untuk melibatkan diri dalam penyusunan RAPBS, dan ini dapat berdampak terkuranginya konsentrasi guru terhadap tugas profesionalnya.
A. Sistem Perencanaan, Pemrograman, dan Penganggaran Planning,
Programing, and Budgetting System
Sebuah pendekatan sistematis dalam perencanaan anggaran yang perlu dipahani oleh kepala SDMI adalah apa yang disebut Sistem Perencanaan,
Pemrograman, dan Penganggaran Planning, Programing, and Budgetting System atau PPBS. Secara sederhana PPBS merupakan “pemintaan sumber
daya yang didasarkan dengan tujuan, program, dan sasaran organisasi alih-alih dengan barang atau jasa yang akan dibeli, SDM, atau bahan-bahan lainnya.
Jika tujuan disetujui oleh pengambil keputusan, maka apapun pengeluaran yang diperlukan untuk mencapai tujuan itu akan disetujui.” Meskipun pendekatan
tradisional dalam penganggaran juga menekankan pada perencanaan dan pemrograman, proses penganggaran ini tidak diorganisasikan pada derajat
yang sama untuk semua program dan tujuan sebagaimana diterapkan dalam PPBS. Pendekatan tradisional juga tidak menerapkan derajat evaluasi yang
sama untuk semua program maupun tujuan. Ubben dan Hughes dalam Gorton dan Schneider, 1991 mengidentifikasi
langkah-langkah paling sederhana dalam PPBS: 1.
Perumusan tujuan yang harus dicapai. 2.
Idetifikasi sasaran untuk mencapai tujuan tersebut. 3.
Pengembangan program dan proses yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut.
4. Melakukan praktik-praktik evaluasi formatif dan sumatif.
5. Telaah dan prosedur bersiklus yang menunjukkan apakah, atau
sejauh mana, program dan proses berhasil mencapai tujuan dan
19
sasaran; dan jika tidak, untuk membantu menentukan prosedur, proses, atau program lain.
Untuk memudahkan memahami PPBS, kita dapat membandingkannya dengan pendekatan tradisional sebagaimana diuraikan pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1 Perbandingan PPBS dan Pendekatan Penganggaran
Tradisional PPBS
Tahapan: Pendekatan Tradisional
Tahapan:
1. Menilai assess kebutuhan pendidikan
1. Menentukan kebutuhan guru mengenai barang-barang, buku, dan
sebagainya. 2. Merumuskan tujuan dan kriteria
dan metode yang digunakan untuk mengevaluasi sasaran
2. Menentukan tingkat kepentingan usulan anggaran guru berdasarkan
hasil penilaian kebutuhan yang dilakukan oleh pengambil keputusan.
3. Menentukan program dan prioritas untuk mencapai tujuan
3. Melakukan estimasi usulan anggaran guru.
4. Menentukan dan mengestimasi biaya yang diperlukan untuk
menyediakan sumber daya yang dibutuhkan untuk melaksanakan
program 4. Mengorganisasikan
anggaran berdasarkan kategori kebutuhan,
misalnya: perangkat belajar- mengajar, buku, pelatihan, dan
sebagainya. 5. Mengorganisasikan anggaran
menurut bidang program dan tujuan
Tampak pada Tabel 2.1 bahwa PPBS memberi penekanan yang sangat besar pada perumusan dan evaluasi tujuan program dan pada keterkaitan
pendanaan dengan kebutuhan yang diajukan sekolah untuk mencapai tujuan- tujuan itu, dari pada mementingkan item-item yang akan didanai.
Persoalan yang paling sering dihadapi sekolah dalam penerapan PPBS adalah kebutuhan waktu yang cukup panjang. Selain itu, penekanan hubungan
20
antara alokasi anggaran dengan tujuan yang dapat dirumuskan dengan jelas serta penentuan tujuan-tujuan pendidikan terbukti bukan hal yang mudah untuk
dilakukan dan bahkan sering mendatangkan keputus-asaan. Persoalan lainnya terkait dengan sulitnya dicapai kesepakatan di antara pihak yang terlibat
mengenai data dan proses yang harus dilalui dalam proses pelaksanaannya dan juga keterbatasan kemampuan pimpinan sekolah terkait dengan teknik-
teknik pengambilan keputusan yang beorientasi sistem tersebut. Namun demikian, sejumlah penelitian menunjukkan bahwa PPBS tetap memiliki
keunggulan dibandingkan dengan pendekatan tradisonal. Di era yang dilingkupi keterbatasan sumber dana dan tuntutan akuntabilitas yang terus meningkat saat
ini, tidak ada pilihan lain bagi sekolah kecuali menerpkan sistem penganggaran yang sistematis seperti ditawarkan dalam PPBS tersebut.
B. Masalah-Masalah Terkait Dengan Penyusunan RAPBS