PENGARUH JUMLAH ANGGOTA, JUMLAH SIMPANAN SERTA JUMLAH PINJAMAN TERHADAP BESAR KECILNYA PEROLEHAN SISA HASIL USAHA PADA KOPERASI KARYAWAN “SARI MANIS” PT. PG. CANDI BARU – SIDOARJO.
PENGARUH JUMLAH ANGGOTA, JUMLAH SIMPANAN SERTA JUMLAH PINJAMAN TERHADAP BESAR KECILNYA PEROLEHAN SISA HASIL USAHA PADA KOPERASI KARYAWAN “SARI MANIS” PT. PG. CANDI
BARU – SIDOARJO
SKRIPSI
Oleh:
Ferrix Sandhy Anggara 0513015001/ FE / EA
KEPADA
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR
(2)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan anugrahNYA sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang merupakan salah satu persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa
Timur dengan judul “PENGARUH JUMLAH ANGGOTA, JUMLAH
SIMPANAN SERTA JUMLAH PINJAMAN TERHADAP BESAR KECILNYA PEROLEHAN SISA HASIL USAHA PADA KOPERASI KARYAWAN “SARI MANIS” PT. PG. CANDI BARU – SIDOARJO”
Penulis menyadari bahwa tanpa adanya bantuan dari beberapa pihak, maka akan sulit bagi penulis untuk dapat menyusun skripsi ini. Sehubungan dengan hal itu, maka dalam kesempatan istimewa ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam mendukung kelancaran penulisan skripsi baik berupa dukungan, doa maupun bimbingan yang telah diberikan. Secara khusus penulis dengan rasa hormat yang mendalam mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Sudarto, MP, selaku Rektor Univesitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak Dr. Dhani Ichsanudin Nur, SE. MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan “Veteran” Jawa Timur.
(3)
3. Bapak Drs. Ec. Saiful Anwar, MSi, selaku Wakil Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan “Veteran” Jawa Timur.
4. Ibu Dr. Sri Trisnaningsih, SE. MSi, selaku Ketua Program Studi Akuntansi Universitas Pembangunan “Veteran” Jawa Timur.
5. Ibu Dra. Ec. Endah Susilowati, M.Si, selaku dosen pembimbing yang telah membimbing penulis dalam mengerjakan skripsi.
6. Serta pihak-pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, segala kritik dan saran sangat penulis harapkan guna meningkatkan mutu dari penulisan skripsi ini. Penulis juga berharap, penulisan skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.
Surabaya, November 2010
(4)
DAFTAR ISI
LEMBAR USULAN PENELITIAN ... i
LEMBAR PENGESAHAN ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
ABSTRAK ... xi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ... 1
1.2. Perumusan Masalah ... 7
1.3. Tujuan Penelitian ... 7
1.4. Manfaat Penelitian ... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Review Penelitian Terdahulu ... 9
2.2. Landasan Teori ... 11
2.2.1. Koperasi ... 11
2.2.1.1. Pengertian Koperasi ... 11
2.2.1.2. Landasan, Azas dan Tujuan Koperasiv ... 12
2.2.1.3. Prinsip Koperasi ... 19
2.2.1.4. Bentuk dan Jenis Koperasi ... 21
2.2.1.5. Struktur Organisasi Koperasi ... 22
2.2.2. Laporan Keuangan ... 26
2.2.2.1. Pengertian Laporan Keuangan ... 26
2.2.2.2. Tujuan Akuntansi Keuangan ... 27
2.2.2.3. Manfaat Akuntansi Keuangan ... 27
2.2.3. Laporan Keuangan Koperasi ... 28
2.2.3.1. Pengertian Laporan Keuangan Koperasi ... 28
(5)
2.2.3.3. Pengguna Laporan Keuangan Koperasi ... 35
2.2.3.4. Tujuan Pelaporan Keuangan Koperasi ... 36
2.2.3.5. Karakteristik Pelaporan Keuangan Koperasi ... 36
2.2.4. Sisa Hasil Usaha ... 38
2.2.4.1. Pengertian Sisa Hasil Usaha ... 38
2.2.4.2. Pembagian SHU ... 39
2.2.5. Keanggotaan Koperasi ... 41
2.2.6. Jumlah Simpanan ... 42
2.2.7. Jumlah Pinjaman ... 43
2.2.8. Pengaruh Jumlah Anggota Terhadap Sisa Hasil Usaha ... 44
2.2.9. Pengaruh Jumlah Simpanan Terhadap Sisa Hasil Usaha ... 44
2.2.10. Pengaruh Jumlah Pinjaman Terhadap Sisa Hasil Usaha ... 44
2.3. Teori Yang Memberikan Pengaruh Jumlah Anggota, JUmlah Simpanan, dan Jumlah Pinjaman Terhadap Sisa Hasil Usaha ... 45
2.3.1. Kerangka Pemikiran ... 45
2.4. Hipotesis ... 47
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 48
3.2. Teknik Penentuan Sampel ... 49
3.2.1. Populasi ... 49
3.2.2. Sampel ... 49
3.3. Teknik Pengumpulan Data ... 50
3.3.1. Jenis Data ... 50
3.3.2. Pengumpulan Data ... 50
3.4. Uji Analisis dan Uji Hipotesis ... 51
3.4.1. Uji Analisis ... 51
3.4.2. Uji Data ... 52
3.4.2.1. Uji Normalitas ... 52
3.4.2.2. Uji Asumsi Klasik ... 3.4.3. Uji Hipotesis ... 54
(6)
3.5.1. Teknik Analisis ... 55
3.5.1.1. Uji Asumsi Klasik ... 56
3.5.2. Uji Hipotesis ... 56
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Obyek Penelitian ... 57
4.1.1. Sejarah Singkat PT. PG. Candi Baru Sidoarjo ... 57
4.1.2. VIsi dan Misi ... 58
4.1.3. Struktur Organisasi Koperasi PT. PG. Candi Baru Sidoarjo ... 59
4.2. Deskripsi Hasil Penelitian ... 60
4.3. Uji Data ... …67
4.3.1. Uji Normalitas ... …67
4.3.2. Pengujian Uji Asumsi Klasik ... 68
4.3.3. Uji Regresi dan Hipotesis... 70
4.4. Pembahasan ... 72
4.4.1. Pengaruh Jumlah Anggota Terhadap Sisa Hasil Usaha ... 72
4.4.2. Pengaruh Jumlah Simpanan Terhadap Sisa Hasil Usaha ... 72
4.4.3. Pengaruh Jumlah Pinjaman Terhadap Sisa Hasil Usaha ... 73
4.4.4. Pengaruh Jumlah Anggota, Volume Usaha, Jumlah Simpanan dan Jumlah Pinjaman Terhadap Sisa Hasil Usaha ... 74
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 75
5.2. Saran ... 75 DAFTAR PUSTAKA
(7)
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Perkembangan Sisa Hasil Usaha ... ……..6
Tabel 2.1 Neraca Koperasi ... …….30
Tabel 2.2 Perhitungan Sisa Hasil Usaha ... … 31
Tabel 4.1 Jumlah Anggota Koperasi “Sari Manis” PT. PG. Candi Baru- Sidoarjo tahun 1998-2008 ... ……..61
Tabel 4.2 Hasil Jumlah Simpanan Koperasi “Sari Manis” PT. PG. Candi Baru- Sidoarjo tahun 1998-2008 ... 63
Tabel 4.3 Jumlah Pinjaman Koperasi “Sari Manis” PT. PG. Candi Baru- Sidoarjo tahun 1998-2008………. ... 64
Tabel 4.4 Jumlah Pinjaman Koperasi “Sari Manis” PT. PG. Candi Baru- Sidoarjo tahun 1998-2008 ... 66
Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas ... ……... 68
Tabel 4.6 Hasil Uji Multikolinieritas ... ………69
Tabel 4.7 Hasil Uji Heteroskedasitas ... ………70
Tabel 4.8 Hasil Perhitungan PengaruhJumlah Anggota, Jumlah Simpanan, Serta Jumlah Pinjaman Terhadap Perolehan Sisa Hasil Usaha …….70
(8)
DAFTAR GAMBAR
Diagram 2.1. Struktur Organisasi Koperasi ... 24 Diagram 2.2. Kerangka Pikir ... 46 Diagram 4.1. Struktur Organisasi Koperasi Karyawan “SARI MANIS” PT. PG. CANDI BARU - SIDOARJO ... 59 Diagram 4.2. Jumlah Anggota Koperasi Karyawan “Sari Manis” PT. PG. Candi Baru – Sidoarjo tahun 1998-2008 ……….. 61 Diagram 4.3. Jumlah Simpanan Koperasi Karyawan “Sari Manis” PT. PG. Candi Baru – Sidoarjo tahun 1998-2008 ……….. 63 Diagram 4.4.Jumlah Simpanan Koperasi Karyawan “Sari Manis” PT. PG. Candi Baru – Sidoarjo tahun 1998-2008 ... 65 Diagram 4.5. Jumlah SHU Koperasi Karyawan “Sari Manis” PT. PG. Candi Baru – Sidoarjo tahun 1998-2008 ... 66
(9)
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran II Uji Normalitas Lampiran III Uji Multikolinearitas Lampiran IV Uji Heteroskedasitas
(10)
“PENGARUH JUMLAH ANGGOTA, JUMLAH
SIMPANAN SERTA JUMLAH PINJAMAN TERHADAP
BESAR KECILNYA PEROLEHAN SISA HASIL USAHA
PADA KOPERASI KARYAWAN “SARI MANIS”
PT. PG. CANDI BARU – SIDOARJO”
Oleh :
Ferrix Sandhy Anggara
Abstrak
Faktor persaingan yang semakin ketat, dimana badan usaha selain koperasi yang ada di luar lingkungan usaha Koperasi yang ditopang dengan skala modal yang cukup besar dengan kualitas sumber daya manusia yang memadai dan dengan pola pasar yang cukup menarik, adalah merupakan persoalan yang harus menjadi pemikiran dan pertimbangan dalam mengembangkan dan memajukan Koperasi Karyawan “Sari Manis” PT. PG. Candi Baru - Sidoarjo. Koperasi Karyawan “Sari Manis” PT. PG. Candi Baru - Sidoarjo adalah koperasi yang anggota-anggotanya terdiri dari berbagai kalangan orang yang tidak terlepas dari kendala-kendala khususnya yang berkaitan dengan pengelolaan koperasi secara baik, terutama terbatasnya sumber daya manusia yang berkualitas, partisipasi anggota yang kurang serta modal usaha koperasi yang relatif rendah.
Variabel penelitian adalah jumlah anggota, jumlah simpanan serta jumlah pinjaman dan sisa hasil usaha. Sampel penelitian adalah laporan rapat anggota tahunan (RAT) Koperasi Karyawan “Sari Manis” PT. PG. Candi Baru – Sidoarjo untuk periode 1998-2008. Teknik analisis dengan menggunakan persamaan Regresi Linier Berganda dengan uji F dan uji t.
Berdasarkan hasil pengujian dapat diperoleh kesimpulan bahwa jumlah anggota, volume usaha, jumlah simpanan dan jumlah pinjaman berpengaruh signifikan positif terhadap sisa hasil usaha” terbukti benar. Dan jumlah anggota, jumlah simpanan dan jumlah pinjaman mempunyai pengaruh yang agak rendah terhadap sisa hasil usaha.
Kata Kunci : jumlah anggota, volume usaha, jumlah simpanan, jumlah pinjaman sisa, hasil usaha Koperasi
(11)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Negara Indonesia adalah negara yang sedang berkembang, dimana sebagian rakyatnya berusaha untuk memperbaiki kehidupan yang lebih baik. Setiap manusia berkeinginan untuk memenuhi kebutuhan hidup dengan pendayagunaan kemampuan yang maksimum, perubahan dalam masyarakat Indonesia tersebut mempengaruhi pembangunan nasional di Indonesia.
Dewasa ini di Indonesia sedang melakukan Pembangunan Nasional yaitu pembangunan manusia Indonesia seutuhnya untuk mewujudkan masyarakat Indonesia adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Dalam rangka Pembangunan Nasional, maka pemerintah secara tegas menetapkan koperasi harus menjadi tulang punggung dan wadah bagi perekonomian rakyat. Kebijaksanaan pemerintah tersebut sesuai dengan isi Undang-Undang Dasar 1945 pasal 33 ayat 1 yang menyatakan bahwa “Perekonomian disusun sebagai usaha berdasarkan azas kekeluargaan”.
Penjelasan dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 33 ayat 1 yang menyatakan bahwa bentuk perusahaan yang sesuai dengan azas kekeluargaan adalah koperasi, oleh karena itu peran koperasi menjadi sangat penting berkaitan dengan tujuan di atas. Koperasi harus tampil sebagai organisasi yang dapat mengumpulkan dan membentuk kekuatan
(12)
ekonomi bersama-sama untuk mencapai tingkat kesejahteraan yang lebih baik bagi anggotanya, hal ini sesuai dengan salah satu fungsi koperasi yaitu membangun dan mengembangkan potensi serta kemampuan ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya, guna meningkatkan kesejahteraan ekonomi.
Mengingat pentingnya arti pengembangan perkoperasian, maka tugas yang dihadapi koperasi untuk masa yang akan datang semakin berat. Berdasarkan azas dan sendi dasar koperasi, salah satu syarat untuk mengembangkan kesejahteraan anggota khususnya dan masyarakat pada umumnya adalah investasi. Koperasi harus memperoleh keuntungan atau lebih tepatnya SHU (Sisa Hasil Usaha) yang akan digunakan sebagai indikator untuk menilai keberhasilan atau prestasi dari manajemen koperasi dalam menjalankan usahanya. SHU yang diperoleh koperasi, selain digunakan untuk peningkatan kesejahteraan anggotanya juga digunakan untuk menjamin kelangsungan dan kesinambungan kehidupan koperasi itu sendiri, dengan SHU yang dihasilkan koperasi harus mampu membiayai operasi usahanya. Koperasi akan mencapai keuntungan yang optimal jika dalam aktivitasnya dapat mencapai efisiensi dan efektivitas kerja.
Pembentukan usaha koperasi dilaksanakan secara bertahap dengan ruang lingkupnya, bermula dari kecil hingga menjadi besar, bertambahnya jumlah anggota akan membuat perkembangan koperasi menjadi lebih besar karena simpanan para anggota koperasi merupakan salah satu komponen yang turut serta menentukan besar kecilnya perkembangan
(13)
koperasi. Bertambahnya para anggota yang memanfaatkan haknya untuk mendapatkan pinjaman baik berupa uang maupun barang secara tidak langsung dapat meningkatkan SHU, karena SHU diperoleh dari anggota dan untuk anggota, maka apabila jumlah pinjaman anggota mengalami kenaikan maka akan mengakibatkan kenaikan SHU, demikian pula sebaliknya.
Begitu pula konsumen yang diperlukan dengan baik dan merasa puas, apalagi semua kebutuhan baik barang maupun jasa dapat terpenuhi kualitas sesuai dengan uang yang dikeluarkan dan kebijakan cara untuk memperoleh barang atau jasa seperti cara tunai atau kredit atau sesuai dengan harga pasar yang berlaku, paling tidak kalau terdapat selisih yang tidak terlalu jauh, konsumen tersebut pasti akan kembali lagi dan bahkan memberitahukan kepada teman, keluarga dan masyarakat sekitar untuk mencoba menggunakan jasa yang telah mereka peroleh, dengan begitu pelanggan akan semakin banyak.
Semakin pesatnya kemajuan teknologi, komunikasi dan informasi yang terus berkembang akan banyak mempengaruhi pola hidup masyarakat dan terjadinya persaingan usaha di segala bidang. Tentunya semua perusahaan khususnya koperasi tidak ingin ketinggalan dalam memperoleh informasi yang handal untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Dengan adanya persaingan usaha tersebut, koperasi harus waspada terhadap kekuatan dan kelemahan koperasi, untuk itu koperasi harus mampu melihat potensi dirinya agar dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya. Dengan bantuan laporan keuangan, pengurus diharapkan mampu
(14)
melihat, menganalisa faktor-faktor mana yang mendukung dan mana yang menghambat jalannya perkembangan koperasi.
Kelancaran dan keberhasilan dari segala macam usaha yang dijalankan koperasi tidak lepas dengan adanya kesadaran, kemauan berpartisipasi serta peran secara aktif anggota dan masyarakat di sekitarnya, tentunya dengan catatan dukungan modal yang memadai, untuk mengembangkan usaha tersebut serta peran dan kemampuan pengurus dalam melaksanakan, mengelola dan menjalankan berbagai kebijakan demi menarik minat konsumen untuk mau menggunakan jasa yang ditawarkan dan masuk menjadi anggota koperasi berpengaruh terhadap keberhasilan usaha tersebut.
Berbagai macam faktor di atas harus dapat diatasi, dihadapi, dijalankan bersama-sama, saling mendukung demi keberhasilan seluruh kegiatan atau aktivitas koperasi agar dapat berjalan lancar, sehingga tercapainya keuntungan atau SHU yang maksimal untuk kelangsungan hidup koperasi dalam jangka panjang.
Koperasi Karyawan “SARI MANIS” PT. PG. CANDI BARU - SIDOARJO adalah koperasi yang anggota-anggotanya terdiri dari berbagai kalangan orang yang tidak terlepas dari kendala-kendala khususnya yang berkaitan dengan pengelolaan koperasi secara baik, terutama terbatasnya sumber daya manusia yang berkualitas, partisipasi anggota yang kurang serta modal usaha koperasi yang relatif rendah.
Kendala lainnya adalah faktor persaingan yang semakin ketat, dimana badan usaha selain koperasi yang ada di luar lingkungan usaha
(15)
Koperasi Karyawan “SARI MANIS” PT. PG. CANDI BARU – SIDOARJO yang ditopang dengan skala modal yang cukup besar dengan kualitas sumber daya manusia yang memadai dan dengan pola pasar yang cukup menarik, adalah merupakan persoalan yang harus menjadi pemikiran dan pertimbangan dalam mengembangkan dan memajukan Koperasi Karyawan “SARI MANIS” PT. PG. CANDI BARU - SIDOARJO.
Berikut ini disajikan perkembangan sisa hasil usaha yang diperoleh Koperasi Karyawan “SARI MANIS” PT. PG. CANDI BARU - SIDOARJO.
(16)
Tabel 1.1.
Data Perkembangan Sisa Hasil Usaha Periode Jumlah
Anggota
Jumlah Simpanan ( 000 )
Jumlah Pinjaman
( 000 )
SHU ( 000 )
Kenaikan ( 000 )
Kenaikan dalam persentase
( % ) 1998 499 Rp. 214.845,506 Rp. 164.474,403 Rp. 62.691,308
1999 488 Rp. 252.836,35 Rp. 209.480,393 Rp. 63.050,205 Rp. 358,897 0,1 2000 474 Rp. 295.519,9 Rp.253.646,777 Rp. 35.054,506 -Rp. 27.995,699 -17,9 2001 462 Rp. 335.510,2 Rp. 357.422,628 Rp. 36.381,459 Rp. 1.326,953 1,03 2002 449 Rp. 397.634,5 Rp. 447.646,35 Rp. 39.547,181 Rp. 3.165,722 1,1 2003 441 Rp. 465.404,5 Rp. 423.195,217 Rp. 41.424,1 Rp. 1.876,919 1,04 2004 452 Rp. 557.159,5 Rp. 431.055,668 Rp. 49.151,363 Rp. 7.727,263 1,2 2005 432 Rp. 578.045,8 Rp. 470.002,379 Rp. 53.088,589 Rp. 3.937,226 1,1 2006 426 Rp. 660.982,8 Rp. 658.522,559 Rp. 60.023,554 Rp. 6.934,965 1,13 2007 411 Rp. 684.298,8 Rp. 678.616,439 Rp. 70.265,954 Rp. 10.242,32 1,2 2008 385 Rp. 846.629,3 Rp. 891.785,25 Rp. 76.537,475 Rp. 6.271,521 1,2 Sumber: Laporan RAT tahun 1998-2008
Berdasarkan data pada table 1.1 menunjukkan bahwa pada jumlah anggota, jumlah simpanan, jumlah pinjaman dan sisa hasil usaha mengalami kenaikan tetapi dalam selisih kenaikan tidak selalu meningkat disetiap tahunnya, sehingga dengan kondisi tersebut, maka penulis tertarik ingin melakukan penelitian dengan judul
“Pengaruh Jumlah
Anggota, Jumlah Simpanan Serta Jumlah Pinjaman
Terhadap Besar Kecilnya Perolehan Sisa Hasil Usaha Pada
Koperasi Karyawan “Sari Manis” PT. PG. Candi Baru –
Sidoarjo”.
(17)
Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka dirumuskan masalah sebagai berikut : “Apakah jumlah anggota, jumlah simpanan, serta jumlah pinjaman mempunyai pengaruh terhadap perolehan Sisa Hasil Usaha ( SHU ) Koperasi Karyawan “SARI MANIS” PT. PG. CANDI BARU – SIDOARJO?”
1.3. Tujuan Penelitian
Untuk menguji, menganalisis, serta mengetahui apakah jumlah anggota, jumlah simpanan serta jumlah pinjaman mempunyai pengaruh positif terhadap perolehan Sisa Hasil Usaha pada Koperasi Karyawan “SARI MANIS” PT. PG. CANDI BARU – SIDOARJO?”
1.4. Manfaat Penelitian
Berdasarkan penelitian ini dapat memberikan manfaat yang berguna bagi :
a. Peneliti
Untuk menerapkan teori dan menambah wawasan yang telah diperoleh selama perkuliahan, serta dapat memberikan gambaran secara aplikatif tentang pengaruh jumlah anggota, jumlah simpanan serta jumlah pinjaman terhadap perolehan Sisa Hasil Usaha.
b. Perusahaan
Untuk dapat mengetahui secara langsung Koperasi Karyawan “SARI MANIS” PT. PG. CANDI BARU - SIDOARJO, dan hasil
(18)
penelitian ini diharapkan mampu meningkatkan peran koperasi simpan pinjam dalam peningkatan pendapatan untuk pembagian keuntungan dari Sisa Hasil Usaha.
c. Universitas
Diharapkan dapat menambah koleksi kepustakaan yang dapat digunakan untuk kepentingan ilmiah atau bahan referensi bagi peneliti lain dimasa yang akan datang dengan materi yang berhubungan dengan skripsi ini.
(19)
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1. Hasil Penelitian Terdahulu
Menurut Iramani dan Kristijadi (1997) yang meneliti tentang “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Sisa Hasil Usaha Pada Koperasi Unit Desa di Jawa Timur”. Melakukan penelitian untuk menguji apakah jumlah anggota koperasi, volume usaha, jumlah simpanan dan jumlah pinjaman mempengaruhi sisa hasil usaha pada KUD di Jawa Timur. Berdasarkan hasil analisis, menunjukan bahwa faktor-faktor jumlah anggota koperasi, volume usaha, jumlah simpanan dan jumlah pinjaman mempunyai pengaruh yang bermakna terhadap SHU pada KUD di Jawa Timur.
Tarsono (2001) yang meneliti tentang “Analisis Dan Tata Cara Perhitungan Sisa Hasil Usaha Koperasi (Kasus pada jenis Koperasi Konsumen)”. Melakukan penelitian ini untuk menguji, pendapatan koperasi konsumen disebut partisipasi Neto Anggota (PNA) bersumber dari selisih antara harga pelayanan atau disebut Partisipasi Bruto Anggaran (PBA) dikurangi dengan beban pokok pelayanan, setiap akhir tahun, SHU dan laba koperasi harus dibagikan kepada anggota sebanding dengan besarnya jasa usaha antara anggota dengan koperasi, SHU adalah uang milik anggota atau kelebihan kontribusi anggota, sehingga harus
(20)
dikembalikan kepada anggota sebanding dengan besarnya jasa usaha antara anggota.
Ahmar Supriati (2000) yang meneliti tentang “Siklus Akuntansi Koperasi Unit Perdagangan Umum dan Simpan Pinjam Pada Koperasi Karyawan STIE Perbanas Surabaya. Penelitian tersebut memiliki kesimpulan apakah secara umum perkembangan koperasi karyawan STIE Perbanas Surabaya cukup baik, namun perubahan yang mendasar dalam aktivitas tersebut belum ditunjang dengan adanya siklus akuntansi yang sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku, belum adanya pemisahan fungsi dan pelaksanaannya dalam struktur organisasi, pemrosesan data transaksi, penyajian laporan keuangan, pengendalian intern yang baik, kurangnya peran fungsi pengawas, pengelolaan yang profesional perlu adanya pertanggungjawaban yang baik dan informasi yang relevan dan dapat diandalkan untuk pengambilan keputusan, perencanaan maupun pengendalian koperasi.
Kristiawan (2001) melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Jumlah Pinjaman Dan Tambahan Modal Terhadap Sisa Hasil Usaha Pada Primkoppol Resort Bojonegoro”. Melakukan penelitian untuk menguji apakah jumlah pinjaman dan tambahan modal mempengaruhi SHU dan apakah tambahan modal mempunyai pengaruh yang paling dominan terhadap SHU. Berdasarkan hasil analisis, menunjukan bahwa jumlah pinjaman dan tambahan modal berpengaruh secara simultan terhadap SHU
(21)
terbukti kebenarannya berdasarkan hasil pengolahan data dengan nilai koefisien determinasi berganda.
Persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian yang sekarang ialah sama-sama menganalisa beberapa faktor yang mempengaruhi perolehan Sisa Hasil Usaha.
Adapun penelitian sekarang berbeda dengan penelitian terdahulu perbedaan disebabkan oleh objek penelitian, waktu penelitian berbeda dan variable penelitian yang digunakan.
Penelitian yang dilakukan saat ini merupakan pengembangan dari penelitian sebelumnya. Namun penelitian terdahulu mampu mendukung dalam penelitian ini.
2.2. Landasan Teori 2.2.1. Koperasi
2.2.1.1.Pengertian Koperasi
Koperasi (cooperative) berasal dari kata Co-Operation yang artinya bekerjasama yaitu dari kata “Co” yang artinya bersama-sama dan “Operation” berarti bekerja (Sitio dan Tamba, 2001 : 13).
Definisi koperasi menurut Baswir (1997) dipahami sebagai perkumpulan orang yang secara sukarela mempersatukan diri untuk memperjuangkan peningkatan kesejahteraan ekonomi mereka, melalui pembentukan sebuah perusahaan yang dikelola secara demokratis.
(22)
Sedangkan pengertian koperasi secara yuridis dapat dilihat pada Undang-Undang koperasi Nomor 25 tahun 1992, pada Bab I pasal 1 Ayat 1 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992, yang dimaksud dengan koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi dengan melaksanakan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan.
Berdasarkan berbagai pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa koperasi adalah perkumpulan orang bukan perkumpulan modal. Koperasi harus betul-betul mengabdi kepada kepentingan masyarakat berdasarkan persamaan derajat dan kesadaran para anggotanya untuk meningkatkan kesejahteraan bersama.
2.2.1.2.Landasan, Azas dan Tujuan Koperasi a. Landasan Koperasi Indonesia
Landasan koperasi Indonesia adalah pedoman dalam menentukan arah, tujuan, peran serta kedudukan koperasi terhadap pelaku-pelaku ekonomi lainnya.
Sebagaimana dinyatakan dalam Undang-Undang No. 25 / 1992 tentang pokok-pokok perkoperasian.
(23)
Koperasi di Indonesia mempunyai landasan sebagai berikut : a. Landasan Idiil Koperasi Indonesia
Sesuai dengan Bab II Undang-Undang No. 25 / 1992, landasan idiil koperasi adalah Pancasila. Hal ini berdasarkan perkembangan bahwa Pancasila sebagai pandangan hidup dan ideologi bangsa Indonesia. Pancasila dengan kelima sila-nya akan menjadi pedoman yang mengerahkan semua tindakan-tindakan koperasi dalam mengembangkan fungsinya di tengah-tengah kehidupan masyarakat. b. Landasan Strukturil
Bab II Undang-Undang No. 25 / 1992 menempatkan UUD 1945 sebagai landasan strukturil koperasi Indonesia UUD 1945 merupakan aturan pokok organisasi negara Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila.
b. Azas Koperasi Indonesia
Menurut Undang-Undang No. 25 / 1992, pasal 2, juga menetapkan bahwa asas koperasi Indonesia adalah kekeluargaan, ini merupakan pembeda utama antara koperasi dengan perusahaan lain. Perbedaan antara koperasi dengan bentuk-bentuk perusahaan yang semata-mata bertujuan mencari keuntungan dapat dilihat dari beberapa segi sebagai berikut (Baswir, 1997 : 56-63) :
(24)
1. Dilihat dari tujuan pendiriannya
Tujuan pendirian koperasi adalah untuk menyelenggarakan usaha bersama guna meningkatkan kesejahteraan ekonomi para anggotanya.
Tujuan pendirian perusahaan selain koperasi adalah untuk mengorganisasikan modal dan sumber daya lainnya dalam melakukan suatu usaha tertentu, dengan menekankan pada upaya pengalokasian modal dan sumber daya untuk menghasilkan barang dan jasa dengan memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya. 2. Dilihat dari keanggotaannya
Koperasi beranggotakan orang-orang yang bergabung dengan menyerahkan sumbangan modal dalam bentuk simpanan pokok. Hubungan antara koperasi dengan para anggotanya bersifat langsung. Selain itu para anggota mempunyai kesempatan yang sama untuk melibatkan diri secara aktif dalam pengelolaan dan pengawasan usaha koperasi.
Berbeda dengan praktik penyelenggaraan koperasi, pada perusahaan selain koperasi, hubungan antara kegiatan perusahaan dengan para pemilik (pemegang saham) sifatnya tidak langsung dan tidak jelas, karena memang secara konsepsional dan hukum ada pemisahan yang tegas antara fungsi pemilikan dan fungsi manajerial. Kepentingan para pemegang saham diukur berdasarkan jumlah
(25)
relatif pemilikan saham, sehingga orang yang memiliki saham dalam jumlah yang lebih besar akan mempunyai posisi yang lebih kuat dalam memberikan suara pada saat berlangsungnya rapat umum pemegang saham.
3. Dilihat dari permodalannya
Koperasi melakukan usaha dengan modal awal koperasi yang diperoleh dari simpanan pokok para anggotanya. Selain itu koperasi bisa juga memanfaatkan sumber-sumber modal lain, baik dari dalam maupun dari luar koperasi sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.
Modal awal perusahaan (terutama yang berbentuk perseroan), berasal dari penyertaan pertama yang dilakukan oleh para pemiliknya. Jumlah modal perusahaan telah ditetapkan pada saat awal pendiriannya. Jumlah ini tidak bisa berubah kecuali jika dikehendaki adanya perubahan pada akta pendirian.
4. Dilihat dari pemegang kekuasaan tertinggi
Kekuasaan tertinggi dalam koperasi terletak di tangan rapat anggota. Dalam rapat anggota ini, masing-masing anggota koperasi mempunyai hak dan kedudukan yang sama untuk mengungkapkan
(26)
pendapatan dalam perumusan kebijakan-kebijakan penting yang akan ditempuh oleh koperasi.
Sedangkan kekuasaan tertinggi pada perusahaan ada di tangan pemilik (pemegang saham). Dengan demikian jumlah pemilikan saham dalam menentukan kebijakan yang akan dijalankan oleh manajemen perusahaan.
5. Dilihat dari pembagian keuntungan
Koperasi tidak menggunakan istilah keuntungan melainkan Sisa Hasil Usaha (SHU). SHU Ini akan dibagikan kepada para anggota sesuai dengan perimbangan jasanya masing-masing. Jasa anggota diukur berdasarkan jumlah kontribusi masing-masing terhadap pembentukan SHU ini.
Sedangkan pembagian keuntungan yang diperoleh oleh perusahaan ditentukan berdasarkan jumlah pemilikan saham oleh masing-masing pemegangnya. Mereka yang memegang saham dalam jumlah yang besar akan mendapatkan bagian yang besar, sedangkan pemegang saham minoritas sudah tentu hanya akan mendapatkan sebagian kecil dari keuntungan perusahaan.
(27)
6. Dilihat dari segi bunga atas modal
Di dalam koperasi berlaku ketentuan mengenai pembatasan bunga atas modal. Pembatasan ini dilakukan agar koperasi dapat meningkatkan usahanya sehingga dapat memberikan pelayanan yang lebih baik kepada para anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya.
Sedangkan beban bunga atas modal pada perusahaan non koperasi akan mengikuti suku bunga pasar. Pembatasan bunga atas modal tidak pernah berlaku dan tidak mungkin dilakukan karena pemenuhan kebutuhan modal dilakukan melalui pasar uang atau pasar modal.
7. Modal dari manajemen usahanya
Manajemen usaha koperasi bersifat lebih terbuka karena semua anggota koperasi akan terlibat secara aktif dalam merencanakan kegiatan yang akan dilakukan oleh koperasi, melaksanakan tugas-tugas utama dalam rangka memenuhi fungsi dan tujuan koperasi, serta secara aktif ikut mengawasi jalannya kegiatan usaha koperasi.
Manajemen perusahaan selain koperasi cenderung bersifat tertutup. Hal ini bisa dimengerti karena memang ada pemisahan antara pemilik dengan manajemen. Kepentingan para pemilik (pemegang saham) hanya pada saat pelaksanaan rapat umum
(28)
pemegang saham dan pada saat pembagian deviden oleh manajemen perusahaan.
8. Dilihat dari orientasi usahanya
Koperasi berorientasi terhadap pemenuhan kebutuhan para anggotanya. Dengan demikian ada kaitan langsung antara bidang usaha yang akan dimasuki oleh koperasi dengan upaya pemenuhan kebutuhan ekonomi para anggotanya.
Perusahaan selain koperasi yang dipentingkan adalah pelipatgandaan modal para pemegang saham. Adapun jenis usaha yang akan dilakukan sama sekali tidak ada kaitannya dengan pemenuhan kebutuhan konsumsi para pemiliknya.
Berdasarkan gambaran mengenai ciri-ciri dan perbedaan koperasi dengan badan usaha lain dapat disimpulkan bahwa koperasi memang merupakan satu-satunya bentuk perusahaan yang secara sadar dibangun sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan.
c. Tujuan Koperasi Indonesia
Menurut Undang-Undang No. 25 / 1992 bab II pasal 3 memuat tujuan koperasi Indonesia adalah :
1. Untuk memajukan kesejahteraan anggotanya 2. Untuk memajukan kesejahteraan masyarakat dan
(29)
Ketiga tujuan tersebut dapat disimpulkan bahwa koperasi mendapatkan kedudukan sangat terhormat dalam perekonomian Indonesia, karena dinyatakan sebagai bentuk perusahaan yang sesuai dengan susunan perekonomian yang hendak dibangun di Indonesia. Oleh sebab itu sudah sepantasnya bila dalam UUD 1945 koperasi diakui sebagai bentuk perusahaan yang diharapkan dapat menjadi sokoguru perekonomian Indonesia (Baswir. R. 1997 : 41)
2.2.1.3.Prinsip Koperasi
Menurut Undang-Undang Koperasi Nomor 25 Tahun 1992, Bab III pasal 5 ayat 1 bahwa koperasi melaksanakan prinsipnya sebagai berikut (Sitio dan Tamba, 2002 : 26-31).
1. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka
Dijelaskan bahwa keanggotaan koperasi tidak ada unsur paksaan harus berdasarkan atas kesadaran sendiri dan tidak dilakukan pembatasan atau diskriminasi dalam bentuk apapun. Keanggotaan koperasi terbuka bagi siapapun yang memenuhi syarat-syarat keanggotaan yang telah ditetapkan oleh koperasi.
2. Pengelolaan dilakukan secara demokratis
Pengelolaan secara demokratis didasarkan pada kesamaan hak suara bagi setiap anggota dalam pengelolaan koperasi. Pemilihan pengelolaan koperasi dilaksanakan pada saat rapat anggota setiap
(30)
anggota mempunyai hak yang sama untuk memilih dan dipilih menjadi pengelola.
3. Pembagian SHU dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya usaha masing-masing anggota
Dalam koperasi, keuntungan yang diperoleh disebut sebagai sisa hasil usaha (SHU). SHU adalah selisih antara pendapatan yang diperoleh dengan biaya-biaya yang dikeluarkan dalam pengelolaan usaha. Dalam pembagiannya kepada anggota diberikan sebanding dengan partisipasi aktif anggota dalam usaha koperasi.
4. Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal
Pemberian balas jasa atas modal yang ditanamkan pada koperasi akan disesuaikan dengan kemampuan yang dimiliki koperasinya. 5. Kemandirian
Kemandirian pada koperasi dimaksudkan bahwa koperasi harus mampu berdiri sendiri dalam hal pengambilan keputusan usaha dan organisasi. Jadi peran serta anggota sebagai pemilik pengguna jasa harus saling mendukung.
6. Pendidikan perkoperasian
Kepengurusan koperasi harus dilakukan oleh orang-orang yang dapat dipercaya, mampu untuk mengelola usaha, membuat keputusan, kebijakan yang baik, berwawasan luas, berkemampuan tinggi agar kelangsungan hidup koperasi dapat terus dipertahankan,
(31)
maka setiap anggota harus dibekali pengetahuan memadai tentang koperasi oleh karena itu pendidikan adalah mutlak.
7. Kerjasama antar koperasi
Banyak koperasi didirikan dengan berbagai jenis dan tingkatan yang berbeda, namun didasari bahwa koperasi-koperasi tersebut pada dasarnya mengembang misi yang sama, yaitu memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya. Untuk itu perlu diadakan kerjasama antar koperasi dimaksudkan untuk saling memanfaatkan kelebihan dan menghilangkan kelemahan masing-masing, sehingga hasil akhir yang dicapai secara optimal. Kerjasama tersebut diharapkan akan saling menunjang pemberdayaan sumberdaya sehingga diperoleh hasil yang lebih optimal.
2.2.1.4.Bentuk dan Jenis Koperasi
Bentuk koperasi di Indonesia ada dua yaitu (Anaroga dan Sudantoko, 2002 : 19-20) :
1. Koperasi Primer, adalah koperasi yang anggotanya adalah orang yang memiliki kesamaan kepentingan ekonomi dan ia melaksanakan kegiatan usahanya dengan langsung melayani para anggotanya.
2. Koperasi Sekunder, adalah semua koperasi yang didirikan dan beranggotakan koperasi primer dan atau koperasi sekunder.
(32)
Untuk konteks Indonesia didasarkan pada kebutuhan nyata masyarakat. Secara umum, di Indonesia ada lima klasifikasi koperasi, diantaranya adalah (Anoraga dan Sudantoko, 2002 : 19-25).
1. Koperasi Konsumsi adalah koperasi yang menangani pengadaan berbagai barang-barang untuk memenuhi kebutuhan anggotanya.
2. Koperasi Simpan Pinjam atau Koperasi Kredit, jenis koperasi ini didirikan untuk memberikan kesempatan kepada para anggotanya memperoleh pinjaman dengan mudah dan biaya bunga yang ringan. 3. Koperasi Produksi adalah koperasi yang bergerak dalam bi dang
produksi barang-barang baik yang dilaksanakan oleh koperasi itu maupun para anggotanya.
4. Koperasi Jasa adalah koperasi yang bergerak dibidang penyediaan jasa tertentu bagi para anggota maupun masyarakat umum.
5. Koperasi Serba Usaha yaitu dalam rangka meningkatkan produksi dan kehidupan masyarakat di daerah pedesaan, pemerintah menganjurkan pembentukan koperasi unit desa.
2.2.1.5. Struktur Organisasi Koperasi
Menurut Supriono (1990 : 270), pengertian organisasi adalah pembagian pekerjaan diantara kelompok atau individu dan meyakinkan bahwa sub-sub tersebut dihubungkan secara bersama-sama secara efektif. Organisasi dapat ditelaah dari 2 segi yaitu :
(33)
1. Organisasi sebagai wadah adalah suatu organisasi dimana kegiatan-kegiatan administrasi dan manajemen dijalankan didalamnya.
2. Organisasi sebagai proses adalah organisasi yang didalamnya terdapat interaksi antara orang-orang yang menjadi anggota organisasi tersebut.
Struktur organisasi merupakan bidang pertama yang menjadi permasalahan dalam manajemen. Sebagai pedoman dalam melaksanakan tugas, harus terdapat garis dasar yang menetapkan pedoman pelaksanaan organisasi dari suatu usaha organisasi internal yang dapat diartikan sebagai pembagian tugas dan wewenang yang sesuai dengan fungsi dan unit yang ada dalam organisasi koperasi.
(34)
Berikut ini disajikan bagan struktur organisasi dari koperasi :
Gambar 2.1 Struktur Organisasi Koperasi
Garis perintah Sumber Sukamdiyo, 1997
Garis tanggung jawab Manajemen Koperasi, Erlangga : 13 Secara umum dalam organisasi koperasi Indonesia terdapat struktur atau tatanan manajemen sebagai berikut :
Alat kelengkapan atau perangkat organisasi koperasi, yaitu sesuai dengan pasal 21 Undang-Undang Koperasi Nomor 25 tahun 1992. Alat ini terdiri dari:
RAPAT ANGGOTA
PENGURUS
MANAJER
KEPALA UNIT
KARYAWAN
PENGAWAS DEWAN PENASEHAT
KEPALA UNIT KEPALA UNIT
(35)
1) Rapat anggota
Rapat anggota dikenal dengan istilah RAT, secara normal diselenggarakan satu tahun sekali atau selambat-lambatnya tiga bulan setelah tutup pada tahun yang bersangkutan.
2) Pengurus Koperasi
Pengurus dipilih dari dan oleh anggota koperasi. Dalam rapat anggota pengurus merupakan pemegang kuasa rapat anggota, untuk pertama kali sasaran dan nama anggota pengurus dicantumkan dalam akta pendirian.
3). Pengawas
Pengawas merupakan badan yang dipilih dari dan oleh anggota dalam rapat anggota yang sesuai dengan bunyi pasal 38 Undang-Undang Koperasi Nomor 25 Tahun 1992. Pengawas bertugas melakukan pemeriksaan terhadap tata kehidupan koperasi, termasuk organisasi usaha, dan pelaksanaan kebijakan pengurus.
a. Dewan Penasehat
Apabila dirasakan perlu maka dapat diangkat seseorang penasehat atau pembina. Fungsi ini biasanya dijabat oleh personel dari kantor dan pengusaha kecil atau PEMDA atau dari koperasi sekunder.
(36)
b. Manajer
Manajer adalah pemimpin dari semua karyawan yang dimiliki oleh koperasi yang diserahi tugas dan tanggung jawab oleh pengurus. Tugas manajer adalah mengelola dan menjalankan usaha koperasi sebagai organisasi ekonomi.
c. Kepala Unit
Pemimpin yang diberi hak, kewajiban serta wewenang ya ng lebih besar pada unit tertentu atau bagiannya.
d. Karyawan
Semua orang yang bekerja pada satu perusahaan tertentu ,
2.2.2. Laporan Keuangan
2.2.2.1. Pengertian Laporan Keuangan
Akuntansi Keuangan adman sistem pengakumulasian, pemrosesan, dan pengkomunikasian yang didisain untuk informasi pengambilan keputusan yang berkaitan dengan investasi dan kredit oleh pemakai eksternal. Informasi akuntansi keuangan dikomunikasikan melalui laporan keuangan yang dipublikasikan dan dibatasi oleh beberapa ketentuan Standar Akuntansi Keuangan (Hanafi, 2003:29).
Menurut kieso (2002:3), akuntansi keuangan merupakan sebuah proses yang berakhir pada pembuatan laporan keuangan menyangkut perusahaan secara keseluruhan untuk digunakan baik oleh pihak-pihak
(37)
internal maupun pihak eksternal. Pemakai laporan keuangan ini meliputi investor, kreditor, manajer, serikat pekerja, dan badan-badan pemerintah.
2.2.2.2.Tujuan Akuntansi Keuangan
Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa akuntansi keuangan adalah sebuah proses yang berakhir pada pembuatan laporan keuangan yang didesain untuk informasi pengambilan keputusan baik oleh pihak internal maupun eksternal.
Tujuan akuntansi keuangan adman memberikan informasi kuantitatif tentang suatu perusahaan yang berguna bagi pemakai khususnya pemilik dan kreditur dalam proses pengambilan keputusan. Tujuan ini termasuk memberikan informasi yang dapat digunakan untuk menilai efektivitas manajemen dalam
2.2.2.3.Manfaat Akuntansi Keuangan
memenuhi tanggung jawab manajemen dan kepengurusannya (Harahap, 2002:139).
Laporan keuangan yang dihasilkan dari akuntansi keuangan akan bermanfaat bagi pihak internal perusahaan khususnya untuk dapat menilai kinerja dan kondisi keuangan perusahaan di masa mendatang. Selain itu juga bermanfaat untuk pihak ekternal khususnya investor dan kreditor untuk pembuatan keputusan ekonomi. (Hanafi, 2003:30).
(38)
2.2.3. Laporan Keuangan Koperasi
2.2.3.1.Pengertian Laporan Keuangan Koperasi
Laporan keuangan disusun dengan maksud untuk menyediakan informasi laporan keuangan mengenai suatu perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan -keputusan ekonomi. Definisi dari laporan keuangan adalah ringkasan dari suatu proses pencatatan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan. (Baridwan, 2004:17).
Laporan keuangan merupakan sarana pengkomunikasian informasi keuangan utama kepada pihak-pihak di luar korporasi. Laporan ini menampilkan sejarah perusahaan yang dikuantifikasi dalam nilai moneter. (Kieso, 2002:3).
Menurut PSAK No. 27, laporan keuangan koperasi meliputi neraca, perhitungan hasil usaha, laporan arus kas, laporan promosi ekonomi anggota, dan catatan atas laporan keuangan.
2.2.3.2.Jenis Laporan Keuangan Koperasi
1.
Menurut SAK (2007:27.9), jenis laporan koperasi meliputi
Menurut PSAK No. 27, neraca menyajikan informasi mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas koperasi pada waktu tertentu Neraca
(39)
(SAK, 2007:27.9).
Menurut Darsono dan Ashari (2005:18), neraca adalah laporan tentang posisi keuangan perusahaan pada tanggal tertentu seperti yang tertera dalam neraca, jadi kondisi yang dijelaskan dalam neraca adalah kondisi pada tanggal tertentu. Biasanya neraca dibuat per 31 Desember, atau tiap, akhir bulan. Neraca terdiri atas hak atau sumber daya perusahaan dan kewajiban perusahaan.
(40)
Berikut ini adalah ilustrasi laporan keuangan neraca koperasi: Tabel 2.1.
Koperasi Pembangunan Rakyat Neraca
31 Desember 20X1 Dan 20X0
ASET 20X1 20X0 KEWAJIBAN DAN EKUITAS 20X1 20X0
ASET LANCAR KEWAJIBAN JANGKA PANJANG
Kas dan Bank xxxx Xxxx
Investasi Jangka Panjang xxxx Xxxx Utang Usaha xxxx xxxx
Piutang Usaha xxxx Xxxx Utang Bank xxxx xxxx
Piutang Pinjaman Anggota xxxx Xxxx Utang Pajak xxxx xxxx
Piutang Pinjaman Non-Anggota xxxx Xxxx Utang Simpanan Anggota xxxx xxxx
Piutang Lain-Lain xxxx Xxxx Utang Dana Bagian SHU xxxx xxxx
Peny. Piutang Tidak Tertagih (xxxx) (xxxx) Utang Jangka Panjang
Persediaan xxxx Xxxx akan Jatuh Tempo xxxx xxxx
Pendapatan Akan Diterima xxxx Xxxx Biaya Harus Dibayar xxxx xxxx
Jumlah Aset Lancar xxxx Xxxx Jumlah Kwj Jangka Panjang xxxx xxxx INVESTASI JANGKA PANJANG
Pernyataan pada Koperasi xxxx Xxxx KEWAJIBAN JANGKA PANJANG
Pernyataan pada Non-Koperasi xxxx Xxxx Utang Bank xxxx xxxx
Jumlah Investasi Jangka Utang Jangka Panjang Lainnya xxxx xxxx
Panjang xxxx Xxxx Jumlah Kewajiban
Jangka Panjang xxxx xxxx
ASET TETAP EKUITAS
Tanah/Hak atas Tanah xxxx Xxxx Simpanan Wajib xxxx xxxx
Bangunan xxxx Xxxx Simpanan Pokok xxxx xxxx
Mesin xxxx Xxxx Modal Penyertaan
Inventaris xxxx Xxxx Partisipasi Anggota xxxx xxxx
Akumulasi Penyusustan (xxxx) (xxxx) Modal penyertaan xxxx xxxx
Jumlah Aset Tetap xxxx Xxxx Modal sumbangan xxxx xxxx
Cadangan xxxx xxxx
ASSET LAIN-LAIN SHU belum dibagi xxxx xxxx
Aktiva Tetap Dalam Konstruksi Jumlah Ekuitas xxxx xxxx
Beban Ditangguhkan Jumlah Aset Lain-Lain
JUMLAH KEWAJIBAN
JUMLAH ASET xxxx Xxxx DAN EKUITAS xxxx xxxx
Sumber : SAK, 2007:27.12
2. Perhitungan Hasil Usaha (PHU)
Perhitungan hasil usaha menyajikan informasi mengenai pendapatan dan beban-beban usaha dan beban perkoperasian selama
(41)
periode tertentu. Perhitungan hasil sisa usaha menyajikan hasil akhir yang disebut sisa hasil usaha. Sisa hasil usaha yang diperoleh mencakup hasil usaha dengan anggota dan laba atau rugi kotor dengan non-anggota. Istilah perhitungan hasil sisa usaha digunakan mengingat manfaat dari usaha koperasi tidak semata-mata diukur dari sisa hasil usaha atau laba tetapi lebih ditentukan pada manfaat bagi anggota (SAK, 2007:27.9).
Tabel 2.2
Perhitungan Hasil Usaha
20X1 20X0 PARTISIPASI ANGGOTA
xxxx
Partisipasi Bruto Anggota Xxxx
(xxxx)
Beban Pokok (xxxx)
xxxx
Partisipasi Neto Anggota Xxxx
PENDAPATAN DARI ANGGOTA
xxxx
Penjualan Xxxx
(xxxx)
Harga Pokok (xxxx)
xxxx
Laba (Rugi) Kotor Dengan Non-Anggota Xxxx xxxx
Sisa Hasil Usaha Kotor Xxxx
Beban operasi
(xxxx)
Beban Usaha (xxxx)
xxxx
Sisa Hasil Usaha Koperasi Xxxx
(xxxx)
Beban Perkoperasian (xxxx)
xxxx
Sisa Hasil Usaha Setelah Beban Perkoperasian Xxxx xxxx
Pendapatan Dan Beban Lain-Lain Xxxx
xxxx
Sisa Hasil Usaha Sebelum Pos-Pos Luar Biasa Xxxx xxxx
Pendapatan Dan Beban Luar Biasa Xxxx
xxxx
Sisa Hasil Usaha Sebelum Pajak Xxxx
(xxxx)
Pajak Penghasilan (xxxx)
xxxx
Sisa Hasil Usaha Setelah Pajak Xxxx
(42)
3. Laporan Arus Kas
4.
Laporan arus kas menyajikan informasi mengenai perubahan kas yang meliputi saldo awal kas, sumber penerimaan kas, pengeluaran kas, dan saldo akhir kas pada periode tertentu (SAK, 2007:27.9).
Laporan Promosi Ekonomi Anggota
1.
Menurut PSAK No. 27 (2007:27.9), laporan promosi ekonomi anggota adalah laporan yang memperlihatkan manfaat ekonomi yang diperoleh anggota koperasi selama satu tahun tertentu. Laporan tersebut mencakup empat unsur, yaitu :
2.
Manfaat ekonomi dari pembelian barang atau pengadaan jasa bersama
3. Manfaat ekonomi dari simpan pinjam lewat koperasi Manfaat ekonomi dari pemasaran dan pengolahan bersama
4. Manfaat ekonomi dalam bentuk pembagian sisa hasil usaha
Manfaat tersebut mencakup manfaat yang diperoleh selama tahun berjalan dari transaksi pelayanan yang dilakukan koperasi untuk anggota dan manfaat yang diperoleh pada akhir tahun buku dari pembagian sisa hasil usaha tahun berjalan. Laporan promosi ekonomi anggota ini disesuaikan dengan jenis koperasi dan usaha yang dijalankannya (SAK, 2007:27.9).
(43)
ketentuan anggaran dan anggaran rumah tangga koperasi. Bagian sisa hasil usaha untuk anggota merupakan manfaat ekonomi yang diterima anggota pada akhir tahun buku. Dalam hal pembagian sisa hasil usaha tahun berjalan belum dibagi karena tidak diatur secara tegas pembagiannya dalam anggaran dasar atau anggaran rumah tangga yang harus menunggu keputusan rapat anggota, maka manfaat ekonomi yang diterima dari pembagian sisa hasil usaha dapat dicatat atas dasar taksiran jumlah bagian sisa hasil usaha yang akan diterima oleh anggota (SAK, 2007:27.10).
5. Catatan atas
Menurut SAK (2007:27.10), catatan atas laporan keuangan menyajikan pengungkapan (disclosures) yang memuat:
Laporan Keuangan
a) Perlakuan akuntansi antara lain mengenai 1)
2)
Pengakuan pendapatan dan beban sehubungan dengan transaksi koperasi dengan anggota dan nonanggota
3)
Kebijakan akuntansi tentang aset tetap, penilaian persediaan, piutang, dan sebagainya
b) Pengungkapan informasi lain antara lain :
Dasar penetapan harga pelayanan kepada anggota dan nonanggota
1) Kegiatan atau pelayanan utama koperasi kepada anggota bait yang tercantum dalam anggaran dasar dan anggaran rumah
(44)
tangga maupun dalam praktek, atau yang telah dicapai oleh koperasi.
2) Aktivitas koperasi dalam pengembangan sumber daya dan mempromosikan usaha ekonomi anggota, pendidikan dan pelatihan perkoperasian, usaha, manajemen yang diselenggarakan untuk anggota, dan penciptaan lapangan usaha baru untuk anggota
3)
4)
Ikatan atau kewajiban bersyarat yang timbul dan transaksi koperasi dengan anggota
5)
Pengklasifikasian piutang dan utang yang timbul dari transaksi koperasi dengan anggota dan nonanggota
6) Aset yang dioperasikan oleh koperasi tetapi bukan milik koperasi
Pembatasan penggunaan dan risiko atas aset tetap yang diperoleh atas dasar hibah atau sumbangan
7) Aset yang diperoleh secara hibah dalam bentuk pengalihan saham dari perusahaan swasta
8) Pembagian sisa hasil usaha dan penggunaan cadangan 9) Hak dan tanggungan pemodal modal penyertaan
10) Penyelenggaraan rapat anggota, dan keputusan-keputusan penting yang berpengaruh terhadap perlakuan akuntansi dan penyajian laporan keuangan.
(45)
2.2.3.3.Pengguna Laporan Keuangan Koperasi
Pengurus bertanggungjawab dan wajib melaporkan kepada rapat anggota segala sesuatu yang menyangkut tata kehidupan koperasi. Laporan keuangan Koperasi selain merupakan bagian dari sistem pelaporan Keuangan koperasi, juga merupakan bagian dari laporan pertanggungjawaban pengurus tentang tata kehidupan koperasi. Dengan demikian, dilihat dari fungsi manajemen, laporan keuangan sekaligus dapat dijadikan sebagai salah satu evaluasi kemajuan koperasi (Arifin, 2001:107). Pemakai laporan keuangan meliputi investor, karyawan, pemberi pinjaman, pemasok dan kreditor usaha lainnya, pelanggan, pemerintahan serta lembaga-lembaga, dan masyarakat.
Mereka menggunakan laporan keuangan untuk memenuhi beberapa kebutuhan ini, meliputi (SAK, 2002 : 2-3) :
1. Investor 2. Karyawan
3. Memberi pinjaman
4. Pemasok dan kreditor usaha lainnya 5. Pelanggan
6. Pemerintah 7. Masyarakat
(46)
2.2.3.4.Tujuan Pelaporan Keuangan Koperasi
Tujuan laporan Keuangan koperasi adalah untuk menyediakan informasi yang berguna bagi pemakai utama dan pemakai lainnya. Beberapa hal yang dapat diinformasikan oleh laporan keuangan sebagai berikut (Arifin, 2001:108):
1.
2. Prestasi keuangan koperasi selama suatu periode.
Manfaat yang diperoleh setelah menjadi anggota koperasi.
3. Transaksi, kejadian, dan keadaan yang mengubah sumber daya ekonomis, kewajiban, dan kekayaan bersih dalam suatu periode. Transaksi yang berkaitan dengan anggota dipisahkan dengan yang bukan anggota.
4. Informasi penting lainya yang mungkin mempengaruhi likuiditas dan solvabilitas koperasi.
2.2.3.5.Karakteristik Pelaporan Keuangan Koperasi
Menurut Arifin (2001:109) laporan Keuangan koperasi mempunyai karakter tersendiri sebagai berikut :
1.
2.
Laporan Keuangan merupakan bagian dari pertanggungjawaban pengurus kepada para anggotanya di dalam rapat anggota tahunan (RAT).
Laporan Keuangan biasanya meliputi neraca/laporan posisi Keuangan, laporan sisa hasil usaha, dan laporan arus kas yang penyajiannya
(47)
dilakukan secara komparatif. 3.
4. Laporan laba rugi menyajikan hasil akhir yang disebut Sisa Hasil Usaha (Brio).
Laporan keuangan yang disampaikan pada RAT harus ditandatangani oleh semua anggota pengurus Koperasi(UU No.25 /1992, Pasal 36 Ayat 1).
5.
6.
SHU yang berasal dari transaksi anggota maupun non anggota didistribusikan sesuai dengan komponen-komponen pembagian SHU yang telah diatur dalam AD atau ART koperasi.
7.
Laporan keuangan koperasi bukan merupakan laporan keuangan konsolidasi dari koperasi-koperasi.
8.
Posisi keuangan koperasi tercermin pada neraca, sedangkan sisa hasil usaha tercermin pada perhitungan hasil usaha.
9. Alokasi pendapatan dan beban pada perhitungan hasil usaha kepada anggota dan bukan anggota, berpedoman pada perbandingan manfaat yang diterima oleh anggota dan bukan anggota.
Laporan keuangan yang diterbitkan oleh koperasi dapat menyajikan hak dan kewajiban anggota beserta hasil usaha dari dan untuk anggota, disamping yang berasal dari bukan anggota.
10.Modal koperasi yang dibukukan terdiri dari : a.Simpanan-simpanan
(48)
c.Penyisihan dari hasil usahanya termasuk cadangan serta sumber-sumber lain.
11.Pendapatan koperasi yang di peroleh dalam satu tahun buku dikurangi dengan penyusutan-penyusutan dan beban-beban dari tahun buku yang bersangkutan disebut sisa hasil usaha.
Keanggotaan koperasi atau kepemilikan pada koperasi tidak dapat dipindah-tangankan dengan dalih apapun.
2.2.4. Sisa Hasil Usaha
2.2.4.1.Pengertian Sisa Hasil Usaha
Pengertian Sisa Hasil Usaha menurut Undang-Undang Koperasi No. 25 Tahun 1992 bab IX pasal 45, adalah pendapatan koperasi yang diperoleh dalam satu tahun buku setelah dikurangi penyusutan-penyusutan dan biaya-biaya dengan tahun buku yang bersangkutan. Sisa Hasil Usaha terdiri dari dua bagian, yaitu (Sitio dan Tamba, 2001 : 87) :
a. Sisa hasil usaha yang berasal dari usaha yang diselenggarakan untuk anggota, dibagi untuk :
1. Cadangan koperasi
2. Anggota sebanding dengan jasa yang diberikan
3. Anggota menurut perbandingan simpanan wajib dan pokok 4. Dana pengurus dan pengawas
(49)
6. Dana pendidikan koperasi 7. Dana sosial
b. Sisa Hasil Usaha yang berasal dari usaha yang diselenggarakan untuk bukan anggota, dibagi untuk :
1. Cadangan koperasi
2. Anggota menurut perbandingan simpanan pokok dan wajib 3. Dana pengurus dan pengawas
4. Dana pegawai atau karyawan 5. Dana pendidikan koperasi 6. Dana sosial
Pembagian sisa hasil usaha diatur dalam anggaran dasar. Demikian pula dengan cara penggunaan sisa hasil usaha, kecuali cadangan koperasi, diatur dalam anggaran dasar dengan mengutamakan kepentingan koperasi.
2.2.4.2.Pembagian Keuntungan / SHU 1. SHU atas jasa modal
Pembagian ini juga sekaligus mencerminkan anggota sebagai pemilik ataupun investor, karena jasa atas modalnya (simpanan) tetap diterima dari koperasinya, sepanjang koperasi tersebut menghasilkan SHU pada tahun buku yang bersangkutan.
(50)
2. SHU atas jasa usaha
Jasa ini menegaskan bahwa anggota koperasi selain pemilik juga sebagai pemakai atau pelanggan. Secara umum SHU koperasi dibagi sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan pada Anggaran Dasar atau Anggaran Rumah Tangga koperasi sebagai berikut :
- Jasa anggota
- Dana pengurus
- Dana karyawan
- Dana pendidikan
- Dana sosial
- Dana untuk pengembangan usaha
Agar tercermin azas keadilan, demokrasi, transparansi dan sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi, maka perlu diperhatikan prinsip-prinsip pembagian SHU sebagai berikut :
1. SHU yang dibagi adalah yang bersumber dari anggota SHU yang dibagi kepada anggota adalah yang bersumber dari anggota sendiri. Sedangkan SHU yang bukan berasal dari hasil transaksi dengan anggota pada dasarnya tidak dibagi kepada anggota, melainkan dijadikan cadangan koperasi. Langkah pertama dalam pembagian SHU adalah memilahkan yang bersumber dari hasil transaksi usaha dengan anggota dan yang bersumber dari non anggota.
(51)
2. SHU anggota adalah jasa dari modal dan transaksi usaha yang dilakukan anggota sendiri.
SHU yang diterima setiap anggota pada dasarnya merupakan insentif dari modal yang diinvestasikannya dan dari hasil transaksi yang dilakukan anggota dengan koperasi.
3. Pembagian SHU anggota dilakukan secara transparan
Proses perhitungan SHU para anggota dan jumlah SHU yang dibagi kepada anggota harus diumumkan secara transparan, sehingga setiap anggota dapat dengan mudah menghitung secara kuantitatif berapa partisipasinya.
4. SHU anggota dibayar secara tunai
SHU para anggota haruslah diberikan secara tunai, karena dengan demikian koperasi membuktikan dirinya sebagai badan usaha yang sehat kepada anggota dan masyarakat mitra bisnisnya.
2.2.5. Keanggotaan Koperasi
Menurut Undang-Undang Koperasi No. 25 Tahun 1992 pasal 17, menyatakan bahwa anggota koperasi adalah pemilik dan sekaligus pengguna jasa koperasi, sedangkan keanggotaan koperasi dicatat dalam buku daftar anggota.
(52)
Keanggotaan koperasi terdiri dari orang-orang atau badan hukum koperasi. Sedangkan yang dapat menjadi anggota koperasi adalah setiap warga negara Indonesia yang :
1. Mampu untuk melakukan tindakan hukum 2. Menerima landasan idiil, azas dan sendi koperasi
3. Sanggup dan bersedia melakukan kewajiban-kewajiban dan hak-hak sebagai anggota, sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang anggaran dasar dan anggaran rumah tangga serta peraturan koperasi lainnya.
2.2.6. Jumlah Simpanan
Menurut SAK No. 27 (2002 : 276) jumlah simpanan adalah sejumlah tertentu dalam nilai uang yang diserahkan oleh anggota koperasi atas kehendak sendiri sesuai perjanjian. Jenis simpanan yang disetor oleh anggota kepada koperasi adalah :
a. Simpanan pokok, ialah suatu jumlah tertentu dalam jumlah pinjaman yang sama besarnya bagi tiap-tiap anggota, yang wajib diserahkan atau disanggupkan secara tertulis akan diserahkan kepada koperasi pada waktu akan menjadi anggota.
b. Simpanan wajib ialah suatu jumlah tertentu dalam nilai uang yang sama besarnya bagi tiap-tiap anggota yang wajib diserahkan oleh anggota kepada koperasi pada waktu dan kesempatan tertentu.
(53)
c. Simpanan sukarela, ialah suatu jumlah tertentu dalam nilai uang yang diserahkan oleh anggota kepada koperasi.
Koperasi beranggotakan orang-orang yang menjadi pelanggan usahanya. Mereka bergabung dengan menyerahkan sumbangan modal dalam bentuk simpanan pokok. Semakin banyak anggota koperasi yang menyimpan dananya pada koperasi diharapkan akan meningkatkan volume kegiatan koperasi sehingga akan meningkatkan sisa hasil usaha yang akan diperoleh koperasi dan akhirnya diharapkan pula akan meningkatkan gerakan pembangunan koperasi.
2.2.7. Jumlah Pinjaman
Jumlah pinjaman adalah sejumlah tertentu dalam nilai uang yang ditarik atau pinjaman oleh anggota koperasi dengan jangka waktu tertentu sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati.
Dengan banyaknya anggota koperasi yang melakukan pinjaman pada koperasi diharapkan mampu memberikan sumbangsih yang berkaitan dengan penerimaan sejumlah bunga terhadap pinjaman yang telah dilakukan oleh anggota koperasi. Dengan demikian semakin banyak anggota koperasi yang melakukan pinjaman, diharapkan pula mampu meningkatkan sisa hasil usaha koperasi yang nantinya juga akan mempengaruhi perputaran modal suatu koperasi.
(54)
2.2.8. Pengaruh Jumlah Anggota Terhadap Sisa Hasil Usaha
Menurut Undang-Undang Koperasi No. 25 Tahun 1992 pasal 45, menyatakan bahwa sisa hasil usaha koperasi merupakan pendapatan koperasi yang diperoleh dalam satu tahun buku dikurangi dengan biaya, penyusutan dan kewajiban lainnya termasuk pajak, dalam tahun buku yang bersangkutan. Semakin banyak jumlah anggota koperasi maka akan dapat meningkatkan volume kegiatan koperasi sehingga akan meningkatkan Sisa Hasil usaha koperasi dan pada akhirnya pula akan meningkatkan gerak pembangunan koperasi itu sendiri.
2.2.9. Pengaruh Jumlah Simpanan Terhadap Sisa Hasil Usaha
Banyak anggota koperasi yang menyimpan dananya pada koperasi, maka akan dapat meningkatkan modal koperasi. Peningkatan modal juga dapat berasal dari simpanan sukarela yang diperoleh dari orang yang bukan anggota koperasi atau modal yang digali dari kewajiban lain. Dengan semakin bertambahnya modal, maka akan semakin meningkatkan volume kegiatan koperasi dan sisa hasil usaha yang didapat dari pendapatan atas kegiatan usaha koperasi tersebut.
2.2.10. Pengaruh Jumlah Pinjaman Terhadap Sisa Hasil Usaha
Semakin banyak anggota koperasi yang melakukan pinjaman pada koperasi, maka akan dapat menambah modal koperasi. Bertambahnya
(55)
modal ini akan secara langsung mempengaruhi volume usaha dan sekaligus juga pembagian sisa hasil usaha koperasi itu sendiri.
2.3. Teori Yang Memberikan Pengaruh Jumlah anggota, Jumlah Simpanan, dan Jumlah Pinjaman Terhadap Sisa Hasil Usaha.
2.3.1. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran ini hakekatnya merupakan upaya untuk mencoba menjawab secara ringkas permasalahan yang telah diidentifikasikan secara rasional melalui alur pikiran yang didasarkan pada kerangka logis.
Berdasarkan teori dan hasil penelitian terdahulu yang telah dikemukakan di atas, maka dapat diambil premis-premis yang kemudian dari premis-premis tersebut akan disimpulkan sehingga dapat dijadikan dasar dalam mengemukakan hipotesis. Premis-premis tersebut adalah : Premis 1 :
Jumlah anggota, volume usaha, jumlah simpanan dan jumlah pinjaman adalah merupakan variabel-variabel yang berpengaruh terhadap peningkatan SHU pada suatu koperasi (Iramani : 1997).
Premis 2 :
Mengacu pada teori Baswir (2000 : 208) yang mengungkapkan bahwa besar kecilnya SHU sangat bergantung pada usaha simpan pinjam para
(56)
anggota, jumlah anggota yang dimiliki serta besarnya tambahan modal dari luar koperasi.
Premis 3 :
SHU adalah uang milik anggota atau kelebihan kontribusi anggota, sehingga SHU harus dikembalikan kepada anggota sebanding dengan besarnya jasa usaha antara anggota dengan koperasinya. (Ono Tarsono, 2001).
Uji Statistik Regresi Linier Berganda
Gambar 2.2 Kerangka Pikir Jumlah Anggota
koperasi (X1)
Variabel bebas
Jumlah Simpanan (X2)
Jumlah Pinjaman (X3)
Sisa Hasil Usaha (Y) Variabel terikat
(57)
2.4. Hipotesis
Mengacu teori dan penelitian terdahulu seperti yang telah diuraikan diatas, maka dapat dirumuskan suatu dugaan sementara atau hipotesis. Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah “Diduga jumlah anggota, jumlah simpanan, serta jumlah pinjaman mempunyai pengaruh positif terhadap perolehan Sisa Hasil Usaha (SHU) Koperasi Karyawan “Sari Manis” PT. PG. Candi Baru - Sidoarjo “
(58)
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Definisi Operasional Dan Pengukuran Variabel
Yang dimaksud definisi operasional dan pengukuran variabel adalah pernyataan tentang definisi dan pengukuran variabel-variabel penelitian secara operasional berdasarkan teori-teori yang ada ataupun pengalaman-pengalaman empiris.
Definisi operasional dan pengukuran variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari :
a. Variabel Terikat (dependent)
Sisa Hasil Usaha (Y) merupakan pendapatan koperasi yang diperoleh dalam satu tahun buku dikurangi dengan biaya-biaya penyusutan dan biaya lain termasuk pajak dalam tahun buku yang bersangkutan.
Skala pengukurannya adalah rasio (satuan pengukuran adalah rupiah) b. Variabel Bebas (independent), terdiri dari :
1. Anggota Koperasi (X1
Adalah jumlah orang-orang yang menjadi anggota pada Koperasi Karyawan “SARI MANIS” PT. PG. CANDI BARU - SIDOARJO. Skala pengukurannya adalah rasio dengan satuan pengukuran jumlah orang.
(59)
2. Jumlah Simpanan (X2
Adalah jumlah dana yang menjadi modal koperasi yang diperoleh dari simpanan pokok, simpanan wajib, dan simpanan sukarela per tahun.
Skala pengukuran menggunakan skala rasio dan satuan pengukurannya dalam bentuk rupiah per tahun.
)
3. Jumlah Pinjaman (X3
Adalah pinjaman yang digunakan oleh anggota koperasi, dimana jumlahnya harus disesuaikan dengan besarnya simpanan yang tercatat pada koperasi.
Skala pengukuran menggunakan skala rasio dan satuan pengukurannya dalam bentuk rupiah per tahun.
)
3.2. Teknik Penentuan Sampel 3.2.1. Populasi
Populasi yang akan dipergunakan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan Koperasi Karyawan “SARI MANIS” PT. PG. CANDI BARU – SIDOARJO mulai berdiri sampai dengan sekarang
3.2.2. Sampel
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan Koperasi Karyawan “SARI MANIS” PT. PG. CANDI BARU –
(60)
SIDOARJO untuk periode tahun 1998 – 2008, dengan teknik pengambilan sampel “ Non Probabilitas Sampling” metode judgment atau atas dasar pertimbangan peneliti yaitu adanya keterbatasan penyedia data Koperasi Karyawan “SARI MANIS” PT. PG. CANDI BARU - SIDOARJO sebagai sumber data, sehingga sampel yang digunakan sebanyak 11 tahun.
3.3 Teknik Pengumpulan Data 3.3.1 Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data yang diperoleh dari arsip-arsip atau dokumen serta catatan koperasi yang dalam hal ini meliputi data perkembangan Sisa Hasil Usaha, data perkembangan jumlah anggota, data perkembangan jumlah simpanan, data perkembangan jumlah pinjaman serta data struktur organisasi pada Koperasi Karyawan “SARI MANIS” PT. PG. CANDI BARU - SIDOARJO.
3.3.2. Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, pengumpulan data dapat dilakukan dengan cara : a. Observasi
Yaitu dengan mengadakan pengamatan pada obyek dan lokasi penelitian di Koperasi Karyawan “SARI MANIS” PT. PG. CANDI BARU - SIDOARJO untuk mendapatkan data yang berkaitan dan dapat mendukung penelitian.
(61)
b. Interview
Yaitu dengan mengadakan wawancara dengan karyawan atau para pengurus Koperasi Karyawan “SARI MANIS” PT. PG. CANDI BARU - SIDOARJO untuk mendapatkan data yang berkaitan dan dapat mendukung penelitian.
c. Dokumenter
Yaitu dengan mengadakan pengutipan catatan atau data yang disediakan oleh pihak Koperasi Karyawan “SARI MANIS” PT. PG. CANDI BARU - SIDOARJO yang erat hubungannya dengan masalah penelitian.
3.4. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis 3.4.1. Teknik Analisis
Teknik analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan persamaan Regresi Linier Berganda, teknik ini digunakan karena jumlah variabel bebas (X) yang digunakan lebih dari satu variabel. Persamaan regresi liner berganda dapat dirumuskan sebagai berikut:
Y = β0 +β1X1+β2X2+β3X3 + ei
(62)
Keterangan :
Y = Sisa Hasil Usaha X1 = Anggota koperasi
X2 = Jumlah simpanan
X3 = Jumlah pinjaman β0 = Konstanta
β1-β3 = Koefisien Variabel Independent
ei
a. Jika nilai signifikansi (nilai probabilitasnya) lebih kecil dari 5% maka distribusi adalah tidak normal.
= Kesalahan Baku
3.4.2. Uji Data 3.4.2.1.Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah suatu data mengikuti sebaran normal atau tidak. Untuk mengetahui apakah data tersebut mengikuti sebaran normal dapat dilakukan dengan berbagai metode, diantaranya adalah metode Kolmogorov Smirnov. Pedoman dalam mengambil keputusan apakah sebuah distribusi data mengikuti distribusi normal adalah :
b. Jika nilai signifikansi (nilai probabilitasnya) lebih besar dari 5% maka distribusi adalah normal (Sumarsono, 2004:41-43).
3.4.2.2.Uji Asumsi Klasik
Persamaan regresi tersebut harus bersifat BLUE (Best Linier Unbiesed Estimation), artinya pengambilan keputusan melalui ujiF dan uji
(63)
t tidak boleh bias. Untuk menghasilkan pengambilan keputusan yang BLUE maka harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
1. Tidak ada Multikolonieritas
Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas. Jika variabel bebas saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel-variabel bebas yang nilai korelasi antar sesama variabel bebas sama dengan nol. Salah satu cara yang digunakan untuk mengetahui ada tidaknya multikolonieritas yaitu dengan melihat besarnya nilai Variance Inflation Factor (VIF).
VIF ini dapat dihitung dengan rumus
T o l e r
V I F= 1
Tolerance mengukur variabilitas variabel bebas yang terpilih yang tidak dapat dijelaskan
2. Tidak ada Autokorelasi
oleh variabel bebas lainnya. Nilai tolerance yang umum dipakai adalah 0,10 atau sama dengan nilai VIF dibawah 10, maka tidak terjadi multikolonieritas (Ghozali, 2006:91).
Gejala autokorelasi terjadi karena terdapat korelasi serangkaian anggota observasi yang diurutkan menurut aturan waktu (time series). Model regresi yang mengalami gejala autokorelasi
(64)
memiliki standard error yang sangat besar sehingga model regresi kemungkinan besar tidak signifikan. Salah satu cara untuk menguji autokorelasi adalah dengan menggunakan uji Durbin-Watson. Untuk mendeteksi adanya autokorelasi secara umum berdasarkan ketentuan sebagai berikut :
a. Nilai D-W di bawah -2 berarti ada autokorelasi positif
b. Nilai D-W diantara -2 sampai + 2 berarti tidak ada autokorelasi c. Nilai D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif
3. Tidak ada Menurut
Heteroskedastisitas Ghozali
1)
(2006:105) uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Salah satu cara untuk mendeteksi ada atau tidak adanya Heteroskedastisitas adalah dengan menggunakan uji rank Spearman.
2)
Jika nilai probabilitas > dari 0,05 berarti tidak terjadi Heteroskedastisitas
3.4.4. Uji Hipotesis
Jika nilai probabilitas < dari 0,05 berarti terjadi Heteroskedastisitas
Uji hipotesis dilakukan untuk menganalisis dan menarik kesimpulan terhadap masalah-masalah yang diteliti. Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui keterkaitan hubungan antara variabel independen yang
(65)
ada terhadap variabel dependen serta untuk mengetahui kuat lemahnya pengaruh masing-masing variabel dependen
1. Uji Kesesuaian Model (Uji F)
Untuk menguji kecocokan atau kesesuaian model yang digunakan dalam penelitian tentang pengaruh variabel X terhadap Y digunakan uji F dengan prosedur sebagai berikut :
a. Identifikasi hipotesis H0 : β1 = β2 = β3 = 0 (tidak terdapat
kecocokan model atas pengaruh X1,X2,X3 terhadap Y)H1 : β1 ≠ β2 ≠ β3≠ 0 (terdapat kecocokan model atas pengaruh X1,X2,X3
b. Dalam penelitian ini digunakan tingkat signifikan 0,05 dengan derajat bebas (n-k-1) dimana n adalah jumlah pengamatan (jumlah data) dan k adalah jumlah variabel bebas.
terhadap Y)
c. Dengan nilai F hitung sebesar :
) k n / ( ) R 1 ( ) 1 k / ( R
F h i t u n g
2 2 − − − = dimana :
Fhitung : F hasil perhitungan
R2
d.Kriteria pengujian sebagai berikut : : Koefisien determinan n : jumlah pengamatan k : jumlah variabel
1. H0
2. H
diterima jika nilai signifikansi ≥ 5%
(66)
2. Uji Signifikan (Uji t)
Untuk Penguji hipotesis penelitian pengaruh parsial variabel X terhadap Y digunakan uji t dengan prosedur sebagai berikut : a. Identifikasi hipotesis adalah tidak terdapat pengaruh parsial antara
X1,X2,X3
b. Dalam penelitian ini digunakan tingkat signifikan 0,05 dengan derajat bebas (n-k-1) dimana n adalah jumlah pengamatan (jumlah data) dan k adalah jumlah variabel bebas.
terhadap Y
c. Menghitung nilai t hitung
) b i ( s e
b i th i t u n g=
keterangan :
t : t hasil perhitungan bi : koefisien regresi se : standar error
d.Kriteria pengujian sebagai berikut : 1. H0
2. H
diterima jika nilai signifikansi ≥5%
(67)
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Obyek Penelitian
4.1.1. Sejarah Singkat PT. PG. Candi Baru Sidoarjo
PT. PG (Pabrik Gula) Candi Baruadalah salah satu anak perusahaan PT PPEN Rajawali Nusantara Indonesia yang semula merupakan perusahaan perorangan yang didirikan pada tanggal 21 Oktober 1911. Pengesahannya sebagai badan hukum terdaftar pada Panitera Pengadilan Negeri di Surabaya nomor 122 tanggal 31 Oktober 1911 dengan nama NV. Suiker Fabrik Tjandi. Berdasarkan RUPS tanggal 8 Februari 1962
Anggaran dasar perusahaan telah beberapa kali mengalami perubahan, dan yang terakhir berdasarkan Akta No. 19 tanggal 8 Juli 1998 yang dibuat oleh Notaris Sutjipto, SH tentang perubahan seluruh anggaran dasar perusahaan sesuai dengan Undang-undang Negara Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1995 dan telah mendapat persetujuan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusannya tanggal 26 Oktober 1998 No. C2 – 22072.HT.01.04 – Th.98 dan telah
nama perusahaan diubah menjadi PT. Pabrik Gula Tjandi dan telah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan tanggal 4 Oktober 1962 nomor Y. A5/112/1. Akta pernyataan keputusan RUPS yang dikukuhkan dengan perubahan anggaran dasar nomor 73 tanggal 28 Juli 1993 yang dibuat oleh Imas Fatimah, SH., Notaris di Jakarta. Berdasarkan akta notaris tersebut, nama perusahaan diubah menjadi "PT Pabrik Gula Candi Baru".
(68)
diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia tanggal 8 Agustus 2000 No. 63, tambahan No. 4298.
4.1.2. Visi dan Misi A. Visi
Visi PT PG. Candi Baru Menjadi Pabrik Gula Terefisien di Jawa Timur dengan kinerja terus meningkat
B. Misi
• Pertumbuhan
Laba setiap tahun harus selalu meningkat. • Tekad berbuat yang terbaik
Setiap individu harus berbuat maksimal dibidang masing-masing. • Lebih mensejahterakan karyawan
Kesejahteraan karyawan harus meningkat setiap tahun. • Bermanfaat bagi masyarakat
Keberadaan PG. Candi Baru harus memberikan arti bagi masyarakat.
C. Moto
(69)
4.1.3. Struktur Organisasi Koperasi
Gambar 4.1. Struktur Organisasi Koperasi
Sumber : Data KoperasiKaryawan “Sari Manis” PT. PG. Candi Baru – Sidoarjo, Tahun 2008
a. Pengurus Harian Koperasi
Pengurus dipilih dari dan oleh anggota koperasi. Dalam rapat anggota pengurus merupakan pemegang kuasa rapat anggota, untuk pertama kali sasaran dan nama anggota pengurus dicantumkan dalam akta pendirian.
b. Pengurus Pleno
Pengawas merupakan badan yang dipilih dari dan oleh anggota dalam rapat anggota yang sesuai dengan bunyi pasal 38 Undang-Undang Koperasi Nomor 25 Tahun 1992. Pengawas bertugas melakukan pemeriksaan terhadap tata kehidupan koperasi, termasuk organisasi usaha, dan pelaksanaan kebijakan pengurus.
(70)
c. Manajer
Manajer adalah pemimpin dari semua karyawan yang dimiliki oleh koperasi yang diserahi tugas dan tanggung jawab oleh pengurus. Tugas manajer adalah mengelola dan menjalankan usaha koperasi sebagai organisasi ekonomi.
4.2. Deskripsi Hasil Penelitian
Berdasarkan laporan keuangan dan tahunan (RAT) yang telah disajikan maka didapatkan data-data yang dibutuhkan meliputi data jumlah anggota, jumlah simpanan, serta jumlah pinjaman serta perolehan Sisa Hasil Usaha ( SHU ) Koperasi Karyawan “Sari Manis” PT. PG. Candi Baru – Sidoarjo. Data tersebut disajikan dibawah ini.
(71)
a. Jumlah Anggota
Anggota koperasi adalah pemilik dan sekaligus pengguna jasa koperasi, sedangkan keanggotaan koperasi dicatat dalam buku daftar anggota. Data jumlah anggota dari tahun 1998 hingga tahun 2008 disajikan dalam tabel dibawah ini :
Tabel 4.1 Jumlah Anggota Koperasi Karyawan “Sari Manis” PT. PG. Candi Baru – Sidoarjo tahun 1998-2008
Periode Jumlah Anggota
1998 499
1999 488
2000 474
2001 462
2002 449
2003 441
2004 452
2005 432
2006 426
2007 411
2008 385
Sumber: Laporan RAT tahun 1998-2008
Gambar 4.2Jumlah Anggota Koperasi Karyawan “Sari Manis” PT. PG. Candi Baru – Sidoarjo tahun 1998-2008
(72)
Berdasarkan grafik di atas dapat dilihat bahwa jumlah anggota koperasi “Sari Manis” mengalami penurunan dari tahun 1998 hingga 2008. Hal ini berarti adanya penurunan ketertarikan karyawan dalam memanfaatkan nilai dan jasa koperasi dalam kehidupan sehari-hari. Semakin sedikitnya jumlah anggota koperasi maka akan dapat menurunkan volume kegiatan koperasi sehingga akan menurunkan Sisa Hasil usaha koperasi dan pada akhirnya pula akan menurunkan gerak pembangunan koperasi itu sendiri.
b. Jumlah Simpanan
Jumlah simpanan adalah sejumlah tertentu dalam nilai uang yang diserahkan oleh anggota koperasi atas kehendak sendiri sesuai perjanjian. Jenis simpanan yang disetor oleh anggota kepada koperasi adalah simpanan pokok, simpanan wajib dan simpanan sukarela
Koperasi beranggotakan orang-orang yang menjadi pelanggan usahanya. Mereka bergabung dengan menyerahkan sumbangan modal dalam bentuk simpanan pokok. Semakin banyak anggota koperasi yang menyimpan dananya pada koperasi diharapkan akan meningkatkan volume kegiatan koperasi sehingga akan meningkatkan sisa hasil usaha yang akan diperoleh koperasi dan akhirnya diharapkan pula akan meningkatkan gerakan pembangunan koperasi.
Data jumlah simpanan dari tahun 1998 hingga tahun 2008 disajikan dalam tabel dibawah ini :
(73)
Tabel 4.2 Jumlah Simpanan Koperasi Karyawan “Sari Manis” PT. PG. Candi Baru – Sidoarjo tahun 1998-2008
Periode Jumlah Simpanan ( 000 )
1998 Rp. 214.845,506
1999 Rp. 252.836,35
2000 Rp. 295.519,9
2001 Rp. 335.510,2
2002 Rp. 397.634,5
2003 Rp. 465.404,5
2004 Rp. 557.159,5
2005 Rp. 578.045,8
2006 Rp. 660.982,8
2007 Rp. 684.298,8
2008 Rp. 846.629,3
Sumber: Laporan RAT tahun 1998-2008
Gambar 4.3 Jumlah Simpanan Koperasi Karyawan “Sari Manis” PT. PG.
Candi Baru – Sidoarjo tahun 1998-2008 Sumber: Laporan RAT tahun 1998-2008
Berdasarkan grafik di atas dapat dilihat bahwa jumlah simpanan koperasi “Sari Manis” mengalami kenaikan dari tahun 1998 hingga 2004, yang menandakan kesehatan organisasi koperasi yang bersangkutan, dimana jumlah simpanan anggota meningkat. kemudian diikuti penurunan yang tajam pada tahun 2004-2006. Hal ini berarti adanya kesulitan yang
(74)
dialami oleh para anggotanya pada tahu 2004-2006 sehingga ada kesulitan pula dalam jumlah simpanan pada tahun tersebut, dan kembali menaik dari tahun 2006 hingga 2008 yang menandakan koperasi yang kembali sehat.
c. Jumlah Pinjaman
Jumlah pinjaman adalah sejumlah tertentu dalam nilai uang yang ditarik atau pinjaman oleh anggota koperasi dengan jangka waktu tertentu sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati.
Data jumlah pinjaman dari tahun 1998 hingga tahun 2008 disajikan dalam tabel dibawah ini :
Tabel 4.3 Jumlah Pinjaman Koperasi Karyawan “Sari Manis” PT. PG. Candi Baru – Sidoarjo tahun 1998-2008
Periode Jumlah Pinjaman
1998 Rp. 164.474,403
1999 Rp. 209.480,393
2000 Rp.253.646,777
2001 Rp. 357.422,628
2002 Rp. 447.646,35
2003 Rp. 423.195,217
2004 Rp. 431.055,668
2005 Rp. 470.002,379
2006 Rp. 658.522,559
2007 Rp. 678.616,439
2008 Rp. 891.785,25
(75)
Gambar 4.4 Jumlah Pinjaman Koperasi Karyawan “Sari Manis” PT. PG. Candi Baru – Sidoarjo tahun 1998-2008
Sumber: Laporan RAT tahun 1998-2008
Berdasarkan grafik di atas dapat dilihat bahwa jumlah simpanan koperasi “Sari Manis” mengalami kenaikan dari tahun 1998 hingga 2008. Hal ini berarti banyak anggota koperasi yang melakukan pinjaman pada koperasi yang diharapkan mampu memberikan sumbangsih yang berkaitan dengan penerimaan sejumlah bunga terhadap pinjaman yang telah dilakukan oleh anggota koperasi. Dengan demikian semakin banyak anggota koperasi yang melakukan pinjaman, koperasi mampu meningkatkan sisa hasil usaha koperasi yang nantinya juga akan mempengaruhi perputaran modal suatu koperasi.
(1)
Berdasarkan hasil olah data di atas, uji kecocokan model antara jumlah Anggota, Jumlah Simpanan, serta Jumlah Pinjaman memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap SHU. Hal ini dapat dilihat dari nilai signifikansi Uji F yang kurang dari dari 0.05 (0.016 < 0.05). Dengan kata lain hipotesis yang menyatakan bahwa variabel jumlah anggota, jumlah simpanan, serta jumlah pinjaman mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap sisa hasil usaha” terbukti benar.
Koefisien determinasi (R square) sebesar 0,498 menunjukkan bahwa 49,8% variabilitas SHU dapat dijelaskan oleh variabel independen yang ada dalam variabel regresi linier berganda dan sisanya sebesar 50,2% dipengaruhi oleh variabel-variabel lain yang tidak termasuk dalam model analisis.
Secara parsial, variabel jumlah anggota, jumlah simpanan, serta jumlah pinjaman memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap SHU. Berdasarkan hasil olahdata didapat hasil thitung
Variabel
sebagai berikut : Tabel 4.9 Hasil Uji t
thitung Sig. Keterangan
Jumlah Anggota (X1) 3.732 .027 Hi diterima Jumlah Simpanan (X2) 3.071 .020 Hi diterima Jumlah Pinjaman (X3) 3.197 .027 Hi diterima Sumber: hasil olahdata
Hal ini dapat dilihat dari thitung yang memiliki nilai lebih besar dari ttabel (2.201), dan nilai sig untuk t yang lebih kecil daripada 0.05 (Sig < 0.05). sehingga masing-masing variabel independen yang ada dalam
(2)
variabel regresi linier berganda membuktikan bahwa dugaan hipotesis awal telah diterima. Dengan kata lain hipotesis yang menyatakan “variabel jumlah anggota, jumlah simpanan, serta jumlah pinjaman secara parsial memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap sisa hasil usaha” terbukti benar.
4.4. Pembahasan
4.4.1. Pengaruh Jumlah Anggota Terhadap Sisa Hasil Usaha
Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah anggota berpengaruh terhadap SHU. Semakin banyak jumlah anggota koperasi maka akan dapat meningkatkan volume kegiatan koperasi sehingga akan meningkatkan Sisa Hasil usaha koperasi dan pada akhirnya pula akan meningkatkan gerak pembangunan koperasi itu sendiri. Hal ini sesuai dengan pernyataan Iramani dan Kristijadi (1997) bahwa semakin banyak anggota koperasi yang menyimpan dananya pada koperasi, diharapkan akan meningkatkan volume kegiatan koperasi sehingga akan meningkatkan SHU yang akan diperoleh koperasi.
4.4.2. Pengaruh Jumlah Simpanan Terhadap Sisa Hasil Usaha
Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah simpanan berpengaruh terhadap SHU. Banyak anggota koperasi yang menyimpan dananya pada koperasi, maka akan dapat meningkatkan modal koperasi. Peningkatan
(3)
yang bukan anggota koperasi atau modal yang digali dari kewajiban lain. Dengan semakin bertambahnya modal, maka akan semakin meningkatkan volume kegiatan koperasi dan sisa hasil usaha yang didapat dari pendapatan atas kegiatan usaha koperasi tersebut. Hal ini sesuai dengan pernyataan Iramani dan Kristijadi (1997) bahwa simpanan para anggota koperasi merupakan salah satu komponen yang turut serta menentukan kegiatan perkoperasian di koperasi tersebut, sedangkan Peningkatan SHU dari suatu koperasi sangat tergantung pada kegiatan yang dijalankannya, sehingga aspek volume usaha yang dijalankan oleh koperasi akan sangat menentukan pendapatannya.
4.4.3. Pengaruh Jumlah Pinjaman Terhadap Sisa Hasil Usaha
Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah pinjaman berpengaruh terhadap SHU. Semakin banyak anggota koperasi yang melakukan pinjaman pada koperasi, maka akan dapat menambah modal koperasi. Bertambahnya modal ini akan secara langsung mempengaruhi volume usaha dan sekaligus juga pembagian sisa hasil usaha koperasi itu sendiri. Hal ini sesuai dengan pernyataan Iramani dan Kristijadi (1997) bahwa volume usaha yang harus ditingkatkan oleh koperasi akan terlaksana apabila pada koperasi tersebut tersedia modal yang mencukupi, baik yang berasal dari simpanan para anggota maupun modal yang digali dari luar (hutang).
(4)
4.4.4 Pengaruh Jumlah Anggota, Volume Usaha, Jumlah Simpanan dan Jumlah Pinjaman terhadap Sisa Hasil Usaha
Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah anggota, volume usaha, jumlah simpanan dan jumlah pinjaman berpengaruh terhadap sisa hasil usaha. Hal ini sesuai dengan penyataan Iramani (1997) yang menyatakan “Jumlah anggota, volume usaha, jumlah simpanan dan jumlah pinjaman adalah merupakan variabel-variabel yang berpengaruh terhadap peningkatan SHU pada suatu koperasi”.
Dilain pihak, hasil penelitian ini juga dapat mengacu pada teori Baswir (2000:208) yang mengungkapkan bahwa besar kecilnya SHU sangat bergantung pada usaha simpan pinjam para anggota, jumlah anggota yang dimiliki serta besarnya tambahan modal dari luar koperasi. Dengan hasil penelitian di atas, maka SHU harus dikembalikan kepada anggota sebanding dengan besarnya jasa usaha antara anggota dengan koperasinya sesuai dengan pernyataan Ono Tarsono (2001).
(5)
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan serta pembahasan hasil penelitian pada bab terdahulu dapat diambil beberapa kesimpulan dari penelitian, yaitu sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil olahdata dan analisa sebelumnya didapat bahwa hipotesis yang menyatakan “jumlah anggota, volume usaha, jumlah simpanan dan jumlah pinjaman berpengaruh signifikan positif terhadap sisa hasil usaha” terbukti benar.
2. Berdasarkan hasil olahdata didapat bahwa jumlah anggota, jumlah simpanan dan jumlah pinjaman mempunyai pengaruh yang agak rendah terhadap sisa hasil usaha.
5.2. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, terdapat saran baik dari sisi rekomendasi kebijakan, keterbatasan studi dan studi lebih lanjut. Secara sistematis, saran tersebut terdiri dari:
1. Untuk dapat mengetahui secara langsung Koperasi Karyawan “SARI MANIS” PT. PG. CANDI BARU - SIDOARJO, dan hasil penelitian ini diharapkan mampu meningkatkan peran koperasi
(6)
simpan pinjam dalam peningkatan pendapatan untuk pembagian keuntungan dari Sisa Hasil Usaha.
2. Berdasarkan sisi keterbatasan studi, kelemahan dari studi ini adalah kurang lengkapnya data yang tergambar dari terbatasnya sampel yang hanya dilihat dari data tahunan. Kelemahan ini memberikan rekomendasi kepada penelitian yang lain untuk mengembangkan penelitian dengan data yang lebih terinci seperti data bulanan untuk masa periode penelitian.