Bukti Keefektifan Penggunaan Media Ulead dengan Metode Resitasi

4.2.1 Bukti Keefektifan Penggunaan Media Ulead dengan Metode Resitasi

untuk Meningkatkan Keterampilan Menyimak Dongeng Proses pembelajaran menyimak dongeng dilaksanakan dua tahap, yaitu pretes dan postes di kelas dan sekolah yang berbeda. Masing-masing kelas terdiri atas empat pertemuan. Setiap pertemuan terdiri atas tiga tahap, yaitu pendahuluan, inti, dan penutup. Kegiatan inti berisi eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Meskipun demikian, proses pembelajaran yang berlangsung pada kelas kontrol tidak sama persis dengan proses pembelajaran pada kelas eksperimen. Perbedaan tersebut disebabkan adanya perbedaan perlakuan penggunaan media antar kedua kelas sehingga ditemukan media mana yang paling efektif. Berdasarkan hasil penelitian, maka penggunaan media ulead dalam pembelajaran menyimak dongeng sangat efektif untuk meningkatkan kemampuan menyimak dongeng pada kelas eksperimen. Hal ini dapat dibuktikan dengan peningkatan hasil belajar siswa. Nilai rata-rata kelas eksperimen sebelum diberi perlakuan dengan media ulead mencapai 73,31 dan setelah diberi perlakuan meningkat menjadi 76,59 . Selain itu, alasan mengapa media ini efektif digunakan dalam pembelajaran menyimak dongeng dikarenakan tampilan gambar yang bisa mewakili karakter tokoh dalam cerita sehingga dapan menciptakan imajinasi bagi siswa. Media Ulead tidak hanya bisa dikombinasikan dengan suara guru tetapi bisa ditambah dengan musik pengiring sesuai dengan alur cerita yang ditampilkan. Berikut ini akan diuraikan bukti media ulead lebih efektif daripada media wayang dongeng. Pada tahap pendahuluan pretes, pembelajaran yang dilakukan, yaitu guru mengondisikan dan melakukan apersepsi dengan mengajukan beberapa pertanyaan kepada siswa mengenai pembelajaran menyimak dongeng yang akan dilaksanakan. Berdasarkan hasil observasi, siswa terlihat cukup antusias dan berinteraksi secara baik dengan guru. Siswa bersedia menjawab dan mengemukakan pendapatnya mengenai tujuan dan manfaat pembelajaran. Namun, masih ada beberapa siswa yang terlihat kurang memperhatikan dan asyik berbicara dengan teman sebangkunya. Sementara itu, berdasarkan hasil observasi, kegiatan pendahuluan pada postes memperlihatkan siswa sudah tidak canggung lagi dengan guru sehingga guru lebih mudah mengondisikan dan melakukan apersepsi. Guru memberikan motivasi bagi siswa yang nilainya masih berkategori cukup dan kurang agar lebih bersungguh-sungguh dalam melaksanakan pembelajaran dan lebih banyak berlatih. Proses tanya jawab juga berlangsung dengan baik. Guru memberi pertanyaan umpan balik mengenai kemudahan dan kesulitan yang masih dialami siswa pada pembelajaran sebelumnya. Siswa menjawab pertanyaan guru dengan percaya diri. Siswa juga tidak canggung ketika diminta untuk mengemukakan pendapatnya mengenai tujuan dan manfaat pembelajaran. Pada tahap inti pretes, siswa diberi pemahaman tentang hakikat menyimak dongeng dengan metode resitasi menggunakan media ulead. Kegiatan tersebut dilakukan melalui proses tanya jawab dengan siswa. Berdasarkan hasil observasi, selama proses tersebut, siswa terlihat aktif menanggapi, berkomentar, dan bertanya. Tetapi masih ada beberapa siswa yang terlihat kurang aktif. Sementara kegiatan inti postes, guru memberi pemecahan kesulitan yang dirasakan siswa dalam menyimak dongeng pada pertemuan sebelumnya, antara lain dengan meminta siswa untuk memanfaatkan laboratorium bahasa untuk dapat berlatih menyimak dengan baik. Guru juga memberi pendalaman materi tentang penerapan metode resitasi karena masih ada siswa yang belum memahami sepenuhnya pada pretes. Berdasarkan hasil observasi, selama proses tersebut, siswa menyimak dan memperhatikan penjelasan guru dengan serius, berdisiplin, dan bersungguh-sungguh. Siswa juga sudah menyimak dengan baik, karena media ulead sangat komunikatif dan dapat menarik perhatian siswa serta dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menyimak khususnya menyimak dongeng. Proses pembelajaran menyimak dongeng dengan ulead dapat diketahui dengan hasil dokumentasi foto pada gambar 3 berikut ini. Gambar 3. Pembelajaran Menyimak Dongeng Kelas Eksperimen dengan Media Ulead 4.2.2 Bukti Keefektifan Penggunaan Media Wayang Dongeng dengan Metode Resitasi untuk Meningkatkan Keterampilan Menyimak Dongeng Proses pembelajaran menyimak dongeng dilaksanakan dua tahap, yaitu pretes dan postes di kelas dan sekolah yang berbeda. Masing-masing kelas terdiri atas empat pertemuan. Setiap pertemuan terdiri atas tiga tahap, yaitu pendahuluan, inti, dan penutup. Kegiatan inti berisi eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Meskipun demikian, proses pembelajaran yang berlangsung pada kelas kontrol tidak sama persis dengan proses pembelajaran pada kelas eksperimen. Perbedaan tersebut disebabkan adanya perbedaan perlakuan penggunaan media antar kedua kelas sehingga ditemukan media mana yang paling efektif. Berdasarkan hasil penelitian, penggunaan media wayang dongeng dalam pembelajaran menyimak dongeng kurang efektif untuk meningkatkan kemampuan menyimak dongeng pada kelas kontrol. Hal ini dapat dibuktikan dengan hasil belajar siswa. Nilai rata-rata kelas kontrol sebelum diberi perlakuan dengan media wayang dongeng mencapai 69,39 dan setelah diberi perlakuan menjadi 70,66 . Rata-rata nilai setelah diberi perlakuan meningkat, tetapi tidak setinggi jika dibandingkan dengan perlakuan menggunakan media ulead. Bukti lebih lanjut akan dipaparkan sebagai berikut. Pada tahap pendahuluan pretes, pembelajaran yang dilakukan, yaitu guru mengondisikan dan melakukan apersepsi dengan mengajukan beberapa pertanyaan kepada siswa mengenai pembelajaran menyimak dongeng yang akan dilaksanakan. Berdasarkan hasil observasi, siswa terlihat cukup antusias dan berinteraksi secara baik dengan guru. Siswa bersedia menjawab dan mengemukakan pendapatnya mengenai tujuan dan manfaat pembelajaran. Namun, masih ada beberapa siswa yang terlihat kurang memperhatikan dan asyik berbicara dengan teman sebangkunya. Sementara itu, berdasarkan hasil observasi, kegiatan pendahuluan pada postes memperlihatkan siswa sudah tidak canggung lagi dengan guru sehingga guru lebih mudah mengondisikan dan melakukan apersepsi. Guru memberikan motivasi bagi siswa yang nilainya masih berkategori cukup dan kurang agar lebih bersungguh-sungguh dalam melaksanakan pembelajaran dan lebih banyak berlatih. Proses tanya jawab juga berlangsung dengan baik. Guru memberi pertanyaan umpan balik mengenai kemudahan dan kesulitan yang masih dialami siswa pada pembelajaran sebelumnya. Siswa menjawab pertanyaan guru dengan percaya diri. Siswa juga tidak canggung ketika diminta untuk mengemukakan pendapatnya mengenai tujuan dan manfaat pembelajaran. Pada tahap inti pretes, siswa diberi pemahaman tentang hakikat menyimak dongeng dengan metode resitasi menggunakan media wayang dongeng. Kegiatan tersebut dilakukan melalui proses tanya jawab dengan siswa. Berdasarkan hasil observasi, selama proses tersebut, siswa terlihat aktif menanggapi, berkomentar, dan bertanya. Tetapi masih ada beberapa siswa yang terlihat kurang aktif. Sementara pada kegiatan inti postes, guru memberi pemecahan kesulitan yang dirasakan siswa dalam menyimak dongeng pada pertemuan sebelumnya, antara lain dengan meminta siswa untuk memanfaatkan laboratorium bahasa untuk dapat berlatih menyimak dengan baik. Guru juga memberi pendalaman materi tentang penerapan metode resitasi karena masih ada siswa yang belum memahami sepenuhnya pada pretes. Berdasarkan hasil observasi, selama proses tersebut, siswa menyimak dan memperhatikan penjelasan guru dengan serius, berdisiplin, dan bersungguh-sungguh. Hanya saja siswa tidak bisa menyimak dengan baik, karena media wayang dongeng tidak mempunyai kelebihan seperti media ulead. Selama proses penceritaan, banyak siswa yang tidak memperhatikan dengan berbagai alasan. Salah satunya, media kurang menarik. Proses pembelajaran menyimak dongeng dengan wayang dongeng dapat diketahui dengan hasil dokumentasi foto pada gambar 4 berikut ini. Gambar 4. Pembelajaran Menyimak Kelas Kontrol dengan Media Wayang Dongeng Dengan demikian, media wayang dongeng kurang efektif jika digunakan dalam pembelajaran menyimak dongeng.

4.2.3 Keefektifan antara Penggunaan Media Ulead dan Media Wayang