a. Net Profit Margin
Rasio ini untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan net icome ditinjau dari sudut operating income-nya.
Sedangkan tinggi rasio, semakin baik hasil yang ditunjukannya. Kasmir, 2007 : 280
x100 Income
Operating Bersih
Laba Margin
Profit Net
NPM
b. Return on Equity ROE
Mengukur kemampuan bank untuk mengahasilkan laba dengan membandingkan laba sebelum pajak dengan equity. Kasmir, 2003 :
280 ROE
100 Capital
Equity Income
Net
x
2.2.4. Corporate Social Responsibility CSR
Menurut Kotler dan Lee dalam Solihin 2009:5 ”Corporate Social Responsibility is a commitment to improve community well being through
discretionary business practices and contribution of corporate resources”tanggung jawab sosial perusahaan adalah kegiatan yang semata-
mata merupakan komitmen perusahaan secara sukarela untuk turut meningkatkan kesejahteraan komunitas dan berkontribusi kepada sumberdaya
perusahaan.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Menurut versi Bank Dunia dalam Laksiani 2008:45 definisi Corporate Social Responsibility CSR adalah “Corporate Social
Responsibility CSR is the commitment of business to contribute to sustainable economic development working with employees and their
representatives, the local community and society at large to improve quality of life, in ways that are both good for business and good for development”
Corporate Social Responsibility CSR adalah komitmen bisnis sebagai kontribusi untuk keberlanjutan perkembangan ekonomi yang bekerja sama
dengan pekerja, perwakilan mereka, komunitas lokal dan masyarakat luas untuk memperbaiki kualitas hidup, dimana keduanya baik untuk bisnis
maupun pengembangan. Menurut Bank Dunia, tanggung jawab sosial perusahaan terdiri dari
beberapa komponen utama, yaitu: perlindungan lingkungan, jaminan kerja, hak asasi manusia, interaksi dan keterlibatan perusahaan dengan masyarakat,
standart usaha, pasar, pengembangan ekonomi dan badan usaha, perlindungan kesehatan, kepemimpinan dan pendidikan, bantuan bencana kemanusiaan.
Sedangkan menurut Petkoski dan Twose 2003 mendefinisikan Corporate Social Responsibility CSR sebagai komitmen bisnis yang
berperan untuk mendukung pembangunan ekonomi, bekerjasama dengan karyawan dan keluarganya, masyarakat lokal dan masyarakat luas, untuk
meningkatkan mutu hidup mereka dengan berbagai cara yang menguntungkan bagi bisnis dan pembangunan.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Sejauh ini definisi yang banyak digunakan adalah pemikiran Elkington tentang triple bottom line. Menurut Elkington 1997 dalam
Laksiani 2008:45 Corporate Social Responsibility CSR adalah adanya segitiga dalam kehidupan stakeholders yang mesti diperhatikan korporasi di
tengah usahanya mencari keuntungan, yaitu ekonomi, lingkungan dan sosial, yang kemudian diilustrasikan dalam bentuk segitiga.
Ebert 2003 mendefinisikan corporate social responsibility sebagai usaha perusahaan untuk menyeimbangkan komitmen-komitmennya terhadap
kelompok-kelompok dan individual-individual dalam lingkungan perusahaan tersebut, termasuk didalamnya adalah pelanggan, perusahaan-perusahaan lain,
para karyawan, dan investor. Corporate Social Responsibility CSR memberikan perhatian terhadap lingkungan dan sosial ke dalam operasinya
dan interaksinya dengan stakeholders yang melebihi tanggung jawab di bidang hukum Darwin, 2004:33. Dalam kemajuan industri sekarang,
tekanan masyarakat kepada perusahaan agar mereka melakukan pembenahan sistem operasi perusahaan menjadi suatu sistem yang memiliki kepedulian
dan tanggung jawab terhadap sosial sangat kuat, perkembangan tekhnologi dan industri yang pesat dituntut untuk memberikan kontribusi positif terhadap
lingkungan sekitar. Penerapan Corporate Social Responsibility CSR dalam
perusahaan-perusahaan diharapkan selain memiliki komitmen finansial kepada pemilik atau pemegang saham shareholders, tapi juga memiliki
komitmen sosial terhadap para pihak lain yang berkepentingan, karena
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
CSR merupakan salah satu bagian dari strategi bisnis perusahaan dalam jangka panjang. Adapun tujuan dari Corporate Social Responsibility
CSR adalah Darwin, 2004:33: 1.
Untuk meningkatkan citra perusahaan dan mempertahankan, biasanya secara implisit, asumsi bahwa perilaku perusahaan secara
fundamental adalah baik. 2.
Untuk membebaskan akuntabilitas organisasi atas dasar asumsi adanya kontrak sosial di antara organisasi dan masyarakat.
Keberadaan kontrak sosial ini menuntut dibebaskannya akuntabilitas sosial.
3. Sebagai perpanjangan dari pelaporan keuangan tradisional dan
tujuannya adalah untuk memberikan informasi kepada investor. Untuk itulah maka pertanggungjawaban sosial perusahaan
Corporate Social Responsibility CSR perlu diungkapkan dalam perusahaan sebagai wujud pelaporan tanggung jawab sosial kepada
masyarakat.
2.2.5. Pengungkapan sosial sebagai tanggung jawab perusahaan
Tanggung jawab adalah suatu kewajiban perusahaan yang tidak hanya menyediakan barang dan jasa baik bagi masyarakat maupun juga
dalam mempertahankan kualitas lingkungan sosialnya secara fisik maupun memberikan kontribusi positif terhadap kesejahteraan
masyarakat dimana mereka berada. Perusahaan bertanggung jawab
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
secara sosial ketika manajemennya memiliki visi atas kinerja operasionalnya, tidak hanya mengutamakan atas laba perusahaan tetapi
juga dalam menjalankan aktivitasnya, memperhatikan lingkungan yang ada disekitarnya. Perusahaan tidak hanya memandang laba sebagai satu-
satunya tujuan dari perusahaan tetapi ada tujuan yang lainnya yaitu kepedulian perusahaan terhadap lingkungan, karena perusahaan
mempunyai tanggung jawab yang lebih luas dibanding hanya mencari laba untuk pemegang saham Gray et. Al., 1987.
Pengungkapan tanggung jawab sosial atau sering disebut sebagai Corporate social reporting adalah proses pengkomunikasian efek-efek
sosial dan lingkungan atas tindakan-tindakan ekonomi perusahaan pada kelompok-kelompok tertentu dalam masyarakat dan pada masyarakat
secara keseluruhan Gray et. Al., 1987. Kontribusi negatif perusahaan terhadap lingkungan sekitarnya telah menyebabkan hilangnya
kepercayaan masyarakat adalah dengan mengungkapkan informasi- informasi mengenai operasi perusahaan sehubungan dengan lingkungan
sebagai tanggung jawab perusahaan. Gray et. Al. 1995 menyebutkan 3 studi yang menjelaskan
mengapa perusahaan cenderung untuk mengungkapkan informasi yang berkaitan dengan aktivitasnya dan dampak yang ditimbulkan oleh emiten
tersebut, yaitu:
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
1. Decision-userfulnes study Penelitian yang dilakukan oleh beberapa peneliti menemukan
bahwa informasi sosial dibutuhkan users, seperti analis, banker, dan pihak lain yang terlibat. Penelitian tersebut menyebutkan
bahwa informasi aktivitas sosial perusahaan berada pada posisi moderately important.
2. Economic theory study Studi dalam corporate responsibility reporting ini mendasari pada
Economic agency theory dan Accounting positivism theory yang menganologikan manajemen sebagai agen dari suatu prinsipal.
Prinsipal diartikan sebagai pemegang saham atau traditional users lain. Namun, pengertian users tersebut telah berkembang menjadi
seluruh interest group perusahaan yang bersangkutan sebagai agen, manajemen akan berupaya mengoperasikan perusahaan sesuai
dengan keinginan publik stakeholder. 3. Social and political theory studies
Bidang ini menggunakan teori stakeholder, teori legitimasi organisasi, dan teori ekonomi publik. Teori stakeholder
mengamsusikan bahwa perusahaan berusaha mencari pembenaran dari para stakeholder dalam menjalankan operasi perusahaannya.
Semakin kuat posisi stakeholder, semakin besar kecenderungan perusahaan mengadaptasi diri terhadap keinginan stakeholder nya.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Pengungkapan sosial dalam tanggung jawab perusahaan sangat perlu dilakukan, karena bagaimanapun juga perusahaan memperoleh
nilai tambah dari kontribusi masyarakat di sekitar perusahaan termasuk dari penggunaan sumber-sumber sosial social resources. Jika aktivitas
perusahaan menyebabkan kerusakan sumber-sumber sosial maka dapat timbul adanya biaya sosial social cost yang harus ditanggung oleh
masyarakat, sedang apabila perusahaan meningkatkan mutu social resources maka akan menimbulkan social benefit manfaat sosial
2.2.6. Pelaporan pertanggungjawaban sosial perusahaan
Ada 2 jenis ungkapan dalam pelaporan keuangan yang telah ditetapkan oleh badan yang memiliki otoritas di pasar modal. Pertama
adalah ungkapan wajib mandatory disclosure, yaitu informasi yang harus di ungkapkan oleh emiten yang diatur oleh peraturan pasar modal
di suatu Negara. Sedangkan yang kedua adalah ungkapan sukarela voluntary disclosure, yaitu ungkapan yang dilakukan secara sukarela
oleh perusahaan tanpa diharuskan oleh standar yang ada. Pengungkapan sosial yang diungkapkan perusahaan merupakan informasi yang sifatnya
sukarela. Karenanya, perusahaan memiliki kebebasan untuk mengungkapkan informasi yang tidak diharuskan oleh badan
penyelenggara pasar modal. Keragaman dalam pengungkapan disebabkan oleh entitas yang dikelola oleh manajer yang memiliki
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
filosofis manajerial yang berbeda dan keluasan dalam kaitannya dengan pengungkapan informasi kepada masyarakat. Anggraini, 2006:4
Standar pelaporan pertanggungjawaban sosial sampai saat ini belum mempunyai standar yang baku, hal ini dikarenakan adanya
permasalahan yang berhubungan dengan biaya dan manfaat sosial. Perusahaan dapat membuat sendiri model pelaporan
pertanggungjawaban sosialnya. Anggraini, 2006:4 Informasi dalam menyusun dan mengungkapkan tentang aktivitas
pertanggungjawaban sosial perusahaan, Zhegal Ahmed 1990 mengidentifikasi hal-hal yang berkaitan dengan pelaporan sosial
perusahaan, yaitu sebagai berikut: 1.
Lingkungan Bidang ini meliputi aktivitas pengendalian pencemaran dan
pelestarian lingkungan hidup. Meliputi, pengendalian terhadap polusi, pencegahan atau perbaikan terhadap kerusakan lingkungan,
konservasi alam, dan pengungkapan lain yang berkaitan dengan lingkungan.
2. Energi
Bidang ini meliputi aktivitas dalam pengaturan penggunaan energi dalam hubungannya dengan operasi perusahaan dan peningkatan
efisiensi terhadap produk perusahaan. Meliputi, konservasi energi, efisien energi.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
3. Praktik bisnis yang wajar
Meliputi pemberdayaan terhadap minoritas dan perempuan, dukungan terhadap usaha minoritas, tanggung jawab sosial
4. Sumber daya manusia
Bidang ini meliputi aktivitas untuk kepentingan karyawan sebagai sumber daya manusia bagi perusahaan maupun aktivitas di dalam
suatu komunitas. Aktivitas tersebut antara lain, program pelatihan dan peningkatan ketrampilan, perbaikan kondisi kerja, upah dan gaji
serta tunjangan yang memadai, pemberian beberapa fasilitas, jaminan keselamatan kerja, pelayanan kesehatan, pendidikan, seni.
5. Produk Meliputi keamanan, pengurangan polusi.
2.2.6. Leverage
Semakin tinggi tingkat leverage semakin besar kemungkinan akan melanggar perjanjian kredit sehingga perusahaan akan berusaha untuk
melaporkan laba sekarang lebih tinggi Belkaoui dan Karpik 1989, supaya laba yang dilaporkan tinggi maka manajer harus mengurangi
biaya-biaya termasuk biaya untuk mengungkapkan pertanggungjawaban sosial
Dana dapat diperoleh dan luar perusahaan external financing maupun dan dalam perusahaan internal financing. Modal internal
berasal dan laba ditahan, sedangkan modal eksternal dapat berasal dan modal sendiri dan hutang. Hutang adalah pengorbanan manfaat ekonomi
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
yang akan timbul dimasa yang akan datang yang disebabkan oleh kewajiban-kewajiban disaat sekarang dari suatu badan usaha yang akan
dipenuhi dengan mentransfer aktiva atau memberikan jasa kepada badan usaha lain dimasa datang sebagai akibat dari transaksi-transaksi yang
sudah lalu Baridwan, 2004. Perusahaan yang sedang berkembang memerlukan modal yang
dapat diperoleh dan hutang maupun ekuitas. Besar kecilnya rasio hutang dapat dilihat pada rasio Debt Equity Ratio DER. Hutang mempunyai
dua keuntungan yaitu a bunga yang dibayarkan dapat dipotong dengan tujuan pajak, sehingga menurunkan biaya efektif dan hutang, b
pemegang hutang debtholder mendapatkan pengembalian tetap Masdupi, 2005. Penggunaan hutang memiliki kelemahan a hutang
yang semakin tinggi meningkatkan risiko sehingga suku bunganya akan semakin tinggi pula, b bila kondisi perusahaan tidak dalam kondisi
bagus, pendapatan operasi menjadi rendah dan tidak cukup menutup biaya bunga sehingga kekayaan pemilik berkurang. Pada kondisi
ekstrim, kerugian tersebut dapat membahayakan perusahaan karena dapat terancam kebangkrutan. Untuk memenuhi kebutuhan pendanaan.
pemegang saham lebih menginginkan pendanaan perusahaan dibiayai dengan utang. Karena dengan penggunaan utang, hak mereka terhadap
perusahaan tidak akan berkurang. Tetapi manajer tidak menyukai pendanaan tersebut dengan alasan bahwa utang mengandung risiko yang
tinggi. Manajemen perusahaan mempunyai kecenderungan untuk
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
memperoleh keuntungan yang sebesar-besamya dengan pihak lain Masdupi, 2005.
2.2.7. Ukuran Perusahaan Size
Terdapat beberapa penjelasan mengenai pengaruh ukuran perusahaan Size terhadap kualitas ungkapan, namun sebenarnya
landasan teoritis mengenai pengaruh size ini tidaklah terlalu jelas. Walaupun begitu, berbagai penelitian empiris yang telah dilakukan
menunjukkan bahwa pengaruh total aktiva hampir selalu konsisten dan secara statistik signifikan. Beberapa penjelasan yang mungkin dapat
menjelaskan fenomena ini adalah bahwa perusahaan besar mempunyai biaya informasi yang rendah, perusahaan besar juga mempunyai
kompleksitas dan dasar pemilikan yang lebih luas dibanding perusahaan kecil Cooke, 1989. Size perusahaan merupakan variabel independen
yang banyak digunakan untuk menjelaskan variasi pengungkapan dalam laporan keuangan perusahaan.
Size Menggambarkan besar kecilnya suatu perusahaan yang dilihat dari besarnya nilai total asset. Semakin besar total asset perusahaan
maka akan semakin besar pula ukuran perusahaan tersebut. Memiliki total asset yang besar akan memudahkan perusahaan dalam masalah
pendanaan. Proxy yang digunakan dalam variabel ini adalah total aktiva
perusahaan http:www.bppk.depkeu.go.idindex.php.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Tingkat pertumbuhan perusahaan juga merupakan faktor yang mempengaruhi struktur modal, perusahaan yang memiliki tingkat
pertumbuhan pesat cenderung lebih banyak menggunakan hutang daripada perusahaan yang memiliki tingkat pertumbuhan yang lebih
lambat Weston dan Brigham, 1994:174 dalam Rembulan, 2008. Pertumbuhan, perusahaan berbanding lurus dengan ukuran perusahaan,
sehingga semakin cepat pertumbuhan perusahaan maka semakin besar pula ukuran perusahaan, sehingga ukuran perusahaan berpengaruh
terhadap struktur modal karena perusahaan yang lebih besar akan mudah memperoleh pinjaman dibandingkan perusahaan kecil. Ukuran
perusahaan menggambarkan besar kecilnya suatu perusahaan yang ditunjukkan oleh total aktiva, total penjualan, dan rata-rata total aktiva
Feri dan Jones dalam Masidonda, Maski, dan Idrus, 1999 dalam Rembulan, 2008.
Ukuran perusahaan juga menjadi faktor yang perlu diperhatikan dalam menentukan struktur modal. Perusahaan besar dapat mengakses
pasar modal dan dengan kemudahan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa perusahaan memiliki fleksibilitas dan kemampuan untuk
mendapatkan dana atau permodalan Wahidahwati 2000 dalam Fidyan, 2003 dalam Rembulan, 2008. Ukuran perusahaan berpengaruh
terhadap struktur modal didasarkan pada kenyataan bahwa semakin besar suatu perusahaan, kecenderungan untuk menggunakan hutang
menjadi semakin besar Rembulan, 2008.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2.2.8. Profitabilitas
Profitabilitas merupakan faktor yang membuat manajemen menjadi bebas dan fleksibel untuk mengungkapkan pertanggungjawaban sosial
kapada pemegang saham Heinze dalam Milne, 1996, hubungan antara profitabilitas dan tingkat pengungkapan pertanggungjawaban sosial
adalah bahwa ketika perusahaan memiliki tingkat laba yang tinggi, perusahaan manajemen menganggap tidak perlu melaporkan hal-hal
yang dapat mengganggu informasi tentang sukses keuangan tersebut. Sebaliknya ketika tingkat profitabilitas rendah perusahaan akan berharap
pengguna laporan akan membaca “good news” kinerja perusahaan. Perusahaan yang memiliki profitabilitas tinggi cenderung
menggunakan hutang relatif kecil karena laba ditahan yang tinggi sudah memadai untuk membiayai sebagian besar kebutuhan pendanaan
Rembulan, 2008. Arifin dalam Rembulan, 2008 menyatakan bahwa profitabilitas mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap struktur
modal. Perusahaan dengan tingkat pengembalian yang tinggi atas investasi
menggunakan utang yang relatif kecil profitabilitas adalah hasil bersih dari berbagai kebijaksanaan dan keputusan Riyanto, 1993, sedangkan
Machtoedz 1994 dalam Eko 2006 mendefinisikan profitabilitas sebagai suatu indicator kinerja yang dilakukan manajemen dalam
mengelola kekayaan perusahaan Rembulan, 2008.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Profitabilitas menunjukkan kemampuan dari modal yangdiinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan
keuntungan bagi investor. Myers 1984 dalam Taswan 2008 menyatakan bahwa manajer mempunyai pecking order didalam menahan
laba sebagai pilihan pertama, diikuti oleh pembiayaan dengan hutang, kemudian dengan equity. Dengan demikian terdapat hubungan negatif
antara profitabilitas dengan debt ratio. Hasil studi Mohd et al 1998, Myers 1984 dan Jensen et at 1992 menemukan bahwa firm
profitability mempunyai hubungan negatif dan signifikan dengan debt ratio.
2.2.9. Pengaruh Leverage Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Sembiring 2003 menyatakan bahwa leverage berpengaruh negatif signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.
Sedangkan Prayogi 2003 menyatakan leverage tidak berpengaruh terhadap pengungkapan sosial
. Jensen 1986 dan Zweibel 1996,
menyatakan bahwa saat perusahaan mempunyai utang bunga yang tinggi, kemampuan manajemen untuk berinvestasi lebih pada program CSR adalah
terbatas. Diamond 1991 dan Gilson 1990 menyatakan bahwa tingginya tingkat suku bunga utang juga mendorong kreditur untuk berperan aktif
untuk mengawasi perusahaan manajemen, dimana utang memberikan sinyal tentang status kondisi keuangan perusahaan untuk memenuhi
kewajibannya.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Tambahan informasi diperlukan untuk menghilangkan keraguan pemegang obligasi terhadap dipenuhinya hak-hak mareka sebagai kreditur
schipper dalam Anggraini 2006. Belkaoui dan Karpik 1989 menyatakan bahwa semakin tinggi tingkat rasio leverage, semakin besar kemungkinan
perusahaan akan melanggar perjanjian kredit sehingga perusahaan akan berusaha untuk melaporkan laba sekarang lebih tinggi. Supaya laba yang
dilaporkan tinggi, maka manajer harus mengurangi biaya-biaya termasuk biaya untuk mengungkapkan informasi sosial. Biaya CSR yang terbatas,
maka pengungkapan informasi sosial menjadi rendah atau terbatas. Dengan demikian leverage diprediksikan berhubungan negatif terhadap CSR.
Jadi dapat disimpulkan bahwa leverage berpengaruh negatif terhadap pengungkapan sosial dalam laporan tahunan Perusahaan
Tambang yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
2.2.10. Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Perusahaan yang besar cenderung mempunyai biaya politis yang besar dibandingkan perusahaan kecil. Perusahaan besar cenderung akan
memberikan informasi laba sekarang lebih rendah dibandingkan perusahaan kecil, sehingga perusahaan besar cenderung akan
mengeluarkan biaya untuk pengungkapan informasi sosial yang lebih besar dibandingkan perusahaan kecil. Ukuran perusahaan dapat
diproksikan dari nilai kapitalisasi pasar, total asset, log penjualan, dan sebagainya. Watt Zimmerman, dalam Scott, 1997:33
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Perusahaan yang termasuk dalam industri yang high-profile akan memberikan informasi sosial lebih banyak dibandingkan perusahaan
yang low-profile. Roberts 1992 dalam Hackston Milne, 1996 mendefinisikan industri yang high-profile adalah industri yang memiliki
visibilitas konsumen, risiko politis yang tinggi, atau menghadapi persaingan yang tinggi. Preston 1977 dalam Hackston Milne, 1996
mengatakan bahwa perusahaan yang memiliki aktivitas ekonomi yang memodifikasi lingkungan, seperti industri ekstraktif, lebih mungkin
mengungkapkan informasi mengenai dampak lingkungan dibandingkan industri yang lain. Cowen, et al. 1987 dalam Hackston Milne, 1996
mengatakan bahwa perusahaan yang berorientasi pada konsumen diperkirakan akan memberikan informasi mengenai pertanggungjawaban
sosial karena hal ini akan meningkatkan image perusahaan dan mempengaruhi penjualan.
Klasifikasi tipe industri oleh banyak peneliti sifatnya sangat subyektif dan berbeda-beda. Roberts 1992 dalam Hackston Milne,
1996 mengelompokkan perusahaan otomotif, penerbangan dan minyak sebagai industri yang high-profile. Sedangkan Diekers Perston, 1977
dalam Hackston Milne, 1996 mengatakan bahwa industri ekstraktif merupakan industri yang high-profile. Patten 1991 dalam Hackston
Milne 1996 mengelompokkan industri pertambangan, kimia dan kehutanan sebagai industri yang high-profile. Atas dasar
pengelompokkan di atas, penelitian ini kemudian mengelompokkan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
industri konstruksi, pertambangan, pertanian, kehutanan, perikanan, kimia, otomotif, barang konsumsi, makanan dan minuman, kertas,
farmasi dan plastik sabagai industri yang high-profile. Jadi dapat disimpulkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh
positif terhadap pengungkapan sosial dalam laporan tahunan Perusahaan Tambang yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
2.2.11. Pengaruh Profitabilitas Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Profitabilitas merupakan faktor yang membuat manajemen menjadi bebas dan fleksibel untuk mengungkapkan pertanggungjawaban sosial
kepada pemegang saham Heinze 1976 dalam Hackston Milne, 1996. Sehingga semakin tinggi tingkat profitabilitas perusahaan maka
semakin besar pengungkapan informasi sosial Bowman Haire 1976 dan Preston 1978 dalam Hackston Milne 1996. Hackston Milne
1996 menemukan tidak ada hubungan yang signifikan antara tingkat profitabilitas dengan pengungkapan informasi sosial. Belkaoui Karpik
1989 mengatakan bahwa dengan kepeduliannya terhadap masyarakat sosial menghendaki manajemen untuk membuat perusahaan menjadi
profitable. Vence 1975 dalam Belkaoui Karpik 1989 mempunyai pandangan yang berkebalikan, bahwa pengungkapan sosial perusahaan
justru memberikan kerugian kompetitif competitive disadvantage
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
karena perusahaan harus mengeluarkan tambahan biaya untuk mengungkapkan informasi sosial tersebut.
Jadi dapat disimpulkan bahwa profitabilitas berpengaruh positif terhadap pengungkapan sosial dalam laporan tahunan Perusahaan
Tambang yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
2.3. Kerangka Pikir
Gambar 2.1. Diagram Kerangka Pikir
Leverage X
1
Ukuran Perusahaan X
2
Profitabilitas X
3
Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Y
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2.4. Hipotesis