24
Unsur-unsur objektif dari sutau tindak pidana itu adalah: 1.
Sifat melanggar hukum atau wederrechtelicjkheid. 2.
Kwalitas dari si pelaku, misalnya kedaan sebagai seorang pegawai negeri di dalam kejahatan jabatan menurut pasal 415 KUHP atau keadaan sebagai
pengurus atau komisaris dari suatu Perseroan Terbatas di dalam kejahatan menurut Pasal 398 KUHP.
3. Kausalitas yakni hubungan antara suatu tindak pidana sebagai penyebab
dengan sesuatu kenyataan sebagai akibat.
2.2 Pengertian Narkotika dan Jenisnya
Narkotika bukan lagi merupakan suatu hal yang baru bagi kita, hampir setiap hari baik di media massa cetak maupun elektronik diberitakan tentang
masalah ini. Narkotika adalaha zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabakan penurunan
atau perubahan kesadaran, silangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan.
Istilah Narkotika berasal dari bahasa Inggris “Narkotic”, yang berarti obat bius, dan sedangkan dari bahasa Yunani “Narcosis” yang berarti menidurkan.
Menurut beberapa para ahli Narkotika diartikan sebagai berikut: Menurut Sudarto, “Narkotika berasal dari bahasa Yunani “Narke”, yang
berarti terbius sehingga tidak merasakan apa-apa. Jadi Narkotika adalah
25
merupakan suatu bahan yang menumpulkan rasa, menghilangkan rasa nyeri dan sebagainya”
29
. Menurut B.Bosu, “Narkotika adalah sejenis zat yang apabila di
pergunakan atau di masukkan kedalam tubuh si pemakai akan menimbulakan pengaruh-pengaruh seperti berupa menenangkan, merangsang dan menimbulkan
khayalan atau halusinasi”
30
. Dari aspek Yuridis, menurut Pasal 1 angka 1 Undang-undang Nomor 35
Tahun 2009 tentang Narkotika. “Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan
tanaman baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai
menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan, yang dibedakan kedalam golongan-golongan sebagaimana terlampir dalam
Undang-undang ini atau yang kemudian ditetepkan dengan Keputusan Menteri Kesehatan.”
Jenis-Jenis narkotika
sebagaimana diatur dalam Undang-undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, terdiri atas 3 golongan yaitu:
1. Narkotika golongan I yang hanya digunakan untuk pengembangan ilmu
pengetahuan dan dilarang digunakan untuk kepentingan lainnya. Beberapa jenis narkotika yang termasuk dalam golongan initerdiri dari:
a. Tanaman Papaver Somniferum L opium. dan semua bagian-bagiannya
termasuk buah dan jeraminya, kecuali bijinya.
29
Sudarto, 1981, Kapita Selekta Hukum Pidana, Alumni, Bandung, hlm. 36.
30
B.Bosu, 1982, Sendi-Sendi Kriminologi, Usaha Nasional,Surabaya, hlm.68.
26
b. Opium mentah, yaitu getah yang membeku sendiri, diperoleh dari buah
tanaman Papaver Somniferum L. c.
Opium masak terdiri dari: a
Candu, hasil yang diperoleh dari opium mentah melalui suatu rentetan pengolahan khususnya dengan pelarutan, pemanasan dan peragian
dengan atau tanpa penambahan bahan-bahan lain. b
Jicing, sisa-sisa dari candu setelah dihisap tanpa memperhatikan apakah candu itu dicampur dengan daun atau bahan lain.
c Jicingko, hasil yang diperoleh dari pengolahan jicing.
d. Tanaman koka
e. Daun koka
f. Kokain mentah
g. Kokaina
h. Tanaman Ganja
2. Narkotika golongan II dimana golongan ini berkahasiat untuk pengobatan
yang digunakan sebagai pilihan terakhir dan dapat digunakan dalam terapi danatau untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan, juga berpotensi
tinggi yang mengakibatkan ketergantungan. Beberapa jenis narkotika yang termasuk dalam golongan ini terdiri dari :
a. Alfasetilmetadol, Alfameprodia, Alfametadol, Alfaprodina, Alfetanil,
Alliprodina, Aniileridina, Asetilmetadol b.
Benzetidin, Benzilmorfina, Betamepordina, Betametadol, Betaprodina, Betasetilmetadol, Bezitramida
27
c. Dekstromoramida, Diampromida, Dieltiltiambutena, Difenoksilat,
Difenoksin, Dihidromorfina, Demeteptanol, Dimenoksadol d.
Egonina, termasuk ester dan derivatnya yang setara dengan ekgoninadan kokiana
e. Morfin
f. Opium
g. Petidana beserta garam-garamnya
3. Narkotika golongan III dimana golongan ini berkhasiat untuk pengobatan dan
banyak digunakan dalam terapi danatau tujuan pengembangan ilmu pengetahuan, juga berpotensi yang mengakibatkan ketergantungan meskipun
sifatnya ringan. Beberapa jenis narkotika yang termasuk dalam golongan ini adalah :
a. Asetildihidrokodeina
b. Dokstropropoksifem
c. Dihidrokodeina
Melihat dari golongan dan jenis Narkotika di atas dapat dilihat bahwa ada pengelompokan antara narkotika yang dipergunakan untuk pengobatan dan yang
tidak dapat dipergunakan dalam pengobatan. Narkotika golongan I adalah narkotika yang tidak dapat dipergunakan untuk pengobatan karena mempunyai
potensi menyembabkan ketergantungannya sangat tinggi. Sedangkan narkotika golangan II dan III walaupun dapat menyembabkan ketergantungan juga, akan
tetapi galongan narkotika ini sangat dibutuhkan untuk menyembuhkan penyakit- penyakit tertentu, dan menghilangkan rasa sakitnyeri pada pembedahan.
28
2.3 Efek Negatif Penyalahgunaan Narkotika