tahun. Masa dewasa muda dimulai pada umur 18 tahun sampai umur 40 tahun, salah satu tugas perkembangan dewasa muda adalah mengasuh anak.
Usia dewasa muda sedang dalam puncak karir dan memiliki peran ganda yaitu sebagai istri atau suami dan sebagai orangtua Rose, Radziewicz,
Bowman, O’Toole.,2008.
5.2.2 Mekanisme koping orangtua anak penderita kanker
Hasil penelitian ini dijumpai bahwa orangtua yang memiliki anak penderita kanker lebih sering menggunakan mekanisme koping berfokus
pada emosi, hal ini sesuai dengan penelitian De faye, Wilson, Chater, Viola, Andippa 2006 yang menyatakan bahwa seseorang yang dihadapkan pada
masalah seperti kanker cenderung memilih koping berfokus pada emosi untuk mengatasi existential stressor. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Tomas, Sancho, Melendez, Mayordomo 2011 bertujuan untuk melihat resiliensi dan koping secara umum pada orang dewasa yang
menghasilkan hasil bahwa antara koping berfokus pada masalah dan koping berfokus pada emosi yang paling berpotensi digunakan adalah koping
berfokus pada emosi dan pada sesuai dengan penelitian Norberg, Lindblad, Noman 2004 yang bertujuan untuk melihat koping orangtua kanker di
Swedia. Hasilnya adalah orangtua lebih sering menggunakan mekanisme koping berfokus emosi.
Individu cenderung menggunakan koping berfokus pada emosi ketika dihadapkan pada masalah-masalah yang menurutnya sulit dikontrol
seperti masalah-masalah yang berhubungan dengan penyakit yang tergolong
Universitas Sumatera Utara
berat seperti kanker atau AIDS Lazarus Folkman, 1984. Koping individu yang berfokus pada emosi adalah berupa pengingkaran terhadap
masalah yang terjadi, penerimaan diri yang disebabkan oleh suatu situasi yang penuh dengan tekanan sehingga keadaan memaksanya untuk
mengatasi masalah tersebut, sikap religius individu untuk menenangkan dan menyelesaikan masalah secara keagamaan. Koping berfokus pada emosi
juga efektif karena dapat mencegah individu untuk larut dalam emosi negatif serta dapat membantu individu untuk dapat mengambil tindakan
lansung untuk mengatasi emosi negatif tersebut Carver, 2007. Koping berfokus pada emosi terbagi menjadi 5 yaitu, pelepasan diri,
kontrol diri, penerimaan tanggung jawab, pelarian-penghindaran dan penilaian positif . Koping dengan cara mendekatkan diri pada spiritualitas
dengan cara berdoa dan mengambil hal positif dengan menyadari makna hidup melalui kanker yang diderita anak yaitu sebanyak 97,1 dan 82,4
responden, tentu saja hal tersebut dipengaruhi kondisi keagamaan di Indonesia, agama yang kuat dapat mempengaruhi psychological wellbeing
sehingga dapat membantu seseorang untuk memandang tantangan hidupnya sebagai hal yang ringan serta menemukan makna dibalik apa yang dialami
serta mengambil hal-hal positif yang ada pada diri Taylor, 2012. Hasil penelitian terdapat 64,7 responden selalu berusaha mengatasi
situasi sehingga dapat menyelesaikan masalah, tetapi terdapat 2,9 responden yang tidak pernah dapat mengatasi situasi sulit dalam hidup
selama anak mengalami kanker, hal ini berhubungan dengan usaha kognitif
Universitas Sumatera Utara
untuk menjauhkan diri sendiri dari situasi atau menciptakan pandangan yang positif terhadap masalah yang dihadapi. Terdapat 8,8 responden tidak
pernah mampu menyembunyikan perasaan sedih, hal ini mengartikan bahwa responden tersebut tidak pernah melakukan usaha untuk menyesuaikan diri
dengan perasaan ataupun tindakan yang berhubungan dengan masalah. Terdapat 20,6 responden tidak pernah mengkritik diri sendiri dalam
menyelesaikan permasalahan, hal ini menunjukan beberapa responden tidak pernah mengakui peran diri sendiri dalam masalah dan berusaha untuk
memperbaikinya. Seluruh responden mengharapkan keajaiban dari Tuhan, menunjukkan bahwa responden berpikir dengan penuh harapan mengenai
masalah terkait kanker yang sedang dihadapi. Sebanyak 55,9 responden tidak pernah menyangkal kanker yang terjadi pada anaknya, tentu saja
menunjukkan bahwa responden tidak pernah menghindari masalah dengan cara berkhayal. Terdapat 73,5 responden merasa menjadi pribadi yang
lebih baik dan kuat selama anaknya menderita kanker, tingginya usaha responden untuk menciptakan arti yang positif dari situasi yang dihadapi
Kozier, 2011. Mekanisme koping berfokus pada masalah terbagi tiga yaitu
konfrontasi, penggunaan dukungan sosial, perencanaan penyelesaian masalah. Jenis koping yang sering digunakan adalah koping penggunaan
dukungan sosial. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Schweitzer, Greenslade, Kagee 2007 bertujuan untuk mengidentifikasi
koping dan resiliensi yang mempunyai hasil bahwa penggunaan dukungan
Universitas Sumatera Utara
sosial kedua terbanyak digunakan oleh para pengungsi. Koping penggunaan dukungan sosial adalah usaha individu untuk memperoleh dukungan
emosional atau dukungan informasional Rasmun, 2004. Hasil dari penelitian menunjukkan 70,6 responden tidak
melampiaskan kemarahan kepada seseorang, hal ini mengartikan bahwa sebagian besar responden adalah individu yang tidak mengambil tindakan
asertif melibatkan kemarahan atau mengambil resiko untuk merubah situasi. Hal itu berbanding terbalik dengan 50 responden yang selalu mengambil
pengobatan beresiko operasi untuk kesembuhan anak. Dalam hal penggunaan dukungan sosial 2,9 responden tidak pernah menerima rasa
simpati dari orang lain dan 11,8 responden tidak pernah menceritakan perasaan sedihnya kepada keluarga yang berhubungan dengan kanker yang
terjadi pada anaknya, hal ini menunjukan minimnya usaha beberapa responden
untuk memperoleh dukungan emosional atau dukungan informasional yang disebabkan responden yang bersifat tertutup. Responden
cenderung selalu mengerti apa yang harus dilakukan untuk keberhasilan pemecahan masalah, hal ini berarti responden berusaha menganalisa situasi
untuk memperoleh solusi dan kemudian mengambil tindakan langsung untuk menyelesaikan masalah Keliat, 1999.
Hasil penelitian dikaitkan dengan jenis kelamin, ayah dan ibu memiliki mekanisme koping yang sama yaitu berfokus pada emosi dan jika
dikaitkan dengan karakteristik responden yang mayoritas yaitu 58,8 berada dalam tahap dewasa muda, orangtua berada dalam tahap yang berat
Universitas Sumatera Utara
dan memiliki peran ganda yang salah satunya adalah mengasuh anak, jika orangtua memiliki tingkat resiliensi yang tinggi maka mereka cenderung
menggunakan koping berfokus pada emosi, hal ini dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut Rose, Radziewicz, Bowman, O’Toole.,
2008.
Universitas Sumatera Utara
54
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan