14
1.3. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan mengetahui apa makna yang tertuang dalam gambar lukisan pada angkutan becak.
1.4. Manfaat Penelitian
1. Kegunaan Teoritis
Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi yang berkaitan dengan studi semiotik dalam menganalisa makna visual pada
tulisan dan gambar dalam suatu media khususnya media non massa.
2. Kegunaan Praktis
Secara praktis penelitian untuk mengetahui dan membantu pembaca dalam memaknai gambar yang ada pada medi becak. Dan diharapkan dapat
menyamakan persepsi terhadap pesan yang disampaikan oleh si pelukis dengan khalayak luas yang melihat.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori
2.1.1. Visual Art Sebagai Bentuk Komunikasi
Komunikasi merupakan kemampuan yang sangat penting dalm kehidupan manusia, sebagaimana dapat kita lihat komunikasi dapat terjadi pada setiap gerak
langkah manusia. Manusia merupakan makhluk sosial yang tergantung satu sama lain dan mandiri serta saling terkait dengan dengan orang lain di lingkungannya.
Satu-satunya cara untuk dapat berhubungan dengan orang lain dilingkungannya adalah dengan berkomunikasi baik secara verbal maupun nonverbal.
Komunikasi visual adalah ilmu yang mempelajari konsep komunikasi dan ungkapan kreatif, tehnik dan media untuk menyampaikan pesan dan gagasan
secara kasat mata. Seni visual Visual Art merupakan bagian dari komunikasi visual. Dimana seni visual bertumpu pada tiga komponen dasar komunikasi, yang
mana tiga komponen dasar komunikasi diantaranya : 1.
Pesan Message Yaitu apa yang dikomunikasikan oleh sumber komunikator kepada
penerima komunikan. Pesan message itu disampaikan atau dibawa melalui sesuatu media atau saluran baik secara langsung maupun tidak langsung. Agar
komunikasi berlangsung denagn baik, pesan yang merupakan signal perangsang bagi seseorang penerima komunikan, harus dikirim dan diterima.
Pesan-pesan tersebut dapat berupa hal yang didengar, dilihat, dirasakan, dibaui
15
16
atau gabungan dari hal-hal tersebut. Namun untuk komunikasi visual pastinya bertumpu pada apa yang dilihat. Pesan merupakan seperangkat simbol verbal
danatau nonverbal yang mewwakili perasaan, nilai, gagasan atau maksud dari sumber komunikator pesan visual harus kreatif asli, inovatif dan lancar,
komunikatif, efisian dan efektif, sekaligus indahestetis. 2.
Komunikator Sender Mempunyai maksud berkomunikasi dengan orang lain mengirimkan
suatu pesan kepada orang yang dimkasud. Pesan yang disampaikan itu bisa berupa informasi dalam bentuk bahasa ataupun lewat simbol-simbol yang bias
dimengerti kedua pihak. 3.
Komunikan Receiver Menerima pesan yang disampaikan dan menerjemahkan isi pesan yang
diterimanya ke dalam bahasa yang dimengerti kedau pihak. Selain itu Komunikan juga memberikan umpan balik feedback atau tanggapan atas
pesan yang dikirimkan kepadanya, apakah dia mengerti atau memahami pesan yang dimaksud oleh si pengirim.
Dalam era globalisasi sekarang tepatnya sejak Soeharto lengser, telah banyak isu yang berkembang, antara lain tentang lingkungan, konflik dan
persoalan-persoalan sosial lainnya. Hal ini berdampak pada keadaan sosial masyarakat, dan membuat para masyarakat khususnya kaum marginal, seperti
pengemudi becak, bajai, nelayan, juga buruh mau tidak mau haru menyampaikan pendapatnya. Ada yang dengan cara berdemo menuntut kesejahteraan, ada pula
yang diam namun berbicara melalui gambar dan tulisan yang dipaparkan melalui
17
media angkutan becak, bajai, truk, maupun perahu. Maka itu jika diamati selikas antara kaum marjinal dan kreativitas memang jauh hubungannya, namun jika
dilihat lebih dalam lagi, kedua hal ini saling berhubungan. Kemiskinan atau keadaan yang terpinggirkan adalah keadaan dimana manusia menjadi sangat
sensitife dan peka serta menjadi sangat eksploratif T.B Bottomore, Elit dan Masyarakat, 2006:23. Hal ini disebabkan karena adanya tekanan dari
lingkungannya. Dengan kata lain, sewaktu manusia berada dalam kemiskinan, maka daya cipta kreasi menjadi terarah. Kepekaan dan rasa sensitif merupakan
unsur yang penting bagi proses kreatifitas. Adanya kepekaan dan rasa sensitive pada manusia yang mendorong proses
kreativitas. Semakin banyak tekanan di lingkungan, makin meningkat pula keinginan untuk berekspresi dan diakui keberadaannya. Maka itu tak jarang
banyak “seniman-seniman” dadakan yang berasal dari suatu komunitas non seniman, tukang becak, sopir truk, pembuat tato yang saat ini sering menuangkan
berbagai macam ekspresi lewat media, seperti tembok-tembok di jalanan graffiti, pada kulit tubuh tato, pada bak-bak truk, maupun kapal-kapal nelayan
Penguasa dan Seniman, httpwww.kompas.comkompas-cetak060916
pustaka2955731.htm, 28 Agustus 2006. Apa yang diekspresikan bukan hanya sekedar coretan saja, namun dibalik goresan cat tersebut terkandung berbagai
makna, tergantung bagaimana audiens memaknai. Keadaan ekonomi serta keadaan mental memang merupakan faktor yang
cukup berpengaruh dalam proses kreativitas manusia lebih cenderung mengabaikan kepekaan dan rasa sensitifnya jika sudah menikmati kemakmuran.
18
Komunikasi visual ini mempergunakan mata sebagai alat penglihatan, seta menggunakan bahasa visual, dimana unsur dasar bahasa visual yang menjadi
kekuatan utama dalam penyampaian pesan adalah segala sesuatu yang dapat dilihat dan dapat dipakai untuk menyampaikan arti, makna, atau pesan. Gambar
menyampaikan ribuan kata yang merupakan pengungkapan secara mental dan visual dari seseorang terhadap apa yang dialaminya dalam bentuk garis dan
warna Adi Kusrianto, 2007:46. Pesan yang telah dirangkai sepanjang satu paragraf, dapat terwakili oleh satu gambar. Hal itu tidak akan menghilangkan
kekuatan bahasa verbal, terutama dalm menyampaikan pemikiran atau perasaan manusia.
Dalam komunikasi secara visual terdapat beberapa unsur yang dapat membantu audiens untuk memahami makna dari visual tersebut, yaitu titik, garis,
bidang, ruang, tekstur dan warna. Agris merupakan unsur terbentuknya sebuah gambar, sedangkan warna meemilki kekuatan yang mampu mempengaruhi citra
orang yang melihatnya. Goresan suatu garis memiliki arti bermacam-macam, seperti garis tegak
yang memiliki kesan kuat, kokoh, tegas, dan hidup. Garis dasar yang menimbulkan kesan lemah, tidur, dan mati. Garis lengkung yang berarti lemah,
lembut, dan garis miring yang berarti sedang, menyudutkan dan garis berombak yang memiliki arti halus, lunak, berirama Adi Kusrianto, 2007:47.
Warna juga mempunyai kekuatan yang mampu memberikan respons secara psikologis. Sebagai contoh, warna merah mampu memberi respon
psikologi kekuatan, bertenaga, kehangatan, nafsu, cinta, agresifitas, bahaya.
19
Warna biru memberikan respons kepercayaan, konservatif, keamanan, teknologi, kebrsihan, perintah. Warna hijau memilki arti optimis, harapan, filosofi,
ketidakjujuran, pengecut, penghianatan, dan sebagainya. Kadang kala, gambar biasanya tidak perlu disertakan teks. Bahkan kadang
sama sekali tidak memerlukan teks, seperti lukisan. Hal ini berarti bahwa dalam perpaduan antara teks dan gambar yang dominan adalah gambar, dan teks yang
dipergunakan hanya bersifat membantu memperjelas. Sistem komunikasi melalui gambar tadi, penuangannya termasuk dalam bentuk media, seperti fotografi,
lukisan, ilustrasi, poster, reklame, karikatur, dan perangko. Jadi, pengertian komunikasi di sini adalah suatu proses dimana seseorang atau kegiatan
menyampaikan perangsang berupa pikiran, perasaan, harapan, dan pengalaman, yang mengandung makna kepada orang lain.
Komunikasi visual melalui seni visual tampaknya sedang marak dilakukan. Tembok-tembok di pinggir jalan yang dicoret-coret oleh beberapa anak
muda tampaknya bukan hanya sekedar coretan saja, namun terkandung makna di dalam coretan tersebut. Pengemudi truk, becak, maupun nelayan juga ikut
berekspresi lewat tulisan dan gambar dengan menggunakan media kendaraan mereka sendiri. Seni visual memang unik, dimana simbol-simbo didalamnya dapat
berkomunikasi dan memiliki lebih dari satu makna, dan audiens bebas mengartikan makna dari seni visual.
20
2.1.2. Seni Urban Urban art dan Seni Jalanan Street Art
Seni merupakan simbol dari perasaan manusia. Seni juga merupakan kebutuhan manusia dan merupakan yang tak terpisahkan antara manusia, seni dan
lingkungan masyarakatnya Dharsono Sony Kartika, 2004:3. Kota merupakan pusat peradaban manusia. Hal ini ditandai dengan
pergaulan warganya yang tak sebatas local, tapi juga nasional, bahkan global. Warga kota, kaum urban itu, juga mat beragam dalam hal profesi, ada pedagang,
birokrat, pendidik, buruh, intelektual, seniman. Urban art adalah seni yang mencirikan perkembangan kota, dimana
perkembangan itu kemudian melahirkan system di masyarakat yang secara struktur dan kultur berbeda dengan struktur dan kultur masyarakat pedesaan. Saat
ini seni bukan lagi sekedar berlatar belakang tradisi tapi justru lebih merespon tradisi-tradisi baru terutama di daerah perkotaan yang secara demografis dihuni
oleh anggota masyarakat yangsangat heterogen. Urban art lahir karena adanya kerinduan untuk merespon krativitas
masyarakat yang tinggal di daerah perkotaan dengan segala problematikanya. Maka muncullah usaha dari sekelompok orang untuk memamerkan dan
mendatangkan seni ditengah-tengah masyarakat dengan cara melakukan kebebasan berekspresi di ruang publik. Ekspresi yang ditampilkan adalah ekspresi
yang mencoba memotret permaslahan-permasalahan yang kerap terjadi dan mendominasi masyarakat urban, mencakup masalah sosial, ekonomi, politik dan
budaya, melalui media seni dan dilatarbelakangi oleh pertumbuhan kota itu sendiri.
21
Zaman sekarang seni bukan lagi sebuah representasi yang ditampilkan digaleri saja, tapi sebuah media ekspresi yang bertarung di fasilitas public dengan
media lainnya seperti iklan di televisi, billboard iklan, poster reklame, adan baliho. Semua media ekspresi tersebut mendominasi dihampir setiap fasilitas
politik. Urban art berhasil memangkas hubungan yang berjarak antara public
dengan sebuah karya seni. Dahulu seni diposisikan sebagai sesuatu yang konservatif dan sarat dengan nilai yang tinggi. Urban art berhasil meruntuhkan
nilai-nilai tersebut denagn cara menghadirkannya ke tengahpublik melalui media- media yang erat dengan keseharian masyarakat kota. Contoh karya seni dalam
urban art, antara lain lukisan di bak truk dan becak. Tujuan urban art lebih berkar pada perbedaan sikap politik, anti kemapanan, vandalism dan perlawanan
terhadap sistem dominan dimasyarakat. Bentuk konkret urban art bias bermacam- macam, seperti di kota Bandung dan Yogyakarta kita bias melihat semua ekspresi
semangat urban itu dalam bebagai bentuk seperti komunitasi, garfitti, juga lukisan-lukisan mural ditiang-tiang jembatan layang. terutama di kota Bandung
lambat laun berhasil menjadi sesuatu yang mempunyai nilai ekonomis. Pada akhirnya urban art berhasil dikembangkan oleh komunitasnya
sendiri. Bentuk-bentuk urban art terutama seni mural dan graffiti, terutama di kota Bandung lambat laun berhasil menjadi sesuatu yang mempunyai nilai ekonomis.
Banyak para seniman mural dan graffiti yang mengekspresikan ide mereka dengan para pemilik distro atau clothing di Bandung. Para pemilik distro ini memfalitasi
para seniman tersebut dengan menyediakan lahan untuk berekspresi. Selain
22
memberikan nilai estetika pada took, mereka juga ikut memberikan penyaluran terhadap keinginan tersebut untuk berkarya.
Seni urban memang sebagian besar mengambil bentuk-bentuknya yang khas berupa graffiti, poster, muarl, komik, billboard, bahkan pamflet-pamflet
politik dan produk massal seperti T-shirt. Pilihan medium amat bergantung pada seniman yang bersangkutan. Ada seniman urban yang tetap membuat lukisan cat
minyak di kanvas tapi dengan tema-tema kehidupan kota. Contohnya Melodia dari Yogyakarta dengan lukisan-lukisan kendaraannya.
Para perupa urban kerap menyuarakan masalah-masalah sosial atau politik, yang merupakan ekspresi individual terhadap problem-problem yang dihadap.
Mereka pada umumnya merasa berhak membuat karya seni di tempat-tempat umum, karena merasa ikut memiliki tempat-tempat tersebut. Kecenderungan ini
merupakan kenyataan bahwa beberapa karya terbaik seniman urban justru dipajang di galeri-galeri, bahkan dibalai lelang lukisan.
Istilah urban art digunakan untuk memberikan batasan wilayah pengerjaan dengan pengertian bahwa seni urban merupakan kesatuan bentuk yang hidup dan
berkembang di kota. Dari segi bentuk pengerjaannya bisa jadi mengadopsi seni tradisi atau setidaknya mengalami penyesuaian dan perubahan baik dari segi isi
dan bentuk maupun konsep pengerjaannya. Pemaknaan urban art berinteraksi dengan perkembangan kesenian dan
kebudayaan masyarakat kota. Khususnya seni tradisi yang berimigrasi bersamaan dengan berpindahnya kelompok maupun perorangan ke dalam wilayah kota. Salah
satu contoh, hadirnya fenomena musik jalanan yang selama ini diusung oleh para
23
pengamen musik anak-anak jalanan. Mereka umumnya adalah mahasiswa yang mencoba bertahan hidup di kota dengan melakukan serangkaian kegiatan bermain
music dari satu tempat ke tempat lainnya di kota. Urban art biasanya merupakan istilah secara umum. Namun urban art
sangat identik dengan street art yaitu seni jalanan. Seperti yang sudah di bahas sebelumnya, urban art merupakan seni yang mencirikan perkembangan kota yang
tak lepas dari media ruang publik. Dalam hal ini, seni jalanan merupakan salah satu bentuk dari urban art. Fenomena street art menjadi marak dalam beberapa
tahun terakhir. Sama seperti halnya denagn urban art, street art merupakan seni dan bukan merupakan vandalism. Street art sendiri merupakan seluruh kegiatan
seni yang terjadi di ruang publik atau tempat umum. Belakangan ini seni jalanan alias street art semakin unjuk gigi dalam dunia
kreatif Indonesia. Di mana-mana terlihat banyak lukisan grafitti menghiasi dan menyemarakkan jalan-jalan kota besar dan kecil. Bahkan pemerintah pusat dan
daerah memanfaaatkan graffiti untuk ikaln layanan masyarakat yang dipampang di tempat umum maupun di atas transportasi umum. Berbagai perusahaan, bank,
mal, museum, sekolah, tidak tabu lagi menggunakan graffiti. Ada juga yang menyelenggarakn acara street art dalam beraneka bentuk : graffiti, mural, body
painting, video art dan seni lainnya. Media yang diplih pun tidak hanya kanvas, tetapi tembok gedung, lorong jalan, dan di media lain yang sering tak terpikir
sebelumnya.
24
2.1.3. Sejarah Umum Seni Lukis
1. Zaman prasejarah
Secara historis, seni lukis sangat terkait dengan gambar. Peninggalan- peninggalan prasejarah memperlihatkan bahwa sejak ribuan tahun yang lalu,
nenek moyang manusia telah mulai membuat gambar pada dinding-dinding gua untuk mencitrakan bagian-bagian penting dari kehidupan. Sebuah lukisan
atau gambar bisa dibuat hanya dengan menggunakan materi yang sederhana seperti arang, kapur, atau bahan lainnya. Salah satu teknik terkenal gambar
prasejarah yang dilakukan orang-orang gua adalah dengan menempelkan tangan di dinding gua, lalu menyemburnya dengan kunyahan daun-daunan
atau batu mineral berwarna. Hasilnya adalah jiplakan tangan berwana-warni di dinding-dinding gua
yang masih bisadilihat hingga saat ini. Kemudahan ini memungkinkan gambar dan selanjutnya lukisan untuk berkembang lebih cepat daripada cabang seni
rupa lain seperti seni patung dan seni keramik. Seperti gambar, lukisan kebanyakan dibuat di atas bidang datar seperti dinding, lantai, kertas, atau
kanvas. Dalam pendidikan seni rupa modern di Indonesia, sifat ini disebut juga dengan dwi-matra
dua dimensi, dimensi datar. Objek yang sering muncul dalam karya-karya purbakala adalah
manusia, binatang, dan obyek-obyek alam lain seperti pohon, bukit, gunung, sungai, dan laut. Bentuk dari obyek yang digambar tidak selalu serupa dengan
aslinya. Ini disebut citra dan itu sangat dipengaruhi oleh pemahaman si pelukis
terhadap obyeknya. Misalnya, gambar seekor banteng dibuat dengan proporsi
25
tanduk yang luar biasa besar dibandingkan dengan ukuran tanduk asli. Pencitraan ini dipengaruhi oleh pemahaman si pelukis yang menganggap
tanduk adalah bagian paling mengesankan dari seekor banteng. Karena itu, citra mengenai satu macam obyek menjadi berbeda-beda tergantung dari
pemahaman budaya masyarakat di daerahnya. Pada satu titik, ada orang-orang tertentu dalam satu kelompok
masyarakat prasejarah yang lebih banyak menghabiskan waktu untuk menggambar daripada mencari makanan. Mereka mulai mahir membuat
gambar dan mulai menemukan bahwa bentuk dan susunan rupa tertentu, bila diatur sedemikian rupa, akan nampak lebih menarik untuk dilihat daripada
biasanya. Mereka mulai menemukan semacam cita-rasa keindahan dalam kegiatannya dan terus melakukan hal itu sehingga mereka menjadi semakin
ahli. Mereka adalah seniman-seniman yang pertama di muka bumi dan pada saat itulah kegiatan menggambar dan melukis mulai condong menjadi
kegiatan seni.
2. Seni Lukis Zaman Klasik