15
kebijakan hukum pidana juga memerlukan pendekatan yuridis factual yang dapat berupa pendekatan sosiologis, historis, bahkan memerlukan pula pendekatan
komprehensif dari berbagai disiplin ilmu lainnya dan pendekatan integral dengan kebijakan sosial dan pembangunan nasional pada umumnya”
20
. Upaya penanggulangan kejahatan secara garis besar dapat dibagi menjadi
dua, yaitu jalur “penal” hukum pidana dan jalur “non-penal” bukandi luar hukum pidana. Upaya penanggulangan kejahatan lewat jalur penal lebih menitik
beratkan pada sifat represif sesudah kejahatan terjadi, sedangkan jalur non-penal lebih menitik beratkan pada sifat preventif sebelum kejahatan terjadi. Mengingat
upaya non-penal lebih bersifat akan pencegahan untuk terjadinya kejahatan, maka sasaran utamanya adalah menangani faktor-faktor kondusif penyebab terjadinya
kejahatan. Faktor-faktor kondusif tersebut antara lain berpusat pada masalah- masalah atau kondisi-kondisi sosial yang secara langsung atau tidak langsung
dapat menimbulkan kejahatan. Kedua cara di atas dapat dijadikan acuan dan diterapkan oleh pemerintah dan aparat penegak hukum secara langsung apabila
tingkat kriminalitas di masyarakat terus meningkat
21
.
1.7 Metode Penelitian
1.7.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian hukum empiris, dalam penelitian hukum empiris, hukum dikonsepkan sebagai suatu gejala empiris yang
diamati dalam kehidupan nyata. “Peter Mahmud Marzuki, menyatakan penelitian
20
Moeljatno
,op.cit hlm.22
21
Barda Nawawi Arief, 2005, Bunga Rampai Kebijakan Hukum Pidana
, Citra Aditya Bakti, Bandung, hlm 2
16
hukum empiris adalah data yang diperoleh langsung dari masyarakat sebagai sumber pertama dengan melalui penelitian lapangan, yang dilakukan baik melalui
pengamatan, wawancara, ataupun penyebaran kuisioner”
22
. Penelitian hukum empiris beranjak dari adanya kesenjangan antara teori dan realita, kesenjangan
antara keadaan teoritis dengan fakta hukum, dan atau adanya situasi ketidaktauan yang dikaji untuk pemenuhan system akademik. “Penelitian hukum empiris atau
sosiologis lebih menitik beratkan pada penelitian data primer yaitu wawancara”
23
.
1.7.2 Jenis Pendekatan
Pendekatan yang digunakan mengenai masalah yang dibahas adalah Pendekatan kasus the case approach ini sesuai dengan proses pengumpulan
data. Adapun jenis-jenis pendekatan lainnya adalah, pendekatan perundang- undangan The Statute Approach yang peneliti lakukan ini berdasarkan aturan-
aturan dan teori-teori yang berkaitan dengan kasus tindak pidana penyalahgunaan narkotika, yang diatur sesuai dengan UU No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika.
Pendekatan Fakta The Fact Approach Pendekatan ini di gunakan dalam pengumpulan data di lapangan sebagai bukti konkrit atas kasus yang terkait
didalam penulisan skripsi ini.
1.7.3 Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian ini menempatkan hukum sebagai gejala sosial, dalam hal ini hukum dipandang secara awam. Karena didalam penelitian ini
menekankan pada peranan teknik yang dipergunakan pihak yang berwajib dalam
22
Peter Mahmud Marzuki, 2005, Penelitian Hukum, Kencana, Cet. ke I, hlm. 35.
23
Amiruddin dan Zaenal Asikin ,2004 Pengantar Metode Penelitian Hukum,Raja Grafindo Persada, Jakarta, hlm.13.
17
pengungkapan tindak pidana penyalahgunaan dan peredaran narkotika. Oleh karena itu sasaran penelitian ini adalah mengetahui peranan teknik pembelian
terselubung dalam pengungkapan tindak pidana narkotika di wilayah kota Denpasar serta kendala-kendala yang ditemui oleh penyidik kesatuan narkotika
Polresta Denpasar dalam pelaksanaan teknik tersebut, maka pendekatan utama yang digunakan ialah melalui pendekatan emperis.
1.7.4 Sumber Data Hukum