Analisis Dual HASIL DAN PEMBAHASAN

Pulverizer C10 25776 4678.369 21097.631 Pada Tabel 12 dapat dilihat bahwa pada kondisi optimal masih banyak jam kerja mesin yang menganggur. Oleh karena itu perusahaan tidak perlu menambah ketersediaan mesin, karena akan merupakan suatu pemborosan yang dapat merugikan perusahaan. Namun hal yang seharusnya dapat perusahaan lakukan untuk memanfaatkan jam kerja mesin yang menganggur adalah dengan cara menambah produksi biji kakao untuk menghasilkan cocoa butter dan cocoa powder sehingga dapat menekan kelebihan jam kerja mesin yang menganggur dan pada akhirnya akan memberikan keuntungan yang lebih besar bagi perusahaan.

6.2.5. Penggunaan Jam Kerja Tenaga Kerja Langsung

Jumlah jam tenaga kerja langsung yang tersedia pada PT CWM selama tahun 2004 adalah sebesar 97.376. Sedangkan berdasarkan hasil olahan optimal penggunaan jam tenaga kerja langsung untuk proses produksi cocoa butter dan cocoa powder telah dimanfaatkan secara optimal. Hal ini dapat dilihat pada nilai sisa atau slacknya. Dimana nilai sisa atau slacknya pada jam tenaga kerja langsung memiliki nilai sebesar nol, yang artinya bahwa jam tenaga kerja langsung yang diperlukan untuk memproduksi cocoa butter dan cocoa powder telah digunakan seoptimal mungkin. Nilai sisa atau slacknya nol hal ini berarti bahwa jam tenaga kerja langsung produksi telah habis digunakan dalam produksi.

6.3. Analisis Dual

Tingkat produksi cocoa butter dan cocoa powder ditentukan oleh ketersediaaan sumberdaya pada tahun 2004. Dimana tingkat produksi akan dibatasi oleh ketersediaan sumberdaya yang paling sedikit. Analisis dual memberikan penilaian terhadap status sumberrdaya yang tersedia dengan melihat nilai slack atau surplus dan nilai dualnya. Sumberdaya dengan slack atau surplus nol menunjukkan bahwa sumberdaya tersebut bersifat terbatas dan termasuk sumberdaya yang aktif. Sumberdaya dengan nilai slack atau surplus lebih besar dari nol merupakan sumberdaya berlebih dalam proses produksi dan termasuk dalam sumberdaya tidak aktif. Nilai dual juga menunjukkan besar pengaruh akibat penambahan atau pengurangan pada nilai ruas kanan kendala terhadap nilai fungsi tujuan. Nilai dual pada sumberdaya terbatas atau kendala aktif mengindikasikan bahwa perubahan satu satuan pada satu kendala akan menyebabkan nilai fungsi tujuan berubah sebesar nilai dual dari sumberdaya tersebut. Sebaliknya sumberdaya dengan nilai dual sama dengan nol mempelihatkan sumberdaya tersebut berstatus kendala tidak aktif dimana penambahan persediaan pada sumberdaya tidak akan mempengaruhi fungsi tujuan. Selain itu nilai dual juga memperlihatkan batas harga maksimum perusahaan bersedia untuk membeli satu unit sumberdaya. Oleh karena itu nilai dual sangat berperan dalam pengambilan keputusan terutama dalam pembelian sumberdaya. Dual price juga sering disebut sebagai harga bayangan shadow price yang dapat digunakan untuk menentukan harga tertinggi suatu sumberdaya input yana masih memungkinkan perusahaan untuk tetap melakukan pembeliaan. Analisis status sumberdaya pa da kondisi optimal dapat dilihat pada Tabel 13. Tabel 13. Analisis Status Sumberdaya di PT Cacao Wangi Murni Tahun 2004. Sumber daya Variabel Nilai Sisa Slack Nilai Dual Status Sumberdaya Biji Kakao Cleaner Free Dryer Winower Roaster Map FBH Press Penyaring Pulverizer TKL C1 C2 C3 C4 C5 C6 C7 C8 C9 C10 C11 3216.616 21605.879 8831.976 36695.586 20767.143 10743.142 3467.977 37641.516 24909.631 21097.631 112174.961 Berlebih Berlebih Berlebih Berlebih Berlebih Berlebih Berlebih Berlebi h Berlebih Berlebih Langka Berdasarkan Tabel 13, dapat dijelaskan bahwa pada kondisi optimal sumberdaya yang menjadi sumberdaya berlebih atau kendala tidak aktif adalah sumberdaya bahan baku biji kakao, mesin Cleaner, Winower, Roaster, Ma, FBH, Press, Penyaring dan mesin Pulverizer. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai slack atau surplusnya sehingga sumberdaya berlebih atau kendala tidak aktif yang dimiliki perusahaan tidak akan mempengaruhi fungsi tujuan jika terjadi penambahan satu satuan pada kendala tersebut. Tabel 13 juga memperlihatkan bahwa sumberdaya yang menjadi pembatas atau kendala aktif adalah jam tenaga kerja langsung dengan nilai dualnya sebesar 112174.961, yang artinya bahwa setiap penambahan satu jam tenaga kerja langsung maka akan meningkatkan nilai fungsi tujuan sebesar Rp.112.174.961,-.

6.4. Analisis Sensitivitas