BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Uji Tarik Tensile Test
Pengujian tarik dilakukan untuk mengetahui sifat-sifat mekanis dari spesimen dalam penellitain ini. Dalam penelitian ini alat uji tarik yang digunakan adalah
Universal Testing Machine UTM jenis Tarno Test UPH 100 kN di laboratorium jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Medan. Hasil uji tarik untuk bahan baja St
37 dengan variasi arus 90A, 110A dan 130A dapat dilihat pada tabel 4.1. Tabel 4.1 Hasil uji tarik pada bahan baja St 37
No Kode
Dimensi A
F σ
L L
ΔL Ε
mm mm
2
N MPa
mm mm
mm 1
90 A 12 x 4,5
54 28100 520,37
90 102,25
12,25 13,61 2
90 A 12 x 4,5
54 28400 525,93
90 101,65
11,65 12,29 3
90 A 12 x 4,5
54 28350
525 90
102 12
13,33 Rata-rata
523,77 Rata-rata
13,29 4
110 A 12 x 4,5 54
28850 534,26 90
98,9 8,9
9,88 5
110 A 12 x 4,5 54
29050 537,96 90
99 9
10 6
110 A 12 x 4,5 54
29200 540,74 90
99,05 9,05
10,05 Rata-rata
537,65 Rata-rata
9,98 7
130 A 12 x 4,5 54
30200 559,26 90
96,75 6,75
7,5 8
130 A 12 x 4,5 54
30550 565,74 90
97,25 7,25
8,05 9
130 A 12 x 4,5 54
30300 561,11 90
96,6 6,6
7,33 Rata-rata
562,04 Rata-rata
7,63
Tegangan yang dihasilkan pada proses ini disebut dengan tegangan teknik σ
eng
, dimana didefinisikan sebagai nilai pembebanan yang terjadi F pada suatu luas penampang awal A
Ao F
=
σ . Untuk menghitung tegangan pada uji tarik digunakan
rumus berdasarkan persamaan 2.1, yaitu:
Dimana:
σ = Tegangan tarik MPa F = Gaya tarik N
A
o
= Luas penampang spesimen mula-mula mm
2
Regangan akibat beban tekan statik dapat ditentukan berdasarkan persamaan 2.2, yaitu:
100 x
L L
∆ =
ε
= ∆L
L - L Keterangan:
ε = Regangan akibat gaya tarik L = Panjang spesimen akibat beban tarik mm
Lo = Panjang spesimen mula-mula mm Pada prakteknya nilai hasil pengukuran tegangan pada suatu pengujian tarik
pada umumnya merupakan nilai teknik. Regangan akibat gaya tarik yang terjadi,
panjang akan menjadi bertambah dan diameter pada spesimen akan menjadi kecil, maka ini akan terjadi deformasi plastis Nash, 1998.
Data dari tabel 4.1 hasil pengujian tarik selanjutnya dimasukkan ke dalam grarik. Berikut adalah hubungan tegangan terhadap spesimen uji, seperti gambar 4.1.
523.77 537.65
562.04
500 510
520 530
540 550
560 570
90 A 110 A
130 A T
e g
a n
g a
n M
P a
Kuat Arus
Gambar 4.1 Grafik Tegangan Vs Kuat Arus Pada spesimen Dari gambar 4.1 memperlihatkan bahwa nilai kekuatan tarik untuk
kelompok 90 Ampere adalah 523,77 MPa dan nilai kekuatan tarik untuk kelompok 110 Ampere adalah 537,65 MPa, hal ini berarti mengalami kenaikan sebesar
13,88 MPa dari kelompok 90 Ampere. Nilai kekuatan tarik untuk kelompok 130 Ampere adalah 562,04 MPa, hal ini mengalami kenaikan sebesar 38,27 MPa
dari kelompok 90 Ampere dan juga mengalami kenaikan sebesar 61,42 MPa dari kelompok 110 Ampere.
Dari hasil tegangan diatas, ternyata adanya pengaruh arus terhadap pengelasan baja St 37 untuk uji tarik. Semakin besar arus yang digunakan maka
tegangan akan terus naik seiring penambahan arus pada pengelasan. Kemudian dari data tabel 4.1 juga didapat hubungan regangan terhadap
spesimen uji, seperti gambar 4.2.
Gambar 4.2 Grafik Regangan Vs Kuat Arus Pada Spesimen Dari gambar 4.2 memperlihatkan bahwa ternyata adanya pengaruh
arus terhadap pengelasan baja St 37 untuk uji tarik. Semakin besar arus yang digunakan maka regangan akan terus turun seiring penambahan arus pada
pengelasan. Nilai perpanjangan untuk kelompok 90 Ampere sebesar 13,26 dan
nilai perpanjangan untuk kelompok 110 Ampere sebesar 9,98, hal ini mengalami penurunan sebesar 24,73 dari kelompok 90 Ampere. Sedangkan
nilai perpanjangan untuk kelompok 130 Ampere mengalami penurunan sebesar 4 2 , 4 5 dari kelompok 90 Ampere dan sebesar 23,54 dari kelompok 110
Ampere.
4.2 Hasil Uji Ketangguhan Impact Charpy