Analisis perubahan rasio profitabilitas dalam memprediksi perubahan laba pada masa mendatang : studi empiris pada industri makanan, minuman dan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta.

(1)

xv ABSTRAK

ANALISIS PERUBAHAN RASIO PROFITABILITAS DALAM MEMPREDIKSI PERUBAHAN LABA PADA MASA MENDATANG

(Studi Empiris pada industri Makanan, Minuman dan Otomotif yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta )

Bernadetha Rosmarini Sadjarwo NIM: 032114105

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2008

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui adanya kemampuan perubahan rasio profitabilitas dalam memprediksi perubahan laba pada masa mendatang.

Jenis penelitian yang dilakukan adalah studi empiris dengan sampel perusahaan berjumlah 37 perusahaan yang tergolong dalam industri makanan, minuman, dan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta selama periode tahun 2003-2006. Untuk mengetahui bahwa yang digunakan dalam penelitian terbebas dari asumsi klasik dan berdistribusi normal, maka dilakukan uji normalitas dan uji asumsi klasik yang terdiri dari uji multikolineritas, uji autokorelasi, dan uji heteroskedastisitas. Perubahan rasio profitabilitas yang dapat digunakan dalam memprediksi perubahan laba dipilih dengan menggunakan analisis regresi berganda dengan metode stepwise regression.

Penelitian ini menggunakan enam perubahan rasio profitabilitas, yaitu: perubahan rasio Gross Profit Margin, perubahan rasio Net Profit Margin, perubahan rasio Operating Profit Margin, perubahan rasio Return on Asset, perubahan rasio Return on Equity, dan perubahan rasio Basic Earnings Power. Keenam perubahan rasio ini dipilih karena pada penelitian-penelitian yang terdahulu telah menunjukkan bahwa perubahan rasio profitabilitas secara signifikan dalam digunakan untuk memprediksi perubahan laba pada masa mendatang.

Hasil pengujian dari penelitian ini menunjukkan hanya perubahan rasio Return on Assets yang signifikan dalam memprediksi perubahan laba pada masa mendatang.


(2)

xvi ABSTRACT

THE ANALYSIS OF PROFITABILITY RATIO CHANGE IN PREDICTING THE CHANGE OF PROFIT IN THE FUTURE

(An Empirical study at Food, Beverage and Automotive industries listed in Jakarta Stock Exchange)

Bernadetha Rosmarini Sadjarwo NIM: 032114105

Sanata Dharma University Yogyakarta

2008

This research aimed to find out the ability of profitability ratio change in predicting the change of profit in the future.

The conducted research was an empirical study. The samples consisted of 37 companies, which were classified as food, beverage and automotive industries and registered in Jakarta Stock Exchange during 2003-2006. To find out that the research was free from classical assumption and in normal distribution, the researcher conducted classical assumption test consisted of normality test, multicollinearity test, autocorrelation test and heteroscedasticitytest. The change of profitability ratio, that could be used to predict the profit change, was chosen by using multiple regression analysis by stepwise regression method.

This research used six profitability ratio changes, which were: Gross Profit Margin ratio change, Net Profit Margin ratio change, Operating Profit Margin ratio change, Return on Asset ratio change, Return on Equity ratio change, and Basic Earnings Power ratio change. These six ratio changes were chosen because the previous studies had shown that the change of profitability ratio could be used to predict the profit change in the future significantly.

This research result showed that there was only Return on Assets ratio change that was significant in predicting the profit change in the future.


(3)

ANALISIS PERUBAHAN RASIO PROFITABILITAS DALAM MEMPREDIKDI PERUBAHAN LABA PADA MASA MENDATANG

(Studi Empiris pada Industri Makanan, Minuman dan Otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta )

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Oleh:

Bernadetha Rosmarini Sadjarwo

NIM: 032114105

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA


(4)

(5)

(6)

(7)

v

HALAMAN PERSEMBAHAN

Allah m ungkin tidak pernah

m enjanjikan langit yang akan selalu biru, Bunga yang bertaburan

di sepanjang jalan hidup kita, Allah m ungkin tidak pernah m enjanjikan m atahari tanpa hujan,

sukacita tanpa kesedihan, dan kedam aian tanpa penderitaan. Nam un, Allah m enjanjikan kekuatan

untuk m enem puh hari ini.

Ia membuat s egal a s es uat un ya in dah pada

w akt uN ya

Skripsi ini kupersembahkan untuk Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria Kedua Orang tua ku dan Mbakku


(8)

(9)

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terima kasih ke hadirat Tuhan Yang maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapat bantuan, bimbingan dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada:

a. Romo Dr. Ir. Paulus Wiryono Priyotamtama, S.J Selaku Rektor Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan mengembangkan kepribadian kepada penulis.

b. Drs. Alex kahu Lantum, M.S. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

c. Ir. Drs. Hansiadi Yuli Hartanto, M.Si., Akt. Selaku Ketua Program Studi Akuntansi Universitas Sanata Dharma.

d. Dra. YFM. Gien Agustinawansari, MM, Akt. Selaku Pembimbing I yang telah membantu serta dengan sabar membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

e. Drs. G. Anto Listianto, MSA., Akt. Selaku Pembimbing II yang telah membantu serta dengan sabar membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.


(10)

viii

f. Bapak dan Ibuku tersayang: Medardus Sadjarwo dan Veronica Purwani, segala doa, pengertian, kesabaran, dukungan, dan cinta kalian yang telah membuatku kuat. Skripsi ini yang dapat aku persembahkan saat ini sebagai ucapan terima kasihku atas segala doa dan kerja keras kalian hingga kini.

g. My Lovely Sista: Chatharina Tanty Safriani Sadjarwo, terima kasih atas segala kesabaran, doa, dan kesetianmu mendampingiku dalam perjalanan hidup ku.

h. My Lovely Brother: Ignatius Lantip Waspodo, terima kasih telah bersedia menjadi kakak angkatku yang mau menemani, mendukung baik moril dan materiil hingga kini.

i. My Big Brother: Yosef Ditya Putra Gattiono, terima kasih atas semua dukungan doa dan nasehatnya.

j. Dian, persahabatan yang kau tawarkan kepada ku telah membuatku menjadi sosok yang kuat. Terima kasih sudah menemani aku kemana-mana di saat aku senang, sedih, dan bingung.

k. Wiwid, kepercayaan dan persahabatan yang kau berikan telah membuatku lebih optimis, semangat, dan ceria dalam menghadapi semua teka-teki kehidupan ini. Terima kasih mau menampung keluh kesah ku selama ini dan mene maniku kemana aja saat aku sedih dan bingung.

l. Lia, persahabatan yang kamu berikan kepadaku benar-benar memberi warna berbeda dalam hidupku.


(11)

ix

m. Titi, Thata, Vitha, Ricky, Angga, Dewo, Sarah, semua kasih sayang, perhatian, doa, dan nasehat kalian telah mendewasakan dan mengubah pribadi ku lebih baik. Kalian benar-benar kejutan terindah yang aku dapat di saat kuliah ini. Semua suka duka yang pernah kita lalui bersama akan menjadi sebuah memori terindah dalam hidupku.

n. Michelle, Rina, Cherly, Mitha, Almais, terima kasih atas bantuan selama kuliah.

o. Yuli, Sinta, Nian, Mbak Venta, Endah, Mbak Ninik, Niken, Mbak Ayik, terima kasih bantuannya selama aku kos di surya 7B.

p. Dhanie, Enggar, Manika, terima kasih atas dukungan dan doanya. q. Mas Markus, Mas Catur, Mas Heri, terima kasih telah mendukungku. r. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangannya, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Yogyakarta, 27 Mei 2008


(12)

x DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

HALAMAN PERNYATAAN PUBLIKASI………. iv

HALAMAN PERSEMBAHAN... v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS... vi

HALAMAN KATA PENGANTAR... vii

HALAMAN DAFTAR ISI... x

HALAMAN DAFTAR TABEL... xiii

HALAMAN DAFTAR GAMBAR... xiv

ABSTRAK... xv

ABSTRACT……….. xvi

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Rumusan Masalah... 2

C. Batasan Masalah... 2

D. Tujuan Penelitian... 3

E. Manfaat Penelitian... 3

F. Sistematika Penulisan... 4

BAB II LANDASAN TEORI... 5


(13)

xi

B. Analisis Laporan Keuangan……... 8

C. Analisis terhadap Rasio Profitabilitas... 10

D. Laba………... 15

E. Pengaruh antara Perubahan Rasio Profitabilitas Dengan Perubahan Laba………... 18

F. Hasil Penelitian Terdahulu... 23

G. Hipotesis... 26

H. Model Penelitian………... 28

BAB III METODA PENELITIAN... 29

A. Jenis Penelitian... 29

B. Waktu dan Tempat Penelitian... 29

C. Objek dan Subjek Penelitian... 29

D. Variabel Penelitian………... 30

E. Populasi dan Sampel... 32

F. Teknik Pengumpulan data……… 33

G. Jenis Data……….. 33

H. Teknik Analisis Data... 33

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN... 42

A. Sejarah Singkat Bursa Efek Jakarta... 42

B. Profile Perusahan Sampel………. 43

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN... 57

A. Deskripsi Data... 57


(14)

xii

BAB VI PENUTUP………... 73

A. Kesimpulan... 73

B. Keterbatasan... 73

C. Saran... 74

DAFTAR PUSTAKA... 75


(15)

xiii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1: Kriteria Pengambilan Sampel………... 57

Tabel 2: Output Uji Normalitas……… 59

Tabel 3: Hasil Uji Normalitas……….……….. 59

Tabel 4: Output Uji Multikolinearitas……… 60

Tabel 5: Output Uji Multikolinearitas dari variable independen Lainnya……… 60

Tabel 6: Hasil Uji Multikolinearitas………. 60

Tabel 7: Output Uji Autokorelasi………. 61

Tabel 8: Output Analisis Regresi Berganda dengan metode Stepwise Regresssion………..……… 63

Tabel 9: Output Koefisien Regresi Berganda………... 63

Tabel 10: Output Uji F……….… 65

Tabel 11: Output Uji t……….………. 66


(16)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1: Hubungan Rasio Profitabilitas dengan Laba di Masa

Mendatang...……… 28

Gambar 2: Variabel-Variabel Penelitian………... 33

Gambar 3: Pengujian dua sisi untuk uji F……... 38

Gambar 4: Pengujian dua sisi untuk uji t……….. 40


(17)

xv ABSTRAK

ANALISIS PERUBAHAN RASIO PROFITABILITAS DALAM MEMPREDIKSI PERUBAHAN LABA PADA MASA MENDATANG

(Studi Empiris pada industri Makanan, Minuman dan Otomotif yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta )

Bernadetha Rosmarini Sadjarwo NIM: 032114105

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2008

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui adanya kemampuan perubahan rasio profitabilitas dalam memprediksi perubahan laba pada masa mendatang.

Jenis penelitian yang dilakukan adalah studi empiris dengan sampel perusahaan berjumlah 37 perusahaan yang tergolong dalam industri makanan, minuman, dan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta selama periode tahun 2003-2006. Untuk mengetahui bahwa yang digunakan dalam penelitian terbebas dari asumsi klasik dan berdistribusi normal, maka dilakukan uji normalitas dan uji asumsi klasik yang terdiri dari uji multikolineritas, uji autokorelasi, dan uji heteroskedastisitas. Perubahan rasio profitabilitas yang dapat digunakan dalam memprediksi perubahan laba dipilih dengan menggunakan analisis regresi berganda dengan metode stepwise regression.

Penelitian ini menggunakan enam perubahan rasio profitabilitas, yaitu: perubahan rasio Gross Profit Margin, perubahan rasio Net Profit Margin, perubahan rasio Operating Profit Margin, perubahan rasio Return on Asset, perubahan rasio Return on Equity, dan perubahan rasio Basic Earnings Power. Keenam perubahan rasio ini dipilih karena pada penelitian-penelitian yang terdahulu telah menunjukkan bahwa perubahan rasio profitabilitas secara signifikan dalam digunakan untuk memprediksi perubahan laba pada masa mendatang.

Hasil pengujian dari penelitian ini menunjukkan hanya perubahan rasio Return on Assets yang signifikan dalam memprediksi perubahan laba pada masa mendatang.


(18)

xvi ABSTRACT

THE ANALYSIS OF PROFITABILITY RATIO CHANGE IN PREDICTING THE CHANGE OF PROFIT IN THE FUTURE

(An Empirical study at Food, Beverage and Automotive industries listed in Jakarta Stock Exchange)

Bernadetha Rosmarini Sadjarwo NIM: 032114105

Sanata Dharma University Yogyakarta

2008

This research aimed to find out the ability of profitability ratio change in predicting the change of profit in the future.

The conducted research was an empirical study. The samples consisted of 37 companies, which were classified as food, beverage and automotive industries and registered in Jakarta Stock Exchange during 2003-2006. To find out that the research was free from classical assumption and in normal distribution, the researcher conducted classical assumption test consisted of normality test, multicollinearity test, autocorrelation test and heteroscedasticitytest. The change of profitability ratio, that could be used to predict the profit change, was chosen by using multiple regression analysis by stepwise regression method.

This research used six profitability ratio changes, which were: Gross Profit Margin ratio change, Net Profit Margin ratio change, Operating Profit Margin ratio change, Return on Asset ratio change, Return on Equity ratio change, and Basic Earnings Power ratio change. These six ratio changes were chosen because the previous studies had shown that the change of profitability ratio could be used to predict the profit change in the future significantly.

This research result showed that there was only Return on Assets ratio change that was significant in predicting the profit change in the future.


(19)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Laporan keuangan merupakan salah satu informasi keuangan yang bersumber dari intern perusahaan. Laporan keuangan akan melaporkan posisi perusahaan pada satu titik waktu tertentu maupun operasinya selama suatu periode masa lalu. Akan tetapi, nilai sebenarnya dari laporan keuangan terletak pada kenyataan bahwa laporan tersebut dapat digunakan untuk membantu meramalkan keuantungan dan deviden di masa depan (Brighman 2006: 94). Untuk dapat memahami bagaimana kinerja serta proyeksi keuangan suatu perusahaan, para pengguna laporan keuangan harus mengevaluasi informasi akuntansi yang dilaporkan dalam laporan keuangan.

Analisis rasio keuangan dirancang untuk mengevaluasi laporan keuangan (Astuti 2004:29). Selain itu, analisis rasio keuangan sering digunakan untuk mengevaluasi keadaan keuangan perusahaan di masa lalu, sekarang dan memprediksi hasil di masa datang. Bagi para manajer, investor, kreditor, dan analis keuangan melakukan analisis terhadap rasio-rasio keuangan yang relevan dapat membantu mereka dalam pengambilan keputusan tertentu. Salah satunya adalah investor jangka panjang yang sangat berkepentingan dengan analisis profitabilitas.

Menurut Ou dan Penman yang dikutip dari Suryantara (2006:3), menyatakan dalam studi empiris terdahulu bahwa rasio-rasio keuangan yang


(20)

termasuk dalam kategori profitabilitas telah terbukti menjadi proksi yang baik (a good proxy) untuk digunakan dalam memprediksi laba. Menurut Astuti (2004:36), rasio profitabilitas dapat digunakan dalam mengevaluasi kemampuan perusahaan menghasilkan laba saat ini maupun di masa mendatang. Hal ini juga sejalan dengan hasil penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh Meythi pada tahun 1998 dan Diani pada tahun 2005 yang menunjukkan bahwa rasio keuangan tidak terkecuali rasio profitabilitas dapat dimanfaatkan untuk mengestimasi fenomena ekonomi, memprediksi kebangkrutan perusahaan, dan memprediksi perubahan laba di masa mendatang.

Berdasarkan uraian di atas dan hasil- hasil penelitian sebelumnya, melatarbelakangi peneliti untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis Perubahan Rasio Profitabilitas dalam Memprediksi Perubahan Laba pada Masa Mendatang.”

B. Rumusan Masalah

Apakah perubahan rasio profitabilitas dapat digunakan untuk memprediksi perubahan laba ?

C. Batasan Masalah


(21)

D. Tujuan Penelitian

Penelitian bertujuan untuk menentukan perubahan rasio profitabilitas yang mana yang dapat digunakan untuk memprediksi perubahan laba pada masa mendatang.

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan diantaranya:

1. Bagi Pengguna Laporan Keuangan

Penelitian ini dapat menambah keyakinan para pengguna laporan keuangan akan manfaat rasio keuangan khususnya rasio profitabilitas secara proporsional sebagai salah satu alat yang dapat membantu dalam membuat keputusan ekonomi yang tepat.

2. Bagi Universitas Sanata Dharma

Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan informasi dalam pengembangan penelitian serta dapat menambah referensi perpustakaan. 3. Bagi Penulis

Penelitian ini dapat membantu penulis untuk bisa mendapatkan tambahan pengetahuan mengenai kegunaan analisis rasio keuangan khususnya rasio profitabilitas.


(22)

F. Sistematika Penulisan

Bab I Pendahuluan

Bab ini berisi tentang uraian mengenai latar belakang masalah yang menerangkan dasar dipilihnya masalah yang hendak diteliti, rumusan masalah yang berisi masalah utama yang dihadapi, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab II Landasan Teori

Bab ini berisi tentang teori-teori yang menjadi dasar dalam menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang diteliti.

Bab III Metoda Penelitian

Bab ini akan diuraikan mengenai jenis penelitian, waktu dan tempat penelitian, obyek dan subyek penelitian, variabel penelitian, teknik pengambilan sampel, dan teknik analisis data.

Bab IV Gambaran Umum Perusahaan

Bab ini berisi paparan mengenai sejarah Bursa Efek Jakarta dan profile perusahaan yang menjadi sampel.

Bab V Analisis Data

Bab ini berisi mengenai deskripsi data, hasil analisis regresi berganda, dan hasil pengujian hipotesis.

Bab VI Penutup

Bab ini berisi mengenai kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan, keterbatasan penelitian, dan saran.


(23)

5 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Laporan Keuangan

1 Pengertian Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan suatu daftar ringkasan ahkir mengenai transaksi keuangan yang terjadi di dalam organisasi /perusahaan yang menunjukkan semua kegiatan operasional dan akibatnya selama tahun buku yang bersangkutan (Winarni 2005:1). Namun selain itu laporan keuangan juga dapat diartikan sebagai pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya oleh para pemilik perusahaan atas kinerja yang telah dicapainya (Sandiyani 2001:3).

Sedangkan menurut Munawir (1999:2), yang dimaksud dengan laporan keuangan adalah hasil dari suatu proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat komunikasi antar data keuangan suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data tersebut.

2 Tujuan Laporan Keuangan

Menurut PSAK No.1 (2002:4), tujuan laporan keuangan untuk tujuan umum adalah:

Memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja, dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam rangka membuat keputusan-keputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber-sumber daya yang dipercayakan kepada mereka.


(24)

Selain itu, laporan keuangan harus dapat memberikan informasi yang berguna dalam meramalkan, membandingkan, dan menilai kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba (Syafri 1999:213). Jadi dengan demikian, laporan keuangan disajikan untuk membantu proses penilaian terhadap kemampuan perusahaan mendapatkan laba dan kemampuan untuk membayar deviden.

3 Pihak-pihak yang Berkepentingan atas Laporan Keuangan

Menurut Husnan (2002:7-12), pihak-pihak yang berkepentingan atas laporan keuangan adalah:

a) Manajemen

Manajemen membutuhkan informasi keuangan sebagai dasar perencanaan, pengendalian dan pengamb ilan keputusan keuangan, operasi dan investasi juga diperlukan dalam rangka untuk penentuan bonus, penilaian kinerja dan profitabilitas perusahaan, serta distribusi laba.

b) Investor, kreditor dan pemegang saham

Pihak investor, kreditor dan pemegang saham membutuhkan informasi tentang sejauh mana kelancaran aktivitas dan profitabilitas perusahaan. Hal ini dikarenakan informasi tersebut dapat membantu dan mempengaruhi keputusan mereka dalam menginvestasikan modalnya.


(25)

c) Pemerintah

Pemerintah berkepentingan untuk mengatur aktivitas perusahaan, menetapkan kebijakan pajak dan sebagai dasar untuk menyusun statistik pendapatan nasional.

d) Pelanggan atau konsumen

Pelanggan sangat berkepentingan dengan informasi mengenai bagaimana kelangsungan hidup perusahaan ketika mereka sedang terlibat dalam perjanjian jangka panjang dengan suatu perusahaan. e) Karyawan

Laporan keuangan bagi karyawan menjadi sangat penting karena melalui laporan tersebut mereka mendapatkan informasi penting mengenai potensi, profitabilitas dan solvabilitas perusahaan di masa mendatang.

f) Supplier dan lender

Pemasok atau pemberi pinjaman dalam pengambilan keputusan memberi kredit atau tidak, mereka akan mempertimbangkan salah satunya mengenai likiditas, profitabilitas. Oleh sebab itu, mereka membutuhkan laporan keuangan untuk mengetahui informasi-informasi tersebut. Selain itu, pihak bank atau pemberi pinjaman akan meminta laporan keuangan selama periode peminjaman sebagai alat monitoring dan evaluasi keberhasilan pemberian pinjaman tersebut.


(26)

g) Pihak-pihak lain

Pihak-pihak lain, seperti akademisi, masyarakat umum ataupun kelompok-kelompok khusus yang mencoba untuk mempengaruhi perusahaan berkaitan dengan keuangannya atau urusan lainnya.

B. Analisis Laporan Keuangan

1. Pengertian Analisis Laporan Keuangan

Analisis laporan keuangan merupakan suatu proses yang penuh dengan pertimbangan dalam rangka membantu mengevaluasi posisi keuangan dan hasil operasi perusahaan pada masa sekarang dan masa lalu (Prastowo 2005:30). Menurut Bernstein yang dikutip dari Sudarini (2005:198), analisis laporan keuangan dapat diartikan sebagai:

Suatu proses pertimbangan dalam rangka membantu mengevaluasi posisi keuangan dan hasil operasi saat kini dan masa lalu, dengan tujuan utama untuk menentukan estimasi dan prediksi yang paling mungkin mengenai kondisi dan kinerja perusahaan pada masa mendatang.

Sejalan dengan beberapa pengetian di atas, menurut Syafri (1999:190), yang dimaksudkan dengan analisis laporan keuangan adalah:

Suatu proses menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau yang mempunyai makna anatara satu dengan yang lain baik antara data kuantitatif ataupun non kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat pent ing dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat. 2. Teknik-Teknik Analisis Laporan Keuangan

Menurut Munawir (2002:57), ada dua teknik analisis laporan keuangan yang sering digunakan oleh para analisis, yaitu:


(27)

a. Cross-sectional technique atau Analisis Vertikal

Adalah teknik analisis yang memperbandingkan pos satu dengan yang lainnya yang terdapat pada laporan keuangan yang sama untuk satu periode. Teknik ini meliputi:

1) Common Size Statement

Teknik-teknik analisis laporan keuangan yang memahami suatu laporan keuangan dengan membandingkan antar pos atau komponen-komponen dalam laporan keuangan yang dinyatakan dalam prosentase.

2) Financial Ratio Analysis

Teknik analisis laporan keuangan yang menggunakan rasio yang mengekspresikan suatu hubungan matematis antar dua kuantitas. 3) Cash Flow Analysis

Teknik analisis laporan keuangan yang menyediakan pengetahuan bagaimana suatu perusahaan mendapatkan dan mengalokasikan sumber-sumber dananya.

b. Time-series technique atau Analisis Horizontal

Adalah teknik analisis yang memperbandingkan laporan- laporan keuangan untuk beberapa periode, sehingga dapat diketahui perkembangan dan kecenderungan yang terjadi di suatu perusahaan.


(28)

Teknik ini meliputi: 1) Trend Analysis

Teknik analisis laporan keuangan untuk menggambarkan kecenderunga n perubahan suatu pos laporan keuangan selama beberapa periode.

2) Financial Ratio Analysis

Teknik analisis laporan keuangan yang menggunakan rasio keuangan yang dapat mengekspresikan suatu hubungan matematis antar dua kuantitas.

3) Common Size Analysis

Teknik-teknik analisis laporan keuangan yang memahami suatu laporan keuangan dengan membandingkan antar pos atau komponen-kompnen dalam laporan keuangan yang dinyatakan dalam prosentase.

4) Comparison Analysis

Teknik analisis laporan keuangan yang dilakukan dengan meninjau neraca, laporan laba rugi, dan laporan arus kas secara berurutan dari tahun ke tahun.

C. Analisis terhadap Rasio Profitabilitas

1. Manfaat Analisis terhadap Rasio Profitabilitas

Profitabilitas merupakan cerminan dari aspek keuangan. Rasio profitabilitas lebih ditekankan pada data yang berasal dari laporan rugi laba. Menurut Sartono (1990:90), profitabilitas adalah kemampuan


(29)

perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri.

Analisis terhadap rasio profitabilitas sangat dibutuhkan oleh semua pihak baik pihak internal ataupun eksternal seperti halnya dengan laporan keuangan. Menurut Syamsuddin (1987:34), para pemegang saham menaruh perhatian utama pada tingkat keuntungan, baik yang sekarang maupun kemungkinan tingkat keuntungan pada masa yang akan datang. Hal ini penting karena tingkat keuntungan yang diperoleh perusahaan akan mempengaruhi harga saham-saham yang mereka miliki dan dapat untuk melihat keuntungan yang benar-benar akan diterima dalam bentuk deviden. Bagi para investor dan kreditor, ukuran profitabilitas sangat dibutuhkan dalam mengevaluasi kemampuan perusahaan menghasilkan laba saat ini maupun di masa mendatang (Astuti 2004:36). Para pemegang obligasi perlu melakukan analisis terhadap profitabilitas perusahaan sepanjang waktu dan proyeksi profitabilitas pada masa depan untuk dapat membantu mereka dalam melihat kemampuan arus kas perusahaan dalam menyelesaikan utang dalam periode waktu yang panjang (Horne 2001:192). Kelompok lain seperti pemerintah dan masyarakat, mempunyai tujuan spesifik bagi diri mereka sendiri, seperti keandalan pembayaran pajak serta kemampauan keuangan untuk memenuhi berbagai kewajiban sosial dan lingkungan (Helfert 1993:53).

Selain bagi pihak eksternal seperti yang diuraikan di atas, rasio profitabilitas juga dibutuhkan oleh para pengguna internal. Bagi karyawan,


(30)

pengukuran atas rasio profitabilitas dapat digunakan untuk melihat kemampuan perusahaan untuk membayar gaji dan stabilitas ketenagakerjaan (Helfert 1993:53). Juga dapat digunakan untuk karyawan perusahaan yang pemberian bonusnya berdasarkan atas pencapaian laba. Sedangkan untuk manajer perusahaan, pengukuran atas rasio profitabilitas penting khususnya bagi para manajer perusahaan yang pengukuran kinerja dan pemberian bonusnya berdasarkan pada laba yang dapat dicapai atau diperoleh perusahaan.

2. Jenis-Jenis Rasio Profitabilitas a) Gross Profit Margin / GPM

Rasio Gross Profit Margin menunjukkan hubungan antara penjualan dengan harga pokok penjualan produk yang dijual. Laba kotor dalam perhitungan rasio ini didefinisikan sebagai selisih antara penjualan dengan harga pokok penjualan (Prastowo 2005:96). Selain itu, menurut Helfert (1993:56), laba kotor mencerminkan hubungan antara harga, volume dan biaya.

Rasio Gross Profit Margin digunakan untuk mengukur efisiensi produksi dan penentuan harga jual. Rasio GPM dihitung dengan formula sebagai berikut (Prastowo 2005:96):

Rasio Gross Profit Margin = ×10000

Penjualan Kotor Laba

b) Net Profit Margin / NPM

Rasio Net Profit Margin adalah ukuran profitabilitas perusahaan dari penjualan setelah memperhitungkan semua biaya dan pajak


(31)

penghasilan (Horne 2001:224). Dapat dikatakan pula bahwa rasio NPM dapat digunakan untuk mengukur setiap rupiah laba yang dihasilkan oleh setiap satu rupiah penjualan (Prastowo 2005:97). Menurut Kuswadi (2004:188), besarnya laba yang didapat dibandingkan dengan pendapatan (hasil penjualan) merupakan petunjuk kemampulabaan perusahaan.

Kegunaan rasio NPM adalah untuk mengukur seluruh efisiensi, baik produksi, pemasaraan, administrasi, pendanaan, penentuan harga maupun manajemen pajak (Prastowo 2005:97). Rasio NPM dihitung dengan formula sebagai berikut (Syamsuddin 1985:55):

Rasio Net Profit Margin = ×10000

Penjualan

Pajak Setelah Bersih

Laba

c) Operating Profit Margin / OPM

Rasio Operating Profit Margin adala h rasio yang menggambarkan apa yang biasanya disebut ”pure profit” yang diterima atas setiap rupiah dari penjualan yang dilakukan. Operating profit disebut murni atau pure dalam pengertiannya bahwa jumlah tersebutlah yang benar-benar diperoleh dari hasil operasi perusahaan dengan mengabaikan kewajiban-kewajiban finansial berupa bunga serta kewajiban terhadap pemerintah berupa pembayaran pajak (Syamsuddin 1985:55).

Menurut Prastowo (2005:98), rasio ini memberi gambaran tentang efisiensi perusahaan pada kegiatan utama perusahaan. Rasio


(32)

OPM dapat diukur dengan formula sebagai berikut (Syamsuddin 1985:55):

Rasio Operating Profit Margin = ×10000

Penjualan Operasi Laba

d) Return on Assets / ROA

Rasio Return on Assets merefleksikan seberapa banyak perusahaan telah memperoleh hasil atas seluruh sumber daya keuangan yang ditanamkan pada perusahaan (Munawir 2002:84). Menurut Prastowo (2005:91), rasio ROA ini mengukur tingkat kembalian investasi yang telah dilakukan oleh perusahaan dengan menggunakan seluruh dana/aktiva yang dimilikinya. Laba yang digunakan di dalam pengukuran rasio ini adalah besarnya laba yang diperoleh perusahaan sebelum didistribusikan baik kepada kreditor ataupun pemilik perusahaan.

Rasio ini digunakan untuk menunjukkan efisiensi manajemen asset suatu perusahaan. Rasio ROA dapat diukur dengan formula sebagai berikut (Helfert 1993:77):

Rasio Return on Asset =

=

e) Return on Equity / ROE

Rasio Return on Equity merupakan suatu pengukuran dari penghasilan yang tersedia bagi para pemilik perusahaan atas modal yang mereka investasikan di dalam perusahaan (Syamsuddin 1985:58). Menurut


(33)

Sartono (1990:92), rasio ROE mengukur kemampuan perusahaan memperoleh laba yang tersedia bagi para pemegang saham. Rasio ROE dapat dihitung dengan menggunakan formula sebagai berikut (Helfert 1993:78 ):

Rasio Return On Equity =

=

=

f) Basic Earning Power / BEP

Rasio Basic Earnings Power menunjukkan kemampuan perusahaan memperoleh laba diukur dari jumlah laba sebelum dikurangi bunga dan pajak dibandingkan dengan total aktiva (Syafri 1999:305). Rasio ini menunjukkan kemampuan aktiva perusahaan untuk menghasilkan laba operasi perusahaan (Brigham dan Houston 2004:107). Rasio BEP dihitung dengan menggunakan formula sebagai berikut (Houston 2004:107):

Rasio Basic Earnings Power

= D. Laba

1 Pengertian Laba

Menurut Suwardjono (2005:464), pengertian laba adalah:

Kenaikan asset dalam suatu periode akibat kegiatan produktif yang dapat dibagi kepada kreditor, pemerintah dan pemegang saham (dalam


(34)

bentuk bunga, pajak dan deviden) tanpa mempengaruhi keuntungan ekuitas pemegang saham semula.

Berbeda dengan pengertian di atas, Ikatan Akuntan Indonesia justru tidak menterjemahkan income dengan istilah laba, tetapi dengan istilah penghasilan. Jadi menurut IAI (1994:20), pengertian penghasilan adalah:

Kenaikan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk pemasukan atau penambahan aktiva atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal.

2. Laba Akuntansi

Pengertian laba yang dianut oleh struktur akuntansi saat ini adalah laba akuntansi. Pengertian laba akuntansi menurut Ghozali dan Chariri (2003:213), adalah perbedaan antara pendapatan yang direalisasi dari transaksi yang terjadi selama satu periode dengan biaya yang berkaitan dengan pendapatan tersebut.

3. Karateristik Laba Akuntansi

Menurut Chariri (2003:214), ada lima karateristik laba akuntansi, yaitu:

a. Laba akuntansi didasarkan pada transaksi aktual, terutama yang berasal dari penjualan barang atau jasa.

b. Laba akuntansi didasarkan pada postulat periodisasi dan mengacu pada kinerja perusahaan selama satu periode tertentu.

c. Laba akuntansi didasarkan pada prinsip pendapatan yang memerlukan pemahaman khusus tentang definisi, pengukurandan pengakuan pendapatan.


(35)

d. Laba akuntansi memerlukan pengukuran tentang biaya dalam bentuk kos historis.

e. Laba akuntansi menghendaki adanya penandingan antara pendapatan dengan biaya yang relevan dan berkaitan dengan pendapatan tersebut. 4. Tujuan Pelaporan Laba.

Tujuan utama pelaporan laba adalah memberikan informasi yang berguna bagi mereka yang paling berkepentingan dengan laporan keuangan. Oleh sebab itu, suatu perusahaan perlu melaporkan laba karena laba dapat menjadi indikator untuk mengetahui prestasi atau kinerja perusahaan dan manajemen di masa lalu.

Sedangkan menurut Suwardjono (2005:456), pelaporan laba akuntansi diharapkan dapat digunakan sebagai:

a) Indikator efifiensi penggunaan dana yang tertanam dalam perusahaan yang diwujudkan dalam tingkat kembalian atas investasi.

b) Pengukur prestasi atau kinerja badan usaha dan manajemen. c) Dasar penentuan besarnya pengenaan pajak.

d) Alat pengendalian alokasi sumber daya ekonomik suatu negara.

e) Dasar penentuan dan penilaian kelayakan tarif dalam perusahaan publik .

f) Alat pengendalian terhadap debitur dalam kontrak utang. g) Dasar penentuan pembagian deviden.


(36)

i) Alat untuk memotivasi manajemen dalam melakukan pengendalian perusahaan.

E. Pengaruh antara Perubahan Rasio Profitabilitas dengan Perubahan Laba 1. Pengaruh antara Perubahan Rasio Gross Profit Margin dengan Perubahan

Laba

Gross Profit Margin/GPM merupakan presentase dari laba kotor dibandingkan dengan penjualan. Laba kotor didefinisikan sebagai selisih antara penjualan dan harga pokok penjualan. Perubahan rasio GPM sangat dipengaruhi oleh perubahan harga pokok penjualan.

Menurut Prastowo (2002:184), perubahan laba kotor sendiri disebabkan karena adanya perubahan pada harga jual per unit, harga pokok per unit, dan volume penjualan. Perubahan kenaikan harga jual per unit dan volume penjualan yang lebih besar daripada perubahan kenaikan harga pokok per unit dapat menyebabkan perubahan kenaikan atas laba kotor yang kemudian dapat menyebabkan adanya perubahan kenaikan rasio GPM.

Perubahan kenaikan rasio GPM yang disebabkan adanya perubahan kenaikan penjualan yang lebih besar daripada perubahan kenaikan harga pokok penjualan dapat memberikan indikasi bahwa akan terjadi perubahan kenaikan laba perusahaan.

Hal ini sesuai dengan hasil kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan oleh Machfoedz pada tahun 1999, menyatakan bahwa


(37)

perubahan rasio Gross Profit Margin signifikan terhadap perubahan laba di masa mendatang.

2. Pengaruh antara Perubahan Rasio Net Profit Margin dengan Perubahan Laba

Rasio Net Profit Margin/NPM merupakan rasio antara laba bersih (penjualan sesudah dikurangi dengan seluruh biaya termasuk pajak) dibandingkan dengan penjualan. Menurut Horne (2001:224), penurunan NPM dalam satu periode dapat disebabkan karena biaya penjualan, umum dan administrasi yang terlalu tinggi dibandingkan dengan penjualan ataupun adanya tarif pajak yang lebih tinggi.

Dengan kata lain, adanya perubahan peningkatan harga pokok penjualan yang lebih tinggi daripada penjualan menyebabkan penjualan bersih (laba kotor) rendah. Laba kotor yang rendah disertai dengan biaya operasi dan administrasi serta tarif pajak yang terlalu tinggi membuat laba bersih setelah pajak juga menurun. Penurunan laba kotor dan laba bersih setelah pajak dapat menyebabkan penurunan rasio NPM. Perubahan penurunan atau peningkatan NPM dipengaruhi oleh efektif atau tidaknya manajemen dalam mengelola pengeluaran-pengeluaran atau biaya-biayanya serta tarif pajak yang berlaku. Perubahan NPM juga dapat menyediakan indikasi akan adanya perubahan atas laba perusahaan.

Hal ini juga sesuai dengan kesimpulan dalam penelitian Sudarini pada tahun 2005 yang menyatakan bahwa perubahan rasio Net Profit Margin berpengaruh terhadap perubahan laba di masa mendatang.


(38)

3. Pengaruh antara Perubahan Rasio Operating Profit Margin dengan Perubahan Laba

Operating Profit Margin/OPM adalah rasio yang angka laba yang digunakan berasal dari kegiatan usaha pokok perusahaan (Prastowo 2005:97). Oleh karena itu faktor-faktor yang mempengaruhi laba yang tidak ada kaitannya secara langsung dengan kinerja perusahaan dapat dihilangkan (Kuswadi 2004:189). Menurut Syamsuddin (1987:54), penurunan biaya operasi yang lebih besar daripada kenaikan harga pokok penjualan akan menyebabkan kenaikan rasio OPM. Dengan kata lain, jika biaya operasi ataupun harga pokok penjualan juga mengalami perubahan, maka akan menyebabkan perubahan pada rasio OPM.

Rasio OPM menunjukkan tingkat efisiensi perusahaan. Peningkatan rasio OPM menandakan perusahaan semakin efisien. Dengan demikian, semakin efisien perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasinya akan menyebabkan peningkatan OPM yang kemudian dapat diikuti dengan adanya peningkatan laba.

4. Pengaruh antara Perubahan Rasio Return On Asset dengan Perubahan Laba

Return On Asset/ROA merupakan pengukuran kemampuan perusahaan secara keseluruhan di dalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia di dalam perusahaan (Syamsuddin 1987:56).


(39)

Hasil pengembalian atas aktiva/ROA akan meningkat jika lebih sedikit aktiva yang digunakan serta minimalnya pajak yang diterima (Helfert 1993:77). Selain itu, menurut Meythi (2005:268), tinggi rendahnya ROA tergantung pada keputusan perusahaan dalam alokasi dana yang dimiliki pada aktiva juga tergantung pada efisiensi penggunaan aktiva perusahaan. Dengan kata lain, jika total aktiva yang digunakan tetap sedangkan tarif pajak mengalami peningkatan maka akan menyebabkan laba bersih setelah pajak menurun. Penurunan laba bersih setelah pajak akan diikuti dengan adanya penurunan ROA. Ataupun jika tarif pajak tetap yang diikuti dengan jumlah laba bersih yang tetap namun jumlah aktiva yang digunakan meningkat, maka akan menyebabkan penurunan ROA. Penggunaan aktiva yang dikatakan tidak efisien, seperti banyaknya dana yang menganggur dalam persediaan, aktiva tetap beroperasi di bawah kapasitas normal (Meythi 2005:268).

Menurut Wibisono (2006:91), peningkatan nilai rasio ini dari waktu ke waktu menunjukkan kinerja perusahaan yang semakin membaik dalam mendapatkan income dari asset yang dimiliki. Dengan kata lain, adanya perubahan ROA dapat mengindikasikan akan adanya perubahan laba.

Hal ini sejalan pula dengan hasil kesimpulan dari penelitian yang dilakukan oleh Meythi pada tahun 2005 yang mengatakan bahwa Return on Assets adalah rasio yang paling baik yang dapat digunakan untuk memprediksi perubahan laba di masa mendatang.


(40)

5. Pengaruh antara Perubahan Rasio Return On Equity dengan Perubahan Laba

Return On Equity/ROE adalah rasio untuk mengukur keuntungan bersih yang diperoleh dari modal yang diinvestasikan oleh pemilik perusahaan. Menurut Sartono (1990:92), rasio ini juga dipengaruhi oleh besar kecilnya utang perusahaan. Peningkatan pada hasil pengembalian atas ekuitas/ROE disebabkan karena adanya peningkatan kewajiban yang disertai dengan asumsi perusahaan menguntungkan (Helfert, 1993:78).

Dengan kata lain, jika kewajiban mengalami peningkatan sedangkan penggunaan aktiva tidak mengalami peningkatan ataupun penurunan, maka akan menyebabkan ekuitas mengalami penurunan. Penurunan ekuitas yang disertai dengan adanya peningkatan laba bersih akan menyebabkan peningkatan ROE.

Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Takarini pada tahun 2003 yang menunjukkan bahwa perubahan rasio Return on Equity berpengaruh terhadap perubahan laba di masa mendatang.

6. Pengaruh antara Perubahan Rasio Basic Earnings Power dengan Perubahan Laba

Basic Earnings Power/BEP merupakan rasio yang mengindikasikan kemampuan dari aktiva-aktiva perusahaan untuk menghasilkan laba operasi (Brigham dan Houston 2004:107). Rasio ini menunjukkan kemapuan dasar untuk menghasilkan laba dari aktiva-aktiva perusahaan, sebelum ada pengaruh dari pajak dan leverage. Menurut Helfert (1993:64),


(41)

rasio BEP yang dihitung dengan menggunakan laba sebelum pajak dan bunga/EBIT hasilnya lebih tepat karena unsur bunga maupun pajak dihilangkan dari angka laba. Dalam rasio BEP keefektifan manajemen dalam menggunakan aktiva total maupun aktiva bersih yang ada di dalam neraca diutamakan (Helfert 1993:64). Keefektifan dinilai dengan mengkaitkan laba bersih terhadap aktiva yang digunakan untuk menghasilkan laba. Dengan kata lain, jika penggunaan aktiva semakin efisien yang ditandai oleh semakin sedikitnya aktiva yang disertai dengan adanya peningkatan terhadap laba bersih sebelum pajak dan bunga tertentu, maka akan dapat menyebabkan peningkatan rasio BEP. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa perubahan BEP dapat menjadi indikasi akan terjadi perubahan laba.

F. Hasil Penelitian Peneliti Sebelumnya

Banyak penelitian yang telah dilakukan untuk meneliti mengenai hubungan rasio keuangan dengan laba akuntansi. Beberapa penelitian tersebut antara lain:

a. Takarini dan Ekawati (2003), melakukan penelitian ini dilakukan untuk meneliti prediksi perubahan laba dengan menggunakan rasio keuangan. Sampel yang digunakan 42 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta dan menganalisis 18 rasio keuangan dengan menggunakan model regresi logistic teknik stepwise. Teknik ini digunakan untuk menyaring variabel- variabel independen. Sedangkan penggunaan model regresi logitik dimaksudkan untuk menguji variabel independen yang


(42)

signifikan dan untuk menguji kemampuan prediksi perubahan rasio keuangan yang signifikan dalam model logit. Hasilnya menunjukkan bahwa rasio current liabilities to equity, working capital to total asset, return on equity, dan net profit margin signifikan dalam memprediksi perubahan laba perusahaan manufaktur.

b. Lela (2003), melakukan penelitian untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh perubahan net profit margin, operating profit margin, return on invesment dan return on equity secara parsial terhadap perubahan harga saham di Bursa Efek Jakarta selama 2 tahun yaitu tahun 1998-2000. Sampel yang digunakan adalah 30 perusahaan manufaktur yang telah go publik. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis statistik regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perubahan NPM berpengaruh negatif dan signifikan terhadap perubahan harga saham pada tahun 1998, perubahan ROI berpengaruh negatif dan signifikan terhadap perubahan harga saham tahun 2000 sedangkan ROE berpengaruh positif dan sigifikan terhadap perubahan harga saham tahun 2000.

c. Meythi (2005), melakukan penelitian dengan menggunakan alat uji Confirmatory Factor Analysis/CFA atas rasio-rasio keuangan. Factor Analysis merupakan salah satu metode statistik multivariate yang dapat digunakan untuk meringkas atau mengurangi data atau variabel yang diperlukan untuk analisa, dan dapat juga digunakan untuk menguji construct validity. Penelitian ini digunakan untuk menguji rasio keuangan mana yang paling baik untuk memprediksi pertumbuhan laba bagi


(43)

perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa return on asset menjadi rasio keuangan yang paling baik dalam memprediksi pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur sektor dasar dan kimia.

d. Pujiastuti (2005), melakukan penelitian untuk menguji pengaruh kondisi keuangan perusahaan terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta selama 4 tahun yaitu tahun 1999-2002. Penelitian menggunakan 4 rasio keuangan, yaitu rasio likuiditas, rasio leverage, rasio aktivitas, dan rasio profitabiitas. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi berganda untuk menguji hipotesis yang digunakan dalam penelitian. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa rasio keuangan (NPM, Current Ratio, Debt Ratio, dan Total Asset Turnover) tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan laba. e. Merung (2004), melakukan penelitian untuk mengetahui kegunaan rasio

keuangan dalam memprediksi perubahan laba. Data yang digunakan dalam penelitian adalah laporan keuangan tahun 2000-2002 dari 8 perusahaan tekstil yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis regresi metode stepwise dan uji F. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 4 rasio keuangan yang dapat digunakan sebagai prediktor perubahan laba, yaitu working capital to total asset, working capital turnover, quick ratio dan total equity to total asset. f. Diani (2005), melakukan penelitian untuk mengetahui rasio keuanga n


(44)

Data yang digunakan dalam penelitian adalah laporan keuangan tahun 1999-2003 dengan sampel 8 perusahaan farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis regresi metode stepwise. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 2 rasio keuangan dari 15 rasio keuangan yang digunakan dalam penelitian yang berpengaruh dalam memprediksi perubahan laba. Dua rasio itu adalah NPM yang berpengaruh negatif terhadap perubahaan laba dan ROE yang berpengaruh positif terhadap perubahan laba.

g. Suwarno (2004), melakukan penelitian secara empiris terhadap perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta selama 5 tahun, yaitu tahun 1998-2002. Penelitian untuk menguji manfaat informasi rasio keuangan dalam memprediksi perubahan laba. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian adalah dengan menggunakan metode regresi berganda, uji t, dan uji F. Hasil penelitian menunjukkan bahwa operating profit to profit before taxes, net income to net worth, dan inventory to working capital tahun 1999-2000 dapat digunakan untuk memprediksi perubahan laba tahun 2000 dan 2001. Namun, rasio keuangan tahun 2001 ternyata tidak dapat digunakan untuk memprediksi perubahan laba pada tahun 2002.

G. Hipotesis

Berbagai temuan penelitian yang telah dilakukan bahwa manfaat informasi rasio keuangan untuk memprediksi perubahan laba hasilnya masih cenderung tidak konsisten, maka diduga bahwa informasi rasio keuangan termasuk rasio


(45)

profitabilitas berpengaruh secara signifikan untuk memprediksi perubahan laba.

Oleh karena itu, penelitian ini akan melakukan pengujian dengan hipotesis nol (Ho) yang diajukan adalah sebagai berikut:

Ho: Perubahan rasio profitabilitas secara bersama-sama tidak dapat digunakan untuk memprediksi perubahan laba.

Ho1: Perubahan rasio Gross Profit Margin tidak dapat digunakan untuk memprediksi perubahan laba.

Ho2: Perubahan rasio Net Profit Margin tidak dapat digunakan untuk memprediksi perubahan laba.

Ho3: Perubahan rasio Operating Profit Margin tidak dapat digunakan untuk memprediksi perubahan laba.

Ho4: Perubahan rasio Return On Assets tidak dapat digunakan untuk memprediksi perubahan laba.

Ho5: Perubahan rasio Return On Equity tidak dapat digunakan untuk memprediksi perubahan laba.

Ho6: Perubahan rasio Basic Earnings Power tidak dapat digunakan untuk memprediksi perubahan laba.

Selain itu, penelitian ini juga mengajukan hipotesis alternatif (Ha) sebagai berikut:

Ha: Perubahan rasio profitabilitas secara bersama-sama dapat digunakan untuk memprediksi perubahan laba.


(46)

Ha1: Perubahan rasio Gross Profit Margin dapat digunakan untuk memprediksi perubahan laba.

Ha2: Perubahan rasio Net Profit Margin dapat digunakan untuk memprediksi perubahan laba.

Ha3: Perubahan rasio Operating Profit Margin dapat digunakan untuk memprediksi perubahan laba.

Ha4: Perubahan rasio Return On Assets dapat digunakan untuk memprediksi perubahan laba.

Ha5: Perubahan rasio Return On Equity dapat digunakan untuk memprediksi perubahan laba.

Ha6: Perubahan rasio Basic Earnings Power dapat digunakan untuk memprediksi perubahan laba.

H. Model Penelitian

Gambar I

Pengaruh rasio profitabilitas dengan laba pada masa mendatang

Laporan Keuangan

Rasio Profitabilitas Laba pada masa

mendatang Prediksi


(47)

29 BAB III

METODA PENELITIAN A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian empiris pada industri makanan, minuman dan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Menurut Supomo dan Indriantoro (2002:29), dijelaskan bahwa penelitian empiris merupakan penelitian terhadap fakta empiris yang diperoleh berdasarkan metode observasi atau pengalaman. Fakta empiris dalam penelitian ini diperoleh dengan cara dokumentasi karena data yang digunakan berupa data sekunder. Fakta yang akan diamati dalam penelitian ini adalah menganalisis kemampuan rasio profitabilitas dalam memprediksi perubahan laba di masa mendatang.

B. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian

Penelitian akan dilakukan selama 5 bulan. 2. Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di Pojok Bursa Efek Jakarta Unive rsitas Sanata Dharma Yogyakarta

C. Objek dan Subjek Penelitian 1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini perusahaan manufaktur yang bergerak dalam industri makanan, minuman, dan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta periode tahun 2003-2006.


(48)

2. Objek Penelitian

Obyek penelitian ini adalah rasio profitabilitas dan laba berih sebelum pajak dan bunga pada perusahaan manufaktur yang bergerak dalam industri makanan, minuman dan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta selama kurun waktu 2003-2006.

D. Variabel Penelitian

1. Variabel Independen

Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi penyebab berubahnya variabel dependen. Variabel independen dalam penelitian ini adalah perubahan rasio profitabilitas perusahaan manufaktur yang bergerak dalam industri makanan, minuman dan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Perubahan rasio profitabilitas tersebut dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut (Sudarini 2005:201):

(

)

(

)

(

1

)

1 − − − = ∆ t t t t Fr Fr Fr Fr Keterangan: t Fr

∆ = Perubahan Rasio Profitabilitas Perusahaan Frt = Rasio Profitabilitas Perusahaan pada Periode t

Frt-1 = Rasio Profitabilitas Perusahaan pada Periode Satu Tahun Sebelumnya

2. Variabel Dependen

Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau disebabkan oleh adanya variabel independen. Variabel dependen dalam penelitian


(49)

adalah perubahan laba. Laba yang dimaksudkan adalah laba sebelum pajak, tidak termasuk item extra ordinary dan discontinued operation. Item extra ordinary adalah peristiwa atau transaksi yang memiliki pengaruh material, jarang terjadi, dan sifatnya tidak berulang-ulang dalam kegiatan usaha normal perusahaan (Ghozali dan Chariri 2003:228). Contohnya seperti untung dan rugi pelunasan hutang. Sedangkan discontinued operation berarti kegiatan operasional bisnis tersebut dihentikan atau dijual (Ghozali dan Chariri 2003:229). Jika discontinued operation terjadi, maka harus ada pengakuan untung dan rugi penghentian tersebut pada tanggal pengukuran. Penggunaan laba sebelum pajak sebagai indikator perubahan laba dimaksudkan untuk menghindari pengaruh penggunaan tarif pajak yang berbeda antar periode yang dianalisis. Selain itu alasan mengeluarkan item extra ordinary dan discontinued operation dari laba sebelum pajak adalah untuk menghilangkan elemen yang mungkin meningkatkan perubahan laba yang tidak akan timbul dalam periode yang lainnya. Perubahan laba sebelum pajak tersebut dihitung dengan rumus berikut (Suwarno 2004:133):

(

(

) )

(

1

)

1 − − Υ Υ − Υ = ∆Υ t t t t Keterangan: t

∆Υ = Perubahan Laba Perusahaan. Yt = Laba Perusahaan pada Periode t


(50)

E. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek penelitian yang mempunyai kualitas dan karateristik khusus yang telah ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan nantinya (Sugiyono 2006:55). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karateristik yang dimiliki dalam populasi tersebut (Sugiyono 2006:56). Sampel dalam penelitian ini dipilih secara purposive sampling. Metode purposive sampling yaitu metode pengumpulan anggota sampel berdasarkan pertimbangan dan kriteria tertentu. Kriteria yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Perusahaan yang tergolong dalam sampel adalah perusahaan manufaktur yang bergerak dalam industri makanan, minuman dan otomotif.

b. Perusahaan menerbitkan laporan keuanga n selama empat tahun berturut-turut, yaitu selama tahun 2003-2006 dan yang memiliki tanggal laporan keuangan yang berahkir pada 31 Desember.


(51)

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dokumentasi, yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan cara melihat dokumen-dokumen yang telah ada.

G. Jenis Data

Data-data yang diperlukan dalam penelitian ini yaitu:

1. Laporan laba rugi perusahaan manufaktur yang bergerak dalam industri makanan, minuman dan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta pada tahun 2003-2006.

2. Neraca perusahaan manufaktur yang bergerak dalam industri makanan, minuman dan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta pada tahun 2003-2006.

H. Teknik Analisis Data

1. Menentukan variabel independen dan dependen dalam penelitian.

Gambar II

Variabel-Variabel dalam Penelitian

2. Menghitung rasio profitabilitas dari data laporan keuangan yang telah tersedia.

3. Menghitung perubahan setiap rasio profitabilitas dari tahun 2003-2004 4. Menghitung perubahan laba perusahaan dari tahun 2005-2006


(52)

5. Melakukan pengujian normalitas dan pengujian asumsi klasik

Suatu model regresi dapat digunakan dalam suatu penelitian, khususnya untuk memprediksi jika model regresi tersebut telah bebas dari asumsi klasik.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi yang normal. Suatu variabel penganggu terdistribusi normal atau tidak, dapat dilihat dari nilai skewness (Ghozali 2001:27). Nilai skweness digunakan untuk mengetahui bagaimana distribusi normal data dalam variable dengan menilai kemiringan kurva. Nilai skewness yang baik adalah mendekati 0 (Nugroho 2005:18).

b. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen (Ghozali 2001:91). Suatu model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Untuk mengetahui ada tidaknya multikolinearitas dalam suatu model regresi dapat dilihat dari nilai tolerance dan atau variance inflation factor (VIF) (Ghozali 2001:92). Jika nilai VIF tidak lebih dari 10 dan nilai tolerance tidak kurang dari 0,10 (Nugroho 2005:58).


(53)

c. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan penganggu pada periode t dengan kesalahan penganggu pada periode t-1 (Ghozali 2001:95). Uji autokorelasi diperlukan untuk penelitian yang menggunakan data time series. Untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi dapat dilakukan dengan menggunakan uji Durbin-Watson. Untuk mendeteksi adanya autokorelasi dapat dilakukan dengan uji Durbin-Watson dengan dasar ketentuan yang digunakan sebagai berikut (Firdaus, 2004:101):

< 1,10 : ada autokorelasi 1,10 – 1,54 : tidak ada kesimpulan 1,55 – 2,46 : tidak ada autokorelasi 2,46 – 2,90 : tidak ada kesimpulan > 2,91 : ada autokorelasi d. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain (Ghozali 2001:105). Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas, yang berarti variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap. Dasar analisis untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan menggunakan metode grafik atau scatterplot. Dengan ketentuan


(54)

bahwa dalam grafik plot tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y.

6. Melakukan analisis regresi berganda dengan metode stepwise regresion Model regresi berganda merupakan suatu model untuk menguji pengaruh variabel dependen terhadap variabel independen. Analisis regresi berganda dilakukan dengan menggunakan metode stepwise regression. Metode stepwise regression dipilih karena memiliki kelebihan yaitu adanya prosedur seleksi dan eliminasi atas variabel independen yang dimasukkan ke dalam model regresi agar dapat diperoleh model regresi yang terbaik Model ini menyaring variabel independen yang diawali dengan memasukkan variabel independen yang mempunyai korelasi paling kuat (+/-) dengan variabel dependen. Lalu dalam setiap proses pemasukkan variabel independen yang lain, dilakukan pengujian, namun tetap dengan memasukkan atau mengeluarkan variabel independen yang lainnya (Singgih 1999:294). Dalam penelitian ini, model regresi yang digunakan dapat dirumuskan sebagai berikut:

e X b X b X b X b X b X b

b + + + + + + +

=

Υ 0 1 1 2 2 3 3 4 4 5 5 6 6

Keterangan:

Υ = Perubahan Laba b0 = Konstanta

b1- b6 = koefisien Regresi

X1 = Perubahan Gross Profit Margin X2 = Perubahan Net Profit Margin


(55)

X3 = Perubahan Operating Profit Margin X4 = Perubahan Return on Assets

X5 = Perubahan Return on Equity X6 = Perubahan Basic Earning Power e = Variabel Penggangu

Pada model regresi berganda, bila kofisien regresi bernilai positif (+), maka garis regresi akan mempunyai lereng positif , yang berarti pengaruh variabel X terhadap variabel Y searah atau positif. Sedangkan bila koefisien regresi bernilai negatif (-), maka garis regresi akan mempunyai lereng negatif, yang berarti pengaruh variabel X terhadap variabel Y berlawanan arah atau negatif.

Kegunaan variabel penggangu dalam persamaan model regresi di atas yaitu sebagai unsur ketidakpastian yang tidak dapat dimasukkan dalam persamaan. Unsur ketidakpastian itu seperti kesalaha n pengukuran dalam pengumpulan dan pemrosesan data.

7. Melakukan pengujian hipotesis a. Uji F

Pengujian ini dilakukan untuk melihat kemampuan menyeluruh dari variabel independen untuk dapat menjelaskan pengaruhnya terhadap variabel dependen.

1) Menyusun hipotesa

Ho: b = 0, Perubahan rasio profitabilitas secara bersama-sama tidak dapat digunakan untuk memprediksi perubahan laba.


(56)

Ha: b ≠ 0, Perubahan rasio profitabilitas secara bersama-sama dapat digunakan untuk memprediksi perubahan laba

2) Menentukan nilai F hitung dengan menggunakan SPSS 12.0 3) Menentukan F tabel

Tingkat Signifikan

a

= 5% atau 0,05 Derajat Kebebasan = (k-1) dan (n-k) 4) Menentukan kriteria pengujian satu sisi

Gambar III Pengujian satu sisi untuk uj F

5) Membandingkan nilai F hitung dengan F tabel 6) Mengambil keputusan

Ho ditolak : F hitung > F tabel Ho diterima : F hitung < F tabel Ho diterima

Ho ditolak

(0,05 , (k-1), (n-k)) 0


(57)

7) Menarik kesimpulan

Ho ditolak, berarti bahwa perubahan rasio profitabilitas secara bersama-sama dapat digunakan untuk memprediksi perubahan laba

Ho diterima, berarti bahwa perubahan rasio profitabilitas secara bersama-sama tidak dapat digunakan untuk memprediksi perubahan laba

b. Uji t

Pengujian ini digunakan untuk menguji kemampuan variabel independen dalam persamaan regresi secara parsial berpengaruh terhadap variabel dependen.

1) Menyusun hipotesa

Ho: b1, b2, b3, b4, b5, b6 = 0, Perubahan rasio profitabilitas secara parsial tidak dapat digunakan untuk memprediksi perubahan laba.

Ha: b1, b2, b3, b4, b5, b6 ≠ 0, Perubahan rasio profitabilitas secara parsial dapat digunakan untuk memprediksi perubahan laba.

2) Menentukan nilai t hitung dengan menggunakan SPSS 12,0 3) Menentukan t tabel

Tingkat Signifikan = 2,5% 0,025 2

% 5

2 = = =

α Derajat Kebebasan = (n-1)


(58)

4) Menentukan kriteria pengujian dua sisi

Gambar IV

Pengujian dua sisi untuk uji t

5) Membandingkan nilai t hitung dengan t tabel 6) Mengambil keputusan

Ho ditolak : t hitung > t tabel atau t hitung < -t tabel Ho diterima : t hitung < t tabel atau t hitung > -t tabel 7) Menarik kesimpulan

Ho ditolak, berarti bahwa perubahan rasio profitabilitas secara parsial dapat digunakan untuk memprediksi perubahan laba.

Ho diterima, berarti bahwa perubahan rasio profitabilitas secara parsial tidak dapat digunakan untuk memprediksi perubahan laba. c. Uji R2

Koefisien determinasi berganda digunakan untuk mengetahui apakah seluruh variabel independen yang terdapat dalam model regresi berpengaruh terhadap variabel dependen. Besarnya koefisien determinasi berganda (R2) terletak antara 0 sampai 1 (0<R2<1). Jika R2 = 1 berarti suatu kecocokan sempurna. Sedangkan jika R2 = 0 berarti tidak ada


(59)

pengaruh antara variabel dependen dengan variabel independen (Gujarati 1995:45).

Menurut Firdaus (2004:78), makin rendah R2 dengan satu, maka makin cocok garis regresi untuk meramalkan Y. Oleh karena itu, r2 dan R2 dipergunakan sebagai suatu kriteria untuk mengukur cocok tidaknya suatu model regresi dalam meramalkan variabel tidak bebas Y (Goodness of Fit Criteria). Koefisien determinasi berganda dihitung dengan menggunakan program SPSS 12.


(60)

42 BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah Singkat Bursa Efek Jakarta

Bursa Efek Jakarta adalah salah satu bursa saham yang dapat memberikan peluang investasi dan sumber pembiayaan dalam upaya mendukung pembangunan ekonomi nasional. Bursa Efek Jakarta berperan juga dalam upaya mengembangkan pemodal lokal yang besar dan kuat untuk menciptakan pasar modal Indonesia yang stabil.

Sejarah Bursa Efek Jakarta berawal dari berdirinya Bursa Efek di Indonesia pada abad 19. Pada tahun 1912, dengan bantuan pemerintah kolonial Belanda, Bursa Efek pertama di Indonesia didirikan di Batavia, pusat pemerintah kolonial Belanda dan dikenal sebagai Jakarta saat ini.

Bursa Batavia sempat ditutup selama periode perang dunia pertama dan kemudian dibuka lagi pada 1925. Selain Bursa Batavia, pemerintah kolonial juga mengoperasikan Bursa Paralel di Surabaya dan Semarang. Namun kegiatan Bursa ini dihentikan lagi ketika terjadi pendudukan oleh tentara Jepang di Batavia. Pada 1952, tujuh tahun setelah Indonesia memproklamirkan Kemerdekaan, bursa saham di buka lagi di Jakarta dengan memperdagangkan saham dan obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan-perusahaan Belanda sebelum perang dunia. Kegiatan bursa saham kemudian berhenti lagi ketika pemerintah meluncurkan program nasionalisasi pada tahun 1956.


(61)

Sebelum 1977, bursa saham kembali dibuka dan dipegang oleh Badan Pelaksana Pasar Modal/Bapepam, institusi baru dibawah Departemen Keuangan, kegiatan perdagangan dan kapitalisasi pasar saham ppun mulai meningkat dan mencapai puncaknya pada tahun 1990 seiring dengan perkembangan pasar finansial dan sektor swasta.

Pada tanggal 13 juli 1992, bursa saham diswastanisasi menjadi PT.Bursa Efek Jakarta. Swastanisasi bursa saham menjadi PT.BEJ ini mengakibatkan berahlihnya fungsi Bapepeam menjadi Badan Pengawas Pasar Modal/Bapepam.

Mulai tahun 1995 hingga kini BEJ terus melakukan inovasi- inovasi seperti pada tanggal 22 mei 1995, BEJ meluncurkan Jakarta Automated Trading System (JATS), sebuah sistem perdagangan otomatis yang menggantikan sistem perdagangan manual. Dan kini mulai thun 2002, BEJ mulai menerapkan sistem perdagangan jarak jauh atau dikenal dengan istilah remote trading.

B. Profile Perusahaan Sampel 1. Industri makanan dan minuman

Nama Perusahaan : PT. Ades Waters Indonesia Tbk. Bisnis : Beverages (Bottled Mineral Water) 1.

Alamat : Perkantoran Hijau Arkadia Tower C 15th Floor

Jl. TB.Simatupang Kav.88 Jakarta 12520


(62)

Presiden Komisaris : Blair Richard Glass

Presiden Direktur : Etienne Andre Maria Benet

Nama Perusahaan : PT. Aqua Golden Missis sipi Tbk. Bisnis : Beverages (Bottled Mineral Water),

Lipton Ice Tea Alamat : Jl. Pulo Lentut No 3

Kawasan Industri Pulo Gadung Jakarta 13920

Presiden Komisaris : Lisa Tirto Utomo 2.

Presiden Direktur : Willy Sidharta

Nama Perusahaan : PT. Cahaya Kalbar Tbk.

Bisnis : Edible Oil Producer

Alamat : Jl. Raya Pluit Selatan Blok S/6 Jakarta 14440

Presiden Komisaris : Ir. Hardy Sunarcia 3.

Presiden Direktur : Hendri Saksti

Nama Perusahaan : PT. Davomas Abadi Tbk.

Bisnis : Cocoa

4.

Alamat : Jl. Pangeran Jayakarta 117 Blok B/35-39 Jakarta 10730


(63)

Presiden Komisaris : Ir. Berliana Sukarmadidjaja Presiden Direktur : Anthonius Azer Unawekla

Nama Perusahaan : PT. Delta Djakarta

Bisnis : Beverages Industry

Alamat : Jl. Inspeksi Tarum Barat Desa Setia Darma

Tambun, Bekasi Timur 17510 Presiden Komisaris : Ir. Tubagus Muhammad Rais 5.

Presiden Direktur : Roberto De Leon

Nama Perusahaan : PT. Fast Food Indonesia Tbk

Bisnis : Manufacturer and Distributor of Food and Beverages

Alamat : Gedung Gelael, 4th Floor Jl. M.T. Haryono Kav.7 Jakarta 12810

Presiden Komisaris : Anthony Salim 6.

Presiden Direktur : Dick Gelael

Nama Perusahaan : PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. 7.


(64)

Alamat : Gedung Ariobimo Central, 12th Floor Jl. H.R. Rasuna Said X-2 Kav.5 Jakarta 12950

Presiden Komisaris : Manuel V. Pangilinan Presiden Direktur : Anthoni Salim

Nama Perusahaan : PT. Mayora Indah Tbk

Bisnis : Confectionery

Alamat : Gedung Mayora

Jl. Tomang Raya 21-23 Jakarta Barat

Presiden Komisaris : Jogi Hendra Atmadja 8.

Presiden Direktur : Gunawan Atmadja

Nama Perusahaan : PT. Multi Bintang Indonesia Tbk.

Bisnis : Beverages

Alamat : Ratu Plaza Building 21st Floor Jl. Jend. Sudirman Kav.9 Jakarta 10270

Presiden Komisaris : Dr. Cosmas Batubara 9.


(65)

Nama Perusahaan : PT. Pioneerindo Gourment International Tbk.

Bisnis : Restaurant

Alamat : Gedung Jaya 5th Floor Jl. MH. Thamrin Kav.12 Jakarta 10340

Presiden Komisaris : Tyrone Kaskam Awan 10.

Presiden Direktur : Murniaty Kartono

Nama Perusahaan : PT. Prasidha Aneka Niaga Tbk Bisnis : Manufacturer of Coffee, Rubber,

Chocolate and Vanilla

Alamat : Jl. Ki Kemas Rindho, Kertapati Palembang 30258

Presiden Komisaris : Mansjur Tandiono 11.

Presiden Direktur : Jeffry Sanusi Sodargo

Nama Perusahaan : PT. Sari Husada Tbk

Bisnis : Food and Beverages

Alamat : Jl. Kusumanegara No.173

PO BOX 37, Yogyakarta 55002 Presiden Komisaris : Gemit Keyaerts

12.


(66)

Nama Perusahaan : PT. Sekar Laut Tbk

Bisnis : Confectionery

Alamat : Jl. Jenggolo II/17, Sidoarjo 61219 Jawa Timur

Presiden Komisaris : Loddy Gunadi 13.

Presiden Direktur : Harry Sunogo

Nama Perusahaan : PT. Siantar Top Tbk

Bisnis : Snack

Alamat : Jl. Tambak Sawah No 21-23

Waru, Sidoarjo 61256, Surabaya Jawa Timur

Presiden Komisaris : Agus Susanto 14.

Presiden Direktur : Shindo Sumidomo

Nama Perusahaan : PT. Sierad Produce Tbk.

Bisnis : Integrated Poultry, Fast Food and Restaurant Franchising

Alamat : Jl. Kemang Raya No.67

Jakarta 12730

Presiden Komisaris : Antonius Joenoes Supit 15.


(67)

Nama Perusahaan : PT. SMART Tbk.

Bisnis : Cook Oil and Margarine, Estates Alamat : Plaza BII Menara II 30th Floor

Jl. MH. Thamrin Kav 22 No 51 Jakarta 10350

Presiden Komisaris : Franky Oesman Widjaja 16.

Presiden Direktur : Muktar Widjaja

Nama Perusahaan : PT. Suba Indah Tbk

Bisnis : Manufacturer and Distribut ion of Food, Beverages and Corn Industry

Alamat : Mayapada Tower 20th Floor Jl. Jend Sudirman Kav 28 Jakarta 12920

Presiden Komisaris : Benny Tjokrosaputro 17.

Presiden Direktur : Teddy Tjokrosaputro

Nama Perusahaan : PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk.

Bisnis : Noodle

18.

Alamat : Alun Graha 1st Floor

Jl. Prof. DR. Supomo No 233 Jakarta Selatan


(68)

Presiden Komisaris : Priyo Hadi Susanto Presiden Direktur : Stefanus Joko Mogoginta

Nama Perusahaan : PT. Tunas Baru Lampung Tbk

Bisnis : Fully Integrated of Vegetables Cooking Oil and Other Vegetables Oil Derivatives Alamat : Wisma Budi 8th-9th Floor

Jl. H.R. Rasuna Said Kav C-6 Jakarta 12940

Presiden Komisaris : Santoso Winata 19.

Presiden Direktur : Widarto

Nama Perusahaan : PT. Ultrajaya Milk Tbk

Bisnis : Milk and Juice

Alamat : Jl. Raya Cimareme No 131 Padalarang 40552

Bandung, Jawa Barat Presiden Komisaris : Supiandi Prawirawidjaja 20.

Presiden Direktur : Sabana Prawirawidjaja

2. Industri otomotif

Nama Perusahaan : PT Brata Mulia Tbk 1.


(69)

Alamat : Wisma Indocement 7th Floor Jl. Jendral Sudirman Kav 70-71 Jakarta 12910

Presiden Komisaris : Ir. Soekrisman Presiden Direktur : Ibrahim Risjad

Nama Perusahaan : PT. Polychem Indonesia Tbk

Bisnis : Tire Cord, Nylon Filament, Polyester Filament, Polyester Staple Fiber, and Synthentic Rubber Ethylene Glycol Alamat : Wisma Sudirman 7th Floor

Jl. Jend. Sudirman Kav 34 Jakarta 10220

Presiden Komisaris : Bacelius Ruru 2.

Presiden Direktur : Gautama Hartanto

Nama Perusahaan : PT. Astra International Tbk

Bisnis : Automotive, Finance, Heavy Equipment, Agribusiness, Information Technology and Infrascuture

3.

Alamat : Gedung AMDI

Jl. Gaya Motor Raya no 8, Sunter II Jakarta 14330


(70)

Presiden Komisaris : Budi Setiadharma

Presiden Direktur : Michael Dharmawan Ruslim

Nama Perusahaan : PT. Astra Otoparts Tbk

Bisnis : Spare Part Trading and Services Alamat : Jl. Raya Pegangsan Dua Km 2,2 Kelapa Gading – Jakarta 14250 Presiden Komisaris : Tossin Himawan

4.

Presiden Direktur : Budi Setiawan Pranoto

Nama Perusahaan : PT Goodyear Indonesia Tbk

Bisnis : Tire Manufacturer

Alamat : Jl. Pemuda No 27

Bogor 16161, Jawa Barat Presiden Komisaris : Richard John Fleming 5.

Presiden Direktur : Nasution bin Abdul Rahman

Nama Perusahaan : PT Gajah Tunggal Tbk

Bisnis : Tire

Alamat : Wisma Hayam Wuruk 10th Floor Jl. Hayam Wuruk No 8

Jakarta 12120 6.


(71)

Presiden Direktur : Chan Siew Choong

Nama Perusahaan : PT Hexindo Adiperkasa Tbk Bisnis : Trader and Distributor of Heavy Alamat : Kawasan Industri Pulo Gadung

Jl. Pulo Kambing II Kav I & II No 33 Jakarta Timur 13930

Presiden Komisaris : Kardinal A Karim, MM 7.

Presiden Direktur : Manuntun Situmorang

Nama Perusahaan : PT Indospring Tbk

Bisnis : Leaf Spring and Coil Spring

Alamat : Jl. Mayjen Sungkono No 10

Desa Segoromadu, PO BOX 12 Kabupaten Gresik – Jawa Timur Presiden Komisaris : Wiranto Nurhadi

8.

Presiden Direktur : Ikawati Nurhadi

Nama Perusahaan : PT Intraco Penta Tbk

Bisnis : Heavy Equipment Distributor

Alamat : Jl. Pangeran Jayakarta No 115, C1-3 Jakarta 10730

9.


(72)

Presiden Direktur : Halex Halim

Nama Perusahaan : PT Selamat Sempurna Tbk Bisnis : Automotive Parts Manufacture

Alamat : Wisma ADR

Jl. Pluit Raya I No 1 Jakarta 14440

Presiden Komisaris : Darsuki Gani 10.

Presiden Direktur : Eddy Hartono

Nama Perusahaan : PT Multi Prima Sejahtera Tbk Bisnis : Spark Plug Manufacturing

Alamat : Menara Matahari- Lippo Life 12th Floor Jl. Boulavard Palem Raya No 7

Lippo Karawaci1200 Tangerang 15811 Presiden Komisaris : Paternus Mingkor 11.

Presiden Direktur : Toto Trihamtoro

Nama Perusahaan : PT Nippress Tbk 12.


(73)

Alamat : Jl. Narogong Raya Km 26 Cileungsi – Bogor 16820 Jawa Barat

Presiden Komisaris : Joelistio Robertus Tandiono

Presiden Direktur : Ferry Joedianto Robertus Tandiono

Nama Perusahaan : PT Prima Alloy Steel Tbk Bisnis : Cogwheel Circle Industry

Alamat : Jl. Muncul No 1

Kecamatan Gedangan, Sidoarjo 61254, Jawa Timur

Presiden Komisaris : Johannes Susilo, MBA 13.

Presiden Direktur : Djoko Sutrisno

Nama Perusahaan : PT Indomobil Sukses Internasional Tbk Bisnis : Sport Shoe, Steel, Textile and Packing Alamat : Wisma Indomobil 6th Floor

Jl. Let.Jend M.T. Haryono Kav 8 Jakarta 13330

Presiden Komisaris : Soebronto Laras 14.

Presiden Direktur : Gunadi Sindhuwinata


(74)

Bisnis : Motorcycle Assembly Plant Alamat : Jl. Sukarjo Wiryopranoto No 69 A

Jakarta Pusat Presiden Komisaris : Kjong Tju Yun Presiden Direktur : Benny Suwandy

Nama Perusahaan : PT Sugi Samapersada Tbk

Bisnis : Automotive Spare Parts Age nt and Distributor

Alamat : Jl. Raya Cakung Cilincing No 95 Kompleks Pemadam, Jakarta 14130 Presiden Komisaris : Dr. Sugiapto Trisna, MBA

16.

Presiden Direktur : Handojo Prawiro

Nama Perusahaan : PT United Tractors Tbk

Bisnis : Heavy Equipment

Alamat : Jl. Raya Bekasi Km 22

Cakung, Jakarta 13910, Po Box 3238 Presiden Komisaris : Prijono Sugiarto

17.


(75)

57 BAB V ANALISIS DATA

A. Deskripsi Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berupa laporan keuangan perusahaan (laporan laba rugi dan neraca) yang bergerak di dalam sektor industri makanan, minuman dan otomotif pada periode tahun 2003-2006 yang diambil dari Bursa Efek Jakarta. Pengambilan sampel dalam penelitian ini didasari pada teknik purposive sampling, yaitu teknik pengambilan sampel berdasarkan atas kriteria tertentu.

Tabel 1 Kriteria Pengambilan Sampel

Kriteria Pengambilan Sampel Jumlah sampel Perusahaan Perusahaan yang menjadi sampel 40 perusahaan

Perusahaan tergolong dalam industri makanan, minuman dan otomotif

40 perusahaan

Perusahaan yang tidak menerbitkan laporan keuangan secara lengkap selama periode 2004-2006

3 perusahaan

Total perusahaan yang menjadi sampel penelitian

37 perusahaaan

Daftar nama perusahaan yang masuk dalam sampel penelitian telah dipaparkan dalam bab IV.


(76)

B. Analisis Data

1. Penentuan variabel independen dan dependen dalam penelitian.

Dalam penelitian ini telah ditentukan bahwa perubahan rasio profitabilitas yang terdiri atas perubahan rasio GPM, OPM, NPM, ROA, ROE, dan BEP sebagai variabel independen, sedangkan perubahan laba sebagai variabel dependen.

2. Penghitungan perubahan rasio profitabilitas dari tahun 2003-2004.

Hasil perhitungan perubahan rasio profitabilitas dapat dilihat dalam lampiran 4.

3. Penghitungan perubahan laba dari tahun 2005-2006.

Hasil perhitungan perubahan laba dapat dilihat dalam lampiran 5. 4. Pengujian normalitas dan Pengujian asumsi klasik

a) Uji Normalitas

Salah satu asumsi yang harus dipenuhi dalam melakukan analisis regresi berganda adalah data harus memiliki distribusi yang normal. Untuk mengetahui bahwa suatu data memiliki distribusi yang normal atau tidak, kita dapat melihat dari nilai skweness yang mendekati amgka 0 sehingga memiliki kemiringan yang cenderung seimbang.


(77)

Tabel 2 Output Uji Normalitas

Descriptive Statistics

37 -1.85 1.96 .1208 1.13371 -.215 .388 37 -2.23 1.34 -.3367 .90048 -.374 .388 37 -.96 1.43 .0802 .57047 .748 .388 37 -1.70 1.33 -.3929 .65786 .404 .388 37 -1.50 1.55 .0292 .64061 -.180 .388 37 -2.52 2.56 -.1171 1.17731 .146 .388 37 -2.62 3.28 -.1722 1.38931 .351 .388 37 roa roe gpm npm opm bep laba

Valid N (listwise)

Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error N Minimum Maximum Mean Std.

Deviation

Skewness

Sumber: Data Olahan

Tabel 3 Hasil Uji Normalitas

Sumber: Data Olahan

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa data-data yang akan digunakan dalam penelitian memiliki kecenderungan terdistribusi secara normal.

b) Uji Multikolinieritas

Untuk mendeteksi terjadinya multikolinearitas di dalam suautu model regresi dapat dilihat dari nilai tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor).

Jenis Variabel Nilai Skewness

ROA -0,215

ROE -0,374

GPM 0,748

NPM 0,404

OPM -0,180

BEP 0,146


(78)

Tabel 4 Output Uji Multikolinieritas

Coefficientsa

-.119 .217 -.546 .588

-.444 .193 -.362 -2.297 .028 1.000 1.000

(Constant) roa Model 1

B Std. Error Unstandardized

Coefficients

Beta Standardized

Coefficients

t Sig. Tolerance VIF

Collinearity Statistics

Dependent Variable: laba a.

Sumber: Data Olahan

Tabel 5 Output Uji Multikolineritas dari variabel independent lainnya Excluded Variablesb

.122a .742 .463 .126 .928 1.078 .928

.026a .159 .875 .027 .991 1.009 .991

-.044a -.249 .805 -.043 .813 1.229 .813

-.060a -.366 .716 -.063 .959 1.043 .959

.087a .504 .618 .086 .845 1.183 .845

roe gpm npm opm bep Model 1

Beta In t Sig.

Partial

CorrelationTolerance VIF

Minimum Tolerance Collinearity Statistics

Predictors in the Model: (Constant), roa a.

Dependent Variable: laba b.

Sumber: Data Olahan

Tabel 6 Hasil Uji Multikolinearitas

Jenis Variabel Nilai VIF Nilai Tolerance

ROA 1,000 1,000

ROE 0,928 1,078

GPM 0,991 1,009

NPM 0,813 1,229

OPM 0,959 1,043

BEP 0,845 1,183


(79)

Berdasarkan hasil uji statistik ,diketahui bahwa nilai Variance Inflation Factor (VIF) dari masing- masing variable independent tidak lebih dari 10 dan nilai tolerance tidak kurang dari 0,1. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa model regresi berganda terbebas dari asumsi multikolinieritas.

c) Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan penganggu pada periode t dengan kesalahan penganggu pada t-1. Dalam melakukan pengujian autokorelasi dilakukan dengan uji Durbin-Watson.

Tabel 7 Output Uji Autokorelasi

Model Summaryb

.362a .131 .106 1.31350 .131 5.276 1 35 .028 2.084

Model 1

R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

R Square

Change F Change df1 df2 Sig. F Change Change Statistics

Durbin-Watson

Predictors: (Constant), roa a.

Dependent Variable: laba b.

Sumber: Data Olahan

Berdasarkan dari tabel hasil uji autokorelasi dengan Durbin Watson menunjukkan angka 2.084, dan menurut ketentuan di atas tampak bahwa nilai Durbin Watson hitung 2.084 terletak di daerah tidak ada autokorelasi sehingga dapat dikatakan bahwa model regresi linier berganda terbebas dari asumsi klasik tepatnya autokorelasi.


(80)

d) Uji Heteroskedastisitas

1) Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas. Oleh sebab itu diperlukan uji heteroskedastisitas untuk melihat apakah model regresi itu baik.

Gambar 3 Output Uji Heteroskedastisitas

-2 -1 0 1 2

Regression Standardized Predicted Value -2

-1 0 1 2 3

Regression Studentized Residual

Dependent Variable: laba Scatterplot

Sumber: Data Olahan

Dari output SPSS pada gambar Scatterplot menunjukkan penyebaran titik data sebagai berikut:

1) Titik-titik data menyebar di atas dan di bawah / disekitar angka 0. 2) Titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah saja 3) Penyebaran titik-titik data tidak membentuk pola bergelombang

melebar kemudian menyempit dan melebar kembali. 4) Penyebaran titik-titik data tidak berpola.


(81)

5. Melakukan analisis regresi berganda dengan metode Stepwise Regresion Setelah model regresi dinyatakan bebas dari asumsi klasik, maka model regresi mulai dilakukan analisis dengan menggunakan metode stepwise regression. Metode stepwise regression dipilih karena melalui metode ini dapat ditemukan model regresi yang lebih baik.

Tabel 8 Output Analisis Regresi Berganda metode StepwiseRegression

Variables Entered/Removeda

roa . Stepwise (Criteria: Probabilit y-of-F-to-enter <= .050, Probabilit y-of-F-to-remo ve >= . 100). Model 1 Variables Entered Variables Removed Method

Dependent Variable: laba a.

Sumber: Data Olahan

Berdasarkan dari tabel hasil output analisis regresi berganda dengan menggunakan metode stepwise regression, dapat diketahui bahwa hanya perubahaan rasio Return on Assets yang dapat dimasukkan dalam model persamaan regresi berganda.

Tabel 9 Output Koefisien Regresi Berganda

Coefficientsa

-.119 .217 -.546 .588

-.444 .193 -.362 -2.297 .028 1.000 1.000

(Constant) roa Model 1

B Std. Error Unstandardized

Coefficients

Beta Standardized

Coefficients

t Sig. Tolerance VIF

Collinearity Statistics

Dependent Variable: laba a.


(82)

Hasil perhitungan koefisien dalam persamaan regresi diperoleh nilai – 0,119 untuk koefisien konstanta dan –0,444 untuk koefisien perubahaan Return on Assets (ROA). Dengan hasil tersebut, maka persamaan regresinya bisa dirumuskan sebagai berikut:

Y= -0,119 – 0,444X4 Dimana:

Y = Perubahan Laba

X4 = Perubahan rasio Return on Assets

Persamaan regresi di atas menunjukkan bahwa konstanta sebesar -0,119, artinya jika perubahan rasio keuangan dianggap konstan, maka diprediksi akan terjadi perubahan penurunan atas laba sebesar 0,119 rupiah. Koefisien X4 sebesar -0,444 menunjukkan bahwa jika perubahan return on assets mengalami penurunan satu persen, maka diprdiksi akan terjadi perubahan penurunan atas laba sebesar 0,4444.

6. Pengujian hipotesis a) Uji F

1) Penyusunan hipotesa

Ho: b = 0, Perubahan rasio profitabilitas secara bersama-sama tidak dapat digunakan untuk memprediksi perubahan laba. Ha: b≠ 0, Perubahan rasio profitabilitas secara bersama-sama dapat


(83)

2) Penentuan nilai F hitung Tabel 10 Output Uji F

ANOVAb

9.102 1 9.102 5.276 .028a

60.385 35 1.725

69.487 36

Regression Residual Total Model 1

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Constant), roa a.

Dependent Variable: laba b.

Sumber: Data Olahan

Berdasarkan dari tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai F hitung sebesar 5,276 dan nilai p- value 0,028 < 0,05, yang artinya signifikan.

3) Penentuan F tabel

Tingkat Signifikan = α =5%

Derajat Kebebasan = (k-1) dan (n-k)

Berdasarkan kriteria di atas, maka dapat diperoleh nilai F tabel sebesar 2,52.

4) Penentuan kriteria pengujian satu sisi

5) Perbandingan anatara nilai F hitung dengan F tabel

Nilai F hitung sebesar 5,276 lebih besar daripada nilai F tabel sebesar 2,52 (5,276>2,52).

6) Pengambilan keputusan

Berdasarkan hasil perbandingan antara nilai F hitung dengan F tabel dimana nilai F hitung lebih besar dari nilai F tabel, maka dapat diputuskan bahwa hipotesa Ho ditolak.


(1)

97 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(2)

98 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(3)

99 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(4)

100 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(5)

101 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(6)

102 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


Dokumen yang terkait

Analisis Rasio Keuangan dalam Memprediksi Perubahan Laba pada Perusahaan Otomotif yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

2 39 105

Analisis Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Perubahan Laba Pada Industri Makanan dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 49 90

ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI PERUBAHAN LABA Suatu Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Pada Bursa Efek Indonesia

2 47 113

ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI PERUBAHAN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI Analisis Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Perubahan Laba Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Dasar Dan Kimia Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 3 15

ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI PERUBAHAN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SETOR INDUSTRI DASAR Analisis Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Perubahan Laba Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Dasar Dan Kimia Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indo

0 4 16

NASKAH PUBLIKASI ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI PERUBAHAN LABA PADA Analisis Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Perubahan Laba Pada Perusahaan Transportation Services Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.

0 1 16

ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI Analisis Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Perubahan Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.

0 3 14

ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI PERUBAHAN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR Analisis Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Perubahan Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.

0 1 16

PENDAHULUAN ANALISA RASIO PROFITABILITAS TERHADAP PERUBAHAN LABA MASA DEPAN PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK JAKARTA.

0 0 7

Analisis perubahan rasio profitabilitas dalam memprediksi perubahan laba pada masa mendatang : studi empiris pada industri makanan, minuman dan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta - USD Repository

0 0 118