopwan Setia Bhakti Wanita, sehingga hipotesis kedua yang menyebutkan bahwa “Diduga bahwa dari ketiga variabel ada salah satu variabel yang mempunyai pengaruh paling dominan terhadap Sisa Hasil Usaha (SHU) di Kopwan Setia Bhakti Wanita.” tidak terbukti kebenarannya. Karena dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang paling dominan terhadap Sisa Hasil Usaha pada Kopwan Setia Bhakti Wanita yaitu variabel Jumlah Anggota (X1) dan Jumlah Simpanan (X2).


(3)

5.2. Saran

a. Bagi Koperasi

Diharapkan agar lebih memperhatikan pengelolaan jumlah simpanan dari anggota. Karena jumlah simpanan merupakan salah satu variabel yang sangat mempengaruhi perolehan sisa hasil usaha di Kopwan Setia Bhakti Wanita.

b. Bagi penelitian yang akan datang

Diharapkan memperluas sampel sehingga dapat meningkatkan generalisasi hasil serta menambah informasi keuangan lain yang dapat mempengaruhi perolehan sisa hasil usaha.

5.3. Keterbatasan dan Implikasi a. Keterbatasan

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan di antaranya adalah : 1) Penelitian hanya menggunakan data sekunder.

2) Tiga variabel bebas yang digunakan setelah diteliti hanya dua variabel bebas yang terbebas dari penyimpangan multikoliner. 3) Periode penelitian hanya mengambil data tujuh tahun saja,

sehingga hal ini dapat mempengaruhi generalisasi hasil penelitian. b. Implikasi

Berdasarkan pembahasan hasil penelitian dan kesimpulan yang diambil dalam penelitian ini maka dapat disajikan implikasi sebagai berikut :


(4)

77

1) Penelitian ini menunjukkan bahwa jumlah anggota dan jumlah simpanan berpengaruh dan signifikan terhadap perolehan sisa hasil usaha Kopwan Setia Bhakti Wanita, oleh karena itu Kopwan Setia Bhakti Wanita harus menjaga kestabilan jumlah simpanan dan dapat meningkatkan jumlah anggota yang diharapkan bisa meningkatkan setiap tahun seperti yang sedang dilaksanakan. Hal ini bertujuan agar perolehan SHU bisa meningkat sehingga bisa mensejahterakan anggota.

2) Penelitian ini menunjukkan bahwa jumlah simpanan dan jumlah anggota secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap perolehan sisa hasil usaha Kopwan Setia Bhakti Wanita. Hal ini bisa menjadi acuan bahwa dengan semakin bertambahnya jumlah anggota maka semakin bertambah pula jumlah simpanan wajib yang diperoleh sehingga mempengaruhi perolehan sisa hasil usaha. Oleh karena itu selain meningkatkan jumlah simpanan wajib anggota pertahun, Kopwan Setia Bhakti Wanita harus mampu menambah jumlah anggota di setiap tahunnya agar perolehan sisa hasil usaha bisa maksimal.


(5)

Anonim, 2013, Pedoman Penyusunan Usulan Penelitian dan Skripsi Program Studi Akuntansi, Penerbit Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur, Surabaya. Anonim, 1992, Undang-Undang RI No 25 Tahun 1992, Tentang Pokok-Pokok

Perkoperasian.

Baridwan, Zaki, 2000, Intermediate Accounting, Edisi Ketujuh, Cetakan Ketujuh, Penerbit PT. Rineka Cipta, Jakarta.

Baswir, Revrisond, 1997, Koperasi Indonesia, edisi pertama, Cetakan Kedua, Penerbit BPFE, Yogyakarta.

Chaniago, Arifinal, 1987, Perkoperasian Indonesia, Cetakan Keenam, Penerbit Angkasa, Bandung.

Gujarati, Damodar, 1995, Ekonometrika Dasar, Alih Bahasa : Zain, Sumarno, Penerbit Erlangga, Jakarta

Hanafi dan Halim, 2003, Analisis Laporan Keuangan, Cetakan Pertama, Penerbit UPP-AMP YKPN, Yogyakarta.

Harahap, Sofyan Syafri, 2002, Analisis Krisis atas Krisis Laporan Keuangan, Edisi Satu, Cetakan Ketiga, Penerbit PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Ikatan Akuntan Indonesia, 2009, Standar Akuntansi Keuangan, IAI, Penerbit

Salemba Empat, Jakarta.

Kieso, 2007, Akuntansi Internediate : Edisi Keduabelas Jilid 3, Cetakan Kesebelas, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Koperasi Indonesia, http://koperasiuntukindonesia.blogspot.com,

diakses pada tanggal 25 Januari 2014 : 09.30

Nazir, 2005, Metode Penelitian, Cetakan Keenam, Penerbit Ghalia Indonesia, Bogor.

Sugiyono, 2006, Metode Penelitian Administrasi, IKAPI, Cetakan Keempat Belas, Penerbit CV. Alfabeta, Bandung.

Suharyadi, Purwanto, 2004, Statistika Untuk Ekonomi dan Keuangan Modern, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.


(6)

Sulaiman, Wahid, 2004, Analisis Regresi Menggunsksn SPSS, Penerbit Andi, Yogyakarta.

Sumarsono, 2004, Metode Penelitian Akuntansi, Penerbit Fakultas Ekonomi Akuntansi Pembangunan Nasional “Veteran” Surabaya

Tunggal Widjaja Amin, 2002, Akuntansi Untuk Koperasi, cetakan Pertama, Penerbit PT. Rineke Cipta, Jakarta.

PENELITIAN :

Wihandiyani, Astri, 2009, “Pengaruh Jumlah Anggota dan Jumlah Simpanan Terhadap Perolehan Sisa Hasil Usaha Pada KPRI Budi Luhur di

Kecamatan Lamongan”, Skripsi Universitas Pembangunan Nasional

“Veteran” Jawa Timur.

Liana, April, 2009, “Faktor – faktor yang mempengaruhi sisa hasil usaha pada

Koperasi Waru Buana Putra di Sidoarjo”, Skripsi Universitas

Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

Wati, Lilis Sulistio, 2011, “Pengaruh Jumlah Anggota dan Jumlah Simpanan Terhadap Perolehan Sisa Hasil Usaha Pada Koperasi Mina Putra Bahari di Kabupaten Ende, Skripsi Universitas Pembangunan Nasional

“Veteran” Jawa Timur.

Insani, Fitrah, 2012, “Hubungan antara jumlah anggota, jumlah pinjaman, jumlah simpanan, dan tambahan modal dengan Sisa Hasil Usaha pada Koperasi Warga TP Wachid Hasyim Surabaya” , Skripsi Universitas

Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

Ayuk Ni Made Taman, 2012, Pengaruh Jumlah Anggota, Jumlah Simpanan, Jumlah Pinjaman dan Jumlah Modal Kerja Terhadap Sisa Hasil Usaha (SHU) Koperasi Simpan Pinjam (KSP) di Kabupaten Badung Provinsi

Bali”, Skripsi Universitas Udayana Bali.

JURNAL :

Atmadji, 2007, “Faktor-Faktor yang Menentukan Besarnya Sisa Hasil Usaha Koperasi dari Aspek Keuangan dan Non-Keuangan”, Jurnal Bisnis dan Manajemen, Vol VII No 02, 2007 : 217 – 232.

Wahyuning Titi, 2013, “Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Sisa Hasil Usaha di KPRI Bina Karya Balongpanggang-Gresik”, Jurnal Ekonomi Bisnis, Vol I No 01, 2013 : 0 – 88.


Dokumen yang terkait

PENDAHULUAN PENGARUH MODAL, JUMLAH ANGGOTA DAN PROMOSI TERHADAP SISA HASIL USAHA PADA KOPERASI PEGAWAI NEGERI HARAPAN KENDAL.

0 1 11

PENGARUH MODAL, JUMLAH ANGGOTA DAN PROMOSI TERHADAP SISA HASIL USAHA PADA KOPERASI PENGARUH MODAL, JUMLAH ANGGOTA DAN PROMOSI TERHADAP SISA HASIL USAHA PADA KOPERASI PEGAWAI NEGERI HARAPAN KENDAL.

0 1 14

Pengaruh jumlah modal, jumlah anggota dan jumlah pinjaman anggota terhadap perolehan Sisa Hasil Usaha Koperasi Pedagang Bhakti Pati tahun 1992 - 2013.

4 20 145

Pengaruh jumlah anggota, jumlah simpanan, jumlah pinjaman dan jumlah modal kerja terhadap Sisa Hasil Usaha (SHU) studi kasus di BUMN/BUMD koperasi primer anggota PKPRI kota Madiun.

0 13 97

HUBUNGAN ANTARA JUMLAH ANGGOTA, JUMLAH PINJAMAN, JUMLAH SIMPANAN DAN TAMBAHAN MODAL DENGAN SISA HASIL USAHA PADA KOPERASI WARGA TP WACHID HASYIM SURABAYA.

0 0 79

PENGARUH JUMLAH ANGGOTA DAN JUMLAH SIMPANAN TERHADAP PEROLEHAN SISA HASIL USAHA PADA KOPERASI MINA PUTRA BAHARI KABUPATEN ENDE.

8 17 97

PENGARUH JUMLAH ANGGOTA, JUMLAH SIMPANAN SERTA JUMLAH PINJAMAN TERHADAP BESAR KECILNYA PEROLEHAN SISA HASIL USAHA PADA KOPERASI KARYAWAN “SARI MANIS” PT. PG. CANDI BARU – SIDOARJO.

3 6 86

PENGARUH JUMLAH ANGGOTA, JUMLAH SIMPANAN, JUMLAH PINJAMAN DAN JUMLAH MODAL KERJA TERHADAP SISA HASIL USAHA (SHU) PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM (KSP) YANG BERNAUNG DI BAWAH DINAS KOPERASI DAN UMKM KABUPATEN KULON PROGO TAHUN 2011-2014.

8 33 124

PENGARUH JUMLAH ANGGOTA, JUMLAH SIMPANAN DAN PINJAMAN ANGGOTA TERHADAP SISA HASIL USAHA (SHU) PADA KOPERASI KARYAWAN TIMAH MITRA MANDIRI PANGKALPINANG

0 0 18

PENGARUH JUMLAH ANGGOTA DAN JUMLAH SIMPANAN TERHADAP PEROLEHAN SISA HASIL USAHA PADA KOPERASI MINA PUTRA BAHARI KABUPATEN ENDE

0 1 18