49
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Obyek Penelitian
4.1.1. Sejarah Berdirinya Akuntan Publik
Profesi akuntan di Indonesia ada seiring dengan keluarnya lulusan pertama dalam pendidikan akuntan pada tahun 1957. Akuntan merupakan suatu gelar profesi
yang dilindungi oleh Undang – Undang No. 34 Tahun 1954, didalamnya terdapat hal- hal yang perlu diketahui diantaranya, yaitu seperti:
1. Akuntan harus sarjana lulusan fakultas Ekonomi perguruan tinggi negeri atau
mempunyai ijazah yang disamakan. 2.
Akuntan tersebut harus terdaftar dalam register Negara yang diselenggarakan oleh Departemen Keuangan dan memperoleh ijin mempergunakan gelar Akuntan dari
departemen tersebut. 3.
Menjalankan pekerjaan akuntan dengan memakai nama kantor akuntan, biro akuntan, atau nama lain yang memuat nama akuntan atau akuntansi hanya
diijinkan jika pemimpin kantor atau biro tersebut dipegang oleh seorang atau beberapa orang akuntan.
Profesi akuntan publik timbul, disebabkan karena pihak luar perusahaan memerlukan jasa pihak ketiga yang tidak memihak untuk menilai keandalan atas
pertanggung jawaban laporan keuangan yang disajikan oleh manajemen perusahaan didalam menyajikan laporan keuangan.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
4.1.2. Ketentuan dan Peraturan
Pemberian ijin praktek kepada akuntan public di Indonesia yang dikeluarkan pemerintah pada tahun 1986, yang dituangkan dalam kep.Menkeu RI No. 763
KMK.011986 tentang akuntan public, dalam surat keputusan tersebut terdapat persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi untuk mendapatkan ijin praktek sebagai
akuntan public. Persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi adalah sebagai berikut
1. Memiliki ijazah akuntan sebagaimana diatur dalam UU No.34 Tahun 1954 serta
memiliki register Negara. 2.
WNI dan bertempat tinggal di Indonesia. 3.
Telah menyelesaikan wajib kerja sarjana sesuai dengan peraturan perundang- undangan yang berlaku tanpa cacat, atau dinyatakan bebas dari kewajiban kerja
sarjana. 4.
Memiliki surat keterangan dari pimpinan instansi, badan usaha yang berwenang yang menyatakan bahwa yang bersangkutan telah menjalani ikatan dinas tanpa
cacat apabila yang bersangkutan bekerja atas dasar ikatan dinas. 5.
Telah mempunyai pengalaman kerja paling sedikit 3 tiga tahun sebagai akuntan dengan reputasi baik di bidang pemeriksaan akuntan, hal ini dibuktikan dengan
surat dari pimpinan Kantor Akuntan Publik atau kepala BPKP3 dalam hal pengalaman kerja yang diperoleh dalam lingkungan pemerintahan atau BUMN.
6. Tidak merangkap sebagai pegawai instansi pemerintahan, atau pimpinan
karyawan Badan Usaha Milik Negara Daerah maupun Badan Usaha Milik Swasta. Ketentuan ini berlaku bagi akuntan public yang merangkap sebagai dosen
tetap pada perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta dan juga sebagai pimpinan pada suatu usaha konsultasi manajemen.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
7. Anggota Ikatan Akuntan Indonesia IAI
8. Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak NPWP.
Ketentuan tentang kewajiban bagi akuntan yang akan membuka praktek akuntan publik untuk menyelesaikan wajib kerja sarjana dalam butir ketiga diatas telah
dicabut dengan SK Menkeu RI No. 374KMK.0131998 tanggal 28 Mei 1998.
4.1.3. Cara Akuntan Publik Menjual Jasanya
Akuntan tidak diperkenankan untuk menawarkan jasanya secara tertulis kepada calon klien. Akuntan dilarang untuk mengiklankan nama atau jasa yang diberikannya.
Hal ini sesuai dengan kode etik akuntan public pasal 20 dan 21. Adapun cara Kantor Akuntan publik untuk menjual jasanya yaitu dengan cara:
1. Mengikuti seminar yang berhubungan dengan bidang akuntansi.
2. Menjadi pembicara seminar.
3. Menulis hasil audit laporan keuangan suatu perusahaan yang diperiksa dengan
mencantumkan nama akuntan akuntan public sebagai auditornya. 4.
Menulis suatu analisa atau konsultasi di luar jasa yang diberikannya. 5.
Menjadi Dosen di perguruan tinggi.
4.2. Deskripsi Hasil Penelitian