LANDASAN TEORI Pengukuran kinerja institusi pendidikan menengah atas dengan metode Balanced Scorecard : studi kasus pada SMAN 2 Sendawar, Kutai Barat.
12
nonkeuangan, jangka pendek dan jangka panjang, intern dan ekstern Mulyadi, 2001: 1-2.
Balanced merupakan sistem manajemen strategis yang menterjemahkan visi dan strategi organisasi kedalam tujuan dan ukuran operasional. Tujuan
dan ukuran operasional tersebut kemudian dinyatakan dalam empat perspektif yaitu perspektif finansial, pelanggan customers, proses bisnis
internal internal business process, serta pembelajaran dan pertumbuhan learning and growth Imelda: 2004.
2. Keunggulan Metode Balanced Scorecard
Keunggulan pendekatan Balanced Scorecard dalam sistem perencanaan strategik adalah mampu menghasilkan rencana strategik yang memiliki
karakteristik sebagai berikut: 1 komprehensif, 2 koheren, 3 seimbang, 4 terukur.
a. Komprehensif, balanced scorecard memperluas perspektif yang dicakup
dalam perencanaan strategik, dari yang sebelumnya hanya terbatas pada perspektif keuangan, meluas ke tiga perspektif yang lain: pelanggan,
proses bisnis internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan. b.
Koheren, balanced scorecard mewajibkan personal untuk membangun hubungan sebab akibat causal relationship di antara berbagai sasaran
strategik yang dihasilkan dalam perencanaan strategik.
13
c. Seimbang, keseimbangan sasaran strategik yang dihasilkan oleh sistem
perencanaan strategik penting untuk menghasilkan kinerja keuangan berjangka panjang.
d. Terukur, keterukuran sasaran strategik yang dihasilkan oleh sistem
perencanaan strategik menjanjikan ketercapaian berbagai sasaran strategik yang dihasilkan oleh sistem tersebut.
3. Proses Implementasi Balanced Scorecard
a. Mendefinisikan Tujuan, Sasaran, Strategi, Dan Program Organisasi
Jika kita hendak menilai kinerja organisasi harus mempunyai kriteria yang jelas. Kriteria ini adalah indikator pencapaian tujuan, sasaran,
strategi, dan program. Dengan demikian langkah pertama pengukuran kinerja dengan balanced scorecard adalah pendefinisian tujuan, sasaran,
strategi, dan program sebagai dasar menentukan indikator pengukuran. b.
Merumuskan Framework Pengukuran Setiap Jenjang Manajerial Dalam tahap ini dirumuskan area pengukuran kinerja secara
bertingkat dengan berpedoman pada struktur organisasi yang ada untuk diarahkan pada pencapaian tujuan dengan tingkat kedalaman yang
berbeda-beda. Selain itu juga dirumuskan pengukuran kinerja untuk setiap individu, team, dan kelompok organisasi.
c. Mengintegrasikan Pengukuran ke Dalam Sistem Manajemen
Sistem pengukuran kinerja yang telah dirumuskan merupakan sub sistem manajemen organisasi. Oleh karena itu, sistem pengukuran kinerja
14
harus diintegrasikan ke dalam sistem manajemen baik formal maupun non formal organisasi. Sistem pengukuran kinerja merupakan bagian dari
perencanaan, pengorganisasian,
pengkoordinasian, motivasi
dan pengendalian yang ditetapkan organisasi.
d. Monitoring Sistem Pengukuran Kinerja
Implementasi sistem pengukuran kinerja harus selalu dimonitor karena organisasi selalu menghadapi lingkungan yang dinamis. Kondisi
pada saat sistem didesaian sangat mungkin tidak relevan lagi akibat perubahan lingkungan. Oleh karena itu, perlu dilakukan monitoring
terhadap ukuran yang telah ditetapkan dan hasilnya secara terus menerus secara konsisten, dan mengevaluasinya untuk memperbaiki sistem
pengukuran pada periode berikutnya. Menghadapi turbulensi lingkungan ini, organisasi kemungkinan mengubah strategi pencapaian tujuannya.
C. Penerapan Balanced Scorecard pada Lembaga Pendidikan
1. Perubahan Konsep Metode Balanced Scorecard
Lembaga pendidikan merupakan salah satu bentuk organisasi sektor publik quasi-nonprofit organization. Meskipun organisasi publik bukan
bertujuan mencari profit, organisasi ini dapat mengukur efektivitas dan efisiensinya dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Untuk itu
organisasi publik dapat menggunakan balanced scorecard dalam pengukuran kinerjanya.
15
Untuk memenuhi kebutuhan organisasi publik yang berbeda dengan organisasi bisnis, maka sebelum digunakan ada beberapa perubahan yang
dilakukan dalam konsep balanced scorecard. Perubahan yang terjadi antara lain:
a. Perubahan framework dimana yang menjadi driver dalam balanced
scorecard untuk organisasi sektor publik adalah misi untuk melayani
masyarakat. b.
Perubahan posisi antara perspektif finansial dan perspektif pelanggan. c.
Perspektif customers menjadi customers stakeholders. d.
Perubahan perspektif learning growth menjadi perspektif employess and organization capacity
. Gambaran balanced scorecard yang digunakan dalam organisasi publik
dapat digambarkan sebagai berikut
Gambar 1. Balanced Scorecard untuk Organisasi Publik Imelda: 2004 MISI
Perspektif PELANGGAN
Perspektif KEUANGAN
Perspektif BISNIS INTERNAL
STRATEGI
Perspektif PEMBELAJARAN
PERTUMBUHAN
16
2. Perspektif Balanced Scorecard pada Lembaga Pendidikan
Tujuan organisasi sektor publik adalah untuk melayani dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, demikian juga halnya dengan
lembaga pendidikan. Tujuan tersebut kemudian dinyatakan dalam empat perspektif, yaitu:
a. Perspektif Pelanggan.
Dalam perspektif pelanggan, organisasi mengidentifikasikan pelanggan dan segmen pasar dimana organisasi akan bersaing. Tujuan
yang bisa ditetapkan dalam perspektif ini adalah pemuasan kebutuhan pelanggan. Ukuran-ukuran yang digunakan dalam perspektif ini antara
lain retensi pelanggan, kepuasan pelanggan, profitabilitas pelanggan, akuisisi pelanggan baru, market share, dan lainnya. Dalam perspektif ini
organisasi menyusun strategi yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan yang pada akhirnya memberikan keuntungan finansial bagi
organisasi. Dalam dunia pendidikan, pelanggan dibagi menjadi dua, yaitu
pelanggan internal dan pelanggan eksternal. Yang termasuk pelanggan internal adalah siswa-siswi yang terdaftar dalam institusi pendidikan
tersebut. Sedangkan yang termasuk dalam pelanggan eksternal adalah orang tuawali murid dari siswa-siswi tersebut. Stakeholder dari institusi
pendidikan ini antara lain orang tuawali murid, komite sekolah, tokoh- tokoh masyarakat, pengawas, aparat Dinas Pendidikan, alumni, unsur
profesi dan pengusaha.
17
Indikator yang dapat digunakan untuk menilai perspektif ini adalah tingkat kepuasan pelanggan yang bisa diketahui melalui survei
pelanggan, serta sikap dan perilaku pelanggan yang dapat diketahui dari keluhan-keluhan yang mereka sampaikan.
b. Perspektif Keuangan.
Perspektif keuangan menggambarkan pemberian layanan yang efisien. Perspektif ini melihat kinerja dari sudut pandang penyedia
sumber daya dan ketercapaian target keuangan sebagaimana rencana organisasi.
Institusi pendidikan sebagai organisasi publik quasi-nonprofit organization
memperoleh pendanaan dari bermacam-macam sumber untuk membiayai pelaksanaan misinya. Jika organisasi terus-menerus
mampu mengumpulkan dana yang melebihi atau mampu menutupi pembiayaannnya, maka usaha tersebut akan berhasil. Kecukupan dana
tidak hanya tergantung pada banyaknya dana yang dapat dikumpulkan, tetapi juga pada kemampuan organisasi mengelola dana tersebut Indrajit
dan Djokopranoto, 2006: 170, dalam Suharyanti, 2008. Indikator yang dapat digunakan untuk mengukur perspektif ini
adalah analisis rasio keuangan, yaitu suatu teknik analisis untuk mengetahui hubungan dari pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan
keuangan lain secara individu atau kombinasi dari kedua laporan tersebut. Indikator penilaian yang sering digunakan adalah rasio kinerja
operasi, rasio posisi keuangan, nilai organisasi dan tertib keuangan.
18
Selain itu juga dapat digunakan data primer yang diperoleh melalui kuesioner.
c. Perspektif Proses Bisnis Internal.
Perspektif proses bisnis internal mengidentifikasikan proses-proses yang penting bagi organisasi untuk melayani pelanggan perspektif
pelanggan dan pemilik organisasi perspektif finansial. Komponen utama dalam proses bisnis internal adalah:
1 proses inovasi, yang diukur dengan banyaknya produk baru yang
dihasilkan organisasi, waktu penyerahan produk ke pasar, dan lainnya. 2
proses operasional, yang diukur dengan peningkatan kualitas produk, waktu proses produksi yang lebih pendek, dan lainnya.
3 proses pelayanan, yang diukur dengan pelayanan purna jual, waktu
yang dibutuhkan untuk memberikan pelayanan kepada pelanggan, dan lainnya.
d. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan.
Perspektif ini menggambarkan kompetensi dan kemampuan semua anggota serta kemampuan organisasi untuk menciptakan pertumbuhan
jangka panjang. Perspektif ini memuat indikator mengenai seberapa jauh manfaat dari pengembangan baru atau bagaimana hal ini dapat
memberikan kontribusi bagi keberhasilan dimasa depan. Perspektif ini bertujuan meningkatkan kemampuan karyawan baik akademik maupun
nonakademik, meningkatkan
kapabilitas sistem
informasi, dan
peningkatan keselarasan dan motivasi.
19