Manajemen Waktu Belajar Mahasiswa Keperawatan dalam Melaksanakan Metode Problem Based Learning (PBL) di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

(1)

PROBLEM BASED LEARNING

(PBL) DI UNIVERSITAS

ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Skripsi

Diajukan sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)

Oleh: NAILA FITRIAH

1110104000029

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2014M/1435 H


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

Nama :Naila Fitriah

Tempat, Tanggal Lahir :Jakarta, 13 April 1992

Jenis Kelamin :Perempuan

Agama :Islam

Status :Belum Menikah

Alamat :

Telepon/Hp :085715892224

Email : [email protected]

RIWAYAT PENDIDIKAN

1998 2004 : MI. Manbaul Hidayah 2004 2007 : MTs. Al-Falah

2007 2010 : MA. Al-Falah

2010 2014 : S1 Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Jl. Limo Rt. 003 Rw. 05 No. 2 Grogol


(7)

i Undergraduate Thesis, July 2014

Naila Fitriah, NIM : 1110104000029

Time Management of Study of Nursing Student within Problem Based Learning (PBL) Method at State Islamic University Syarif Hidayatullah Jakarta

xii + 81 pages + 12 tables + 2 charts + 7 attachments ABSTRACT

Application of Problem Based Learning (PBL) is a stimulation to student, because it is a new method at School of Nursing of State Islamic University Syarif Hidayatullah (UIN Syahid) Jakarta since year 2012. Student who has good time management will get maximal process and academic performance. This descriptive study was to determine characteristic and time management of nursing student within Problem Based Learning method in competency based curriculum. The study was taken from 85 nursing students of UIN Syahid grade 1 and 2, using time management questionnaire. Univariate analysis was performed on variables : grade, gender, domicile, another activities, academic index, time management include short-range planning, time attitude, and long-range planning. The result obtained 50.6% students has good time management which the higher percentage is on long-range planning that is 57.6%, and 49.4% students has poor time management which the higher percentage is on short-range planning that is 44.7%. Early introduce to PBL method is needed for first grade students.

Kata Kunci :Problem Based Learning,Time Management, Nursing Student Daftar Bacaan : 60 (1991-2013)


(8)

ii Skripsi, Juli 2014

Naila Fitriah, NIM : 1110104000029

Manajemen Waktu Belajar Mahasiswa Keperawatan dalam Melaksanakan Metode Problem Based Learning (PBL) di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

xii + 81 halaman + 12 tabel + 2 bagan + 7 lampiran ABSTRAK

Penerapan Problem Based Learning (PBL) merupakan stimulus bagi mahasiswa karena baru diterapkan pada Program Studi Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah (PSIK UIN Syahid) Jakarta sejak tahun 2012. Manajemen waktu yang baik pada PBL dapat menghasilkan proses PBL dan penampilan akademik yang maksimal. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif untuk menggambarkan karakteristik serta manajemen waktu mahasiswa keperawatan dalam melaksanakan metode Problem Based Learning dalam kurikulum berbasis kompetensi. Responden penelitian berjumlah 85 mahasiswa PSIK UIN Syahid Jakarta. Alat pengumpul data menggunakan kuesioner manajemen waktu. Analisis univariat digunakan untuk melihat distribusi frekuensi dari variabel : angkatan, jenis kelamin, tempat tinggal, kegiatan selain kuliah, indeks prestasi, manajemen waktu meliputi perencanaan jangka pendek, sikap terhadap waktu dan perencanaan jangka panjang. Hasil penelitian menunjukkan 50,6% mahasiswa memiliki manajemen waktu yang baik dengan persentase tertinggi pada subvariabel perencanaan jangka panjang yaitu sebesar 57,6%, dan 49,4% mahasiswa memiliki manajemen waktu tidak baik dengan persentase tertinggi pada subvariabel perencanaan jangka pendek yaitu sebesar 44,7%. Pengenalan dini terkait metode PBL perlu diberikan pada mahasiswa keperawatan tingkat awal.

Kata Kunci :Problem Based Learning,Manajemen Waktu, Mahasiswa Keperawatan


(9)

iii

Assalamu alaikum. Wr. Wb

Puji syukur peneliti panjatkan kepada Allah SWT atas Rahmat dan Inayah-Nya peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul Manajemen Waktu Belajar Mahasiswa Keperawatan dalam Melaksanakan Metode Problem Based Learning di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta .Shalawat dan salam senantiasa kita junjungkan kehadirat Nabi Muhammad SAW.

Selama proses penyelesaian skripsi ini, peneliti telah banyak mendapatkan bantuan berupa bimbingan dan dukungan dari semua pihak. Untuk itu, peneliti ingin mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada:

1. Prof. DR (hc). Dr. M.K Tadjudin, Sp. And, selaku Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2. Bapak Ns. Waras Budi Utomo, S. Kep. MKM, selaku Ketua Program

Studi Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sekaligus sebagai Dosen Pembimbing Akademik.

3. Bapak Karyadi, M. Kep, Ph. D, selaku Dosen Pembimbing pertama yang senantiasa memberikan waktu dan bimbingannya selama penyusunan skripsi ini.

4. Ibu Ernawati, S.Kp, M.Kep, Sp.KMB, selaku Dosen Pembimbing kedua yang senantiasa memberikan waktu dan bimbingannya selama penyusunan skripsi ini.


(10)

iv

dalam Program Beasiswa Santri Berprestasi, sehingga peneliti bisa menempuh studi disini.

6. Saudara-saudaraku dalam naungan rumah CSS MoRA, baik CSS MoRa Nasional maupun CSS MoRa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang memberikan semangat, inspirasi dan ilmu yang tak henti-hentinya.

7. Segenap Staf bidang Akademik dan Administrasi FKIK dan Program Studi Ilmu Keperawatan

8. Teristimewa ucapan terima kasih kepada seluruh keluarga tercinta, Orang tua tercinta (Ibu Hj. Salamah dan Bapak (alm) H. Aselih) terima kasih atas segala pengorbanan dan dukungan yang telah kau berikan untukku, yang selalu menyayangiku, mengasihiku, terima kasih atas doa yang telah engkau panjatkan untukku.

9. Kakak-kakak dan adik tersayang (Siti Kholilah, Taufik Hidayat, Miftahussurur, Siti Barsisoh, Hamidah, Ka Trias, Ka Damai) yang selalu memberikan semangat dan motivasi tiada hentinya kepada peneliti.

10. Seseorang terkasih dan tercinta yang selalu memberikan do a, motivasi, dan dukungannya selama penulisan skripsi ini.

11. Teman sepermainan My Rainbow (Desy, Fidah, Fitri, Nina) yang telah memberikan dukungan dan pembelajaran kepada peneliti.


(11)

v partisipasi kalian.

Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat peneliti harapkan demi kesempurnaan skripsi ini.

Wassalamu alaikum. Wr. Wb

Jakarta, Juli 2014


(12)

vi LEMBAR PERSETUJUAN

LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP

ABSTRAK . i

ABSTRACT ii

KATA PENGANTAR iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR BAGAN .. xii

DAFTAR LAMPIRAN . . xiii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang . 1

B. Rumusan Masalah 8

C. Tujuan Penelitian . . 10

1. Tujuan Umum . 10

2. Tujuan Khusus 10

D. Manfaat Penelitian ... . 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Manajemen Waktu .. . 14

1. Definisi Manajemen Waktu ... . 14

2. Pengguna Manajemen Waktu . 15


(13)

vii

B. Asosiasi Institusi Pendidikan Ners Indonesia (AIPNI) 32

1. Profil AIPNI .. . 32

2. Sejarah AIPNI .. ... 32

3. Visi Misi .. ... 33

4. Kebijakan AIPNI .. .. 33

C. Problem Based Learning(PBL) .. 34

1. DefinisiProblem Based Learning(PBL) .. 34

2. Tujuan Utama MetodeProblem Based Learning 35

3. Kelebihan dan Kekurangan Metode PBL .. 36

4. ProsesProblem Based Learning .. ... 37

5. Unsur-unsur dalamProblem Based Learning .. 38

6. Macam macam Tahap Kegiatan PBL .. 41

7. Kendala dalam PelaksanaanProblem Based Learning 44

D. Kerangka Teori .. ... 45

E. Penelitian Terkait .. 45

BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

A. Kerangka Konsep .. . 47

B. Definisi Operasional .. . 49

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian .. . ... 52

B. Lokasi dan Waktu Penelitian .. . 53

C. Instrumen Penelitian .. . .. 53

D. Populasi dan Sampel .. . . 55

1. Populasi .. . ... 55

2. Sampel 55

E. Pengumpulan Data .. 55

F. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian 56

G. Pengolahan Data ... 58


(14)

viii

B. Karakteristik Responden .. 63

C. Manajemen Waktu Belajar Mahasiswa terhadap Penerapan PBL... 64 BAB VI PEMBAHASAN

A. Karakteristik Responden .. 71

1. Angkatan Tahun Pembelajaran . 71

2. Jenis Kelamin . 72

3. Tempat Tinggal ... 73

4. Kegiatan selain Kuliah 74

5. Indeks Prestasi Terakhir . 75

B. Gambaran Manajemen Waktu 75

C. Keterbatasan Penelitian 78

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan 79

B. Saran 80

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(15)

ix

Tabel 2.1 Matrik Pengelolaan Waktu .. 31

Tabel 2.2 Kelebihan dan Kekurangan PBL .. 36

Tabel 2.3 Langkah Seven Jump PBL 41

Tabel 3.1 Definisi Operasional . 49

Tabel 4.1 Kisi Kisi Kuesioner Manajemen Waktu 54

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Responden Mahasiswa Keperawatan berdasarkan Karakteristik di UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta ... 63

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Responden Mahasiswa Keperawatan berdasarkan Manajemen Waktu Belajar terhadap Penerapan PBL

di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta .. 64

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Mahasiswa Keperawatan berdasarkan Manajemen Waktu Belajar di UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta .. 65

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Responden Mahasiswa Keperawatan berdasarkan Manajemen Waktu Belajar tiap Subvariabel di UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta .. 67

Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Mahasiswa Keperawatan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tentang

Subvariabel Perencanaan Jangka Pendek 68


(16)

x

Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Mahasiswa Keperawatan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tentang


(17)

xi

Bagan 2.1 Kerangka Teori 45


(18)

xii

Lampiran 1 Surat Izin Uji Validitas & Reliabilitas Lampiran 2 Surat Izin Penelitian

Lampiran 3 Penjelasan Penelitian untuk Responden Lampiran 4 Lembar Persetujuan menjadi Responden Lampiran 5 Kuesioner Penelitian

Lampiran 6 Hasil Uji Validitas Lampiran 7 Hasil Penelitian


(19)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manajemen waktu merupakan masalah utama pada mahasiswa di perguruan tinggi yang dapat mempengaruhi bagaimana mahasiswa dapat mengelola waktu yang tersedia dan dapat mempertanggungjawabkan akademik (Bunhomme dalam Mirzaei et al ., 2012). Mahasiswa dituntut

untuk dapat memiliki manajemen waktu yang baik, karena manajemen waktu merupakan keahlian terpenting yang harus dimiliki oleh setiap mahasiswa (Liveris & Cavanagh, 2012). Sansgiry et al., (2006)

mendefinisikan manajemen waktu bagi mahasiswa merupakan sekumpulan kemampuan bertingkah laku yang penting dimiliki dalam mengelola pembelajaran dan beban kuliah.

Menurut Sansgiry et al., (2006) keterampilan manajemen waktu

bagi mahasiswa meliputi kegiatan seperti melakukan perencanaan, memprioritaskan pekerjaan, persiapan ujian, dan mengikuti jadwal. Prestasi akademik yang baik dapat dicapai dengan menyeimbangkan manajemen waktu dan teknik belajar yang efektif. Menurut Kwan & Ko (2002) Perilaku manajemen waktu yang baik seperti mengatur tujuan dan prioritas kegiatan dapat memudahkan pekerjaan, meminimalkan stress, bekerja menjadi lebih efektif, dan akademik yang sukses. Menggunakan waktu lebih efektif memungkinkan mahasiswa keperawatan untuk mencapai keseimbangan yang lebih baik antara pekerjaan dan kehidupan


(20)

pribadi, menjadi lebih sukses dalam ujian, dan mempersiapkan diri pada lingkungan klinis (Mirzaeiet al ., 2012).

Proses pembelajaran terkait manajemen waktu salah satunya berhubungan dengan metode pembelajaran yang digunakan di perguruan tinggi. Paradigma pengajaran yang menitikberatkan pada pendidik dalam mentransformasikan pengetahuan telah bergeser pada peran peserta didik dalam mengembangkan peran dan kemampuan yang dimiliki. Kurikulum di perguruan tinggi saat ini telah diubah dari kurikulum berbasis pada isi (content) menjadi Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) berdasarkan

SK Mendiknas No 232/U/2002.

Pengembangan mutu pembelajaran menuju kurikulum berbasis kompetensi dalam hal ini tidak lagi berbentuk teacher- centered content-oriented (TCCO) tetapi diganti dengan menggunakan prinsip student-centered learning (SCL). Proses pembelajaran yang menggunakan

pendekatan SCL menjadi salah satu pilihan dalam KBK (Kunaefi, 2008). Tahun 2008 semua Program Studi S1 Ilmu Keperawatan di Indonesia mulai menerapkan kurikulum berbasis kompetensi sesuai dengan surat keputusan No. 04/SK/AIPNI/IX/2008 tentang pemberlakuan Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Sarjana Keperawatan, akan tetapi belum semua program studi S1 keperawatan menerapkannya (AIPNI, 2010).

Perubahan paradigma metode pembelajaran berpusat pada peserta didik telah diterapkan pada beberapa perguruan tinggi baik di dunia maupun di Indonesia, salah satunya Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Program Studi Ilmu Keperawatan. Melatih berpikir


(21)

analitis, kreatif, berfikir kritis dan manajemen waktu dapat dilakukan dengan pendekatan SCL yang salah satunya menggunakan metode

em d earning (PBL) atau studi kasus (Kunaefi, 2008).

em d earning (PBL) adalah metode pembelajaran yang cocok digunakan pada mahasiswa kedokteran, keperawatan, farmasi, manajemen, teknik, dan arsitektur (Boud & Felleti, 1998). Proses belajar metode ini tidak lagi bersifat satu arah dan dosen hanya berperan sebagai fasilitator bukan lagi pemberi materi seperti dalam metode tradisional atau

conventional. Metode ini juga menuntut mahasiswa untuk mempersiapkan

diri dengan berbekal materi-materi yang harus dibaca sebelum memasuki kelas, sehingga metode ini menuntut mahasiswa untuk lebih aktif mencari informasi. Masalah diajukan sedemikian rupa sehingga mahasiswa menemukan kebutuhan belajar yang diperlukan agar mereka dapat memecahkan masalah tersebut (Nursalam & Efendi, 2008). Penelitian Lin

et al., (2010) menyatakan bahwa metode pembelajaran PBL efektif

dibandingkan dengan metodeconventional.

Menurut Emerald et al., (2013) terdapat keuntungan dan

kekurangan dalam metode PBL. Keuntungan dari metode PBL adalah memotivasi mahasiswa untuk belajar mandiri, meningkatkan pendapat mahasiswa dari masalah dalam pembelajaran, meningkatkan keahlian berpikir kritis, meningkatkan keahlian berkomunikasi, memudahkan dalam mengingat kasus-kasus yang diberikan dan dapat memberikan informasi baru. Kekurangan dari metode PBL adalah konsumsi waktu dan terdapat beberapa mahasiswa yang mendominasi dan pasif ketika berdiskusi.


(22)

Konsumsi waktu yang dimaksud adalah durasi selama mencari literatur, mengumpulkan informasi baru, mempersiapkan presentasi dan kesulitan dari PBL dimana mahasiswa membutuhkan waktu lebih untuk belajar.

Metode tersebut identik dengan metode pengajaran yang saat ini baru diterapkan oleh Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada Program Studi Ilmu Keperawatan (PSIK) sejak tahun 2012. Pada tahun 2006 awal mulanya program ini telah diterapkan oleh Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada Program Studi Pendidikan Dokter. Metode pengajaran yang diterapkan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Program Studi Ilmu Keperawatan sebelumnya adalah rata-rata metode tradisional atau conventional yang berupa ceramah dan hanya bersifat satu arah

karena di dalam kelas mahasiswa hanya mendengarkan penjelasan materi yang diberikan pengajar.

Proses belajar mandiri pada metode PBL dapat menghasilkan self directed learning dalam belajar, diantaranya peningkatan pengetahuan,

keahlian, prestasi, dan mengembangkan diri dimana individu menggunakan banyak metode dalam banyak situasi dalam setiap waktu (Gibbons, 2002). Self directed learningpenting karena dapat memberikan

mahasiswa kemampuan untuk mengerjakan tugas, untuk mengkombinasikan perkembangan kemampuan dengan perkembangan karakter dan mempersiapkan mahasiswa untuk mempelajari seluruh kehidupan mereka, self directed learning juga dapat mempersiapkan


(23)

(2007) self directed learning adalah proses dimana seorang individu

mengambil langkah inisiatif dalam mendiagnosis apa yang mereka butuhkan dalam pembelajaran, desain pengalaman pembelajaran, menempatkan sumber-sumber, dan mengevaluasi pembelajarannya.

Mahasiswa harus memiliki kemampuan penting yang digunakan untuk mendukung self directed learning yaitu kemampuan self management. Kemampuanself managementadalah kemampuan diri dalam

mengatur hal-hal yang berkaitan dengan pembelajaran antara lain pengaturan waktu, lingkungan belajar, emosi, dan hal-hal lainnya yang berkaitan dengan pembelajaran. Kemampuan self management pada

penerapanself directed learning salah satunya adalah pemanfaatan waktu.

Pemanfaatan waktu oleh mahasiswa untuk melakukan kegiatan belajar berkaitan dengan tanggung jawab pribadi mahasiswa (Hartono, 2011).

Pentingnya manajemen waktu yang baik akan menghasilkan kesiapan menghadapi proses PBL secara maksimal karena dalam proses PBL menggunakan self directed learning dimana seorang mahasiswa

dituntut untuk mampu mengatur waktu secara mandiri. Penelitian Kocaman (2009) menyatakan bahwa seorang mahasiswa yang memiliki manajemen waktu yang baik dalam mengikuti proses metode PBL akan menghasilkan proses PBL secara maksimal. Penelitian Hartono (2011) mengemukakan bahwa terdapat hubungan antara pemanfaatan waktu pada kegiatan mandiri dengan penerapan self directed learning pada metode

PBL. Seorang self directed learner dapat mengatur waktu sesuai dengan


(24)

lea rn

er dalam mengelola kegiatan belajar, dimana pemanfaatan waktu

merupakan salah satunya.

Penelitian Emerald t ale ., (2013) menyatakan bahwa metode PBL

efektif dilakukan pada mahasiswa kedokteran, dengan metode PBL dapat memotivasi mahasiswa untuk belajar mandiri, meningkatkan keahlian berpikir kritis, meningkatkan keahlian berkomunikasi. Konsumsi waktu dan terdapat mahasiswa yang dominan dan pasif ketika berdiskusi merupakan kekurangan metode PBL. Konsumsi waktu yang dimaksud adalah durasi selama mencari literatur, mengumpulkan informasi baru, mempersiapkan presentasi dan kesulitan dari PBL dimana mahasiswa membutuhkan waktu lebih untuk belajar.

Penelitian Altiok & Ustün (2013) menemukan bahwa penyebab stress pada mahasiswa keperawatan disebabkan oleh ketidakmampuan mengaturan waktu belajar dan waktu liburan. Pada mahasiswa keperawatan dituntut untuk dapat mengelola waktu dengan baik dan dapat menentukan prioritas khususnya dalam kegiatan akademik, seperti mengumpulkan tugas dengan tepat waktu, dapat mengatur waktu ketika ujian dan tenggang waktu penilaian. Penentuan prioritas dapat juga diterapkan nanti ketika mahasiswa keperawatan telah menjadi seorang perawat, perawat dituntut untuk dapat memiliki kemampuan dalam memilih prioritas mengenai kebutuhan dan kondisi yang lebih dibutuhkan pasien dan memilih terhadap tugas mana yang harus dilakukan terlebih dahulu dan tugas mana yang dapat didelegesikan pada orang lain (Siviter, 2004).


(25)

Hasil pengkajian data awal melalui penyebaran angket sebanyak 8 pertanyaan yang dilakukan pada tanggal 28 Maret 2014 pada 6 mahasiswa Keperawatan UIN Jakarta tentang manajemen waktu mahasiswa Keperawatan UIN Jakarta terhadap metode pembelajaran PBL didapatkan data sebagai berikut: (i) Enam mahasiswa mengatakan merasa kurang tidur dan waktu liburan mereka terganggu dikarenakan merasa terbebani terhadap banyaknya tugas-tugas di kampus. (ii) Empat orang mahasiswa mengatakan sering mengerjakan tugas secara deadline yang disebabkan

karena banyaknya tugas atau bertumpuknya dengan tugas lain sehingga mereka lebih memilih tugas yang lebih cepat dikumpulkan terlebih dahulu, sehingga tugas lain menjadi ditunda, sedangkan dua mahasiswa mengatakan tidak. (iii) Enam mahasiswa berpendapat bahwa metode pembelajaran PBL sangat bagus karena mahasiswa menjadi lebih aktif, lebih percaya diri dalam menyampaikan pendapat berdasarkan referensi yang sudah dibaca, dan mahasiswa menjadi memiliki keingintahuan yang besar sehingga mampu menguasai materi dengan baik. (iv) Enam mahasiswa berpendapat sistem PBL terlalu padat, sehingga mahasiswa dituntut untuk dapat memahami materi - materi yang sudah ditentukan, untuk deadline tugas yang waktunya singkat menjadi proses pengerjaan

tugas tidak maksimal karena dikejar waktu.

Hasil dari studi pendahuluan menggambarkan sebagian mahasiswa belum memiliki manajemen waktu yang baik. Metode pembelajaran yang baru diterapkan tahun 2012 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada kurikulum berbasis kompetensi merupakan sebuah stimulus tersendiri bagi


(26)

mahasiswa, karena adanya perubahan di berbagai sektor, baik dalam tujuan pembelajaran, target pencapaian, peran mahasiswa serta pengajar, dan lain-lain. Penerapan metode pembelajaran PBL ini dapat dinilai memiliki pengaruh positif ataupun negatif pada hasil akademik tergantung pada bagaimana mahasiswa dapat mengatur waktunya sesuai jadwal yang tersedia pada kegiatan perkuliahan di perguruan tinggi. Oleh Karena itu, penulis ingin mengetahui bagaimana manajemen waktu mahasiswa keperawatan dalam melaksanakan metode pembelajaran em d

earning (PBL) di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. B. Rumusan Masalah

Perubahan metode pengajaran yang terjadi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada Program Studi Ilmu Keperawatan dari metode pengajaran tradisional atau conventional ke PBL membawa

pengaruh terhadap mahasiswa untuk aktif dan mampu melakukan manajemen waktu yang tersedia pada kegiatan perkuliahan. Dampak dari manajemen waktu yang baik terhadap kesiapan menghadapi proses metode PBL dapat menghasilkan proses PBL yang maksimal dan hasil akademik yang memuaskan.

Hasil dari studi pendahuluan menggambarkan sebagian mahasiswa belum memiliki manajemen waktu yang baik, ditandai dengan: mahasiswa yang mengeluh kurang tidur dan waktu liburan terganggu, sering mengerjakan tugas secara deadline, deadline tugas dengan waktu singkat

menjadi proses pengerjaan tugas tidak maksimal. Penerapan metode PBL dapat berdampak positif atau negatif pada hasil akademik mahasiswa,


(27)

tergantung bagaimana mahasiswa dapat mengatur waktu pada jadwal perkuliahan. Berdasarkan pemaparan tersebut, dapat disimpulkan bahwa penerapan metode PBL memberikan stimulus tersendiri bagi mahasiswa untuk mampu mengelola waktu dengan baik, oleh karena itu peneliti tertarik untuk mengambil judul penelitian Manajemen Waktu Belajar Mahasiswa Keperawatan dalam Melaksanakan Metode em d

earning (PBL) di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta . Berdasarkan uraian diatas dapat dirumuskan beberapa pertanyaan penelitian:

1. Bagaimana karakteristik mahasiswa Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta?

2. Bagaimana gambaran manajemen waktu mahasiswa keperawatan dilihat dari angkatan tahun pembelajaran?

3. Bagaimana gambaran manajemen waktu mahasiswa keperawatan dilihat dari jenis kelamin?

4. Bagaimana gambaran manajemen waktu mahasiswa keperawatan dilihat dari tempat tinggal?

5. Bagaimana gambaran manajemen waktu mahasiswa keperawatan dilihat dari kegiatan lain?

6. Bagaimana gambaran manajemen waktu mahasiswa keperawatan dilihat dari indeks prestasi terakhir?

7. Bagaimana gambaran perencanaan jangka pendek mahasiswa keperawatan dengan metode pembelajaran PBL di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta?


(28)

8. Bagaimana gambaran sikap terhadap waktu mahasiswa keperawatan dengan metode pembelajaran PBL di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta? 9. Bagaimana gambaran perencanaan jangka panjang mahasiswa keperawatan dengan metode pembelajaran PBL di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta?

10. Bagaimana gambaran manajemen waktu mahasiswa keperawatan dengan metode pembelajaran PBL di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta? C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui gambaran manajemen waktu belajar mahasiswa Keperawatan dalam melaksanakan metode pembelajaran !"em

#$% &d 'earning (PBL) di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Tujuan Khusus

1. Mengetahui karakterisktik mahasiswa Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2. Mengetahui gambaran manajemen waktu mahasiswa keperawatan dilihat dari angkatan tahun pembelajaran

3. Mengetahui gambaran manajemen waktu mahasiswa keperawatan dilihat dari jenis kelamin

4. Mengetahui gambaran manajemen waktu mahasiswa keperawatan dilihat dari tempat tinggal

5. Mengetahui gambaran manajemen waktu mahasiswa keperawatan dilihat dari kegiatan lain


(29)

6. Mengetahui gambaran manajemen waktu mahasiswa keperawatan dilihat dari indeks prestasi terakhir

7. Mengetahui gambaran perencanaan jangka pendek mahasiswa keperawatan dengan metode pembelajaran PBL di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

8. Mengetahui gambaran sikap terhadap waktu mahasiswa keperawatan dengan metode pembelajaran PBL di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

9. Mengetahui gambaran perencanaan jangka panjang mahasiswa keperawatan pada metode pembelajaran PBL di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

10. Mengetahui gambaran manajemen waktu mahasiswa keperawatan pada metode pembelajaran PBL di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Mahasiswa Keperawatan

Memberikan sumber informasi terkait manajemen waktu mahasiswa dengan metode pembelajaran di Program Studi Ilmu Keperawatan (PSIK) khususnya di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Bagi Institusi: Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatulla Jakarta

Penelitian ini memaparkan manajemen waktu mahasiswa terhadap penerapan PBL, sehingga dapat digunakan sebagai bahan referensi dan masukan bagi pihak institusi untuk dapat membantu meningkatkan


(30)

manajemen waktu pada mahasiswa keperawatan sehingga menghasilkan penampilan akademik yang baik serta lulusan yang disiplin dan mandiri.

3. Bagi Peneliti Lain

Dapat digunakan sebagai data dasar untuk penelitian selanjutnya tentang bagaimana manajemen waktu pada mahasiswa pada metode pembelajaran() *+,em-ased.rningea dengan metode lain yang baru.


(31)

Penelitian yang akan dilakukan bertujuan untuk melihat gambaran manajemen waktu belajar mahasiswa keperawatan dalam melaksanakan metode pembelajaran /0 123em4ased5earning (PBL). Pertama, dalam menggambarkan penjelasan manajemen waktu, peneliti melakukan tinjauan kritis dari referensi literatur penelitian. Literatur difokuskan pada kemampuan dan perilaku manajemen waktu yang diidentifikasi pada pendidikan, mahasiswa, manajemen, dan sistem pembelajaran. Artikel yang digunakan menggunakan database penelitian ERIC, EBSCOHOST, OVID, dan referensi dari tinjauan manual. Kata kunci yang digunakan dalam penelusuran diantaranya : time management, time management and student, time management and nursing education, time managementinstrumen, time management questionnaire, problem based learning, Problem Based Learning and nursing education, dll. Fokus penelusuran pada

literatur yang dipublikasikan dalam bahasa Inggris sampai tahun 2013.

Kedua, tahap kedua mengikuti proses dengan membatasi artikel jurnal yang dipublikasikan sejak tahun 2003. Menggunakan kata kunci time management, 6583 artikel jurnal dapat diidentifikasi, dari 6583 artikel, 60 abstrak

pada awalnya dipilih untuk dilakukan tinjauan lebih dalam. Dari 60 abstrak yang diidentifikasi, 17 artikel dianggap sesuai kemudian setelah dibaca kembali lebih dalam terdapat 12 artikel penelitian yang dianggap sesuai. Peneliti menambahkan dengan menggunakan cara penelusuran manual didapatkan beberapa artikel


(32)

penelitian. Peneliti menambahkan pula dari beberapa buku yang terkait manajemen dan pendidikan dalam keperawatan.

Tahap ketiga dalam melakukan penelusuran instrumen pengkajian manajemen waktu yang difokuskan untuk mahasiswa melalui

www.searchedu.com//. Menggunakan kata kunci validity and reliability of time management questionnairedidapatkan hasil 2 instrumen yang dinilai cocok untuk

digunakan, Time Management Questionnaire (TMQ) dan College Student Experiences Questionnaire(CSEQ).

A. Manajemen Waktu

1. Definisi Manajemen Waktu

Manajemen merupakan suatu pendekatan yang dinamis dan proaktif dalam menjalankan suatu kegiatan di organisasi. Manajemen mencakup kegiatan planning, organizing, actuating, controlling (POAC) terhadap

staf, sarana, dan prasarana dalam mencapai tujuan organisasi (Nursalam, 2011). Menurut Siswanto dalam (Arifin et al., 2007) mendefinisikan

manjemen sebagai seni dan ilmu dalam perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, permotivasian, dan pengendalian terhadap orang serta mekanisme kerja untuk mencapai tujuan. Menurut Herujito (2001) manajemen adalah pengelolaan suatu pekerjaan untuk memperoleh hasil dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan dengan cara menggerakkan orang-orang lain untuk bekerja.

Macan (1994) menyebutkan manajemen waktu sebagai pengaturan diri dalam menggunakan waktu seefektif dan seefisien mungkin dengan melakukan perencanaan, penjadwalan, mempunyai kontrol atas waktu,


(33)

selalu membuat prioritas menurut kepentingan, serta keinginan untuk terorganisasi. Perilaku manajemen waktu dapat dilihat seperti mengatur tempat kerja dan tidak menunda-nunda pekerjaan yang harus diselesaikan. Manajemen waktu dikarakteristikkan seperti mengatur tujuan dan prioritas maupun pengaturan menggunakan waktu yang dapat mengurangi stress (Alika, 2012), memberikan kontribusi untuk bekerja dengan efektif dan akademik yang sukses (Kwan & Ko, 2002). Manajemen waktu dapat disimpulkan merupakan pengaturan diri dalam membuat suatu perencanaan, penjadwalan, menentukan prioritas menurut kepentingan tanpa menunda-nunda pekerjaan dalam rangka mencapai tujuan yang ditentukan.

2. Pengguna Manajemen Waktu

Pengguna manajemen waktu dari beberapa literatur banyak menjelaskan dari domain pendidikan, seperti mengacu pada waktu dan belajar di sekolah (Anand, 2007; Van der Meeret al ., 2010), manajemen

waktu dan kemampuan belajar bagi mahasiswa atau mahasiswa keperawatan (Liveris & Cavanagh, 2012; Leung et al., 2011; Mirzaei et al., 2012; Altiok & stün, 2013; Swart et al., 2010; Chiou-Fen Linet al,

2010), manajemen waktu untuk pendidik (Liveris & Cavanagh, 2012; Cemaloglu & Filiz, 2010), dan manajemen waktu dengan bentuk pembelajaran di sekolah (Kwan & Ko, 2002; Braket al., 2010).

Populasi yang diidentifikasi pada manajemen waktu diantaranya populasi dengan program pelatihan manajemen waktu (Häfner&Stock, 2010), mahasiswa tahun pertama (Kwan & Ko, 2002; Van der Meer et


(34)

a

l ., 2010; Jager et al , 2012), mahasiswa dengan belajar sistem online

(Braket al., 2010), mahasiswa keperawatan (Mirzaei et al., 2012; Altiok

& stün, 2013; Kocaman et al., 2009; Lin et al, 2010), mahasiswa

tekhnik (Swartet al., 2010) dan mahasiswa administrasi bisnis (Liveris &

Cavanagh, 2012). Fokus dari penelitian manajemen waktu juga telah diperluas pada individu dari New York (Anand 2007), Hong Kong (Kwan & Ko, 2002; Leunget al., 2011), Amerika Serikat (Ling & Rijmen,2011;

Braket al., 2010), Australia (Liveris & Cavanagh, 2012), Iran (Mirzaeiet al., 2012), Turki (Altiok & stün, 2013; Kocaman et al., 2009), New

Zealand (Van der Meer et al., 2010), Afrika (Swartet al., 2010), Nigeria

(Alika, 2012), Jerman (Häfner & Stock, 2010), Taiwan (Wang et al.,

2010; Lin et al, 2010), Indonesia (Endriani & Nazriati, 2009;

Wahyuningsih & Santoso, 2013). 3. Studi Empiris Manajemen Waktu

Artikel penelitian terkait manajemen waktu pembelajaran didapatkan 20 artikel, beberapa artikel penelitian termasuk kuantitatif dan kualitatif. Lima artikel penelitian menjelaskan perilaku dan praktik manajemen waktu dari populasi yang spesifik dengan menggunakan metodologi kualitatif (Liveris & Cavanagh, 2012; Mirzaei et al., 2012; Altiok &

stün, 2013; Van der Meeret al., 2010; Wahyuningsih & Santoso, 2013).

Sebelas studi menjelaskan perilaku atau praktik dalam hubungan terhadap variabel lain seperti penampilan akademik, stress atau pembelajaran mengatur diri sendiri (Anand, 2007; Ling &Rijmen, 2011; Brak et al.,


(35)

& Filiz, 2010; Wang et al ., 2010; Jager et al., 2012; Kocaman, 2009;

Endriani & Nazriati, 2009). Dua studi (Kwan & Ko, 2002; Lin et al,

2010) membandingkan keefektifan dari kemampuan manajemen waktu antara model pembelajaranLearning to Learn (LL)denganNon-Learning to Learn (Non-LL). Satu studi menjelaskan keefektifan dari program

pelatihan manajemen waktu (Häfner & Stock, 2010). Satu studi menjelaskan keefektifan akitifitas co-kurikular pada pengetahuan mahasiswa (Leung et al., 2011). Lebih dari setengah studi menjelaskan

pada universitas atau sampel dengan mahasiswa. a) Studi Kualitatif Manajemen Waktu

Metodologi kualitatif manajemen waktu didapatkan pada lima artikel penelitian. Lima artikel penelitian menjelaskan kemampuan dan perilaku manajemen waktu dengan populasi yang lebih spesifik.

Liveris & Cavanagh (2012) menjelaskan cara mengatur waktu. Analisis data dari transkrip interview yang dilakukukan pada enam responden didapatkan hasil bahwa terdapat empat subkategori pada responden. Subkategori pada responden diantaranya : pencarian bantuan, manajemen waktu, lingkungan belajar, kesadaran diri sendiri. Subkategori manajemen waktu, tiga responden menjelaskan bagaimana membagi waktu yang terlalu padat, dua responden mengatakan bahwa dapat mengerjakan tugas di waktu senggang seperti hari minggu. Satu responden mengatakan bahwa tidak mempunyai daftar jadwal tertentu, tetapi mengerjakan tugas ketika menyukai tugas yang akan dikerjakan.


(36)

Mirzaei et al ., (2012) menjelaskan bagaimana mahasiswa

keperawatan Iran mengelola waktu mereka sesuai dengan keadaan dan kendala akademis mereka. Sampel dengan jumlah 21 responden mengikuti tiga proses untuk manajemen waktu : manajemen waktu searah, keseimbangan manajemen waktu, dan manajemen waktu dengan batas akademik. Mahasiswa keperawatan selain memiliki tanggung jawab dalam bidang akademik, juga memiliki tanggung jawab dalam non akademik sehingga banyak mahasiswa merasakan tidak memiliki cukup waktu dalam tugas akademik dan dapat menimbulkan stress. Cara yang dilakukan responden untuk mencoba mengurangi stress diantaranya : membuat jadwal kegiatan untuk tugas akademik, meminimalisasi tugas non akademik, dan mengintegrasikan tugas.

Altiok & stün (2013) menjelaskan mengenai sumber stress yang dialami oleh mahasiswa keperawatan dengan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah 15 mahasiswa keperawatan pada tahun kedua perkuliahan. Pada penelitian ini didapatkan hasil bahwa sumber stress mahasiswa keperawatan pada tahun kedua perkuliahan diantaranya terdapat empat kategori : praktik klinik, perkuliahan teori di kampus, kehidupan sosial, karakter kepribadian. Kategori dari karakter kepribadian mahasiswa itu sendiri berhubungan dengan kurang percaya diri, tidak mampu mengontrol emosi, tidak mampu mengatur waktu belajar dan waktu liburan, dan melebihkan-lebihkan masalah.


(37)

Van der Meer et al ., (2010) menjelaskan mengenai kesulitan

menajemen waktu pada mahasiswa yang memasuki tahun pertama perkuliahan. Pada mahasiswa yang baru memasuki tahun pertama perkuliahan perlu beradaptasi dari sistem pembelajaran di sekolah dan perguruan tinggi. Manajemen waktu dan belajar mandiri dengan jelas merupakan tantangan untuk mahasiswa tahun pertama. Pengelolaan manajemen waktu yang baik untuk mahasiswa tahun pertama seharusnya dibantu oleh pihak pengajar atau sosial support lain dalam membantu mahasiswa untuk memberikan pengertian dan ekspektasi yang berhubungan dengan manajemen waktu dan belajar mandiri.

Wahyuningsih & Santoso, (2013) menjelaskan bagaimana pengalaman mahasiswa S1 keperawatan dalam metode pembelajaran dengan PBL. Sampel penelitian ini berjumlah 3 responden. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa dengan metode PBL mahasiswa menjadi lebih aktif. Pelaksanaan PBL di Universitas Diponegoro dari tahap pertama hingga tahap ketujuh sudah dipahami oleh mahasiswa. Kelebihan metode PBL adalah mampu untuk memotivasi mahasiswa untuk belajar secara aktif sedangkan kekurangannya metode PBL membutuhkan banyak waktu untuk menyelesaikan permasalahan yang diberikan.


(38)

b) Studi Kuantitatif Manajemen Waktu

Penelusuran literatur didapatkan sebelas artikel penelitian menjelaskan hubungan antara manajemen waktu dengan variabel lain seperti penampilan akademik, stress atau pembelajaran mengatur diri sendiri. Penelitian sebagian besar dilakukan pada populasi perguruan tinggi dan beberapa artikel penelitian menggunakan bentuk kuesioner untuk mengkaji manajemen waktu.

Penelitian Anand (2007) menjelaskan mengenai hubungan bermain gvideoame dengan penampilan akademik. Penggunaan S

cholastic Aptitude Test (SAT) dan Grade-Point Average (GPA)

digunakan untuk menilai penampilan akademik. Hasil didapatkan jumlah waktu yang dihabiskan mahasiswa untuk bermain game

memiliki hubungan yang negatif terhadap skor GPA dan SAT. semakin tinggi penggunaan video game, skor GPA dan SAT

semakin menurun. Waktu yang digunakan diluar penampilan akademik seperti bermain game dapat mempengaruhi penampilan

akademik.

Ling & Rijmen (2011) menjelaskan mengenai penggunaan

Student360 (S360) dalam mengukur manajemen waktu. S360

memiliki 6 subskala :Persistence, estimating time, calendar, regrets, impulsivity, and clean-desk.S360 Menggunakan skala likertdengan

36 soal, terdapat 19 pertanyaan negatif : 6 pada regrets, 6 pada impulsivity, 4 padaestimating-time, dan satu pada tiga subskala lain.


(39)

Hasil dari S360 valid dan reliabel untuk digunakan dengan rentang

a lp

ha cronbach 0,698-0828 pada tiap subskala.

Brak et al., (2010) menjelaskan mengenai seseorang yang

memiliki profil pembelajaran diri sendiri dalam lingkungan pembelajaran online. Penelitian ini menggunakan Online Self-Regulated Learning Questionnaire (OSLQ) dengan 24 item

pertanyaan skala likert. OSLQ terdapat 6 subskala : environment, goal setting, time management, help seeking, task strategies, and self evaluation. Hasil dari penelitian dikategorikan : super self regulators, competent regulators, forethought-endorsing self-regulators, performance/ reflection sel-self-regulators, and non- or minimal self-regulators. Menghasilkan semakin rendah nilai OSLQ

semakin rendah penampilan akademik.

Bergaminet al.,(2009) meneliti hubungan antara mahasiswa yang

fleksibel dan seseorang yang memilikiself regulated learningdalam

pembelajaran. Hasil dari penelitian menyatakan mahasiswa yang fleksibel memiliki waktu belajar dapat memiliki dampak positif terhadap strategi belajar. Penelitian terdapat 13 pertanyaan dari 3 skala: flexibility of time management, flexibility of teacher contact, flexibility of content.

Swart et al., (2010) meneliti hubungan antara keahlian

manajemen waktu dengan prestasi akademik pada mahasiswa tekhnik dengan Design Project III (DES 3). Penelitian ini


(40)

menyatakan tidak ada hubungan secara statistik keahlian manajemen waktu terhadap prestasi akademik karena di Universitas tersebut telah menggunakan DES 3. Hasil dari penelitian, mahasiswa tekhnik memiliki manajemen waktu yang buruk tetapi dengan menggunakan DES 3 hasil dari prestasi akademik mahasiswa tekhnik bagus.

Alike (2012) melakukan penelitian mengenai sumber stress mahasiswa S1. Sumber stress tertinggi pada mahasiswa S1 yaitu kurangnya manajemen waktu yang disebabkan ketika malam sebelum ujian mereka belajar sehingga besoknya mereka sakit. Sumber stress yang lain diantara tidak adekuatnya fasilitas / akomodasi, masalah kesehatan, masalah emosi, status sosial dan ekonomi.

Cemaloglu & Filiz (2010) meneliti hubungan antara keahlian manajemen waktu terhadap penampilan akademik mahasiswa yang berpotensi terhadap kemampuan mengajar di fakultas pendidikan. Hasil penelitian menyatakan ada hubungan positif antara keahlian manajemen waktu dengan penampilan akademik.

Wang et al., (2010) meneliti mengenai manajemen waktu luang

berkontribusi terhadap kualitas hidup yang lebih baik. Penelitian ini menghasilkan ada hubungan positif antara manajemen waktu luang dengan kualitas hidup. Seorang mahasiswa yang mengatur waktu luangnya dengan baik menuju kualitas hidup yang lebih baik. Alat ukur dari penelitian ini menggunakan Time Management Questionnaireyang dikembangkan oleh Britton & Tesser.


(41)

Jager t al.,e (2012) melakukan penelitian mengenai motifasi,

strategi pembelajaran, partisipasi yang merupakan komponen self regulated learning. Penelitian ini menggunakan Motivated Strategies for Learning Questionnaire (MSLQ) dengan 81 item. Hasil dari

penelitian menyatakan terdapat hubungan antara motifasi, strategi pembelajaran dan partisipasi pada mahasiswa, tetapi tidak semua komponen tersebut cocok pada mahasiswa yang baru memasuki tahun pertama perkuliahan.

Kocaman (2009) meneliti mengenai kesiapan mahasiswa keperawatan dalam metode pembelajaran PBL. Menghasilkan bahwa mahasiswa yang memasuki tahun pertama perkuliahan memiliki tingkat kesiapan yang lebih rendah dibandingkan dengan mahasiswa yang telah memasuki tahun kedua perkuliahan.

Endriani & Nazriati (2009) pendapat mahasiswa terhadap metode pembelajaran PBL di Fakultas Kedokteran Riau. Penelitian ini menghasilkan bahwa sebagian besar mahasiswa memberikan pendapat positif terhadap metode pembelajaran PBL yang diterapkan, tetapi terdapat pula beberapa mahasiswa yang belum memiliki pemahaman yang baik menganai PBL.

c) Studi Keefektifan

Literatur review empiris yang telah diidentifikasi terdapat dua

artikel penelitian yang menjelaskan keefektifan manajemen waktu. Kwan & Ko (2002) melakukan penelitian mengenai mahasiswa yang berfokus terhadap pembelajaran dan mahasiswa yang tidak berfokus


(42)

terhadap pembelajaran pada mahasiswa bisnis dan tekhnik. Penelitian ini mendapatkan hasil bahwa mahasiswa yang berfokus pada pembelajaran banyak waktu yang dihabiskan pada hal-hal akademik.

Lin et al., (2010) yang difokuskan pada mahasiswa keperawatan

mendapatkan hasil terdapat perbedaan yang signifikan antara model pembelajaran PBL dengan conventional. Penelitian ini menyatakan

bahwa dengan metode PBL menghasilkan kepuasan dan berpikir kritis pendidikan etik keperawatan menjadi lebih tinggi.

4. Instrumen Manajemen Waktu

Pada hasil penelusuran didapatkan dua instrumen untuk pengakajian manajemen waktu yaitu dengan menggunakan alat ukur Time Management Questionnaire (TMQ) dan College Student Experiences Questionnaire (CSEQ) (Alay & Kocak, 2002; Pace & Kuh, 1998). Pada

review artikel penelitian ditambah enam artikel penelitian yang berhubungan dengan instrumen pengkajian (Ling &Rijmen, 2011; Braket al., 2010; Van der Meer et al., 2010; Cemaloglu &Filiz, 2010; Jager et al., 2012; Kocaman, 2009).

a) Review Instrumen yang Tersedia

Pada literatur review yang diidentifikasi didapatkan 2 instrumen

yang tersedia melalui www.searchedu.com//, yaitu : Time Management Questionnaire (TMQ) dan College Student Experiences Questionnaire(CSEQ) (Britton & Tesser, 1991; Pace &


(43)

Time Management Questionaire (Britton & Tesser, 1991)

dikembangkan untuk mengukur praktik manajemen waktu pada mahasiswa dengan 5-poin skala Likert. Time Management Questionaire memiliki 3 subskala : perencanaan jangka pendek,

sikap terhadap waktu, dan perencanaan jangka panjang. Kuisioner ini memiliki nilai alpha cronbanch 0,8 yang menyatakan bahwa

kuisioner tersebut reliabel.

College Students Experiences Questionnaire (CSEQ: Pace &Kuh,

1998) untuk mengkaji mengenai bagaimana seorang mahasiswa menghabiskan waktunya pada universitas, teman, kelas, aktifitas sosial dan kebudayaan, aktifitas ekstrakurikular, dan menggunakan fasilitas kampus seperti perpustakaan dan pusat kemahasiswaan. b) Review Instrumen Berdasarkan Penelitian Terdahulu

Literatur review empiris yang telah diidentifikasi didapatkan

enam bentuk instrumen dari manajemen dan domain pendidikan yang terlibat dalam manajemen waktu.

The Student360: Insight Program (S360) Time Management Scale

(Ling &Rijmen, 2011) dengan 6 subskala yang dikembangkan:

Persistence, estimating time, calendar, regrets, impulsivity, and clean-desk. Tiap subskala diukur oleh enam item mengenai perilaku

manajemen waktu secara spesifik berjumlah 36 pertanyaan dengan 19 pertanyaan negatif. Respon yang diukur dengan 4-poin skala


(44)

valid dan reliabel untuk digunakan dengan rentang alpha cronbach

0,698-0828 pada tiap subskala.

The Online Self-Regulated Learning Questionnaire (OSLQ: Brak et al., 2010) dengan 24 item skala dengan 5-poin skalalikert dengan

format nilai dari sangat setuju (5) sampai sangat tidak setuju (1). Hasil dari faktor analisis menunjukkan The OSLQberisi 6 subskala:

struktur lingkungan, = 0.92; penetapan tujuan, = 0.82; manajemen waktu, = 0.91; membantu pencarian, = 0.92; strategi tugas, = 0.85; dan evaluasi diri, = 0.89.

The Readiness and Expectations Questionnaire (REQ: Van der

Meer et al., 2010) dengan cara sampel diminta untuk menjawab

sejumlah pertanyaan dalam 5 poin skala Likert (dari sangat tidak

setuju sampai sangat setuju ).

The Time Management Questionnaire (TMQ) scale yang

dikembangkan oleh Britton dan Tesser 1991 yang diterjemahkan oleh orang Turki (Alay & Kocak,2002). Berikut faktor analisis, data memiliki 3 subskala: perencanaan waktu (16 item, = .88), sikap waktu (7 item, = .66), dan konsumen waktu (4 item, = .47). Nilai alfa Cronbach dari total item = .87 (Allay & Kocak, 2002). Modifikasi TMQ Turki digunakan untuk menjelaskan hubungan antara penampilan akademik mahasiswa dan manajemen waktu (Necati Cemainght & Sevil Filiz, 2010).

The Self-Directed Learning Readiness (SDLR) (Kocaman, 2009)


(45)

(sangat tidak setuju) sampai 5 (sangat setuju). Instrumen memiliki 3 subskala: manajemen diri (13 item) yang berhubungan dengan proses aktifitas pembelajaran, keinginan untuk pembelajaran (12 item) yang diasosiasikan dengan tanggung jawab dalam pembelajaran, dan kontrol diri (15 item) berhubungan dengan kontrol dari proses pembelajaran. Reliabilitas dengan koefisien 0.94 untuk total skala dan 0.87, 0.86, dan 0.88 untuk subskala. Minimum skor untuk 40 skala item adalah 40 dengan maksimum skor 200. 5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Manajemen Waktu

Manajemen waktu seseorang bisa berbeda dengan orang yang lain karena adanya faktor - faktor yang berpengaruh terhadap manajemen waktu. Faktor - faktor tersebut antara lain adalah sebagai berikut:

a) Jenis Kelamin

Penelitian Macan dkk dalam Kusuma (2008) telah membuktikan bahwa manajemen waktu mahasiswa perempuan lebih baik dari pada laki - laki. Terdapat pendapat yang mengatakan bahwa bila perempuan mempunyai waktu luang, mereka lebih suka mengisinya dengan mengerjakan berbagai pekerjaan ringan dari pada hanya santai saja. Oleh sebab itu, dapat dikatakan bahwa hampir seluruh waktunya diisi dengan kegiatan. Berbeda dengan laki - laki yang lebih suka mengisi waktu luangnya dengan tidur atau santai (Kartono dalam Kusuma (2008)). Penelitian yang dilakukan oleh Anand (2007) di New York menghasilkan laki - laki memiliki frekuensi lebih tinggi dalam bermaingame dibandingkan dengan yang perempuan.


(46)

b) Usia

Hasil penelitian Macan, dkk. dalam Kusuma (2008) juga menunjukkan bahwa ada hubungan positif antara usia dengan manajemen waktu mahasiswa. Semakin tinggi usia mahasiswa, semakin baik pula manajemen waktunya.

Menurut Hofer, dkk. dalam Kusuma (2008), ada tiga faktor yang mempengaruhi manajemen waktu, yaitu:

1) Pengaturan diri (self -regulation)

Dengan adanya pengaturan diri, seseorang dapat mengatur waktunya dengan baik.

2) Motivasi

Seseorang yang bermotivasi tinggi memiiliki manajemen waktu yang tinggi. Penelitian Vanteenkiste dkk dalam Kusuma (2008) yang menunjukkan semakin tinggi motivasi internal seseorang, semakin tinggi manajemen waktunya.

3) Pencapaian tujuan

Seseorang yang berusaha mencapai tujuannya akan dapat mengatur waktunya dengan baik.

Menurut Britton & Tesser (1991) terdapat 3 komponen dalam manajemen waktu :

1) Perencanaan Jangka Pendek

Perencanaan jangka pendek adalah perencanaan yang muncul untuk mencakup berbagai item yang memerlukan perencanaan jangka pendek, baik dalam hari atau dalam minggu biasanya berhubungan


(47)

dengan jadwal harian atau mingguan, seperti membuat urutan jadwal harian.

2) Sikap Waktu

Sikap terhadap waktu berhubungan dengan bagaimana seorang mahasiswa merasakan efisiensi terhadap waktu yang digunakan, bagaimana mengontrol waktu, dan bagaimana keahlian dalam mengatur diri sendiri.

3) Perencanaan Jangka Panjang

Perencanaan jangka panjang yang berhubungan dengan pengaturan tujuan jangka panjang yang diperlukan pengorganisasian dengan baik. Menurut Mediana (2008) terdapat beberapa hambatan yang sering dijumpai saat mengelola waktu, diantaranya adalah:

a) Suka menunda-nunda pekerjaan

Kebiasaan menunda - nunda pekerjaan membuat beberapadeadline

yang datang bersamaan diselesaikan dengan kurang maksimal. b) Melanggardeadline dan target yang sudah ditentukan sendiri

Deadline dan target yang terlewat batas waktu biasanya berawal

dari perasaan masih banyak waktu luang yang tersedia. Pada mulanya sesekali melanggar target kerja tidak akan merusak perencanaan yang ada, dengan terus memaafkan diri akhirnya terjadi penumpukan dan penundaan pekerjaan berikutnya.


(48)

Mood yang positif biasanya akan menghasilkan karya yang

maksimal. Perasaan ini menjadi ditunggu, sementara tugas tidak dapat menunggu datangnya mood yang tepat. Akhirnya pekerjaan menjadi tidak terselesaikan .

4) Strategi Manajemen Waktu

Menurut Rosita (2008) Ada beberapa strategi manajemen waktu. Seseorang dapat meluangkan waktu kira-kira 10-15 menit untuk mengelola jadwal kegiatan.

Strategi manajemen waktu menurut Rosita (2008), yaitu:

a) Membiasakan diri untuk menyiapkan daftar. Daftar ini berisi segala sesuatu yang butuh untuk dilakukan dan memprioritaskan menurut tingkat kepentingannya.

b) Merencanakan kegiatan tertentu dilakukan pada waktu tertentu pula. Hal ini diperlukan disiplin diri.

c) Menemukan waktu bekerja yang optimal. Masing-masing orang memiliki waktu optimal untuk menyelesaikan tugas-tugas secara maksimal.

d) Memprioritaskan tugas - tugas berdasarkan tingkat kepentingannya seperti vital, penting, harus dilakukan hari ini atau dapat dilakukan besok.

e) Pengorganisasian. Seseorang perlu memilih atau mengatur lingkungan dalam menyelesaikan tugas. Dalam hal ini, mungkin diperlukan suasana atau lingkungan yang dipersyaratkan, misalnya harus bebas dari material yang tidak diperlukan, mengurangi gangguan (telepon


(49)

atau kehadiran orang lain) atau interferensi lingkungan (music dan kebisingan).

f) Pendelegasian. Seseorang perlu menentukan tugas - tugas atau kegiatan - kegiatan yang memungkinkan untuk dapat dikerjakan oleh orang lain.

g) Membedakan antara segera dan penting . Untuk dapat membedakan hal ini dapat dilihat matrik pengelolaan waktu berikut ini :

Kuadran 1 PENTING DAN

SEGERA

1. Kegiatan yang memerlukan pemecahan masalah.

2. Pertemuan segera dengan

d ea d lin e 6 Kuadran 2

TIDAK PENTING TAPI SEGERA

1. Menjawab telepon. 2. Mengecek email.

3. Menyetujui interupsi seperti memberikan info atau bantuan.

Kuadran 3 PENTING TAPI TIDAK SEGERA 1. Membaca buku yang

berkaitan dengan prioritas saat ini.

2. Menyiapkan kegiatan. 3. Meluangkan waktu

dengan teman dan keluarga.

Kuadran 4 TIDAK PENTING &

TIDAK SEGERA 1. Khawatir atau marah. 2. Melihat televisi pada waktu

istirahat.

3. Mengoperasikan internet bukan untuk alas an tertentu.


(50)

B. Asosiasi Institusi Pendidikan Ners Indonesia (AIPNI) 1. Profil AIPNI

AIPNI adalah sebuah lembaga yang menjembatani institusi pendidikan ners atau perawat dalam rangka menjamin kualitas lulusan. AIPNI adalah satu-satunya organisasi yang menaungi institusi pendidikan Ners di Indonesia.

2. Sejarah AIPNI

AIPNI digagas oleh Dekan FIK Universitas Indonesia dalam suatu pertemuan tanggal 29 Juni 2001 yang dihadiri oleh 16 institusi. Tujuan pertemuan adalah untuk mengkonsolidasi diri dalam rangka menjamin kualitas lulusan. Salah satu keputusan penting dalam pertemuan ini adalah disepakati untuk membentuk wadah asosiasi yang kemudian disebut Asosiasi Institusi Pendidikan Ners Indonesia (AIPNI).

Latar belakang pendirian wadah ini adalah keinginan yang kuat untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas melalui penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas pula. Keinginan ini juga untuk menghadapi tantangan akan belum terpenuhinya kebutuhan masyarakat akan layanan kesehatan yang berkualitas serta menghadapi dampak globalisasi.

Sebagai pengurus yang pertama AIPNI periode 2001-2005 adalah Prof. Dra. Elly Nurachmah, DNSc., RN sebagai ketua, Drs. Murni Hartanti S, SKp., MKes sebagai sekretaris dan Allenidekania, SKp., MN sebagai bendahara. Asosiasi ini telah disahkan didepan akte Notaris No. 11, tanggal 12 Juni 2002.


(51)

3. Visi Misi a) Visi

Asosiasi Institusi Pendidikan Ners Indonesia memiliki visi menjadi wadah institusi penyelenggara pendidikan yang berorientasi pada upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat, pengembangan teknologi dan ilmu keperawatan melalui penyelenggaraan proses pendidikan Ners yang berwawasan global.

b) Misi

1) Mewujudkan suatu sistem penyelenggaraan pendidikan Ners yang baku dan berstandar nasional atau internasional bagi seluruh anggotanya.

2) Menjamin terselenggaranya perkembangan keilmuwan, kualitas sumber daya, dan kegiatan riset pada semua pusat pendidikan Ners.

3) Mewujudkan suatu hubungan kerjasama yang setara dengan institusi pendidikan Ners di Negara lain.

4) Mengendalikan pertumbuhan dan meningkatkan kualitas pendidikan Ners di Indonesia.

4. Kebijakan AIPNI

Kebijakan yang dikeluarkan oleh AIPNI :

a) Surat keputusan No. 01/KEP/AIPNI/XII/2009 tentang Susunan Pengurus AIPNI Periode 2009-2013.

b) Dengan semakin banyaknya anggota AIPNI yang tersebar di seluruh Indonesia, maka pengurus AIPNI mengeluarkan SK No.


(52)

003/SK/AIPNI/V/2008 terkait Regionalisasi Pembinaan Anggota AIPNI.

c) Surat Keputusan No. 04/SK/AIPNI/IX/2008 tentang Pemberlakuan Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Sarjana Keperawatan. d) Beberapa SK pemberhentian dengan hormat kepada beberapa

pengurus inti periode 2001-2005. C. Problem Based Learning(PBL)

1. DefinisiProblem Based Learning(PBL)

PBL didefinisikan dalam banyak pengertian di berbagai literatur. PBL secara umum lebih banyak digunakan pada pendekatan kontekstual agar mampu mempelajari dan mengajarkan suatu pemecahan masalah secara konkrit (Evenson & Hmelo, 2000).

Menurut Barrows (1996) menggambarkan 6 karakteristik utama PBL:

a. Pembelajaran terpusat pada siswa.

b. Pada proses pembelajaran siswa dibagi dalam kelompok kecil. c. Fungsi pengajar adalah sebagai fasilitator atau pembimbing.

d. Masalah-masalah yang autentik hadir pada permulaan pelajaran, sebelum persiapan atau pelajaran timbul.

e. Masalah-masalah yang timbul digunakan sebagai alat untuk mendapatkan pengetahuan yang dibutuhkan dan kemampuan

p ro b lem

solving yang akhirnya dibutuhkan untuk memecahkan

masalah.


(53)

Menurut Boud dan Feletti (1998) PBL merupakan suatu pendekatan untuk struktur kurikulum yang dapat meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam berlatih menghadapi masalah yang dijadikan suatu stimulus untuk mempelajarinya. Rukmini 2006 dalam (Endriani & Nazriati, 2009) lebih lanjut mendefinisikan PBL merupakan suatu metode pendekatan pendidikan kedokteran dengan menggunakan bahan stimulus kepada mahasiswa untuk membantu mahasiswa berdiskusi tentang masalah yang penting maupun pertanyaan atau issue

atau pemecahan masalah dengan menggunakanproblem .

2. Tujuan Utama MetodeProblem Based Learning

Adanya PBL menghasilkan salah satu keterampilan yang diharapkan oleh pendidik dapat melatih mahasiswa untuk aktif berdiskusi dan berpikir secara sistematis. Masalah yang sering dihadapi berupa kasus nyata ataupun telaah kasus yang digunakan sebagai stimulus dalam pembelajaran tersebut menuntut mahasiswa untuk aktifsharing mengenai

informasi yang diberikan, hal ini bertujuan agar mahasiswa memiliki pengetahuan dan mengetahui konsep atas pengetahuan yang baru kaitannya dengan kasus penyakit yang sering di temui diklinik (Wahyuningsing & Santoso, 2013).


(54)

Tujuan utama dari metode PBL menurut Trauth (2006) adalah: a) Mengembangkan kemampuan berfikir siswa atau

mengembangkan kemampuan berpendapat, termasuk dalam hal ini kemampuan mengatasi masalah dan berpikir kritis. b) Membantu siswa agar menjadi mandiri dan mampu menjadi

siswa yang dapat mengandalkan dirinya sendiri dalam proses belajar mengajar (belajar untuk belajar dan manajemen belajar).

3. Kelebihan dan Kekurangan Metode PBL

Menurut Wood (2003) kelebihan dan kekurangan pada metode PBL adalah:

Kelebihan Metode PBL Kekurangan Metode PBL Berpusat pada mahasiswa: PBL

membantu pembelajaran menjadi lebih aktif, meningkatkan pemahaman, dan ingatan mahasiswa serta perkembangan kemampuan pembelajaran sepanjang hidup.

Tutor yang tidak dapat mengajar: tutor yang sudah terbiasa dengan pengetahuan yang sudah didapati sedangkan tutor harus memahami pengetahuan baru yang didapat dalam proses PBL.

Kompeten secara umum: PBL memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mengembangkan kemampuan umum dan sikap yang bermanfaat untuk praktek mereka di masa depan.

Sumber daya manusia: membutuhkan lebih banyak tutor dalam proses diskusi.

Integrasi: PBL memfasilitasi kurikulum inti yang terintegrasi.

Sumber lain: sumber-sumber di perpustakaan harus disediakan lebih banyak karena diakses secara bersama.


(55)

Kelebihan Metode PBL Kekurangan Metode PBL Motivasi: PBL menyenangkan bagi

mahasiswa dan pembimbing, proses PBL mengharuskan seluruh mahasiswa berpartisipasi dalam proses pembelajaran

Role model : mahasiswa

kemungkinan akan kurang mendapatkan contoh informasi serta inspirasi dari dosen yang selama ini dianggap sebagai role model

Pembelajaran mendalam: PBL membantu mengembangkan pembelajaran mendalam ( mahasiswa berinteraksi dengan materi pembelajaran yang berhubungan dengan konsep aktifitas sehari-hari, dan meningkatkan pemahaman mereka.

Informasi yang berlebih: mahasiswa menjadi ragu dan bingung terhadap sumber yang didapatkan karena informasi yang didapatkan terlalu banyak.

Pendekatan yang membangun: mahasiswa menggali pengetahuan terdahulu dan membangun konsep pengetahuan terkini.

4. ProsesProblem Based Learning

Barrows dan Tamblyn menyimpulkan proses PBL, sebagai berikut:

a) Masalah merupakan hal yang pertama ditemui siswa dalam proses belajar, sebelum persiapan lainnya atau singkatnya proses belajar telah terjadi saat itu.

b) Situasi dalam masalah dikenalkan kepada siswa dalam keadaan yang sama dengan situasi sesungguhnya.

c) Para siswa bekerjasama dalam sebuah aturan yang memperolehkan mereka untuk berpendapat dan menerapkan pengetahuan yang mereka


(56)

miliki dalam menyelesaikan masalah, lalu mengevaluasi, dan menyesuaikannya dengan tingkatan belajar.

d) Adanya wilayah yang dibutuhkan dalam proses belajar dan mengidentifikasi masalah dan adanya wilayah yang dapat digunakan sebagai panduan belajar siswa secara individu.

e) Proses ini membutuhkan kemampuan dan pengatahuan yang akan diterapkan kembali ke dalam masalah, untuk mengevaluasi keefektifan proses belajar dan untuk menguatkan kembali proses belajar.

f) Proses belajar yang terjadi dalam pengerjaan masalah dan dalam belajar secara individu diringkan dan diintegrasikan kedalam pengetahuan yang telah dimiliki siswa (Barrows dan Tamblyn. 1990, 191-192).

5. Unsur - Unsur dalamProblem Based Learning

Buku Program Dasar Pendidikan Tinggi Universitas Indonesia (PDPT UI) (2012) dijelaskan bahwa PBL merupakan metode belajar yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru.

Unsur - Unsur yang dibutuhkan dalam 78 9:;em< =>?d@earning antara lain:

a) Permasalahan atau tugas (triggering problematauquestion)

Bentuk tugas atau masalah harus memiliki kriteria sebagai berikut:


(57)

1) Tidak mempunyai struktur yang jelas sehingga siswa terdorong untuk membuat sejumlah hipotesis dan mengkaji sebagai kemungkinan penyelasaian masalah. Permasalahan yang kurang terstruktur ini sebaiknya dirancang oleh pengajar, agar mahasiswa termotivasi dan berkesampatan untuk secara bebas mencari informasi sebanyak mungkin dari berbagai sumber.

2) Cukup kompleks dan ambigu sehingga mahasiswa terdorong untuk menggunakan strategi - strategi penyelasaian masalah dan keterampilan berpikir yang tinggi seperti melakukan analisis dan sintesa, evaluasi, dan pembentukan pengetahuan atau pemahaman baru.

3) Bermakna dan ada hubungan dengan kehidupan nyata mahasiswa, sehingga mereka termotivasi untuk mengarahkan dirinya sendiri dan menguji pengetahuan atau pemahaman lama mereka dalam menyelesaikan tugas tersebut.

b) Karakterisktik Kelompok

Penerapan metode ini dilakukan dengan cara membagi mahasiswa ke dalam kelompok secara acak dan heterogen yang terdiri dari 5 - 6 orang. Setiap kelas siswa akan didampingi oleh tutor, tutor disini dapat terdiri atas


(58)

pengajar (dosen) dan asisten dosen atau mahasiswa tingkat akhir yang telah mengikuti pelatihan sebelumnya ataupun hanya salah satunya. Tutor di dalam kelas hanya berperan sebagai fasilitator dan pemandu siswa dalam menyelesaikan masalah yang diberikan.

c) Sumber Belajar

Bahan bacaan atau informasi dari narasumber yang dapat dijadikan acuan bagi siswa dalam menyelesaikan tugas atau permasalahan yang diberikan. Karena bentuk akan memancing beragam pikiran, maka sumber belajar yang tersedia juga diharapkan cukup bervariasi dan dalam jumlah yang memadai.

d) Waktu Kegiatan

Waktu kegiatan disesuaikan dengan beban kurikulum yang hendak dicapai. Tidak ada standar khusus mengenai berapa estimasi waktu yang diberikan, tergantung pada kebijakan kurikulum yang diterapkan.


(59)

6. Macam - Macam Tahap Kegiatan PBL

a) Menurut Wood (2003) terdapat tujuh langkah ( SevenAump ) yang dikembangkan oleh Maastricht, Belanda dalam mengimplementasikan diskusi tutorial PBL.

Langkah 1 Mengidentifikasi dan mengklarifikasi istilah dan konsep yang belum dikenal dalam scenario. Notulen membuat daftar istilah yang masih belum jelas sampai akhir diskusi Langkah 2 Mendefinisikan masalah yang akan dibahas. Jika terdapat

perbedaan pandangan tentang masalah yang perlu dibahas, maka semua masalah harus dipertimbangkan. Notulen membuat daftar masalah yang sudah disepakati untuk dibahas.

Langkah 3 Sesi brainstorming (curah pendapat) untuk membahas masalah, yaitu memberikan saran penjelasan dan mengidentifikasi area yang belum diketahui dengan sempurna. Notulen mencatat semua pokok diskusi.

Langkah 4 Kaji ulang langkah 2 dan 3, lalu tata penjelasan-penjelasan menjadi solusi sementara. Notulen menata penjelasan-penjelasan

Langkah 5 Rumuskan tujuan pembelajaran (Bearning Objective ). Kelompok menyepakati tujuan pembelajaran. Tutor memastikan bahwa tujuan pembelajaran terfokus, bisa dicapai, komprehensif, dan tepat.

Langkah 6 Belajar mandiri (semua mahasiswa mengumpulkan informasi yang berhubungan dengan tujuan pembelajaran). Langkah 7 Kelompok berbagi hasil belajar mandiri (mahasiswa

mengidentifikasi sumber belajar dan berbagi hasilnya). Tutor memeriksa pembelajaran, dan menilai kerja kelompok.


(60)

b. Menurut Sudarman (2007), terdapat 5 langkah dalam PBL : 1) Konsep Dasar (CDE Fc Concept)

Fasilitator akan memberikan konsep dasar, petunjuk, referensi, atau link dan skill yang diperlukan dalam perkuliahan jika

diperlukan, agar mahasiswa tidak mendapatkan kunci utama perkuliahan sehingga tidak ada yang terlewatkan oleh mahasiswa. Pada bagian ini dipaparkan penggalian teori pendukung dari perkuliahan sebelumnya yang dibutuhkan untuk mendasari pemahaman dalam mata kuliah ini oleh mahasiswa secara mandiri.

2) Pendefinisian Masalah (Defining the Problem)

Pertama fasilitator akan menyampaikan kasus, dan dalam kelompok tersebut mahasiswa melakukan Brainstorming. Brainstorming ini dilaksanakan dengan cara semua anggota

kelompok memberikan pendapat, ide, dan tanggapan secara bebas terhadap kasus yang diberikan. Mahasiswa harus mencari istilah yang kurang dikenal dalam kasus tersebut dan melakukan diskusi maksud dan artinya.

Kedua dari tahap ini yaitu melakukan seleksi alternative untuk memilih pendapat yang lebih fokus. Ketiga, menentukan permasalahan dari isu permasalahan yang didapat. Pada akhir langkah ini mahasiswa diharapkan mendapatkan gambaran yang jelas tentang apa saja yang mereka ketahui, apa saja yang mereka


(61)

tidak ketahui, dan pengetahuan apa saja yang diperlukan untuk menjembataninya.

3) Pembelajaran Mandiri (Self Learning )

Mahasiswa pada tahap ini akan mencari berbagai sumber yang dapat memperjelas kasus yang sedang diinvestigasi. Sumber referensi bisa dalam bentuk artikel tertulis di perpustakaan, halamanweb,atau pakar dalam bidang yang relevan.

4) Pertukaran Pengetahuan (Exchange Knowledge)

Setelah mendapatkan sumber untuk keperluan pendalaman materi kasus, selanjutnya mahasiswa berdiskusi dalam kelompoknya bersama fasilitator untuk menemukan solusi dalam dari kasus yang ada. Langkah selanjutnya presentasi hasil dalam pleno (kelas besar) dengan mengakomodasi masukan dari plena, menentukan kesimpulan akhir, dan dokumentasi akhir.

5) Penilaian (Assessment)

Penilaian dilakukan dengan memadukan aspek pengetahuan, kecakapan, dan sikap. Penilaian terhadap penguasaan pengetahuan mencakup seluruh kegiatan perkuliahan yang dilakukan dengan ujian akhir semester (UAS), ujian tengah semester (UTS), kuis, dan laporan. Penilaian dari aspek kecakapan dilihat dari penguasaan alat bantu pembelajaran seperti software, hardware,

maupun kemampuan perancangan. Penilaian terhadap sikap dilihat dari keaktifan dan partisipasi mahasiswa dalam berdiskusi, kemampuan bekerja sama dalam tim, dan kehadiran perkuliahan.


(62)

7.) Kendala dalam PelaksanaanProblem Based Learning

Terdapat beberapa kendala dalam pelaksanaan PBL menurut Warmada (2013) diantaranya :

a) Pembelajaran secara terintegrasi, karena pembelajaran tidak bisa diorganisasikan secara tradisional menurut kurikulum

b) Keterbatasan sarana dan fasilitas yang mendukung kerjasama, komunikasi dan pencarian informasi

c) Perubahan paradigma bagi mahasiswa dan dosen :

Bagi mahasiswa : kesadaran untuk belajar secara mandiri (self -directed learning)


(63)

D. Kerangka Teori

E. Penelitian Terkait

Mirzaei et al .,. (2012) Nursing Students time management, reducing stress and gaining satisfaction: a grounded theory study. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa pada beberapa responden yang dilakukan wawancara, jurusan keperawatan bukan merupakan pilihan pertama tetapi dikarenakan mahasiswa tidak mempunyai pilihan lain. Mahasiswa keperawatan merasakan

AIPNI 2010 :

Tahun 2008 semua Program Studi S1 Ilmu Keperawatan di Indonesia mulai

menerapkan kurikulum berbasis kompetensi salah satunya pendekatanProblem Based Learning(PBL)

PBL diterapkan di PSIK UIN Jakarta tahun 2012

Manajemen waktu mahasiswa PSIK UIN Jakarta terhadap metode pembelajaran PBL Faktor-faktor yang

mempengaruhi manajemen waktu: - Jenis Kelamin - Usia

- Pengaturan Diri - Pencapaian Tujuan - Perencanaan Jangka

Pendek

- Sikap terhadap waktu

- Perencanaan Jangka panjang

Efektif

Tidak efektif

Bagan 2.1 Kerangka Teori

Sumber: AIPNI, 2010; Kusuma, 2008; Hofer, 2008; Britton & Tesser, 1991; Macan, 1994

- Membuat perencanaan - Membuat penjadwalan - Menentukan prioritas - Tidak menunda


(64)

tidak puas masuk ke jurusan keperawatan karena mereka harus menghabiskan waktu mereka dengan ujian dan tugas-tugas perkuliahan, serta mereka tidak mempunyai cukup waktu untuk mengerjakan tugas-tugas perkuliahan.

Penelitian Wahyuningsih & Santoso (2013) yang berjudul Pengalaman Mahasiswa S1 Keperawatan dalam Metode Pembelajaran

GH IJKemL MNOdPearning . Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa PBL yang dilaksanakan sudah cukup baik karena dengan metode PBL dapat membuat mahasiswa menjadi lebih aktif berkomunikasi, disamping itu terdapat kekurangan PBL yaitu metode PBL boros waktu atau membutuhkan banyak waktu untuk menyelesaikan permasalahan yang diberikan.


(65)

A. KERANGKA KONSEP

Berdasarkan uraian dari berbagai literatur serta berbagai penelitian yang dilakukan para peneliti sebelumnya tentang manajemen waktu pada sistem pembelajaran QRoblem STUVdWearniXYZ maka dapat dikatakan bahwa dalam proses pembelajaran diperlukan manajemen waktu yang efektif agar tidak terjadi tabrakan waktu. Manajemen waktu yang efektif dapat menimbulkan kepuasan tersendiri dalam melakukan suatu pekerjaan dan menimbulkan sifat kedisiplinan pada diri sendiri.

Penelitian ini meneliti tentang gambaran manajemen waktu belajar mahasiswa FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta khususnya Program Studi Ilmu Keperawatan mengenai penerapan metode pembelajaran

QR[\]emS TUVdWearning (PBL) di PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Variabel yang diteliti pada penelitian ini adalah manajemen waktu mahasiswa yang merupakan variabel independen. Manajemen waktu mahasiswa dapat bervariasi karena terdapat faktor yang mempengaruhi manajemen waktu mahasiswa, yang terdiri dari perencanaan jangka pendek, sikap terhadap waktu, dan perencanaan jangka panjang.


(66)

Keterangan :

Variabel yang diteliti

Gambaran Manajemen waktu belajar mahasiswa keperawatan dalam melaksanakan metode PBL

meliputi : perencanaan jangka pendek, sikap waktu, perencanaan

jangka panjang Bagan 3.1 Kerangka Konsep


(67)

B. DEFINISI OPERASIONAL

No. Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur

1. Mahasiswa PSIK UIN a. Angkatan b. Jenis Kelamin c. Tempat tinggal d. Kegiatan selain kuliah

Tahun masuk mahasiswa di PSIK UIN

Identitas seksual mahasiswa

Tempat mahasiswa tinggal

Aktivitas yang dijalani mahasiswa di luar perkuliahan

Item pernyataan dalam kuesioner data karakteristik tentang angkatan mahasiswa

Item pernyataan dalam kuesioner data karakteristik tentang jenis kelamin

Item pernyataan dalam kuesioner data karakteristik tentang tempat tinggal

Item pernyataan dalam kuesioner data karakteristik tentang kegiatan yang dimiliki selain kuliah

Kuesioner Kuesioner Kuesioner Kuesioner 1=2012 2=2013 1=Laki-laki 2=Perempuan

1=Rumah orang tua 2=Rumah saudara/kerabat 3=Kost 4=Asrama 1=Tidak ada 2=Organisasi 3=Bekerja Ordinal Nominal Nominal Nominal


(68)

No. Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur e. Indeks

Prestasi (IP) terakhir

Tingkat keberhasilan studi yang dicapai oleh mahasiswa dari proses pembelajaran, yang dinyatakan dalam rentang angka 0,00-4,00.

Item pernyataan dalam kuesioner data karakteristik tentang Indeks Prestasi terakhir mahasiswa.

Kuesioner 1. Cumlaud ( 3,51-4,00) 2. Sangat memuaskan (2,51-3,50) 3. Memuaskan (2,00-2,5) 4. Kurang

(0,00-2,49) (Peraturan penyelenggaraan Kegiatan

Akademik dalam Sistem Kredit UMS, 2006)

Ordinal

2. Manajemen waktu mahasiswa

Kemampuan

mahasiswa dalam mengatur waktu seefektif dan seefisien dengan melakukan

perencanaan jangka

Item pernyataan dalam kuesioner sejumlah 16 pernyataan kemampuan mahasiswa mengenai manajemen waktu mereka, yang terbagi atas:

Kuesioner. Skor untuk pernyataan

Favourable:

selalu (5), sering (4),

kadang-Baik : mean Tidak baik : < mean


(69)

No. Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur pendek, bersikap

terhadap waktu yang ada, dan melakukan perencanaan jangka panjang (Britton & Tesser, 1991).

a. 7 pernyataan perencanaan jangka pendek

b. 5 pernyataan sikap terhadap waktu

c. 4 pernyataan perencanaan jangka panjang

Jawaban diklasifikasikan menjadi :

 Selalu  Sering

 Kadang-kadang  Jarang

 Tidak pernah

kadang (3), jarang (2), tidak pernah (1). Sedangkan skor pernyataan u n favourable : selalu (1), sering (2), kadang-kadang (3), jarang (4), tidak pernah (5) Total maksimal skor adalah 80, dan skor minimal adalah 16. Tabel 3.1Definisi Operasional


(70)

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

Bab IV ini akan menjelaskan lebih rinci tentang metode yang digunakan, diantaranya mengenai desain penelitian, lokasi dan waktu penelitian, instrumen penelitian, populasi dan sampel, tekhnik pengumpulan data, serta tekhnik pengolahan dan analisa data yang digunakan.

A. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Studi deskriptif adalah studi penelitian yang digunakan untuk mendapatkan gambaran suatu kondisi tertentu yang sedang terjadi di masyarakat secara nyata, sehingga dengan metode ini diharapkan dapat memecahkan dan menjawab persoalan yang sedang terjadi untuk kemudian dilakukan perbaikan atau penyempurnaan (Imron & Munif, 2010). Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan pendekatan kuantitatif. Metode-metode kuantitatif merupakan metode - metode yang didasarkan pada informasi numerik atau kuantitas - kuantitas, dan biasanya diasosiasikan dengan analisis - analisis statistik (Saebani, 2008). Tujuan peneliti menggunakan desain ini adalah peneliti dapat mengetahui gambaran manajemen waktu belajar mahasiswa Keperawatan terhadap penerapan metode pembelajaran PBL di UIN Jakarta.


(1)

Tabel: Nilai reliabilatas manajemen waktu menggunakan

pearson product

(n=85)

Cronbach's

Alpha

N of Items

.732

18

Tabel: Nilai uji validitas manajemen waktu menggunakan

pearson product

moment

(n = 85) r tabel 0,271

Pernyataan

(pearson correlation)

Nilai r

(Sig. 2 tailed)

Nilai

man1

.540

.000

man2

.546

.000

man3

.525

.000

man4

.570

.000

man5

.542

.000

man6

.429

.000

man7

.378

.000

man8

.401

.000

man9

.385

.000

man10

.411

.000

man11

.567

.000

man12

.107

.329

man13

.407

.000

man14

.184

.092

man15

.294

.006

man16

.378

.000

man17

.355

.001

man18

.586

.000

Terdapat 2 pernyataan tidak valid, sehingga peneliti memutuskan untuk

menghilangkan 2 pernyataan tersebut.


(2)

Lampiran7

³´µ ¶·¸¹º¹·¶»¶´º

Tabel: Nilai reliabilatas manajemen waktu menggunakan

pearson product

n = 85)

Cronbach's

Alpha

N of Items

.755

16

Tabel: Nilai uji validitas manajemen waktu menggunakan

pearson product

moment

(n = 85) r tabel 0,217

Pernyataan

Nilai r

(pearson correlation)

Nilai

(Sig. 2 tailed)

man1

.557

.000

man2

.557

.000

man3

.561

.000

man4

.580

.000

man5

.599

.000

man6

.449

.000

man7

.380

.000

man8

.369

.001

man9

.391

.000

man10

.392

.000

man11

.555

.000

man12

.415

.000

man13

.328

.002

man14

.371

.000

man15

.331

.002

man16

.575

.000

¼´½´¾»¹½¶µ »¶¾¿¹ µÀ ÁºÂ¹ º

angkatan * manajemen waktu Crosstabulation

Katskbuang Total baik Tidak baik

angkatan

2012 Count 21 16 37

% within angkatan 56.8% 43.2% 100.0%

2013 Count 22 26 48

% within angkatan 45.8% 54.2% 100.0%

Total Count 43 42 85


(3)

Manajemen waktu * jenis kelamin Crosstabulation

Jenis kelamin Total laki-laki perempuan

Manajemen waktu

Baik

Count 0 43 43

% within jenis kelamin 0.0% 51.8% 50.6%

% of Total 0.0% 50.6% 50.6%

Tidak baik

Count 2 40 42

% within jenis kelamin 100.0% 48.2% 49.4%

% of Total 2.4% 47.1% 49.4%

Total

Count 2 83 85

% within jenis kelamin 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 2.4% 97.6% 100.0%

Manajemenwaktu * tempattinggalCrosstabulation

tempattinggal Total

rumah orang tua rumahsaudara Kost asrama

Manajemenw aktu

Baik

Count 12 1 21 9 43

% within tempattinggal 50.0% 50.0% 46.7% 64.3% 50.6%

% of Total 14.1% 1.2% 24.7% 10.6% 50.6%

tidakbaik

Count 12 1 24 5 42

% within tempattinggal 50.0% 50.0% 53.3% 35.7% 49.4%

% of Total 14.1% 1.2% 28.2% 5.9% 49.4%

Total

Count 24 2 45 14 85

% within tempattinggal 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%


(4)

Manajemen waktu * kegiatan selain kuliah Crosstabulation

Kegiatan selain kuliah Total Tidak ada organisasi

Manajemen waktu

baik

Count 15 28 43

% within kegiatan selain

kuliah 53.6% 49.1% 50.6%

% of Total 17.6% 32.9% 50.6%

tidakbaik

Count 13 29 42

% within

kegiatanselainkuliah 46.4% 50.9% 49.4%

% of Total 15.3% 34.1% 49.4%

Total

Count 28 57 85

% within

kegiatanselainkuliah 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 32.9% 67.1% 100.0%

Manajemen waktu * indeks prestasi Crosstabulation

Indeks prestasi Total cumlaud Sangat

memuaskan

memuaskan

Manajemen waktu

Baik

Count 4 38 1 43

% within indeks prestasi 44.4% 50.7% 100.0% 50.6%

% of Total 4.7% 44.7% 1.2% 50.6%

tidakbaik

Count 5 37 0 42

% within indeks prestasi 55.6% 49.3% 0.0% 49.4%

% of Total 5.9% 43.5% 0.0% 49.4%

Total

Count 9 75 1 85

% within indeks prestasi 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%


(5)

Statistics

skor total pernyataan manajemen waktu

N

Valid 85

Missing 0

Mean 52.55

Median 53.00

Std. Deviation 6.236

Skewness .014

Std. Error of Skewness .261

Manajemen waktu

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

baik 43 50.6 50.6 50.6

Tidak baik 42 49.4 49.4 100.0

Total 85 100.0 100.0

Variabel perencanaan jangka pendek

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

Baik 47 55.3 55.3 55.3

Tidak baik 38 44.7 44.7 100.0

Total 85 100.0 100.0

Variabel sikap terhadap waktu

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

Baik 48 56.5 56.5 56.5

Tidak baik 37 43.5 43.5 100.0


(6)

Variabel perencanaan jangka panjang

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

Baik 49 57.6 57.6 57.6

Tidak baik 36 42.4 42.4 100.0

Total 85 100.0 100.0

Statistics

Skor total variabelsikapwaktu

N

Valid 85

Missing 0

Mean 16.92

Std. Error of Mean .257

Median 17.00

Std. Deviation 2.372

Skewness -.048

Std. Error of Skewness .261

Statistics

Skor total variable jangka panjang

N

Valid 85

Missing 0

Mean 11.88

Std. Error of Mean .228

Median 12.00

Std. Deviation 2.101

Skewness .238

Std. Error of Skewness .261

Statistics

Skor total variable jangka pendek

N Valid 85

Missing 0

Mean 23.75

Std. Error of Mean .397

Median 24.00

Std. Deviation 3.661

Skewness -.015