Teknik ini meliputi: 1 Trend Analysis
Teknik analisis laporan keuangan untuk menggambarkan kecenderunga n perubahan suatu pos laporan keuangan selama
beberapa periode. 2 Financial Ratio Analysis
Teknik analisis laporan keuangan yang menggunakan rasio keuangan yang dapat mengekspresikan suatu hubungan matematis
antar dua kuantitas. 3 Common Size Analysis
Teknik-teknik analisis laporan keuangan yang memahami suatu laporan keuangan dengan membandingkan antar pos atau
komponen-kompnen dalam laporan keuangan yang dinyatakan dalam prosentase.
4 Comparison Analysis Teknik analisis laporan keuangan yang dilakukan dengan meninjau
neraca, laporan laba rugi, dan laporan arus kas secara berurutan dari tahun ke tahun.
C. Analisis terhadap Rasio Profitabilitas
1. Manfaat Analisis terhadap Rasio Profitabilitas
Profitabilitas merupakan cerminan dari aspek keuangan. Rasio profitabilitas lebih ditekankan pada data yang berasal dari laporan rugi
laba. Menurut Sartono 1990:90, profitabilitas adalah kemampuan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri.
Analisis terhadap rasio profitabilitas sangat dibutuhkan oleh semua pihak baik pihak internal ataupun eksternal seperti halnya dengan laporan
keuangan. Menurut Syamsuddin 1987:34, para pemegang saham menaruh perhatian utama pada tingkat keuntungan, baik yang sekarang
maupun kemungkinan tingkat keuntungan pada masa yang akan datang. Hal ini penting karena tingkat keuntungan yang diperoleh perusahaan akan
mempengaruhi harga saham-saham yang mereka miliki dan dapat untuk melihat keuntungan yang benar-benar akan diterima dalam bentuk
deviden. Bagi para investor dan kreditor, ukuran profitabilitas sangat dibutuhkan dalam mengevaluasi kemampuan perusahaan menghasilkan
laba saat ini maupun di masa mendatang Astuti 2004:36. Para pemegang obligasi perlu melakukan analisis terhadap profitabilitas perusahaan
sepanjang waktu dan proyeksi profitabilitas pada masa depan untuk dapat membantu mereka dalam melihat kemampuan arus kas perusahaan dalam
menyelesaikan utang dalam periode waktu yang panjang Horne 2001:192. Kelompok lain seperti pemerintah dan masyarakat, mempunyai
tujuan spesifik bagi diri mereka sendiri, seperti keandalan pembayaran pajak serta kemampauan keuangan untuk memenuhi berbagai kewajiban
sosial dan lingkungan Helfert 1993:53. Selain bagi pihak eksternal seperti yang diuraikan di atas, rasio
profitabilitas juga dibutuhkan oleh para pengguna internal. Bagi karyawan, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pengukuran atas rasio profitabilitas dapat digunakan untuk melihat kemampuan perusahaan untuk membayar gaji dan stabilitas
ketenagakerjaan Helfert 1993:53. Juga dapat digunakan untuk karyawan perusahaan yang pemberian bonusnya berdasarkan atas pencapaian laba.
Sedangkan untuk manajer perusahaan, pengukuran atas rasio profitabilitas penting khususnya bagi para manajer perusahaan yang pengukuran kinerja
dan pemberian bonusnya berdasarkan pada laba yang dapat dicapai atau diperoleh perusahaan.
2. Jenis-Jenis Rasio Profitabilitas a
Gross Profit Margin GPM Rasio Gross Profit Margin menunjukkan hubungan antara
penjualan dengan harga pokok penjualan produk yang dijual. Laba kotor dalam perhitungan rasio ini didefinisikan sebagai selisih antara
penjualan dengan harga pokok penjualan Prastowo 2005:96. Selain itu, menurut Helfert 1993:56, laba kotor mencerminkan hubungan
antara harga, volume dan biaya. Rasio Gross Profit Margin digunakan untuk mengukur efisiensi
produksi dan penentuan harga jual. Rasio GPM dihitung dengan formula sebagai berikut Prastowo 2005:96:
Rasio Gross Profit Margin = 100
× Penjualan
Kotor Laba
b Net Profit Margin NPM
Rasio Net Profit Margin adalah ukuran profitabilitas perusahaan dari penjualan setelah memperhitungkan semua biaya dan pajak
penghasilan Horne 2001:224. Dapat dikatakan pula bahwa rasio NPM dapat digunakan untuk mengukur setiap rupiah laba yang
dihasilkan oleh setiap satu rupiah penjualan Prastowo 2005:97. Menurut Kuswadi 2004:188, besarnya laba yang didapat
dibandingkan dengan pendapatan hasil penjualan merupakan petunjuk kemampulabaan perusahaan.
Kegunaan rasio NPM adalah untuk mengukur seluruh efisiensi, baik produksi, pemasaraan, administrasi, pendanaan, penentuan harga
maupun manajemen pajak Prastowo 2005:97. Rasio NPM dihitung dengan formula sebagai berikut Syamsuddin 1985:55:
Rasio Net Profit Margin = 100
× Penjualan
Pajak Setelah
Bersih Laba
c Operating Profit Margin OPM
Rasio Operating Profit Margin
adala h rasio yang menggambarkan apa yang biasanya disebut ”pure profit” yang
diterima atas setiap rupiah dari penjualan yang dilakukan. Operating profit
disebut murni atau pure dalam pengertiannya bahwa jumlah tersebutlah yang benar-benar diperoleh dari hasil operasi perusahaan
dengan mengabaikan kewajiban-kewajiban finansial berupa bunga serta kewajiban terhadap pemerintah berupa pembayaran pajak
Syamsuddin 1985:55. Menurut Prastowo 2005:98, rasio ini memberi gambaran
tentang efisiensi perusahaan pada kegiatan utama perusahaan. Rasio PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
OPM dapat diukur dengan formula sebagai berikut Syamsuddin 1985:55:
Rasio Operating Profit Margin = 100
× Penjualan
Operasi Laba
d Return on Assets ROA
Rasio Return on Assets merefleksikan seberapa banyak perusahaan telah memperoleh hasil atas seluruh sumber daya keuangan
yang ditanamkan pada perusahaan Munawir 2002:84. Menurut Prastowo 2005:91, rasio ROA ini mengukur tingkat kembalian
investasi yang telah dilakukan oleh perusahaan dengan menggunakan seluruh danaaktiva yang dimilikinya. Laba yang digunakan di dalam
pengukuran rasio ini adalah besarnya laba yang diperoleh perusahaan sebelum didistribusikan baik kepada kreditor ataupun pemilik
perusahaan. Rasio ini digunakan untuk menunjukkan efisiensi manajemen
asset suatu perusahaan. Rasio ROA dapat diukur dengan formula sebagai berikut Helfert 1993:77:
Rasio Return on Asset = =
e Return on Equity ROE
Rasio Return on Equity merupakan suatu pengukuran dari penghasilan yang tersedia bagi para pemilik perusahaan atas modal yang mereka
investasikan di dalam perusahaan Syamsuddin 1985:58. Menurut PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Sartono 1990:92, rasio ROE mengukur kemampuan perusahaan memperoleh laba yang tersedia bagi para pemegang saham. Rasio
ROE dapat dihitung dengan menggunakan formula sebagai berikut Helfert 1993:78 :
Rasio Return On Equity =
=
= f
Basic Earning Power BEP Rasio Basic Earnings Power menunjukkan kemampuan perusahaan
memperoleh laba diukur dari jumlah laba sebelum dikurangi bunga dan pajak dibandingkan dengan total aktiva Syafri 1999:305. Rasio ini
menunjukkan kemampuan aktiva perusahaan untuk menghasilkan laba operasi perusahaan Brigham dan Houston 2004:107. Rasio BEP
dihitung dengan menggunakan formula sebagai berikut Houston 2004:107:
Rasio Basic Earnings Power
=
D. Laba