Jujur, Transparan dan Memegang Amanat

apa, kok ditanya-tanyai? Mereka kalau diundang rapat atau musyawarah untuk sosialisasi atau penjelasan, mereka beralasan kalau datang ke balai desa untuk rapat atau musyawarah dan tidak ada apa-apanya uang, lebih baik kerja akan dapat uang sehingga kalau tidak dikasih uang mereka tidak mau datang. Tetapi anehnya, kalau mereka diajak untuk acara pengajian atau pengumuman kerja bakti pembangunan masjid lewat pengeras suara, mereka banyak yang datang. Pada umumnya masyarakat nelayan Desa Morodemak mempunyai tingkat pendidikan dan sumberdaya manusianya yang relatif rendah. Tingkat pendidikan dan SDM yang rendah membuat mereka tidak dapat berfikir dan kurang memiliki wawasan yang luas. Keterbatasan waktu, karena sehari-harinya waktu dihabiskan di laut untuk mencukupi kebutuhan ekonomi keluarga. Akhirnya ketika diajak untuk berpartisipasi, mereka hanya memikirkan kehidupannya sendiri. Contohnya ketika mereka diajak untuk pertemuan tidak mau menghadiri kalau tidak ada uang sakunya. Alasannya, kalau ada uang saku, mereka tidak bekerja sudah cukup untuk makan sekeluarga. Tetapi kalau tidak ada uang sakunya, sementara mereka tidak bekerja, keluarga mereka yang memberi makan siapa? Perilaku ini berawal dari ketergantungan mereka dengan pendapatan yang sifatnya harian dan kemalasan mereka untuk menabung, sehingga ketika satu hari tidak memiliki penghasilan, mereka bingung. SDM yang rendah sangat mempengaruhi sekali pola pikir seseorang, sehingga mengakibatkan kurangnya seseorang untuk berpertisipasi dalam program pembangunan, seperti musyawarah-musyawarah di desa tidak berjalan dengan baik. Mereka kalau diundang musyawarah enggan datang. Pada program pengentasan kemiskinan, pernah melakukan pendekatan dengan para kyai untuk melakukan penyadaran kepada masyarakat masalah tunggakan pinjaman. Namun ketika mereka diundang untuk pertemuan, yang datang hanya sebagian kecil saja, yang lainnya tidak datang. Dalam pertemuan tersebut sudah dijelaskan oleh kyai tentang kewajiban orang pinjam itu harus mengembalikan dalam hukum agama Islam. Sebetulnya sudah tidak bosan-bosannya para kyai mengingatkan pada masyarakat masalah ini, bahkan diacara-acara ketika ada orang meninggal dunia selalu disinggung, namun kesadaran masyarakat masih kurang. Partisipasi masyarakat untuk pembangunan sarana dan prasarana desa seperti jalan, jembatan, selokan, tempat sampah dan air bersih, mereka tidak mau memberika sumbangan dana. Alasan mereka, lebih baik uang disedekahkan ke masjid daripada untuk pembangunan desa. Pembangunan desa menurut mereka itu adalah tanggung jawab pemerintah untuk membangunannya dengan bantuan tiap tahun yang ada. Untuk program-program pembangunan pemerintah, masyarakat desa Morodemak tidak mau membantu baik dana maupun tenaga untuk gotong royong. Pernah kejadian, sewaktu pembangunan gedung MI yang sebagian dananya disubsidi pemerintah, masyarakat tidak mau membantu dana maupun tenaga. Alasan mereka itu adalah tanggung jawab pemerintah. Padahal MI itu swasta. Namun kalau untuk urusan keagamaan, mereka bersemangat untuk membantu dana maupun tenaga untuk gotong royong. Sebagai bukti, untuk pembangunan masjid jami Baitul Atiq itu murni swadaya masyarakat desa dari dananya sampai tenaganya Padahal Desa Morodemak ini termasuk desa miskin. Kalau dihitung-hitung masjid tersebut sudah memakan biaya hampir Rp 1 milyar, dana tersebut murni dari masyarakat Desa Morodemak, tidak ada bantuan dana dari pemerintah ataupun bantuan dari dari luar desa Morodemak. Dana pembangunan masjid diambil dari hasil penangkapan kapal-kapal nelayan Desa Morodemak yang dipotong 5. Nelayan kalau tidak melaut diminta kerja bakti membangun masjid, mereka semangat.

Dokumen yang terkait

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMBANGUNAN DESA (Studi Kasus: Implementasi Program Gerakan Pembangunan Swadaya Rakyat (Gerbang Swara) di Desa Bandar Tengah, Kecamatan Bandar Khalipah, Kabupaten Serdang Bedagai)

30 345 83

PARTISIPASI ORANGTUA DALAM PENYELENGGARAAN PAUD PADA MASYARAKAT NELAYAN (Studi Kasus terhadap Lembaga PAUD di Masyarakat Nelayan Tanjungmas, Semarang)

2 30 223

Pengaruh lnteraksi antara Perusahaan dengan Nelayan dalam Kehidupan Masyarakat Nelayan (Kasus Masyarakat Nelayan Desa Kedungrejo Kecamatan Muncar Kabupaten Banyuwangi )

0 8 113

Penguatan Kelembagaan Ekonomi Masyarakat Nelayan (Kasus Desa Tanjung Medang, Kecamatan Rupat Utara, Kabupaten Bengkalis),

0 8 109

Upaya Peningkatan Partisipasi Perempuan Dalam Program Pengembangan Masyarakat Nelayan (Studi Kasus di Desa Meskom, Kecamatan Bengkalis, Kabupaten Bengkalis, Riau)

1 15 125

Strategi Pengembangan Kelembagaan Swadaya Berkelanjutan sebagai Media Partisipasi Masyarakat Nelayan dalam Pembangunan

0 13 160

POTENSI SWADAYA MASYARAKAT DALAM PEMBANGUNAN DESA (Studi Kasus di Desa Sidorejo, Kecamatan Sukorejo, Potensi Swadaya Masyarakat Dalam Pembangunan Desa (Studi Kasus di Desa Sidorejo, Kecamatan Sukorejo, Kabupaten Ponorogo Tahun 2013).

0 2 15

INTENSITAS PARTISIPASI KERJA ISTRI DALAM RUMAH TANGGA NELAYAN DI DESA MORODEMAK KECAMATAN BONANG KABUPATEN DEMAK - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 41

Peran Pemilik Modal (Pengamba’) Dalam Pemberdayaan Masyarakat Nelayan (Studi Kasus pada Masyarakat Nelayan Gardanan di Desa Kedungrejo Kecamatan Muncar Kabupaten Banyuwangi)

1 1 10

DAFTAR ISI - Karakteristik Permukiman Nelayan (Studi Kasus: Dusun Krajan, Desa Moro Demak Kecamatan Bonang Kabupaten Demak) - Unissula Repository

0 0 8