Air tawar Analisis Daya Dukung

59

4.3.3 Pariwisata pantai

Hasil analisis kesesuaian untuk pariwisata pantai diperoleh ruang dengan 3 kelas kesesuaian meliputi kelas sesuai seluas 3 518. 07 Ha, sesuai bersyarat seluas 4 124.67 Ha, dan tidak sesuai seluas 5 759. 98 Ha Lampiran 7. Terlihat bahwa perbandingan kategori setiap kelas kesesuaian terhadap luas perairan GPK termasuk wilayah mangrove tidak jauh berbeda, yaitu kelas tidak sesuai 42.98, kelas sesuai bersyarat 30.77 dan kelas sesuai 26.25. Variabel yang perlu diperhatikan adalah jarak dari sumber mata air dan kondisi mangrove.

4.3.4 Pariwisata bahari

Dari hasil analisis kesesuaian untuk p ariwisata bahari diperoleh ruang dengan 3 kelas kesesuaian meliputi kelas sesuai seluas 9 115. 75 Ha, sesuai bersyarat seluas 2 448.71 Ha, dan tidak sesuai seluas 588. 82 Ha Lampiran 8. Terlihat bahwa 75.01 dari luas wilayah perairan GPK sesuai untuk pariwisata bahari, sedangkan wilayah tidak sesuai yaitu 4.84 dari luas wilayah perairan GPK. Selebihnya sekitar 20.15 dari luas wilayah perairan GPK berkategori sesuai bersyarat. Variabel yang perlu diperhatikan adalah jarak dari sumber mata air dan tutupan komunitas karang.

4.3.5 Budidaya laut

Dari hasil analisis kesesuaian untuk budidaya laut diperoleh ruang dengan 3 kelas kesesuaian me liputi kelas sesuai seluas 7 686.75 Ha, sesuai bersyarat seluas 3 355.21 Ha, dan tidak sesuai seluas 1 111.31 Ha Lampiran 9. Terlihat bahwa perbandingan ketiga kategori kelas kesesuaian untuk budidaya laut tidak jauh berbeda dengan pariwisata bahari. Hal ini mengindikasikan adanya ruang perairan yang dapat diperuntukan untuk pariwisata bahari dan budidaya laut. Adapun persentase masing-masing kategori terhadap luas wilayah perairan GPK yaitu: sesuai 63.25, sesuai bersyarat 27.61 dan kelas tidak sesuai 9.14. Variabel yang perlu diperhatikan adalah DO, fosfat, nitrat, dan kecerahan.

4.4 Analisis Daya Dukung

4.4.1 Air tawar

Pada gambaran umum GPK telah disebutkan bahwa air tawar tersedia berasal dari 6 sumber air yang total debitnya mencapai 70 ltdet atau 2 207 520 m 3 tahun selanjutnya disimbolkan pa1. Hasil penelitian di berbagai 60 pulau kecil di kawasan tropis menunjukkan adanya korelasi positif antara resapan tahunan dengan curah hujan tahunan yaitu berkisar antara 25 – 50 Falkland, 1994 dalam Adi, 2002. Jika curah hujan tahun an di GPK sebesar 1 740.8 mmtahun dan luas hutan di GPK sebag ai daerah resapan air sebesar 2 272.85 Ha maka ketersediaan air tawar di GPK dapat mencapai 9 891 460.61 m 3 tahun untuk 25 resapan tahunan selanjutnya disimbolkan pa2 atau 19 782 921.22 m 3 tahun untuk 50 resapan tahunan selanjutnya disimbolkan pa3. Berdasarkan nilai potensi daya dukung air pa1, pa2, pa3 di atas maka dapat dihitung daya dukung air untuk permukiman dan budidaya pertanian seperti berikut ini. Permukiman Hak asasi manusia yang wajib dipenuhi oleh negara sebagai bagian dari layanan publik mendasar yaitu sebesar 6 0 ltoranghari =1.8 m 3 orangbln. Jika penduduk GPK tahun 2006 berjumlah 17 549 jiwa maka jumlah kebutuhan a ir GPK untuk memenuhi penduduk yang bermukim di GPK adalah 1 052 940 lthari atau 384 323.10 m 3 tahun. Jika potensi yang ada dikurangkan dengan kebutuhan dasar penduduk yang bermukim di GPK maka kondisi daya dukung air tawar yang ada di GPK adalah: - Nilai potensi air 1 pa1 dapat mencukupi kebutuhan dasar penduduk terhadap air tawar, yaitu kelebihan sebesar 1 823 196.90 m 3 tahun setara dengan potensi penambahan penduduk 83 251 jiwa - Nilai potensi air 2 pa2 dapat mencukupi kebutuhan dasar penduduk terhadap air tawar, yaitu kelebihan sebesar 9 507 137. 51 m 3 tahun setara dengan potensi penambahan penduduk 434 115 jiwa - Nilai potensi air 3 pa3 dapat mencukupi kebutuhan dasar penduduk terhadap air tawar, yaitu kelebihan sebesar 19 398 598. 12 m 3 tahun setara dengan potensi penambahan penduduk 885 750 jiwa Atas dasar nilai daya dukung di atas dapat dijelaskan bahwa kebutuhan air tawar jika mengharapkan potensi sumber air 6 sumber mata air sudah dapat mencukupi kebutuhan dasar penduduk GPK . Nilai potensi penambahan jumlah penduduk di atas baru didasarkan pada potensi air tawar untuk permukiman. Nilai tersebut belum dikurangi dengan kebutuhan air untuk budidaya pertanian, sehingga jumlah penduduk yang layak dapat didukung oleh potensi air tawar di 61 GPK masih perlu dikoreksi dengan hasil perhitungan kebutuhan air untuk budidaya pertanian dibawah ini. Budidaya Pertanian Standar kebutuhan air untuk sektor pertanian lahan kering sebesar 0.54 ltdetHa. Dari analisis kesesuaian diperoleh luas ruang yang sesuai untuk budidaya pertanian disingkat bps adalah 1 638. 76 Ha. Berdasarkan angka di atas maka kebutuhan air untuk budidaya pertanian pada ruang yang sesuai bps adalah sebesar 27 907 182.12 m 3 tahun. Jika potensi yang ada dikurangkan dengan kebutuhan air u ntuk memenuhi budidaya pertanian pada lahan yang sesuai di GPK maka kondisi daya dukung air tawar yang ada di GPK adalah: - Nilai potensi air 1 pa1 tidak mencukupi kebutuhan air budidaya pertanian, yaitu kekurangan sebesar 25 699 662.12 m 3 tahun atau hanya dapat memenuhi kebutuhan air tawar untuk lahan seluas 129.63 Ha - Nilai potensi air 2 pa2 tidak mencukupi kebutuhan air budidaya pertanian, yaitu kekurangan sebesar 18 015 721.52 m 3 tahun atau hanya dapat memenuhi kebutuhan air tawar untuk lahan seluas 580.84 Ha. - Nilai potensi air 3 pa3 tidak mencukupi kebutuhan air budidaya pertan ian, yaitu kekurangan sebesar 8 124 260. 91 m 3 tahun atau hanya dapat memenuhi kebutuhan air tawar untuk lahan seluas 1161.69 Ha. Atas dasar nilai daya dukung di atas dapat dijelaskan bahwa kebutuhan air tawar jika mengharapkan potensi sumber air yang ada baik 6 sumber mata air maupun dari total resapan tahunan 25 dan 50 tidak mencukupi kebutuhan untuk budidaya pertanian di lahan yang sesuai, sehingga luasan lahan yang digun akan untuk budidaya pertanian seluas 129.63 Ha jika menggunakan pa1, atau 580. 84 Ha jika menggunakan pa2, atau 1 161.69 Ha jika menggunakan pa3. Dari hasil perhitungan kedua kebutuhan di atas, permukiman pm dan budidaya pertanian bp, kebutuhan air tawar untuk pm dan bps mencapai 28 291 505.22 m 3 tahun. Jika dibandingkan dengan potensi dari 6 sumber mata air, maka terjadi kekurangan sebesar 26 083 985. 22 5 m 3 tahun, hal ini setara dengan pengurangan 1 531.70 Ha lahan budidaya pertanian sehingga luas lahan yang digunakan untuk budidaya pertanian hanya seluas 107.06 Ha 6.53 luas bps atau 0.03 luas kebun saat ini. Jika dibandingkan dengan 25 resapan tahunan curah hujan, maka terjadi kekurangan sebesar 18 400 044.62 m 3 tahun. 62 Hal ini setara dengan pengurangan 1 080.48 Ha lahan budidaya pertanian, sehingga luasan lahan yang digunakan untuk budidaya pertan ian direkomendasikan seluas 558.28 Ha 34. 07 luas bps atau 10.50 luas kebun saat ini. Selanjutnya jika dibandingkan dengan 50 resapan tahunan curah hujan, maka terjadi kekurangan sebesar 8 508 584. 01 m 3 tahun. Hal ini setara dengan pengurangan 499.64 Ha lahan budidaya pertanian, sehingga luasan lahan yang digunakan untuk budidaya pertanian direkomendasikan seluas 1 139.12 Ha 69.51 luas bps atau 21.42 luas kebun saat ini.

4.4.2 Kebutuhan ruang