2 yang sekarang telah bekerja di sebuah restoran di Canggu dan adiknya bernama I Kadek Dwi
Gunajaya yang duduk di kelas VI SDN 1 Selanbawak.
Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari Bapak I Made Sumara bekerja sebagai petani bila sedang tidak mendapatkan hasil panen, pekerjaan sampingan beliau adalah sebagai
buruh tempel bangunan. Istri dari Bapak I Made Sumara yakni Ni Ketut Suwarni bekerja mengurusi ladang saudaranya. Ladang yang ia kelola hanya sedikit dan tidak bisa digunakan
sebagai sumber mata pencaharian. Ladang tersebut di garapnya hanya sebatas untuk memenuhi kebutuhan pangan keluarga. Di ladang tersebut hanya terdapat tanaman padi dan
sayur-sayuran. Keluarga Bapak I Made Sumara jarang mengolah beras menjadi nasi sebagai pangan pokok dikarenakan tidak adanya pemasukan untuk membeli beras. Ia mengolah
sayur-sayuran untuk pangan sehari-harinya. Selain itu juga, keluarga Bapak I Made Sumara memiliki pekerjaan lain yaitu memelihara hewan ternak yaitu babi dan ayam untuk
menunjang kehidupan keluarga. Bapak I Made Sumara bermukim di Banjar Selanbawak Kelod, Desa Selanbawak,
Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan dengan seorang istri dan kedua anaknya.
1.2 Ekonomi Keluarga Dampingan
Ekonomi keluarga dampingan merupakan salah satu indikator dari standar tingkat kesejahteraan keluarga yang bersangkutan. Pengukuran tingkat kesejahteraan bertujuan untuk
melihat dan mengidentifikasi sumber penghasilan keluarga dampingan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka. Pada aspek ekonomi keluarga dampingan akan dibahas
beberapa indikator utama sirkulasi dana dari keluarga dampingan yakni pendapatan keluarga sebagai sumber pemasukan serta pengeluaran sebagai hasil atas penggunaan dana yang
didapatkan oleh keluarga dampingan yang bersangkutan yang dalam hal ini adalah keluarga Bapak I Made Sumara.
1.2.1 Pendapatan Keluarga
Keluarga Bapak I Made Sumara merupakan salah dari keluarga penerima Raskin di Banjar Selanbawak Kelod, Desa Selanbawak yang masih tergolong keluarga yang berada
pada situasi kurang mampu. Dengan status sebagai seorang kepala keluarga dan tingkat pendidikan Bapak I Made Sumara sampai jenjang SLTA, tidak mempunyai pilihan pekerjaan
lain selain buruh tani dan buruh bangunan. Dengan penghasilan yang didapat dengan bekerja sebagai buruh, penghasilan yang
didapat oleh Bapak I Made Sumara setiap bulannya tidak menentu. Meskipun Bapak I Made Sumara menggarap kebun, sawah dan berternak tetapi hasil yang didapat tidak tetap,
3 sehingga tak dapat memenuhi kebutuhan hidupnya dalam jangka panjang. Penghasilan Bapak
I Made Sumara dari buruh hanya sekitar Rp. 2.000.000,-bulan, sehingga Bapak I Made Sumara harus berhemat untuk memenuhi semua kebutuhannya sekaligus untuk menghidupi
istri dan kedua kedua anaknya.
1.2.2 Pengeluaran Keluarga
Pemenuhan kebutuhan dari Bapak I Made Sumara terbatas hanya pada pemenuhan kebutuhan pokok seperti untuk konsumsi, kesehatan, sosial dan lain-lain.
a. Kebutuhan Sehari-hari Konsumsi
Perincian untuk kebutuhan sehari-hari keluarga Bapak I Made Sumara dalam hitungan rata-rata sebulan adalah sebagai berikut:
Belanja per-hari : Rp 75.000 x 30 hari = Rp 2.250.000
b. Pendidikan
Bidang pendidikan, keluarga Bapak I Made Sumara memiliki beban untuk menanggung biaya sekolah anak bungsunya yang masih duduk di kelas VI SDN 1 Selanbawak.
Berhubung anak sulungnya telah bekerja dan mampu menutupi pengeluaran keluarga, maka beban biaya pendidikan hanya digunakan dan diberikan untuk anak bungsunya.
c. Kesehatan
Untuk biaya kesehatan, keluarga Bapak I Made Sumara telah mendapatkan fasilitas kesehatan gratis sebagai salah salah satu bantuan keluarga kurang mampu dari
pemerintah. Bapak I Made Sumara beserta keluarga menggunakan JKBM Jaminan Kesehatan Bali Mandara dan KIS Kartu Indonesia Sehat untuk melakukan pengobatan
medis, sehingga bila ada anggota keluarga yang sakit, ia dapat menggunakan kartu KIS tersebut untuk dapat berobat secara gratis atau setidaknya mendapat keringanan biaya dari
Puskesmas. d.
Sosial Kegiatan sosial yang ada di Desa Selanbawak juga merupakan salah satu pendorong
pengeluaran bagi keluarga Bapak I Made Sumara. Mengenai biaya sosial, keluarga Bapak I Made Sumara tidak menganggarkan dana secara khusus. Keperluan-keperluan
sosial yang diperlukan, seperti iuran banjar, uang untuk warga yang memiliki duka sakit, kematian, ngaben, serta sumbangan untuk pembuatan ogoh-ogoh.
e. Lain – lain
Biaya rutin yang di keluarakan oleh Bapak I Made Sumara adalah membayar uang listrik rata-rata sebesar Rp 50.000,-bulan dan pajak bumi bangunan. Mengenai biaya