METODOLOGI PENELITIAN Hubungan Pelaksanaan Problem Based learning (PBL) dengan Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa S1 Angkatan 2014 Fakultas Keperawatan USU

43

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

1. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasional yang bertujuan untuk menggambarkan dan mengidentifikasi hubungan korelatif antar variabel. Dalam hal ini terdapat dua variabel yang digunakan untuk melihat hubungan pelaksanaan problem based learning PBL dengan kemampuan berpikir kritis mahasiswa S1 reguler angkatan 2014 Fakultas Keperawatan USU. 2. Populasi dan Sampel Penelitian 2.1. Populasi Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa S1 reguler angkatan 2014 Fakultas Keperawatan USU yang berjumlah 137 mahasiswa yang terbagi kedalam 10 kelompok kecil dalam kegiatan tutorial. Penelitian ini merupakan penelitian kohort retrospektif. Pada penelitian kohort retrospektif yaitu faktor kejadian atau peristiwa yang sudah terjadi di masa lampau sebelum dimulainya penelitian. Dengan demikian variabel tersebut diukur melalui catatan historis. 2.2. Sampel Penelitian Desain sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah total sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan mengambil seluruh anggota populasi sebagai responden atau sampel Sugiyono, 2010. Metode ini diperbolehkan karena jumlah populasi yang terbatas atau sedikit yaitu 137 responden, Universitas Sumatera Utara 44 diperbolehkan karena jumlah populasi yang terbatas atau sedikit yaitu 137 responden, sehingga dari jumlah tersebut dijadikan sampel dalam penelitian. Penggunaan total populasi diharapkan akan lebih mewakili fakta yang ada Notoatmodjo, 2002. Sehingga mahasiswa angkatan 2014 yang berjumlah 137 dijadikan sampel dalam penelitian ini. 3. Lokasi dan waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Fakultas Keperawatan USU yang beralamat di Jalan Prof. Ma’as No. 3 Kampus Universitas Sumatera Utara, Medan. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan April tahun 2015. Adapun alasan peneliti memilih lokasi ini karena mahasiswa untuk S1 reguler angkatan 2014 di Fakultas Keperawatan USU memiliki kriteria untuk dijadikan sampel dalam penelitian ini, di samping itu lokasi ini mudah dijangkau oleh peneliti dan penelitian mengenai hubungan pelaksanaan problem based learning PBL dengan kemampuan berpikir kritis mahasiswa S1 reguler angkatan 2014 Fakultas Keperawatan USU belum pernah dilakukan di Fakultas Keperawatan USU. 4. Pertimbangan Etik Penelitian Setelah mendapatkan persetujuan dari komisi etik ethical clearance di Fakultas Keperawatan USU, peneliti memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden berupa informed consent kepada subjek penelitian. Tujuan ini berprinsip pada etika penelitian untuk memahami hak dasar manusia yaitu memberikan manfaat penelitian bagi peneliti maupun subjek, menghormati Universitas Sumatera Utara 45 keputusan subjek apabila menolak menjadi responden, dan menjaga kerahasiaan subjek yang menjadi responden. Kerahasiaan subjek dijaga dengan tidak memberikan atau mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan nama inisial responden pada lembar pengumpulan data. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset. 5. Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes dalam bentuk kuesioner yang dikembangkan berdasarkan kerangka penelitian yang telah disusun. Lembar kuesioner terdiri dari tiga bagian yaitu data demografi, lembar hasil observasi pelaksanaan problem based learning PBL, dan kuesioner kemampuan berpikir kritis. 5.1. Kuesioner data demografi Kuesioner data demografi responden terdiri dari lima pertanyaan yaitu : inisial responden, NIM, Usia, jenis kelamin dan kelompok tutorial. 5.2. Lembar hasil observasi pelaksanaan problem based learning PBL Data untuk lembar hasil observasi pelaksanaan problem based learning PBL diperoleh dari dosen penanggungjawab PJ tutorial untuk angkatan 2014. Data merupakan kumpulan penilaian proses tutorial pada pertemuan 1, pertemuan 2 dan pertemuan 3 pleno pakar pada blok IKD 1, IKD 2, IKD 3 dan IKD 4 yang dilakukan oleh masing-masing dosen setiap kelompok. Lembar hasil observasi pelaksanaan problem based learning Universitas Sumatera Utara 46 PBL dari pertemuan 1, pertemuan 2 dan pertemuan 3 pleno pakar pada keempat blok tersebut terdiri dari 3 item penilaian yaitu attitude, knowledge dan skill serta penilaian penulisan logbook di pertemuan ke 2. Proses penilaian pada data pelaksanaan PBL dilakukan dengan cara penilaian acuan norma PAN dengan melihat nilai tertinggi dan nilai terendah responden pada setiap blok. Perentangan untuk penilaian pada penelitian ini tidak menggunakan sistem penilaian yang telah ditetapkan di Fakultas Keperawatan USU karena pengolahan data yang dihasilkan menjadi konstan atau seimbang sehingga tidak memiliki variasi data dalam pengolahan data. Hal ini menyebabkan hasil pada pengolahan data secara statistik tidak bisa muncul. Untuk mengatasi permasalahan di atas, peneliti membuat perentangan berdasarkan rumus : panjang kelas p = rentang nilai maksimum nilai minimum banyak kelas Data dari hasil observasi pelaksanaan problem based learning PBL pada keempat blok merupakan data yang tidak berdistribusi normal. Hal ini telah diuji dengan menggunakan uji One Sample Kolmogorov Smirnov dengan hasil sig. 2 tailed 0,00. 5.3. Kuesioner kemampuan berpikir kritis Instrumen berpikir kritis diukur dengan menggunakan kuesioner Critical Thinking Dispotision Self-Rating Form yang dikembangkan oleh Facione pada tahun 2011. Kuesioner ini diadopsi dari kuesioner berpikir kritis yang digunakan oleh Aprisunadi pada tahun 2011 di dalam penelitiannya. Kuesioner ini telah diterjemahkan oleh ahli bahasa. Kuesioner ini Universitas Sumatera Utara 47 merupakan penilaian kecenderungan berpikir kritis yang dilakukan sendiri oleh responden. Kuesioner ini terdiri atas 20 item pertanyaan yang bertujuan untuk menilai kecenderungan berpikir kritis. Responden mendapatkan skor 5 jika menjawab pertanyaan bernomor ganjil dengan “Ya” dan menjawab pertanyaan bernomor genap dengan “Tidak”. Karena pertanyaan bernomor ganjil adalah pertanyaan positif yang mendukung berpikir kritis sedangkan pertanyaan bernomor genap adalah pertanyaan negatif yang tidak mendukung berpikir kritis Aprisunadi, 2011. Untuk ketentuan dalam penilaian Cut Of Point dalam kuesioner kemampuan berpikir kritis adalah 70 Facione, 2011. Pada hasil data kuesioner Critical Thinking Dispotision Self-Rating Form merupakan data yang tidak berdistribusi normal. Hal ini telah diuji dengan menggunakan uji One Sample Kolmogorov Smirnov dengan hasil sig. 2-tailed 0,00. Tabel 4.1 : Kisi-kisi Critical Thinking Dispotision Self-Rating Form Sumber : Facione, P.A tahun 2011 Item Pertanyaan Nomor Pertanyaan Jumlah Positif Negatif 1,3,5,7,9,11,13,14,15,17,dan 19 2,4,6,8,10,12,14,16,18, dan 20 10 10 Total 20 6. Teknik Pengumpulan Data Ada beberapa prosedur yang dilakukan dalam pengumpulan data, antara lain : Universitas Sumatera Utara 48 6.1. Setelah proposal penelitian disetujui, peneliti mengajukan surat ke bagian komisi etik Keperawatan di Fakultas Keperawatan USU untuk mendapatkan ethical clearance dalam melakukan penelitian. 6.2. Mengajukan surat izin penelitian ke Fakultas Keperawatan USU. Selanjutnya mengajukan surat kebagian pendidikan Fakutas Keperawatan USU untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian. 6.3. Peneliti menjumpai responden yang telah ditentukan berdasarkan jumlah sampel yang telah ditetapkan pada penelitian. 6.4. Peneliti mengumpulkan responden dalam satu tempat yaitu diruangan kelas stambuk 2014, supaya dapat mempermudah dalam pembagian kuesioner 6.5. Peneliti memperkenalkan diri serta menjelaskan tujuan dari penelitian yang dilakukan kepada responden. 6.6. Selanjutnya responden diminta untuk mengisi kuesioner yang telah disediakan oleh peneliti dengan pengawasan dari peneliti. Responden diperbolehkan untuk bertanya apabila ada item dalam kuesioner yang belum jelas. 6.7. Apabila kuesioner telah selesai diisi, kuesioner dikumpulkan kepada peneliti. Selanjutnya peneliti akan memeriksa kelengkapan dari pengisian kuesioner serta memastikan jumlah kuesioner yang terkumpul sesuai dengan kuesioner yang dibagikan. Universitas Sumatera Utara 49 7. Uji Validitas dan Reliabilitas Uji validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur tersebut benar-benar mengukur apa yang diukur. Validitas ini menyangkut akurasi instrumen, untuk mengetahui apakah kuesioner yang disusun tersebut valid maka perlu diuji dengan uji korelasi antara skor nilai tiap-tiap item pertanyaanpernyataan dengan skor total kuesioner tersebut Sibagariang, et al., 2010. Pada penelitian ini tidak dilakukan lagi uji validitas terhadap kedua instrumen, karena instrumen pelaksanaan PBL pada mahasiswa Fakultas Keperawatan USU merupakan format penilaian pelaksanaan PBL yang telah ditetapkan oleh staf pengajar Fakultas Keperawatan USU. Sedangkan untuk instrumen berpikir kritis merupakan instrumen baku yang dikembangkan oleh Facione pada tahun 2011 yang disebut dengan Critical Thinking Dispotision Self- Rating Form yang memiliki nilai validitas 0,737 Aprisunadi, 2011. Sedangkan reliabilitas dimaksudkan untuk melihat sampai seberapa jauh instrumen tersebut menunjukkan konsistensi bila pengukuran dilakukan oleh orang yang sama pada saat yang berbeda, atau oleh orang yang berbeda pada obyek yang sama Sugiyono, 1999 dalam Fajar, et al., 2009. Menurut Polit Hungler 1997 suatu instrumen dikatakan reliabel bila koefisiennya 0,70 atau lebih. Uji reliabilitas kuesioner Critical Thinking Dispotision Self-Rating Form dilakukan di Stikes Haji Sumatera Utara pada tanggal 31 Maret 2015. Adapun alasan peneliti dalam memilih mahasiswa Stikes Haji SU sebagai responden dalam uji reliabilitas, dikarenakan metode pembelajaran PBL sudah diterapkan di Stikes Haji Sumatera Utara sejak tahun 2013, Stikes Haji Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 50 memiliki beberapa staf pengajar yang sama dengan Fakultas Keperawatan di Universitas Sumatera Utara, dan mahasiswa stambuk 2014 di Stikes Haji Sumatera Utara memiliki kriteria yang sama dengan mahasiswa stambuk 2014 di Fakultas Keperawatan USU. Uji reliabilitas penelitian ini dilakukan kepada 30 orang mahasiswa di Stikes Haji Sumatera Utara. Hasil uji pada kuesioner Critical Thinking Dispotision Self-Rating Form dengan menggunakan Guttman Split-Half Coefficient adalah 0,785. 8. Pengolahan dan Analisa Data 8.1. Pengolahan Data Pengolahan data adalah kegiatan merubah atau membuat seluruh data yang dikumpulkan menjadi suatu bentuk yang dapat disajikan, dianalisa dan ditarik suatu kesimpulan Fajar, et al., 2009. Ada empat tahapan dalam pengolahan data yang dilakukan oleh peneliti yaitu : 8.1.1. Editing mengedit data : peneliti memeriksa kembali kuesioner daftar pertanyaan yang telah diisi pada saat pengumpulan data. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan peneliti meliputi : a. Peneliti memeriksa semua jawaban responden dapat dibaca dengan jelas. b. Peneliti memeriksa semua pertanyaan yang diajukan kepada responden telah dijawab untuk memastikan semua data sudah lengkap. Jika terdapat data yang tidak lengkap, tentu akan menyulitkan untuk pengolahan data sehingga data akan error. Universitas Sumatera Utara 51 c. Peneliti memeriksa hasil isian yang diperoleh sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti. d. Peneliti memeriksa apakah masih ada kesalahan-kesalahan lain yang terdapat pada kuesioner. 8.1.2. Coding mengkode data : setelah editing selesai dilakukan, peneliti merubah data dari hasil pengumpulan data kuesioner yang berbentuk huruf menjadi data berbentuk angka. Pengkodean ini sangat diperlukan karena data yang terkumpul banyak macamnya. Kuesioner pada penelitian ini menggunakan pertanyaan tertutup sehingga untuk mengkode data pada penelitian ini dilakukan dengan cara memberikan simbol-simbol tertentu biasanya dalam bentuk angka untuk setiap jawaban. Coding bertujuan untuk mempermudah analisa data dan mempercepat entri data ke komputer. 8.1.2.1. Untuk pengkodean data demografi a. Usia : 17 tahun 1, 18 tahun 2, 19 tahun 3 dan 20 tahun 4 b. Jenis kelamin : responden laki-laki 1 dan responden perempuan 2 c. Kelompok tutorial : kelompok 1 1, kelompok 2 2, Kelompok 3 3, kelompok 4 4, kelompok 5 5, kelompok 6 6, kelompok 7 7, kelompok 8 8, kelompok 9 9 dan kelompok 10 10 8.1.2.2. Untuk pengkodean data hasil pelaksanaan PBL a. Untuk blok IKD 1 : nilai 83–89 = kurang 1, nilai 89-94 = cukup 2 dan 95-100 = baik 3 Universitas Sumatera Utara 52 b. Untuk blok IKD 2 : nilai 0-33,5 = kurang 1, nilai 34-66,5 = cukup 2 dan nilai 67-100 = baik 3 c. Untuk blok IKD 3 : nilai 60-74 = kurang 1, nilai 75-88 = cukup 2 dan nilai 89-102 = baik 3 d. Untuk blok IKD 4 : nilai 20-46 kurang 1, nilai 47-73 = cukup 2 dan nilai 74-100 = baik 3 e. Untuk nilai total blok IKD 1,2,3, dan 4 : nilai 69-79 = kurang 1, nilai 80-90 = cukup 2 dan nilai 91-100 = baik 3 8.1.2.3. Untuk pengkodean kuesioner kemampuan berpikir kritis a. Cenderung tidak berpikir kritis = 70 1 dan cenderung berpikir kritis 70 2 8.1.3. Processing memasukkan data : setelah seluruh data terkumpul dan terisi sesuai dengan tujuan penelitian serta sudah melewati tahap Editing dan Coding, selanjutnya peneliti memproses data agar dapat dianalisis. Pemprosesan data dilakukan dengan cara mengentri data ke dalam program komputer dengan program SPSS Statistic Package for Social Science versi 20,0. 8.1.4. Cleaning : peneliti melakukan pemeriksaan ulangpengecekan kembali terhadap data yang telah dimasukkan untuk mengetahui ada kesalahan pemasukkan data atau tidak saat dimasukkan ke pemprograman. 8.2. Analisa Data Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa univariat dan analisa bivariat. Universitas Sumatera Utara 53 8.2.1. Analisa univariat analisa deskriptif Analisa univariat digunakan untuk memperoleh gambaran pada masing- masing variabel. Analisa ini bertujuan untuk mendeskripsikan atau menjelaskan karakteristik variabel dalam penelitian dengan mencari nilai mean, median dan standar deviasi SD. Pada umumnya dalam analisa ini hanya menghasilkan distribusi frekuensi dan persentase dari tiap variabel Notoatmodjo, 2010. Budiarto 2001 menjelaskan mengenai definisi mean, median dan standar deviasi. Menurut Dahlan 2008 data deskripsi untuk variabel kategorik hanya untuk melihat nilai frekuensi dan persentase suatu variabel sedangkan variabel numerik hanya untuk melihat nilai mean, median, modus, standar deviasi, variance, skewness, kurtosis, minimum dan maksimum suatu variabel. a. Mean rata-rata hitung merupakan ukuran nilai tengah yang paling sering digunakan untuk menganalisa data. b. Median merupakan ukuran nilai tengah yang berbeda dengan rata-rata mean karena median hanya menyatakan posisi tengah dari sederetan angka hasil pengamatan sedemikian rupa sehingga membagi dua sama banyak. c. Rentang merupakan selisih antara nilai terbesar dan nilai terkecil dari data yang telah tersusun secara berurutan. d. Standar deviasi merupakan ukuran dispersi yang sangat penting dan banyak digunakan dalam statistika. 8.2.2. Analisa bivariat Analisa bivariat merupakan analisa data yang dilakukan terhadap dua variabel yang diduga berhubungan atau berkorelasi. Analisa ini digunakan untuk Universitas Sumatera Utara 54 melihat hubungan pelaksanaan problem based learning PBL dengan kemampuan berpikir kritis mahasiswa S1 reguler angkatan 2014 Fakultas Keperawatan USU. Peneliti menggunakan metode korelasi Spearman dalam mengolah data. Metode korelasi Spearman digunakan untuk mengukur keeratan hubungan antara dua variabel dimana dua variabel itu tidak mempunyai distribusi normal dan variansnya tidak sama. Korelasi Spearman dipergunakan jika data yang diperoleh bukan interval atau rasio melainkan ordinal atau nominal Supriana Barus, 2013. Untuk menentukan nilai interpretasi hasil uji korelasi didasarkan pada nilai p, kekuatan korelasi, serta arah korelasinya Dahlan, 2008. Panduan lengkapnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 4.2 : Panduan Interpretasi hasil uji hipotesis berdasarkan kekuatan korelasi, nilai p dan arah korelasi No. Parameter Nilai Interpretasi 1 Kekuatan korelasi r 0,00-0,199 0,20-0,399 0,40-0,599 0,60-0,799 0,80-1,000 Sangat lemah Lemah Sedang Kuat Sangat kuat 2 Nilai p P 0,05 P 0,05 Terdapat korelasi yang bermakna antara dua variabel yang diuji Tidak terdapat korelasi yang bermakna antara dua variabel yang diuji 3 Arah korelasi + positif - negatif Searah, semakin besar nilai satu variabel semakin besar pula nilai variabel lainnya Berlawanan arah, semakin besar nilai satu variabel, semakin kecil nilai variabel lainnya Universitas Sumatera Utara 55

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN