HUBUNGAN ANTARA FAKTOR GENDER DAN USIA TERHADAP PERILAKU BULLYING PADA REMAJA DI SMK X MALANG

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perilaku bullying sangat rentan terjadi pada remaja putra dan remaja putri, hal tersebut karena dipengaruhi oleh faktor individu tersebut yang meliputi gender dan usia. Menurut Haynie dkk (dalam Totura, 2003) bullying lebih sering terjadi pada anak laki-laki. Hal yang sama juga disebutkan bahwa perilaku bullying lebih menonjol terjadi pada kalangan gender laki-laki daripada gender perempuan (Krahe, 2005). Perilaku kekerasan laki-laki cenderung bersifat terbuka dan tidak ragu-ragu untuk menggunakan kekerasan fisik. Sebaliknya, perempuan cenderung tidak melakukan kekerasan secara langsung dan lebih sering menggunakan kekerasan yang bersifat tertutup dan sulit diamati (Simmons, 2002). Kekerasan yang sering digunakan perempuan biasanya berupa kekerasan verbal dan kekerasan relasional (mengucilkan atau menjauhkan seseorang dari sebuah kelompok). Sifat kekerasan perempuan yang demikian membuat perilaku kekerasan lebih tampak pada kelompok anak laki-laki dan anak perempuan secara umum (Krahe, 2005).

Anak laki-laki memiliki gambaran diri yang lebih dekat dengan kekerasan, sedangkan perempuan tidak. Maka dapat dipahami mengapa kekerasan menjadi wajar bagi kelompok anak laki-laki namun tidak wajar bagi anak perempuan. Terdapat batasan-batasan bagi perempuan oleh peran gendernya yang menyebabkan perempuan tidak boleh melakukan kekerasan secara terbuka (Krahe, 2005). Kematian akibat perilaku kekerasan atau bullying pada remaja usia 15 – 19 tahun 3 kali lebih


(2)

2

besar dari pada remaja usia 10 – 14 tahun. Remaja pada masa transisi ini berusaha mencari dan membentuk jati diri, dan bila masa remaja tidak dialami dan diatasi dengan baik akan menimbulkan gejolak dan permasalahan baik masalah medis maupun masalah psikososial (Sularyo, 2002, dalam Narendra, 2005). Usia yang rentan menjadi korban bullying adalah usia remaja yaitu sekitar 13 tahun sampai 18 tahun dimana dalam periode tersebut dianggap sebagai masa yang sangat penting dalam kehidupan seseorang khususnya dalam pembentukan kepribadian Secara umum, periode remaja merupakan klimaks dari periode perkembangan sebelumnya karena apa yang diperbolehkan dalam masa sebelumnya akan diuji dan dibuktikan sehingga dalam periode selanjutnya individu tersebut telah mempunyai kepribadian yang lebih matang (Irwanto, 2002).

Bullying adalah perilaku negatif yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang yang dapat merugikan orang lain. Perilaku bullying sudah menjadi hal yang biasa bahkan normal dalam tahap kehidupan manusia atau kehidupan sehari-hari. School bullying adalah perlakuan tidak menyenangkan yang dialami oleh siswa di sekolah. Pelaku school bullying pada umumnya teman sebaya, siswa yang lebih senior, atau bahkan guru. School bullying memberi banyak sekali dampak buruk kepada siswa yang menjadi korban, yang secara structural menyebabkan kemunduran pendidikan nasional (Wiyani, 2012).

Perilaku bullying merupakan learned behavior karena manusia tidak terlahir sebagai penggertak dan pengganggu yang lemah. Bullying merupakan perilaku tidak normal, tidak sehat, dan secara sosial tidak bisa diterima. Hal yang sepele pun kalau dilakukan secara berulang kali pada akhirnya dapat menimbulkan dampak serius dan fatal. Membiarkan atau menerima perilaku bullying sama saja kita memberikan bullies power kepada pelaku bullying, menciptakan interaksi sosial tidak sehat dan


(3)

3

meningkatkan budaya kekerasan. Interaksi sosial yang tidak sehat dapat menghambat pengembangan potensi diri secara optimal sehingga menghentikan keunggulan untuk budaya itu sendiri (Wiyani, 2012).

Bullying yang mengandung tiga unsur mendasar dari perilaku bullying sebagai berikut yaitu bersifat menyerang (agresif) dan negatif, dilakukan secara berulang kali, dan adanya ketidakseimbangan kekuatan antara pihak yang terlibat. Olweus kemudian mengidentifikasikan dua subtype bullying, yaitu perilaku secara langsung (Direct bullying), misalnya penyerangan secara fisik dan perilaku secara tidak langsung (Indirect bullying), misalnya pengucilan secara sosial (Underwood, 2004).

Hasil studi pendahuluan yang peneliti lakukan di sekolah X Malang tersebut bahwa kasus bullying sering terjadi pada siswa siswi SMK X Malang. Perilaku bullying ini diakibatkan berbagai macam faktor, salah satunya faktor gender dan usia. Bullying tersebut biasa dilakukan kepada antara siswa dengan siswa dan jenis bullying tersebut dilakukan dalam bentuk verbal dan nonverbal. Sebanyak 35% siswa melaporkan kasus bullying ke pihak sekolah karena siswa tersebut merasa takut dan merasa terintimidasi terus menerus.

Fenomena bullying di Indonesia mendapatkan 10-60% siswa Indonesia melaporkan mendapatkan ejekan, cemoohan, pengucilan, pemukulan, tendangan, ataupun dorongan, sedikitnya sekali seminggu. Kekerasan bullying di tiga kota besar di Indonesia, yaitu Yogyakarta, Surabaya, dan Jakarta mencatat terjadinya tingkat kekerasan sebesar 67,9% di tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) dan 66,1% di tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP). Kekerasan yang dilakukan sesama siswa tercatat sebesar 41,2% untuk tingkat SMP dan 43,7% untuk tingkat SMA dengan kategori tertinggi kekerasan psikologis berupa pengucilan. Peringkat kedua ditempati kekerasan verbal (mengejek) dan kekerasan fisik (SEJIWA, 2008). Kasus bullying


(4)

4

ternyata tidak hanya terjadi di Indonesia. Kasus bullying juga terjadi di sejumlah negara seperti Australia sebanyak 25-30 % populasi pelajar menjadi korban bullying setiap hari. Selain itu, pada tahun 2001, data dari Departemen Kehakiman Amerika menunjukkan bahwa 77 % populasi pelajar Amerika mengalami bullying secara verbal, fisik, dan psikologis.

Perilaku bullying memberikan efek psikologis yang buruk seperti kecemasan, harga diri yang rendah, penarikan diri secara sosial, pembalasan dendam, depresi hingga bunuh diri. Sasaran bullying sering mengalami internalisasi (misalnya kesedihan, kesusahan, kecemasan) dan gejala somatik (misalnya sakit perut, sakit kepala), serta luka fisik. Target juga mungkin mengalami kebingungan, kemarahan, menurunkan harga diri, dan perasaan ketidakamanan. Korban bullying ini dapat juga mendapat dampak dalam prestasi akademik karena korban bullying dapat menghindari bersekolah, atau gejala psikologisnya dapat memberikan dampak negatif kemampuan mereka untuk belajar sementara di sekolah, misalnya karena penurunan kemampuan untuk berkonsentrasi yang dihasilkan dari kecemasan tersebut (Horowitz dkk, 2004).

Dampak lain yang dialami oleh korban bullying adalah mengalami berbagai macam gangguan yang meliputi kesejahteraan psikologis yang rendah (low psychological well-being) dimana korban akan merasa tidak nyaman, takut, rendah diri, serta tidak berharga, penyesuaian sosial yang buruk dimana korban merasa takut ke sekolah bahkan tidak mau sekolah, menarik diri dari pergaulan, prestasi akademik yang menurun karena mengalami kesulitan untuk berkonsentrasi dalam belajar, bahkan berkeinginan untuk bunuh diri daripada harus menghadapi tekanan-tekanan berupa hinaan dan hukuman (Horowitz dkk, 2004).

Hasil survey yang dilakukan di Amerika Serikat menunjukkan bahwa 1 dari 13 remaja SMU korban bullying melakukan usaha bunuh diri. Selain itu, dalam artikel


(5)

5

berjudul 'Presecuted Even on the Playground' di majalah Liberation, Richard Werly melaporkan bahwa 10% dari pelajar korban bullying mengalami stres dan pernah berusaha bunuh diri. Peristiwa lainnya terjadi di Santee, USA pada tahun 2001. Seorang remaja SMU yang menjadi korban bullying di sekolah, melakukan pembalasan dengan menembaki serta membunuh beberapa teman sekolahnya (Caloroso, 2007). Berdasarkan data laporan kasus ke Komnas per November 2009 setidaknya terdapat 98 kasus kekerasan fisik, 10 kekerasan seksual, dan 176 kekerasan psikis pada anak yang terjadi di lingkungan sekolah.

Penanganan yang diperlukan untuk masalah bullying adalah kebijakan yang bersifat menyeluruh di sekolah, sebuah kebijakan yang melibatkan komponen dari guru sampai siswa, dari kepala sekolah sampai orang tua murid, kerja sama antara guru,orang tua dan masyarakat atau pihak lain yang terkait seperti kepolisian, aparat hukum dan sebagainya sangat diperlukan dalam menangani masalah ini. Salah satu cara yang bisa dilakukan oleh sekolah ialah membuat sebuah program anti bullying di sekolah. Huneck (2012) menyebutkan akan terus terjadi di sekolah-sekolah, apabila orang dewasa tidak dapat membina hubungan saling pecaya dengan siswa, tidak menyadari tingkah laku yang masuk tindakan bullying, tidak menyadari luka yang disebabkan oleh bullying, tidak menyadari dampak bullying yang merusak kegiatan belajar siswa, serta tidak ada campur tangan secara efektif dari sekolah. Adapun kegunaan dari program serta kegiatan anti bully di sekolah (Huneck, 2012).

Kebutuhan pelayanan kesehatan terus bertambah dengan berjalannya waktu untuk menuntut perawat saat ini memiliki pengetahuan dan keterampilan di berbagai bidang. Saat ini perawat memiliki peran yang lebih luas dengan penekanan pada peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit, juga memandang klien secara komprehensif. Perawat menjalankan fungsi dalam kaitannya dengan berbagai peran


(6)

6

pemberi perawatan, pembuat keputusan klinik dan etika, pelindung dan advokat bagi klien, manajer kasus, rehabilitator, komunikator dan pendidik. Fungsi perawat dapat memberikan pelayanan serta meningkatkan kesehatan individu, memberikan kontribusi untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatan fisik dan mental serta kesehatan lingkungan (Efendi & Makhfudli, 2009).

Perawat UKS dapat memiliki peran penting dalam merawat siswa yang diintimidasi karena perawat sekolah memiliki hubungan dengan siswa yang berbeda dibandingkan dengan karyawan sekolah lainnya, karena perawat sekolah tidak mendisiplin siswa tetapi lebih mungkin untuk curhat kepada perawat. Oleh sebab itu perawat sekolah sering di garis depan bullying dan menjadi orang dewasa pertama pada korban untuk memberi bantuan. Seorang profesor di program psikologi anak di University of Kansas, dan rekan-rekan penulis menemukan bahwa kedua kelompok anak-anak cenderung kepada perawat sekolah untuk keluhan somatik, penyakit dan cedera lebih sering daripada siswa lain (Deitch, 2012).

Permasalahan bullying pada remaja begitu trend pada saat ini dan dapat disimpulkan bahwa perilaku bullying pada remaja memang perlu mendapat perhatian khusus. Meminimalkan kasus bullying di sekolah, maka harus menciptakan peaceful school dan melakukan tindakan preventif kepada sekolah dan individu-individu yang terlibat bullying sehingga dapat mengurangi dampak-dampak yang sering timbul dan bullying di sekolah dapat berkurang bahkan dapat dihilangkan.

Peneliti memfokuskan pada gender dan usia yang akan di teliti dalam penelitian ini, dimana sasaran dalam penelitian ini adalah remaja pertengahan usia 15-18 tahun dan ingin meneliti sejauh mana hubungan antara faktor gender dan usia terhadap perilaku bullying pada remaja di SMK X Malang.


(7)

7

1.2 Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan yaitu adakah hubungan antara faktor gender dan faktor usia terhadap perilaku bullying.

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengidentifikasi adakah hubungan antara faktor individu yang meliputi gender dan usia terhadap perilaku bullying di SMK X Malang

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mendeskripsikan gambaran karakteristik bullying meliputi usia dan gender pada siswa remaja di SMK X Malang.

2. Mendeskripsikan gambaran jenis-jenis bullying yang dilakukan terkait gender dan usia.

3. Untuk mengetahui adakah hubungan antara faktor gender terhadap perilaku bullying.

4. Untuk mengetahui adakah hubungan antara faktor usia terhadap perilaku bullying.

1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Peneliti

Menambah wawasan dalam penyusunan karya tulis, khususnya tentang hubungan antara faktor individu (gender dan usia) terhadap perilaku bullying di SMA X Malang serta menjadi pengalaman berharga untuk peneliti dan sebagai referensi untuk penelitian berikutnya.


(8)

8

1.4.2 Responden dan Masyarakat

Responden dan masyarakat mendapatkan informasi yang tepat tentang bullying sehingga bisa melakukan tindakan preventif untuk mencegahnya dan memberikan perhatian yang lebih pada remaja.

1.4.3 Institusi Pendidikan atau Sekolah

Bagi institusi pendidikan atau sekolah diharapkan dapat memberikan pengetahuan baru dan informasi tentang bullying yang terjadi di kalangan masyarakat khususnya remaja baik dari pelaku maupun korban bahwa faktor individu itu sendiri mempunyai andil untuk terjadinya kenakalan remaja terutama masalah perilaku bullying yang akhir-akhir ini banyak terjadi sehingga bisa melakukan tindakan preventif untuk mencegahnya dan memberikan perhatian yang lebih pada remaja.

1.4.4 Peneliti selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya dapat digunakan sebagai bahan informasi dan pedoman dalam melakukan penelitian selanjutnya dengan variabel yang berbeda. 1.4.5 Profesi keperawatan

Sebagai bahan masukan dan informasi bagi perawat komunitas dalam melakukan tindakan keperawatan yang professional terutama dalam pemberian pengetahuan dan mengidentifikasi perilaku bullying guna meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan komunitas sehingga tercapai derajat kesehatan masyarakat yang tinggi, khususnya dalam pelayanan keperawatan komunitas pada remaja tentang bullying.

1.5 Keaslian Peneitian

Penelitian yang membahas tentang fenomena bullying antara lain penelitian yang dilakukan oleh Riauskina, Djuwita, dan Soesetio (2005) yang berjudul


(9)

“Gencet-9

gencetan” di Mata Siswa/Siswi Kelas I SMA: Naskah Kognitif tentang Arti, Skenario, dan Dampak “Gencet-gencetan”. Subjek pada penelitian ini adalah siswa-siswi kelas I SMA dari sekolah homogen yang memiliki indikasi terjadi “gencet-gencetan” (subjek perempuan berasal dari SMA P; subjek laki-laki berasal dari SMA M). Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian survey dengan alat kuesioner yang dikonstruk berdasarkan wawancara dan hasil elisitasi dengan siswa-siswi dari SMA yang sama. Hasil dari penelitian ini adalah: (1) “Gencet-gencetan” adalah tindakan menekan siswa/siswi dengan usia yang lebih senior (kakak kelas) terhadap siswa/siswi dengan usia yang lebih junior (adik kelas) melalui perilaku-perilaku agresif; (2) Berdasarkan naskah kognitif, subjek perempuan menganggap perilaku-perilaku agresif fisik tidak termasuk dalam peristiwa “gencet-gencetan” dan subjek laki-laki menganggap perilaku-perilaku ini termasuk dalam peristiwa “gencet-gencetan”; (3) Para korban bullying mengaku merasa tertekan, stres, depresi, benci terhadap pelaku, ingin melawan pelaku, dendam, ingin keluar sekolah, ingin menangis dan sebal, merana, dan malu.

Siswanti dan Widayanti (2009) dengan judul Fenomena Bullying di Sekolah Dasar Negeri di Semarang: Sebuah Studi Deskriptif. Subjek pada penelitian ini adalah siswa laki-laki dan perempuan kelas III-VI di Sekolah Dasar Negeri Banyumanik VI Semarang yang berusia 9-12 tahun. Metode yang digunakan berupa survey research yaitu suatu penelitian dimana peneliti menggali data dari lapangan mengenai fenomena yang dimaksud. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa 37,55% siswa menjadi korban bullying, 42,5% siswa menderita karena bullying secara fisik, dan 34,06% menderita karena bullying non-fisik.

Hertinjung (2011), penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk-bentuk perilaku bullying yang terjadi di sekolah dasar baik dari versi pelaku maupun korban.


(10)

10

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas 4 – 5 dari SD Negeri Mangkuyudan 2, SD Negeri Bumi 2, dan SD Muhammadiyah 16. Jumlah subjek dari SDN Mangkuyudan 2 sebanyak 66 siswa, SDN Bumi 2 sejumlah 34 siswa, dan SD Muhammadiyah 16 sebanyak 112 siswa. Jumlah total subjek penelitian sebanyak 212 siswa. Data penelitian dikumpulkan dengan menggunakan Skala bentuk bullying yang dimodifikasi dari School Life Survey. Data penelitian dianalisis secara kuantitatif deskriptif dengan menggunakan penghitungan tendency central. Hasil penelitian diketahui bahwa terdapat perbedaan frekuensi bentuk-bentuk bullying antara versi pelaku dan korban, terutama pada bentuk bullying fisik dan relasional. Berdasarkan skala yang diisi pelaku, bentuk bullying yang paling sering dilakukan adalah bentuk bullying verbal, dan selanjutnya relasional, dan fisik. Sementara menurut skala yang diisi oleh korban, bentuk bullying yang paling sering dialami adalah bullying verbal, fisik, dan relasional. Bentuk bullying verbal berupa memanggil dengan panggilan yang buruk, membentak, mengancam. Bentuk bullying Fisik berupa mendorong, memukul, berkelahi, mengambil barang, mengunci di kamar mandi. Sementara bentuk bullying relasional adalah mengucilkan dan memfitnah.

1.6 Batasan Penelitian

Batasan penelitian untuk menghindari luasnya pembahasan dan kajian dalam penelitian ini, maka peneliti membatasi penelitian pada :

1. Responden yang diteliti adalah remaja usia 15 – 18 tahun yang terdapat di SMK X Malang.

2. Responden remaja yang diteliti pernah melakukan perilaku bullying di SMK X Malang.


(11)

i

HUBUNGAN ANTARA FAKTOR GENDER DAN USIA

TERHADAP PERILAKU

BULLYING

PADA REMAJA

DI SMK X MALANG

SKRIPSI

Oleh:

CHRISTINE WIDORETNO

NIM. 201010420311023

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2015


(12)

(13)

(14)

iv

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : CHRISTINE WIDORETNO NIM : 201010420311023

Program Studi : Ilmu Keperawatan

Judul Skripsi : Hubungan antara Faktor Gender dan Usia terhadap Perilaku Bullying

pada Remaja di SMK X Malang

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambil alihan tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.

Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Malang, Februari 2015 Yang Membuat Pernyataan

Christine Wido Retno

201010420311023


(15)

v

MOTTO

Perjalanan hidup… Ada hitam, ada putih

Ada tangis, ada tawa Ada susah, ada bahagia

Semua lika-liku itu yang mewarnai kehidupan

Kehidupan Semua kesusahan bila disertai dengan usaha dan doa nantinya akan berbuah hasil

Jangan menyerah, Jangan mengeluh

Tetap Semangat dan maju terus walaupun hal itu teramat sulit


(16)

vi

Lembar Persembahan

Allah SWT

Pertama-tama saya mengucapkan Alhamdulillah dan terimakasih kepada Allah

SWT yang selalu memberikan segalanya kekuatan fisik, hati dan pikiran kepada

saya selama saya hidup sampai saat ini.

Kedua Orang Tua

Kepada kedua orang tua saya tercinta, saya banyak-banyak terima kasih kepada

ayah dan ibu yang telah membimbing dan mengajari arti kehidupan kepada saya

mulai dari kecil hingga saat ini. Terima kasih atas saran dan supportnya selama

ini. Terima kasih atas dukungan moril dan materil yang telah diberikan kepada

saya.

Ayah dan ibu adalah segalanya buat saya.. Thank you so much…

My Brother

Terima kasih kepada adik saya tersayang Bima Adhitya Putra sudah nemenin

kakak dalam canda tawa dan sepi, yang terkadang curhat-curhatan walaupun sering


(17)

vii

Keluarga Besar

Terima kasih kepada keluarga besar ibu dan ayah yang suka membuat saya

terhibur dengan canda tawa dan kebersamaan kita semua…

My Heart

Terima kasih kamu, Moch. Akhiyanto Rismawan, yang sudah sabar dan terlalu

sering mendengarkan curhatanku, bawelku, manjaku, marahku. Terima kasih sudah

memberikan supportnya

selama ini… U’re my special boy which I have ever met.

Teman-teman PSIK A/2010

Kita semua adalah orang-orang yang berbagai macam asal daerahnya dan kita

adalah keluarga. Kita adalah satu. Terima kasih kepada kalian semua atas

kebersamaan yang pernah kita lalui, dalam canda dan tawa, dalam susah maupun

duka. Terima kasih kepada kalian yang saling memotivasi antara satu dengan

lainnya. Semoga kita semua bisa berkumpul kembali dalam kesibukkannya

masing-masing. Untuk kita semua,

tetap semangat guys…setelah ini perjalanan kita

masih sangat panjang. Kalian semua luar biasssaassa dan saya sangat senang

bisa kenal kalian.


(18)

viii

Teman-teman DITAS

Terima kasih kepada teman-teman

DITAS

terkhusus

DITAS

kav.8 Ella dan Najib

atas kebersamaannya dalam susah maupun senang. Tak akan pernah ku lupakan

kegilaan ki

ta sob…

Pembimbing Skripsi

Bapak Yoyok Bekti Prasetyo, M.Kep., Sp.Kom Ibu Nur Lailatul Masruroh, MNS

Terima kasih kepada bapak Yoyok dan ibu Ila yang telah membimbing saya

dalam menjalankan dan mengerjakan skripsi ini, yang selalu memberikan saran dan

motivasi kepada saya. Semoga kebaikan bapak dan ibu yang diberikan kepada

saya ini dibalas oleh Allah SWT.

Dosen Wali PSIK A/2010 Ibu Anis Khilya Lailia S.Kep., Ns. dan Dosen FIKES UMM

terima kasih kepada ibu/bapak yang telah memberikan ilmu kepada saya dan

memberikan setiap motivasinya. Semoga ilmu-ilmu yang diberikan kepada


(19)

ix

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan bimbinganNya saya dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Hubungan Antara Faktor Gender dan Usia Terhadap Perilaku BullyingPada Remaja di SMA X Malang”.

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana keperawatan (S.Kep) pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

Bersamaan ini perkenankanlah saya mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya dengan hati yang tulus kepada :

1. Bapak Yoyok Bekti Prasetyo M.Kep.,Sp.Kom selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang sekaligus pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, masukan, serta dorongan dalam penyusunan skripsi ini.

2. Ibu Nurul Aini, S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang. 3. Ibu Nur Lailatul Masruroh, S.Kep.,Ns.,MNS selaku pembimbing II yang

telah sabar memberikan dorongan, motivasi, serta bimbingan dalam proses penyusunan skripsi ini.

4. Ibu Anis Khilya Khasnatil Laily, S.Kep.,Ns selaku dosen wali Program Studi Ilmu Keperawatan 2010 khususnya kelas A yang selalu memberikan motivasi dan bimbingan.


(20)

x

5. Kedua orang tua dan seluruh keluarga saya yang selalu memberikan support dan motivasi selama hidup saya, serta memberikan dukungan moril dan materil.

6. Bapak Drs. Romelan selaku kepala sekolah SMK “X” Malang yang telah memberikan izin penelitian dalam penelitian ini.

7. Teman-teman PSIK A 2010 yang tidak dapat saya sebutkan namanya satu-persatu, yang turut membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis hanya mampu berdoa semoga amal kebaikannya mendapat imbalan dan diterima sebagai ibadah oleh Allah SWT. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan yang disebabkan oleh keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang penulis miliki, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Semoga Allah SWT senantiasa memudahkan setiap langkah-langkah kita menuju kebaikan dan selalu menganugerahkan kasih sayang-Nya untuk kita semua. Amin.

Malang, Februari 2015


(21)

xi

The Relationship Between Gender and Age Factors with Bullying Behavior to the Adolescent in SMK X Malang City

Christine Widoretno1, Yoyok Bekti P., M.Kep., Sp.Kom2, Nur Lailatul M., MNS3 ABSTRACT

Background: Bullying behavior is very vulnerable to adolescent, because influenced by individual factors were include gender and age. Bullying behavior is a negative behaviors is performed by a person or group of people to another individual which strengthless. Bullying divided into two are direct and indirect. Bullying behavior will impact in the psychological status and bullying victims beside they are often experience internalizing, somatic symptoms, and physical injuries.

Research Method: Research design used is analytical descriptive with approach cross sectional research to know the relationship between gender and age factors with bullying behavior to the Adolescent in SMK X Malang City. This research are performed to 50 respondents in SMK X Malang city. Research subject is adolescents 15-18 years old, it is taken by purposive sampling method. Data analysis conducted with computerization system of SPSS using spearman rank correlation test and chi square test.

Result: Analysis result to the variable of gender and age with bullying behavior obtained significant value is 0.014 and 0.000. This significant is smaller than α < 0.05. Therefore, it can be concluded that Ho is rejected and Hi is accepted.

Conclusion: There is a relationship between factors of gender and age on bullying behavior in adolescents in SMK X Malang city with more influential factors are gender and age.

Keywords: Gender, age, bullying behavior

1. Student in the Study Program of Nursing Science, Faculty of Health Science, University of Muhammadiyah Malang.

2. Lecturer in the Study Program of Nursing Science, Faculty of Health Science, University of Muhammadiyah Malang.

3. Lecturer in the Study Program of Nursing Science, Faculty of Health Science, University of Muhammadiyah Malang.


(22)

xii

Hubungan Antara Faktor Gender dan Usia Terhadap Perilaku Bullying Pada Remaja di SMK X Malang

Christine Widoretno1, Yoyok Bekti P., M.Kep., Sp.Kom2, Nur Lailatul M., MNS3 ABSTRAK

Latar belakang: Perilaku bullying sangat rentan terjadi pada remaja, hal tersebut karena dipengaruhi oleh faktor individu yang meliputi gender dan usia. Perilaku

bullying adalah perilaku negatif yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang kepada individu lain yang lebih lemah. Bullying terbagi menjadi dua yaitu secara langsung dan tidak langsung. Perilaku bullying memberikan efek psikologis yang buruk dan sasaran bullying sering mengalami internalisasi, gejala somatik, dan luka fisik.

Metode Penelitian: Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional untuk mengetahui hubungan antara faktor gender dan usia terhadap perilaku bullying pada remaja di SMK X Malang. Penelitian ini dilakukan pada 50 responden di SMK X Malang. Subjek penelitian adalah remaja usia 15-18 tahun. Diambil dengan metode purposive sampling. Analisis data dilakukan dengan menggunakan sistem komputerisasi SPSS dengan menggunakan uji korelasi spearman rank dan uji chi square.

Hasil: Hasil analisis pada variabel gender dan usia terhadap perilaku bullying

didapatkan nilai signifikasi sebesar 0,014 dan 0,000. Nilai signifikasi tersebut lebih kecil dari α < 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Hi diterima.

Kesimpulan: Ada hubungan antara faktor gender dan usia terhadap perilaku bullying

pada remaja di SMK X Malang dengan faktor yang lebih berpengaruh adalah gender dan usia.

Kata Kunci: Gender, usia, perilaku bullying

1. Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Dosen Program Studi Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Malang.

3. Dosen Program Studi Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Malang.


(23)

xiii

DAFTAR ISI

Halaman Judul ……… i

Lembar Persetujuan ……… ii

Lembar Pengesahan ……… iii

Surat Pernyataan Keaslian Penelitian ……….. iv

Motto ……….. v

Lembar Persembahan ……….. vi

Kata Pengantar………. ix

Abstract ………... xi

Abstrak ……… xii

Daftar Isi ………. xiii

Daftar Tabel ……… xvi

Daftar Gambar ……… xvii

Daftar Lampiran ……….. xviii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ……… 1

1.2 Rumusan Masalah ………... 7

1.3 Tujuan ……… 7

1.3.1 Tujuan Umum ……… 7

1.3.2 Tujuan Khusus ………... 7

1.4 Manfaat Penelitian ……….. 7

1.4.1 Peneliti ……… 7

1.4.2 Responden dan Masyarakat ……… 8

1.4.3 Institusi Pendidikan atau Sekolah ……….. 8

1.4.4 Peneliti Selanjutnya ……… 8

1.4.5 Profesi Keperawatan ………... 8

1.5 Keaslian Penelitian ………. 8

1.6 Batasan Penelitian ……… 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Faktor Gender dan Usia terhadap Remaja ……….. 11

2.1.1 Konsep Remaja ……… 11

2.1.2 Konsep Gender ……… 18

2.1.3 Konsep Usia ………. 25

2.2 Bullying ……….. 28

2.2.1 Pengertian Bullying ……… 28

2.2.2 Jenis-Jenis Bullying ………. 31

2.2.3 Pelaku Bullying ……….. 32

2.2.4 Korban Bullying ………. 34

2.2.5 Karakteristik Perilaku dan Korban Bullying ………... 36

2.2.5.1 Karakteristik Perilaku Bullying ………... 36

2.2.5.2 Karakteristik Korban Bullying ……… 37

2.2.6 Faktor yang Mempengaruhi Bullying ……….. 38

2.2.7 Bullying di Sekolah ……… 43


(24)

xiv

2.2.9 Penanganan dan Pencegahan ……… 47

2.3 Hubungan Antara Faktor Gender dan Usia terhadap Perilaku Bullying ……… 49

2.3.1 Hubungan Antara Faktor Gender terhadap Perilaku Bullying ……… 49

2.3.2 Hubungan Antara Faktor Usia terhadap Perilaku Bullying ……… 51

BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS 3.1 Kerangka Konsep ……… 54

3.2 Hipotesis Penelitian ……… 56

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian ……… 57

4.2 Kerangka Konsep Penelitian ………... 57

4.3 Populasi, Sampel dan Teknik Sampling ………... 59

4.3.1 Populasi ………... 59

4.3.2 Sampel ………. 59

4.3.3 Sampling ……….. 59

4.4 Variabel Penelitian ……….. 60

4.4.1 Variabel Bebas (Independen) ……….. 60

4.4.2 Variabel Terkait / Tergantung (Dependen) ……… 60

4.5 Definisi Operasional ……… 60

4.6 Tempat dan Waktu Penelitian ………. 61

4.7 Instrumen Penelitian ……… 62

4.8 Prosedur Pengambilan Data ………. 63

4.8.1 Angket atau Kuisioner ………. 63

4.8.2 Tahap Pelaksanaan ……….. 65

4.9 Pengolahan Data ……….. 66

4.10 Analisa Data Penelitian ……… 67

4.10.1 Analisis Univariat ………. 67

4.10.2 Analisis Bivariat ……… 68

4.11 Etika Penelitian ……… 71

BAB V HASIL PENELITIAN DAN ANALISA DATA 5.1 Gambaran Karakteristik Perilaku Bullying………. 73

5.1.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Gender ……. 73

5.1.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ……….. 74

5.1.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkatan Perilaku Bullying……….. 74

5.1.4 Karakteristik Tingkatan Perilaku Bullying Berdasarkan Gender ……… 75

5.1.5 Karakteristik Tingkatan Perilaku Bullying Berdasarkan Usia ……….. 76

5.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis-Jenis Bullying… 76 5.3 Hasil Analisa Data Hubungan antara Faktor Gender terhadap Perilaku Bullying pada Remaja di SMK X Malang …………. 78

5.4 Hasil Analisa Data Huungan antara Faktor Usia terhadap Perilaku Bullying di SMK X Malang ……… 79


(25)

xv

BAB VI PEMBAHASAN

6.1 Gambaran Karakteristi Umum Responden ………... 81

6.2 Gambaran Perilaku BullyingResponden ……… 82

6.3 Hubungan antara Faktor Gender terhadap Perilaku Bullying pada Remaja……….. 84

6.4 Hubungan antara Faktor Usia terhadap Perilaku Bullying pada Remaja ………. 86

6.5 Keterbatasan Penelitian ………... 89

6.6 Implikasi Keperawatan ……… 90

BAB VII PENUTUP 7.1 Kesimpulan ………. 92

7.2 Saran ……… 92

Daftar Pustaka ……… 95


(26)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Perbedaan antara Sifat Gender Perempuan dan Laki-Laki ……… 23

Tabel 4.1 Definisi Operasional Variabel ……… 61

Tabel 4.2 Kisi-Kisi Kuisioner Perilaku Bullying ……… 63

Tabel 5.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Gender ……… 74

Tabel 5.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ………74

Tabel 5.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkatan Perilaku Bullying 75 Tabel 5.4 Karakteristik Tingkatan Bullying Berdasarkan gender ……… 75

Tabel 5.5 Distribusi Tingkatan Bullying Berdasarkan usia ………. 76

Tabel 5.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis-Jenis Bullying ………. 77

Tabel 5.7 Hasil Analisa Chi-Square Tests Hubungan antara Faktor Gender terhadap Perilaku Bullying pada Remaja di SMK X Malang ……… 78

Tabel 5.8 Hasil Analisa Korelasi Spearman Rank Hubungan antara Faktor Usia terhadap Perilaku Bullying pada Remaja di SMK X Malang ……… 79


(27)

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Kerangka Konsep ……… 54 Gambar 4.1 Kerangka Penelitian ………. 58


(28)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1.Surat Permohonan Studi Pendahuluan dan Penelitian ... 98

Lampiran 2. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ... 99

Lampiran 3. Lembar Konsultasi Pembimbing 1 ... 100

Lampiran 4. Lembar Konsultasi Pembimbing 2 ... 103

Lampiran 5. Angket Persetujuan ... 105

Lampiran 6. Lembar Permohonan Izin Menjadi Responden ... 106

Lampiran 7. Lembar Persetujuan Menjadi Responden ... 107

Lampiran 8. Lembar Kuisioner ... 110

Lampiran 9. Data Hasil Penelitian ... 107

Lampiran 10. Data Hasil Penelitian Jenis Bullying ... 112

Lampiran 11. Hasil Uji Normalitas ... 114

Lampiran 12. Hasil Analisis Uji Chi-Square ... 115

Lampiran 13. Hasil Analisis Uji Korelasi Spearman Rank ... 116

Lampiran 14. Dokumentasi ... 117


(29)

xix

Daftar Pustaka

Adilla, Nissa. (2009). Pengaruh Kontrol Sosial terhadap Perilaku Bullying Pelajar di Sekolah Menengah Pertama. Jurnal Kriminologi Indonesia, 5 (1), 58.

Ahmed, E. & Braithwaite, V. (2004). Bullying and victimization: cause for concern for both families and schools. Social Psychology of Education, 7, 35–54.

Arikunto. (2005). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT Asdi Mahasadya.

Astuti P.R. (2008). Meredam Bullying: 3 Cara Efektif Menanggulangi Kekerasan Pada Anak.

Jakarta: Grasindo.

Baron, Robert. A. & Byrne, Donn. (2003). PsikologiDasar. Jakarta : Erlangga.

Borowsky, Iris Wagman. (2013). Suicidal Thinking and Behavior Among Youth Involved in Verbal and Social Bullying: Risk and Protective Factors. Journal of Adolescent Health, 53 (1), 7-9.

Boyle, D.J. (2005). Youth Bullying : Incidence, Impact, And Interventions. Journal of the New Jersey Psychological Association, 55 (3), 22-24.

Chaplin, J. P. (2005). Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Coloroso, Barbara. (2007). STOP BULLYING ! Memutus Rantai Kekerasan Anak dari

Prasekolah Hingga SMU. Jakarta : PT SERAMBI ILMU SEMESTA.

Djuwita, S.C., & Ladner, P.K. (2002). Fundamentals of nursing : Standards & practice. Second edition. New York : Delmar.

Espelage, Dorothy L., & Holt, Melissa K. (2012). Suicidal Ideation and School Bullying Experiences After Controlling for Depression and Deliquency.

Journal of Adolescent Health, 50 (1), 2-4.

Griffin, R. S., Gros, A. M., (2004). Childhood bullying: Current empirical findings and future directions for research. Aggression and Violent Behavior, 9, 379–400. Hazler RJ, 2004. Breaking the Cycle of Violence: Interventions for Bullying and Victimization.

Athens: Ohio University.

Hidayati, Nurul. (2012). Bullying pada Anak: Analisis dan Alternatif Solusi. Insan, 14 (1), 43-44.

Huneck, A. (2007). Bullying : A cross-cultural comparison of one American and one Indonesian elementary school. Unpublished dissertation, Union Institute & University, Cincinnati, Ohio.


(30)

xx

Hurlock. (2009). PsikologiPerkembangan. Jakarta : Erlangga.

Kaltiala-Heino, Rimpela, Marttunen, Rimpela, & Rantanen. (2006). Bullying, Depression, and Suicidal Ideation in Finnish Adolescents: School Survey. Findland: Chesson.

King, Cheryl A. (2012). Acutely Suicidal Adolescents Who Engage in Bullying Behavior: 1-Year Trajectories. Journal of Adolescent Health, 43, 5-7.

King, Laura A. (2010). Psikologi Umum Sebuah Pandangan Apresiatik. Jakarta : Salemba Humanika.

Klomek, Anat Brunstein. (2013). Suicidal Adolescents’ Experiences With Bullying Perpetration and Victimization during High School as Risk Factors for Later Depression and Suicidality. Journal of Adolescent Health, 53 (1), 40-41.

Kowalswki, Robin M., & Limber, Susan P. (2013). Psychological, Physical, and Academic Correlates of Cyberbullying and Traditional Bullying. Journal of Adolescent Health, 53 (2), 14-17.

Krahe, B. (2005). Perilaku Agresif - Buku Panduan Psikologi Sosial. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Kumpulainen K, Räsänen E, Hentonen I. (1998). Bullying and psychiatric symptoms among elementary school-age children. Child Abuse Negl ,22.

Lee, C. (2004). Preventing Bullying in School. London : Paul Chapman.

Levianti. (2008). Konformitas dan Bullying pada Siswa. Jurnal Psikologi, 6 (1), 7-8.

Mar’at, Samsunuwiyati. (2006). Psikologi Perkembangan. Bandung : PT REMAJA ROSDAKARYA.

Maliki, A.E., Asagwara, C.G., & Ibu, J.E. (2009). Bullying Problem Among School Children. Journal of Human Ecology, 25 (3): 209-213.

Monks. (2004). PsikologiPerkembangan : Pengantar dalam berbagai bagiannya. Yogyakarta : Gajah Mada University Press.

Murphy, M. M. & Bannas. (2009). Dealing with Bullying. New York : Chelsea House. Notoatmojo. S. (2003). Metodologi Penelitian Kesehatan. Cetakan ke dua Edisi

Revisi. Jakarta: Rineke Cipta.

Nursalam. (2003). Konsep & Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.


(31)

xxi

Olweus, D. & Kallestad, J. H. (2010). The Olweus Bullying Prevention Program: Effects of classroom components at different grade levels. In. K. Oseterman (Ed.) Indirect and direct aggression (pp. 113-131). New York: Peter Lang.

Orpinas, P., & Frankowski, R. (2001). The Aggression Scale: A Self-Report Measure of Aggressive Behavior for Young Adolescents. Journal of Early Adolescence, 21, 50-67.

Orpinas, P., Horne, A.M., & Staniszewski, D. (2003). School Bullying: Changing The Problem by Changing The School. School Psychology Review, 32, 431-444.

Reid, Philippa., Monsen, Jeremy., & Rivers, Ian. (2004). Phsychology’s Contribution to Understanding and Managing Bullying within Schools. Educational Psychology in Practice, 20 (3), 244-245.

Rigby, K. (2005). Why Do Some Children Bully att School ? : The Contribution of Negative Attitudes Towards Victims and the Perceived Expectations of Friends, Parents, and Teachers. Journal of School International, 26 (2): 147-150. Rivers, Ian., & Noret, Nathalie. (2013). Potential Suicide Ideation and Its Association

With Observing Bullying at School. Journal of Adolescent Health, 53 (1), 34-36. Ryan, A.M. (2001). The Peer Group as a Context for the Development of Young

Adolescent Motivation and Achievement. Journal of Child Development, 72 (4): 1135-1150.

Santrock, John W. (2007). REMAJA. Jakarta : Erlangga.

Santrock, J. W. (2003). “Perkembangan Remaja”. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Sari, Puspita. (2010). Coping Stress pada Remaja Korban Bullying. Jurnal Psikologi, 8 (2), 77.

Sarwono, Sarlito Wirawan. (2002). Psikologi Anak Remaja. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Soedjadmiko, dkk. (2013). Gambaran Bullying dan Hubungannya dengan Masalah Emosi dan Perilaku pada Anak Sekolah Dasar. Sari Pediatri, 15 (13), 177. Sugiyono. (2010). Metodologi Penelitian Pendidikan (Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan

R&D). Bandung : Alfabeta.

Sullivan, Keith. (2000). The Anti-Bullying Handbook. New Zealand: Oxford University Press.

Sullivan, Keith., Cleary, Mark., & Sullivan, Ginny. (2004). Bullying in Secondary Schools : What it Look Like and How to Manage it. California : Corwin Press Inc.


(32)

xxii

Underwood, M.K & Rosen, L.A. (2011). Gender & Bullying : Moving beyond mean differences to consider conception of bullying, processes by which bullying unfolds, and cyberbullying.

(http://icbtt.arizona.edu/sites/default/files/Underwood_and_Rosen_(in_pr ess)

Wahyuni, Sri., & Adiyanti, M.G. (2010). Correlation Between Perception Toward

Parent’s Authoritarian Parenting and Ability to Empathize with Tendency of Bullying Behavior on Teenagers. Psychology Journal, 108-110.

Willis, S.S. (2005). Remaja & Masalahnya: Mengupas Berbagai Bentuk Kenakalan Remaja, Narkoba, Free Sex dan Pemecahannya. CV Alfabeta: Bandung.

Willis, S.S. (2009). Konseling Individual : Teori dan Praktek. Bandung: Alfabeta.

Wiyani, N. A. (2012). Save Our Children from School Bullying. Jakarta : Ar-Ruzz Media. Wong, D.L., Hockenberry, E.M., Wilson, D., Winkelstein, M.L., & Scwartz, P. (2001). Buku ajar keperawatan pediatrik. (Terjemahan: Agus Sutarna, Neti Juniarti, dan

H.Y. Kuncara, (2002)). Jakarta :EGC.

Yayasan Semai Jiwa Amini. (2008). Bullying : Mengatasi Kekerasan di Sekolah dan Lingkungan Sekitar Anak. Jakarta : PT. Grasindo.


(1)

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Kerangka Konsep ……… 54


(2)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1.Surat Permohonan Studi Pendahuluan dan Penelitian ... 98

Lampiran 2. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ... 99

Lampiran 3. Lembar Konsultasi Pembimbing 1 ... 100

Lampiran 4. Lembar Konsultasi Pembimbing 2 ... 103

Lampiran 5. Angket Persetujuan ... 105

Lampiran 6. Lembar Permohonan Izin Menjadi Responden ... 106

Lampiran 7. Lembar Persetujuan Menjadi Responden ... 107

Lampiran 8. Lembar Kuisioner ... 110

Lampiran 9. Data Hasil Penelitian ... 107

Lampiran 10. Data Hasil Penelitian Jenis Bullying ... 112

Lampiran 11. Hasil Uji Normalitas ... 114

Lampiran 12. Hasil Analisis Uji Chi-Square ... 115

Lampiran 13. Hasil Analisis Uji Korelasi Spearman Rank ... 116

Lampiran 14. Dokumentasi ... 117


(3)

xix

Daftar Pustaka

Adilla, Nissa. (2009). Pengaruh Kontrol Sosial terhadap Perilaku Bullying Pelajar di Sekolah Menengah Pertama. Jurnal Kriminologi Indonesia, 5 (1), 58.

Ahmed, E. & Braithwaite, V. (2004). Bullying and victimization: cause for concern for both families and schools. Social Psychology of Education, 7, 35–54.

Arikunto. (2005). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT Asdi Mahasadya.

Astuti P.R. (2008). Meredam Bullying: 3 Cara Efektif Menanggulangi Kekerasan Pada Anak.

Jakarta: Grasindo.

Baron, Robert. A. & Byrne, Donn. (2003). PsikologiDasar. Jakarta : Erlangga.

Borowsky, Iris Wagman. (2013). Suicidal Thinking and Behavior Among Youth Involved in Verbal and Social Bullying: Risk and Protective Factors. Journal of Adolescent Health, 53 (1), 7-9.

Boyle, D.J. (2005). Youth Bullying : Incidence, Impact, And Interventions. Journal of the New Jersey Psychological Association, 55 (3), 22-24.

Chaplin, J. P. (2005). Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Coloroso, Barbara. (2007). STOP BULLYING ! Memutus Rantai Kekerasan Anak dari

Prasekolah Hingga SMU. Jakarta : PT SERAMBI ILMU SEMESTA.

Djuwita, S.C., & Ladner, P.K. (2002). Fundamentals of nursing : Standards & practice. Second edition. New York : Delmar.

Espelage, Dorothy L., & Holt, Melissa K. (2012). Suicidal Ideation and School Bullying Experiences After Controlling for Depression and Deliquency.

Journal of Adolescent Health, 50 (1), 2-4.

Griffin, R. S., Gros, A. M., (2004). Childhood bullying: Current empirical findings and future directions for research. Aggression and Violent Behavior, 9, 379–400.

Hazler RJ, 2004. Breaking the Cycle of Violence: Interventions for Bullying and Victimization. Athens: Ohio University.

Hidayati, Nurul. (2012). Bullying pada Anak: Analisis dan Alternatif Solusi. Insan, 14 (1), 43-44.

Huneck, A. (2007). Bullying : A cross-cultural comparison of one American and one Indonesian elementary school. Unpublished dissertation, Union Institute & University, Cincinnati, Ohio.


(4)

xx

Hurlock. (2009). PsikologiPerkembangan. Jakarta : Erlangga.

Kaltiala-Heino, Rimpela, Marttunen, Rimpela, & Rantanen. (2006). Bullying, Depression, and Suicidal Ideation in Finnish Adolescents: School Survey. Findland: Chesson.

King, Cheryl A. (2012). Acutely Suicidal Adolescents Who Engage in Bullying Behavior: 1-Year Trajectories. Journal of Adolescent Health, 43, 5-7.

King, Laura A. (2010). Psikologi Umum Sebuah Pandangan Apresiatik. Jakarta : Salemba Humanika.

Klomek, Anat Brunstein. (2013). Suicidal Adolescents’ Experiences With Bullying Perpetration and Victimization during High School as Risk Factors for Later Depression and Suicidality. Journal of Adolescent Health, 53 (1), 40-41.

Kowalswki, Robin M., & Limber, Susan P. (2013). Psychological, Physical, and Academic Correlates of Cyberbullying and Traditional Bullying. Journal of Adolescent Health, 53 (2), 14-17.

Krahe, B. (2005). Perilaku Agresif - Buku Panduan Psikologi Sosial. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Kumpulainen K, Räsänen E, Hentonen I. (1998). Bullying and psychiatric symptoms among elementary school-age children. Child Abuse Negl ,22.

Lee, C. (2004). Preventing Bullying in School. London : Paul Chapman.

Levianti. (2008). Konformitas dan Bullying pada Siswa. Jurnal Psikologi, 6 (1), 7-8. Mar’at, Samsunuwiyati. (2006). Psikologi Perkembangan. Bandung : PT REMAJA

ROSDAKARYA.

Maliki, A.E., Asagwara, C.G., & Ibu, J.E. (2009). Bullying Problem Among School Children. Journal of Human Ecology, 25 (3): 209-213.

Monks. (2004). PsikologiPerkembangan : Pengantar dalam berbagai bagiannya. Yogyakarta : Gajah Mada University Press.

Murphy, M. M. & Bannas. (2009). Dealing with Bullying. New York : Chelsea House. Notoatmojo. S. (2003). Metodologi Penelitian Kesehatan. Cetakan ke dua Edisi

Revisi. Jakarta: Rineke Cipta.

Nursalam. (2003). Konsep & Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.


(5)

xxi

Olweus, D. & Kallestad, J. H. (2010). The Olweus Bullying Prevention Program: Effects of classroom components at different grade levels. In. K. Oseterman (Ed.) Indirect and direct aggression (pp. 113-131). New York: Peter Lang.

Orpinas, P., & Frankowski, R. (2001). The Aggression Scale: A Self-Report Measure of Aggressive Behavior for Young Adolescents. Journal of Early Adolescence, 21, 50-67.

Orpinas, P., Horne, A.M., & Staniszewski, D. (2003). School Bullying: Changing The Problem by Changing The School. School Psychology Review, 32, 431-444.

Reid, Philippa., Monsen, Jeremy., & Rivers, Ian. (2004). Phsychology’s Contribution to Understanding and Managing Bullying within Schools. Educational Psychology in Practice, 20 (3), 244-245.

Rigby, K. (2005). Why Do Some Children Bully att School ? : The Contribution of Negative Attitudes Towards Victims and the Perceived Expectations of Friends, Parents, and Teachers. Journal of School International, 26 (2): 147-150. Rivers, Ian., & Noret, Nathalie. (2013). Potential Suicide Ideation and Its Association

With Observing Bullying at School. Journal of Adolescent Health, 53 (1), 34-36. Ryan, A.M. (2001). The Peer Group as a Context for the Development of Young

Adolescent Motivation and Achievement. Journal of Child Development, 72 (4): 1135-1150.

Santrock, John W. (2007). REMAJA. Jakarta : Erlangga.

Santrock, J. W. (2003). “Perkembangan Remaja”. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Sari, Puspita. (2010). Coping Stress pada Remaja Korban Bullying. Jurnal Psikologi, 8 (2), 77.

Sarwono, Sarlito Wirawan. (2002). Psikologi Anak Remaja. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Soedjadmiko, dkk. (2013). Gambaran Bullying dan Hubungannya dengan Masalah Emosi dan Perilaku pada Anak Sekolah Dasar. Sari Pediatri, 15 (13), 177. Sugiyono. (2010). Metodologi Penelitian Pendidikan (Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan

R&D). Bandung : Alfabeta.

Sullivan, Keith. (2000). The Anti-Bullying Handbook. New Zealand: Oxford University Press.

Sullivan, Keith., Cleary, Mark., & Sullivan, Ginny. (2004). Bullying in Secondary Schools : What it Look Like and How to Manage it. California : Corwin Press Inc.


(6)

xxii

Underwood, M.K & Rosen, L.A. (2011). Gender & Bullying : Moving beyond mean differences to consider conception of bullying, processes by which bullying unfolds, and cyberbullying.

(http://icbtt.arizona.edu/sites/default/files/Underwood_and_Rosen_(in_pr ess)

Wahyuni, Sri., & Adiyanti, M.G. (2010). Correlation Between Perception Toward Parent’s Authoritarian Parenting and Ability to Empathize with Tendency of

Bullying Behavior on Teenagers. Psychology Journal, 108-110.

Willis, S.S. (2005). Remaja & Masalahnya: Mengupas Berbagai Bentuk Kenakalan Remaja, Narkoba, Free Sex dan Pemecahannya. CV Alfabeta: Bandung.

Willis, S.S. (2009). Konseling Individual : Teori dan Praktek. Bandung: Alfabeta.

Wiyani, N. A. (2012). Save Our Children from School Bullying. Jakarta : Ar-Ruzz Media. Wong, D.L., Hockenberry, E.M., Wilson, D., Winkelstein, M.L., & Scwartz, P. (2001). Buku ajar keperawatan pediatrik. (Terjemahan: Agus Sutarna, Neti Juniarti, dan

H.Y. Kuncara, (2002)). Jakarta :EGC.

Yayasan Semai Jiwa Amini. (2008). Bullying : Mengatasi Kekerasan di Sekolah dan Lingkungan Sekitar Anak. Jakarta : PT. Grasindo.