61
c pengkajian secara cepat dan tepat terhadap lokasi, kerusakan,
kerugian dan sumber daya; d
penyiapan bahan pemberian rekomendasi status dan tingkatan bencana;
e penyiapan bahan penetapan status keadaan darurat bencana;
f penyiapan bahan penunjukan komandan penanganan darurat
bencana; g
penyediaan dukungan pelasanaan tugas Komandan Penanganan Darurat Bencana danatau Badan Nasional Penanggulangan
Bencana; h
penyelenggaraan penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena bencana;
i pemberian dukungan dan asistensi Tim Reaksi Cepat Penyelamatan
dan Evakuasi; j
penyelenggaraan perlindungan terhadap kelompok rentan pada saat tanggap darurat;
k penyediaan dukungan pemulihan sarana dan prasarana vital pada
saat tanggap darurat; l
penyiapan bahan pengaturan peran serta lembaga internasional dan lembaga asing non pemerintah serta relawan asing dalam
penanggulangan bencana; m
penyiapan bahan kerjasama dan komando penyelenggaraan kedaruratan bencana;
62
n pelaporan penyelenggaraan kedaruratan bencana;
o evaluasi dan penyusunan laporan program Seksi Kedaruratan.
10. Seksi Logistik
1 Seksi Logistik mempunyai tugas melaksanakan penanganan logistik
bencana. 2
Untuk pelaksanaan tugas sebagaimana dimaksud ayat 1 Seksi Logistik mempunyai fungsi:
a penyusunan program Seksi Logistik;
b penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis dan pedoman di
bidang logistik bencana; c
penyiapan bahan koordinasi pengelolaan bantuan bencana; d
penyelenggaraan pemenuhan kebutuhan dasar pada saat tanggap darurat;
e penyelenggaraan pengerahan peralatan dan logistik:
f penyelenggaraan pengumpulan danatau pengadaan logistik dan
peralatan kebencanaan; g
pemeliharaan logistik dan peralatan kebencanaan; h
penyaluran serta pengendalian logistik dan peralatan kebencanaan; i
penyiapan bahan kerjasama dan komando penanganan logistik bencana;
j pelaporan penggunaan logistik dan peralatan kebencanaan;
k evaluasi dan penyusunan laporan program Seksi Logistik.
63
11. Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi
1 Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi mempunyai tugas melaksanakan
koordinasi dan fasilitasi penyelenggaraan penanggulangan bencana pada saat pasca bencana.
2 Untuk melaksanakan tugas Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi,
mempunyai fungsi: a
penyusunan program Bidang Rehablitasi dan Rekonstruksi; b
perumusan kebijakan teknis dan penyiapan pedoman di bidang rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana;
c koordinasi dan fasilitasi penyelenggaraan rehabilitasi dan
rekonstruksi pasca bencana; d
kerjasama teknis penyelenggaraan rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana;
e pengendalian dan pelaporan penyelengaraan rehabilitasi dan
rekonstruksi pasca bencana; f
evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan program Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi;
g pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai
dengan tugas dan fungsinya. 12.
Seksi Rehabilitas 1
Seksi Rehabilitasi
mempunyai tugas
melaksanakan fasilitasi
penyelenggaraan rehabilitasi pasca bencana.
64
2 Untuk pelaksanaan tugas sebagaimana dimaksud ayat 1 Seksi
Rehabilitasi mempunyai fungsi: a
penyusunan program Seksi Rehabilitasi; b
penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis dan pedoman di bidang rehabilitasi pasca bencana;
c penyiapan
bahan koordinasi
dan penyediaan
dukungan penyelenggaraan perbaikan lingkungan daerah bencana;
d penyiapan
bahan koordinasi
dan penyediaan
dukungan penyelenggaraan perbaikan sarana dan prasarana umum dan
pemerintahan; e
penyiapan bahan
koordinasi dan
penyediaan dukungan
penyelenggaraan pemulihan kondisi sosial psikologis masyarakat; f
penyiapan bahan
koordinasi dan
penyediaan dukungan
penyelenggaraan rekonsiliasi dan resolusi konflik; g
penyiapan bahan
koordinasi dan
penyediaan dukungan
penyelenggaraan normalisasi kondisi sosial budaya masyarakat; h
penyiapan bahan
koordinasi dan
penyediaan dukungan
penyelenggaraan normalisasi kondisi perekonomian masyarakat; i
penyiapan bahan
koordinasi dan
penyediaan dukungan
penyelenggaraan normalisasi fungsi pemerintahan dan pelayanan publik;
j penyiapan bahan kerjasama penyelenggaraan rehabilitasi pasca
bencana;
65
k pelaporan penyelenggaraan rehabilitasi pasca bencana;
l evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan program Seksi
Rehabilitasi. 13.
Seksi rekonstruksi 1
Seksi Rekonstruksi mempunyai tugas melaksanakan, fasilitasi penyelenggaraan rekonstruksi pasca bencana.
2 Untuk pelaksanaan tugas sebagaimana dimaksud ayat 1 Seksi
Rekonstruksi mempunyai fungsi: a
penyusunan program Seksi Rekonstruksi; b
penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis dan pedoman di bidang rekonstruksi pasca bencana;
c penyiapan bahan koordinasi dan penyediaan dukungan
penerapan standar rancang bangun peralatan; d
penyiapan bahan koordinasi dan penyediaan dukungan pembangunan kembali sarana dan prasarana umum dan
pemerintahan; e
penyiapan bahan koordinasi dan penyediaan dukungan pembangunan pemukiman masyarakat;
f penyiapan bahan koordinasi dan penyediaan dukungan
peningkatan kondisi sosial ekonomi masyarakat; g
penyiapan bahan koordinasi dan penyediaan dukungan peningkatan kondisi sosial budaya masyarakat;
66
h penyiapan bahan kerjasama penyelenggaraan rehabilitasi pasca
bencana; i
pelaporan penyelenggaraan rekonstruksi pasca bencana; j
evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan program Seksi Rekonstruksi.
14. Kelompok Jabatan Fungsional
Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melaksanakan kegiatan teknis di bidang keahliannya masing-masing.
67
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Latar Belakang Kegiatan Desa Tangguh Bencana Badan Penanggula-
ngan Bencana Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
Badan Penanggualangan Bencana Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dibentuk dengan tujuan membantu masyarakat dalam kondisi
sebelum terjadi bencana memberikan pelatihan kepada masyarakat agar memiliki daya antisipasi, saat terjadi bencana sebagai koordinator utama
disaat terjadi bencana, dan setelah terjadinya bencana membantu masyarakat dalam merekontruksi setelah terjadinya bencana.
Dalam hal ini, Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta di dalam melaksanakan tugas dan fungsinya bekerja
sama dengan tiga pelaku utama yaitu pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat. Hal ini sesuai dengan informasi yang disampaikan oleh Kabid.
Pencegahan dan Kesiapsiagaan sebagai berikut: Kita punya kebijakan didalam penanggulangan bencana, bagaimana
pemerintah, swasta, dan masyarakat secara bersama-sama melindungi masyarakat yang bermukim diwilayah rawan bencana, artinya kebijakan
didalam kita punya kewajiban melindungi bersama dengan pemerintah, masyarakat, dan dunia usaha sektor swasta untuk melindungi
masyarakat yang bermukim diwilayah rawan bencana.
67
68
B. Kerjasama program Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi
Daerah Istimewa Yogyakarta 1.
Kerjasama di dalam Desa Tangguh Bencana
Pembentukan desa tangguh bencana itu dilakukan pada desa yang memiliki kerawanan bencana. Dalam pelaksanaannya BPBD Provinsi
DIY mengimplementasikan sistem penanggulangan bencana dimana desa tersebut secara mandiri merencanakan apa yang hendak
dilakukan dalam lima tahun ke depan dalam penanggulangan bencana di desanya sendiri. Kerjasama kegiatan didalam desa tangguh bencana
dilimpahkan BPBD Provinsi DIY kepada desa, kemudian desa tersebut bisa melakukan kerjasama dengan siapa saja seperti dinas
teknis terkait.
2. Contoh kerjasama dengan dinas teknis di dalam Desa Tangguh
Bencana
Wawancara yang dilakukan oleh peneleliti responden memberikan contoh kerjasama yang dilakukan oleh desa dengan dinas teknis
terkait didalam penanggulangan bencana. Dalam hal ini peneliti mencantumkan transkrip wawancara dengan responden:
tentunya didalam pembentukan desa tangguh bencana itu kan di daerah rawan tanah longsor. Sekarang temanya adalah desa
tangguh bencana tanah longsor, sehingga sebagian besar ini adalah desa diwilayah rawan tanah longsor. Tanah longsor itu
penyebabnya bisa karena penggundulan hutan terus pemotongan bukit yang sembarangan sehingga menimbulkan potensi longsor.
Jadi perlu adanya kerjasama dengan dinas teknis terkait atau kementrian lembaga terkait,kan tidak mungkin karena biaya cukup
besar, misalnya warga desa melakukan penghijauan it
u sendiri‖
69
C. Pola Pelaksanaan Kerjasama Dari Kegiatan Desa Tangguh Bencana
Tujuan dari pembentukan desa tangguh bencana oleh BPBD Provinsi DIY adalah ingin menerapkan sistem penanggulangan bencana ditingkat desa.
Sistem penanggulangan bencana ditingkat desa dilakukan dengan membuat kelembagaan, legislasinya, perencanaan, pendanaan, dan peningkatan
kapasitas. Desa yang telah dibentuk menjadi desa tangguh bencana memiliki hak
untuk membuat peraturan desa tentang penanggulangan bencana didesa seperti apa yang harus dilakukan dengan membuat rencana-rencana untuk
lima tahun kedepan. Selain itu desa yang sudah dibentuk menjadi desa tangguh bencana bisa melakukan kerjasama dengan siapa saja. Jika didalam
pelaksanaan mengalami kesulitan bisa minta bantuan kepada BPBD Kabupaten, BPBD Provinsi bahkan kepada BNPB pusat atau kepada siapa
saja yang bisa dimintai pertolongan untuk melakukan kegiatan-kegiatan bersama didesa.
Gambar IV menunjukkan bagaimana proses kerjasama BPBD Provinsi dengan dinas teknis terkait, sektor swasta, dan LSM didalam kegiatan desa
tangguh bencana. Dalam Gambar IV BPBD membentuk desa tangguh bencana terlebih dahulu, dalam prosesnya BPBD tidak langsung berkoor-
dinasi dengan dinas teknis terkait, sektor swasta, dan LSM. Desa yang telah dibentuk sebagai desa tangguh bencana akan secara mandiri melakukan
kerjasama dengan pihak-pihak tersebut, akan tetapi BPBD tidak melupakan
70
fungsi utamanya sebagai koordinator utama didalam penanggulangan bencana.
Gambar 4:
Pola Kerjasama Dalam Kegiatan Desa Tangguh Bencana
Didalam wawancara yang dilakukan peneliti kepada responden, peneliti mendapatkan aktivitas kerjasama yang dilakukan oleh desa yang telah
dibentuk menjadi desa tangguh bencana oleh BPBD Provinsi DIY. Kerjasama tersebut dilakukan dengan Dinas Sosial Provinsi DIY. Kerjasama Dinas
Sosial di dalam desa tangguh bencana adalah membentuk kampung siaga bencana yang lebih fokus dalam pembuatan gudang logistik didesa tangguh
bencana tersebut. Contoh desa yang telah dibentuk menjadi desa tangguh bencana dan melakukan kerjasama dengan Dinas Sosial adalah Desa
Hargowilis Kecamatan Kokap. Badan
Penanggulangan Bencana Daerah
Prov. DIY Swasta
Dinas Sosial Prov. DIY
LSM PALUMA, LSM YP2MU, LSM
LINGKAR, LSM DAMAR
Desa Tangguh Bencana
71
Gambar V di bawah ini menjelaskan proses kerjasama yang dilakukan oleh BPBD Provinsi DIY dengan Dinas Sosial Provinsi DIY di dalam
penanggulangan bencana melalui desa yang telah dibentuk menjadi desa tangguh bencana. BPBD Provinsi DIY melakukan pencegahan dini bencana
di desa Hargowilis dengan cara membentuk desa tersebut menjadi desa tangguh bencana dan memiliki sekolah siaga bencana, setelah dibentuk
menjadi desa tangguh bencana desa Hargowilis melakukan kerjasama dengan Dinas Sosial Provinsi DIY untuk pembentukan gudang logistik di desa.
Gambar 5:
Pola Kerjasama Dinas Sosial dan BPBD Prov. DIY Dalam Kegiatan Penanggulangan Bencana di Desa
BPBD Prov. DIY Dinas Sosial
Prov. DIY
Sekolah Siaga Bencana
Kampung Siaga Bencana Dinas
Soasial Desa Tangguh Bencana
BPBD
72
D. Proses Perencanaan termasuk budgeting Kegiatan Desa Tangguh
Bencana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
Program pencegahan dini bencana sudah sejak lima tahun yang lalu tidak pernah berubah sampai saat ini. Di dalam program pencegahan dini bencana
ada kegiatan-kegiatan yang dilakukan. Kegiatan tersebut juga tidak boleh berubah selama lima tahun ke depan, salah satu contohnya kegiatan
pembentukan desa tangguh bencana. Perencanaan kegiatan beserta penganggaran atau pembiayaan dimulai
dari Musyawarah Perencanaan dan Pembangunan Musrembang yang saat ini dalam proses untuk tahun 2018. Jadi pengusulanya dilakukan di
Musrembang. Mengenai kegiatan pembangunan desa tangguh bencana ada tiga ratus satu desa yang harus dikerjakan dimana sampai akhir tahun 2017
sudah ada seratus delapan puluh enam desa yang sudah dilaksanakan. Jadi untuk seratus lima belas desa akan dikerjakan dalam periode lima tahun ke
depan. Pengalokasian biaya yang digunakan dalam proses perencanaan memiliki
standarnya. Berapa biaya per satu desa akan dikalikan dengan berapa banyak jumlah desa yang akan dikerjakan pada tahun berjalan. Dengan demikian
pengalokasian anggaran biaya untuk kegiatan desa tangguh bencana terukur dengan jelas.
Pengusulan program dan kegiatan-kegiatan ini dilakukan oleh BPBD Provinsi DIY sendiri. Dari hasil kajian sudah didapatkan sebanyak tiga ratus
73
satu desa yang harus dikerjakan dan sudah ada daftarnya berapa jumlah yang sudah dikerjakan dan belum dikerjakan. Yang belum dikerjakan kemudian
akan diajukan dan dibahas oleh BPBD Provinsi DIY di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DPRD Prvovinsi DIY. Misalnya BPBD mengajukan tiga
puluh desa untuk dikerjakan kemungkinan komisi A DPRD selaku mitra kerjasama akan menambah atau mengurangi jumlahnya.
1. Pengalokasian dana Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Program kegiatan yang dilakukan oleh BPBD Provinsi DIY pendanaanya berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
APBD Provinsi DIY. Selain dari APBD DIY ada juga yang disuport dari anggaran BNPB, contohnya ketika BNPB ingin membentuk desa
tangguh bencana tetapi pembiayaanya dari pusat dan hal ini memang terjadi. Pendanaan juga pernah terjadi dibiayai oleh Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara APBN melalui anggaran BNPB. Hal ini disampaikan oleh Kabid. Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan
Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi DIY, sebagai berikut: kalau kegiatan kami intern itu pendanaannya dari APBD DIY,
kemudian ada juga yang di suport dari anggaran BNPB. Misalnya BNPB mau mebentuk desa tangguh bencana tetapi pembiayaan dari
pusat juga bisa. Pernah terjadi dibiayai oleh APBN lewat anggara BNPB. BNPB sudah menggarap desa tangguh bencana di DIY itu
ada 17 desa itu bisa seperti itu atau ada juga yang dari kabupaten kota membentuk desa tangguh bencana itu tapi biaya dari mereka
tetapi tidak overlapping mereka dari 301 desa ini merka menggarap yang ini kami menggarap yang ini dan BNPB menggarap yang ini.
74
Mekanisme yang dilakukan oleh BPBD Provinsi DIY untuk pendanaan kegiatanya pertama-tama dengan mengajukan program dan
kegiatan sesuai dengan target dan anggarannya. Setelah mengajukan program dan kegiatan maka akan dibahas ditingkat provinsi bersama
dengan Tim Anggaran Pemerintah Daerah TAPD, di dalam TAPD memiliki unsur dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Bapeda, Biro Administrasi, dan Biro Hukum instansi terkait. Setelah rencana anggaran program dan kegiatan BPBD Provinsi
DIY dibahas bersama TAPD maka mekanisme selanjutnya rencana anggaran program dan kegiatan tersebut dibawa ke Komisi A DPRD
Provinsi sebagai mitra kerja BPBD Provinsi DIY. Di Komisi A DPRD Provinsi DIY juga akan dibahas apakah berlebihan atau kekurangan,
pembahasan di DPRD hanya lebih fokus kepada kebijakan. Gambar VI menunjukkan proses bagaimana BPBD Provinsi DIY
dalam mendapatkan pendanaan untuk setiap program dan kegiatan yang dilakukan.
Gambar 6:
Mekanisme Perencanaan Anggaran Program dan Kegiatan BPBD Prov. DIY
Rencana Program Kegiatan BPBD Prov.
DIY Tim Anggaran
Pemerintah Daerah TAPD
Komisi A DPRD Provinsi DIY
Anggaran Rencana Program Kegiatan
BPBD Prov. DIY
75
2. Pengalokasian dana kerjasama kegiatan dengan dinas teknis
terkait.
Setelah suatu desa dibentuk menjadi desa tangguh bencana oleh BPBD Provinsi DIY, desa tersebut bisa bekerjasama dengan siapa saja
tergantung kebutuhan yang diperlukan untuk keperluan penanggula- ngan bencana di desa. mekanisme yang perlu dilakukan oleh desa untuk
melakukan kerjasama tersebut harus membuat proposal kepada instansi- instansi atau kepada lembaga kementerian terkait. Hal ini sesuai dengan
pernyataan Kabid. Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penanggu- langan Bencana Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai
berikut: jadi desa kalau sudah dibentuk bisa saja bekerja sama dengan siapa
saja, misalnya didesanya ada hutan yang gundul ini kan mereka membuat proposal kepada instansi-instansi atau kepada lembaga
kementrian kemudian mengajukan proposal kesana bahwa dan seterusnya itu yaa. Jadi mekanismenya seperti itu. Pentingnya itu,
kalau sudah ada destananya seperti itu lebih mudah. Jadi desa yang mandiri daram penanggulangan bencana.
Penjelasan diatas juga mengacu kepada Gambar IV pada bagian
sebelumnya. Suatu desa dibentuk menjadi desa tangguh bencana oleh BPBD Provinsi DIY kemudian membuat peraturan desa dan rencana-
rencana untuk lima tahun ke depan dan desa tersebut bisa melakukan kerjasama dengan pihak mana saja yang bisa membantu.
76
E. Pelaksnaan Program Kegiatan Desa Tangguh Bencana Badan Penanggu-
langan Bencan Daerah Provinsi DIY
Pelaksanaan program kegiatan BPBD Provinsi DIY tentu harus melakukan koordinasi intern berkaitan dengan apa yang akan dilakukan, oleh
karena itu perlu membuat rencana kegiatan tahunan. Setelah melakukan koordinasi itern selanjutnya BPBD Provinsi DIY melakukan koordinasi
dengan pihak-pihak yang akan melakukan kerjasma dengan BPBD Kabupaten Kota sesuai dengan lokasi pendirian desa tangguh bencana,
termasuk dengan pihak lain yang membantu pelaksanaannya. Rapat koordinasi BPBD Provinsi DIY membahas rencana-rencana
pelaksanaan mulai dari jadwal pelaksanaan, materi yang disampaikan, dan bahan-bahan beserta dengan modulnya. Setelah semua hal tersebut dilakukan
BPBD Provinsi DIY akan mulai melaksanaakan kegiatan sesuai dengan jadwal yang sudah disepakati bersama.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi DIY berkerjasama dengan BPBD Kabupaten dan LSM selaku fasilitator pendamping dalam
pembentukan Desa Tangguh Bencan Desatana dan Sekolah Siaga Bencana SSB. Untuk pelaksanaannya BPBD Provinsi bersama dengan BPBD
Kabuten akan pergi ke desa yang akan dibentuk untuk melakukan beberapa kali pertemuan, gladi, dan peresmian.
Setelah desa tangguh bencana dibentuk dan di desa tersebut mengalami persoalan yang berkaitan dengan bencana mereka harus membuat