41
D. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah sumber utama data penelitian, yaitu yang memiliki data mengenai variabel-variabel yang diteliti. Subjek penelitian,
pada dasarnya, adalah yang akan dikenai kesimpulan hasil penelitian Azwar, 1997a. Karena subjek dalam penelitian ini sangat banyak, sehingga dilakukan
pengambilan sampel. Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan cara nonprobability sampling dimana setiap anggota populasi tidak
memiliki kesempatan atau peluang yang sama untuk dipilih sebagai sampel. Adapun salah satu teknik nonprobability sampling yang digunakan dalam
penelitian ini adalah convenience sampling yang merupakan teknik pengampilan sampel berdasarkan kemudahan saja Noor, 2011. Kriteria
subjek yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah karyawan yang beragama Kristen dan Katolik.
E. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data adalah teknik atau cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data Riduwan, 2008. Metode
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan skala. Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala
frekuensi berdoa dan skala Adversity Quotient.
1. Skala Frekuensi Berdoa
Skala frekuensi berdoa disusun oleh peneliti berdasarkan empat dimensi doa menurut Poloma dan Pendleton, yaitu doa meditatif
42
meditative prayer, doa ritual ritual prayer, doa percakapan colloquial prayer
, dan doa permohonan petitionary prayer. Selain itu, peneliti juga mengacu pada
Poloma and Pendleton’s Prayer Measure dalam membuat aitem-aitem skala. Dalam skala ini terdapat 56 butir pernyataan, berikut
adalah blueprint skala frekuensi berdoa:
Tabel 1 Blueprint Skala Frekuensi Berdoa
No. Dimensi
Nomor Aitem Bobot
Jumlah Aitem
1. Doa meditatif
meditative prayer
2, 3, 5, 6, 9, 10, 14, 16, 19, 24, 30
20 11
2. Doa ritual ritual
prayer 1, 7, 8, 15, 17, 21, 25, 28,
26, 31, 36, 40, 45, 48, 51, 55
29 16
3. Doa percakapan
colloquial prayer
12, 22, 27, 32, 34, 37, 42, 47, 49, 50, 53, 56
21 12
4. Doa permohonan
petitionary prayer
4, 11, 13, 18, 20, 23, 29, 33, 35, 38, 39, 41, 43, 44,
46, 52, 54 30
17
Jumlah 56
100 56
Setiap pernyataan memiliki empat alternatif jawaban, yaitu; tidak pernah, jarang, sering, dan selalu. Skala ini dirancang dengan metode
43
penghitungan summated rating, dimana setiap alternatif jawaban memiliki skor masing-m
asing. Jawaban ‘tidak pernah’ memiliki skor 1, ‘jarang’ memiliki skor 2, ‘sering’ memiliki skor 3, dan ‘selalu’ memiliki skor 4.
Semakin tinggi skor yang diperoleh subjek dalam skala ini, berarti semakin tinggi pula frekuensi berdoa yang dimilikinya.
2. Skala Adversity Quotient
Skala Adversity Quotient disusun oleh peneliti berdasarkan empat dimensi Adversity Quotient menurut Stoltz, yaitu dimensi Control
Kendali, dimensi Origin-Ownership Asal-usul dan Pengakuan, dimensi Reach
Jangkauan, dan dimensi Endurance Daya Tahan. Selain itu, peneliti juga mengacu pada Adversity Response Profile dalam membuat
aitem-aitem skala. Dalam skala ini terdapat 55 butir aitem, berikut adalah blueprint
skala Adversity Quotient:
Tabel 2 Blueprint Skala Adversity Quotient
No. Dimensi
Nomor Aitem Bobot
Jumlah Aitem
1. Control
Kendali 3, 6, 10, 13, 22, 24,
27, 31, 34, 40, 44, 47, 49, 50, 53
27 15
2. Origin-Ownership
Asal-usul dan 2, 4, 8, 12, 16, 17,
25, 29, 30, 35, 38, 25
14
44
Pengakuan 42, 43, 51
3. Reach
Jangkauan 1, 7, 9, 11, 15, 18,
20, 28, 32, 36, 39, 46, 54
24 13
4. Endurance
Daya Tahan
5, 14, 19, 21, 23, 26, 33, 37, 41, 45, 48,
52, 55 24
13
Jumlah 55
100 55
Setiap aitem dalam skala ini berisi sebuah pernyataan peristiwa, sebuah pertanyaan, dan pilihan jawaban yang bergerak dari angka 1
sampai dengan 5. Semakin besar angkanya berarti jawaban yang diberikan subjek semakin positif. Skala ini juga akan menggunakan metode
summated rating dalam proses penghitungan data. Semakin tinggi skor
yang diperoleh subjek dalam skala ini, berarti semakin tinggi pula tingkat Adversity Quotient
yang dimilikinya.
F. Pertanggungjawaban Mutu