Peran Istri Nelayan Strategi Pengembangan Kelembagaan Swadaya Berkelanjutan sebagai Media Partisipasi Masyarakat Nelayan dalam Pembangunan (Studi Kasus Masyarakat Nelayan Desa Morodemak Kecamatan Bonang Kabupaten Demak)

hasil dibagi 25 orang sekarang dibagi 40 – 50 orang, namun mereka tidak keberatan. Ini bukti solidaritas kekeluargaan mereka. Ada juga perkumpulan PKK dan sepak bola menjelang peringatan agustusan. Remaja nelayan kalau tidak mempunyai kegiatan, mereka akan melakukan perbuatan yang negatif. Perkumpulan istri nelayan berupa perkumpulan pengajian dan PKK. KELEMBAGAAN AGAMA Seluruh warga desa Morodemak beragama Islam, seratus persen muslim. Bahkan seluruh penduduk Kecamatan Bonang, seratus persen beragama Islam. Walaupun muslim, namun diantara mereka masih ada yang melakukan perbuatan tidak sesuai dengan aturan agama Islam, banyak melakukan kemaksiatan. Mereka sebetulnya menyadari, bahwa kebersihan itu bagian dari bukti keimanan, namun kesadaran dan sarana serta prasarana yang kurang akhirnya sampah dibuang disembarangan. Dulu yang menjadi sasaran adalah anak sungai, setelah terjadi pendangkalan dan banjir, warga memindahkan pembuangan sampah di lokasi dekat dengan makam. Ketika para kyai melarang membuang sampah di pemakaman, karena dalam agama tidak boleh membuang kotoran di makam kaum muslimin, warga akhirnya menjadikan sungai sebagai lokasi pembuangan sampah. Kesulitan yang dialami oleh warga untuk membuang sampah adalah masalah tempatlokasi pembuangan, karena di desa ini lahan sudah penuh sesak, bahkan satu rumah ada yang dihuni oleh beberapa keluarga, padahal rumahnya sempit. Sarana dan prasarana pembuangan sampah tidak ada. Bahkan karena sulitnya mencari lokasi untuk pembuangan sampah, sampai-sampai didekat lokasi pemakaman pun digunakan warga untuk pembuangan sampah. Kesadaran warga untuk membuang sampah juga sangat kurang, padahal dalam pengajian-pengajian sudah disinggung mengenai hal itu. Perlu diketahui, di desa Morodemak ini pengajian satu minggu itu penuh dari mulai pengajian hari Senin sampai hari Minggu dan itu dilakukan secara bergiliran tempatnya di rumah-rumah warga dan di mushola atau masjid. Bagi kaum mudanya ada kelompok pengajian Fatayat dan istri nelayan ada kelompok pengajian Muslimatan. Pola kehidupan kelembagaan masyarakat nelayan Desa Morodemak yang paling baik adalah kehidupan keagamaannya, antara masyarakat dan para kyai memiliki hubungan yang baik. Buktinya kalau ada perselisihan antar warga, akan dapat diselesaikan dengan cepat oleh kyai disini. Antar sesama kyai pun rukun. Contoh lain, pembangunan masjid Morodemak itu hasil murni masyarakat nelayan kecil Morodemak, bukan dari orang kaya. Dana yang dikumpulkan dari 2 uang hasil penangkapan ikan yang dipungut dari kapal-kapal nelayan. Kalau saat panen hasil tangkapan ikan baik, seminggu bisa terkumpul uang Rp 10 – 15 juta. Pembangunan masjid samapai sekarang sudah menelan biaya hampir Rp 1 milyar. Panitia pembangunan masjid yang membentuk nelayan sendiri. Masyarakat nelayan Desa Morodemak kalau dimintai untuk pembangunan fasilitas keagamaan sangat bersemangat, namun jika dimintai untuk pembangunan fasilitas umum kurang. Sebenarnya para kyai dalam memberikan himbauan menyumbangkan harta pada masalah yang sudah jelas untuk akhirat, yaitu pembangunan masjid. Padahal fasilitas jalan desa itu juga sangat penting, sehingga yang berkembang di masyarakat, bahwa fasilitas umum itu tanggung jawab pemerintah untuk membangun. Ada kecenderungan di Desa Morodemak, bahwa masyarakat Desa Morodemak jika diminta partisipasinya untuk hal-hal keagamaan mereka bersemangat, namun jika diminta untuk pembangunan sarana dan prasarana desa, mereka tidak mau. Hal itu disebabkan dalam memahami agama, mereka kurang memiliki wawasan yang luas. Kegiatan keagamaannya itu hanya dipahami sebagai ritual rutinitas saja dan tokoh agama hanya menekankan cara ibadah yang baik, amalan-amalan akhirat, dan amal jariyah untuk keagamaan saja. Mereka belum menekankan bahwa urusan dunia pun kalau diniatkan untuk ibadah bisa bernialai ibadah. Sehingga ketika diminta rapat pertemuan untuk membuat jalan, drainase, kebersihan, perbaikan lingkungan, itu sulit minta ampun. Pembangunan masjid di Desa Morodemak sangat megah dengan biaya yang besar ratusan juta rupiah. Panitia pembangunan masjidnya pun tidak memikirkan bayaran, mereka juga berniat ibadah. Kegiatan keagamaan yang baik didukung dengan perkembangan ekonomi yang baik. Selain pengajian, sholat dan kegiatan agama rajin juga perlu diimbangi dengan peningkatan ketrampilan dan pendidikan. Agar pandangan dan wawasan mereka semakin luas dan tidak kolot dalam artian negatif. KELEMBAGAAN PENDIDIKAN Kondisi pendidikan di desa Morodemak timbul dan tenggelam, karena kesulitan dana. Hal ini disebabkan oleh pendapatan nelayan yang sifatnya musiman. Dulu sistem pendidikan yang ada di Desa Morodemak adalah pondok pesantren, belum ada pendidikan formal. Para orang tua memiliki pemikiran, kalau belum bisa menyekolahkan pondok pesantren itu kurang hebat. Oleh karena itu pondok pesantren lokal di desa ini kurang direspon oleh masyarakat. Sekarang masyarakat sudah mulai tumbuh kesadarannya untuk menyekolahkan anak-anaknya. Dahulu sekolah itu yang butuh siswa, sekarang justru orang tua yang membutuhkan sekolah untuk anak-anaknya. Kondisi pendidikan anak-anak nelayan desa Morodemak sudah lebih baik dibandingkan 5-10 tahun lalu. Sekarang dengan adanya MTs yang dirintis oleh tokoh-tokoh pendidikan desa Morodemak, banyak anak-anak nelayan yang lulus MTs setingkat SLTP. Dahulu jarang sekali anak- anak yang lulus SLTP, bahkan lulus SD pun sudah bagus, karena selain ketidakmampuan membiaya sekolah juga sekolahnya sangat jauh sekali. Mengenai pendidikan anak-anak nelayan, selain sekolah umum juga mengikuti pendidikan diniyah keagamaan. Di Desa Morodemak ini ada yang namanya Program Kelompok Kerja Madrasah Diniyah KKMD, itu merupakan program pengembangan pelajaran informal keagamaan, sekarang telah berkembang hampir di seluruh Kabupaten Demak. Di Kecamatan Bonang sendiri sudah ada sekitar 20 Madrasah diniyah yang telah mengikuti Program tersebut. Pada program tersebut anak-anak usia TK sudah mulai belajar Al-Quran dan ada juga program menghafal Al-Quran, sehingga tidak heran di Desa Morodemak sendiri ada sekitar 60 orang putra-putri hafal Al-Quran. Anak-anak nelayan Desa Morodemak seusia SD, umumnya disekolahkan di MI Madrasah Ibtidaiyah setingkat SD. Sebagai perbandingan, siswa MI di Morodemak berjumlah 740-an siswa, sedangkan siswa SD hanya 200-an siswa. Padahal SD sudah ada lebih dulu daripada MI. Belum lagi kalau diluar jam sekolah MI, mereka mengikuti pelajaran diniyah. Ketika seusia SLTP, dimasukkan ke MTs Madrasah Tsanawiyah setingkat SLTP, karena memang di desa Morodemak tidak ada SLTP. Dilihat dari fasilitas gedung sekolah, bangunan sekolah MI dan MTs serta

Dokumen yang terkait

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMBANGUNAN DESA (Studi Kasus: Implementasi Program Gerakan Pembangunan Swadaya Rakyat (Gerbang Swara) di Desa Bandar Tengah, Kecamatan Bandar Khalipah, Kabupaten Serdang Bedagai)

30 345 83

PARTISIPASI ORANGTUA DALAM PENYELENGGARAAN PAUD PADA MASYARAKAT NELAYAN (Studi Kasus terhadap Lembaga PAUD di Masyarakat Nelayan Tanjungmas, Semarang)

2 30 223

Pengaruh lnteraksi antara Perusahaan dengan Nelayan dalam Kehidupan Masyarakat Nelayan (Kasus Masyarakat Nelayan Desa Kedungrejo Kecamatan Muncar Kabupaten Banyuwangi )

0 8 113

Penguatan Kelembagaan Ekonomi Masyarakat Nelayan (Kasus Desa Tanjung Medang, Kecamatan Rupat Utara, Kabupaten Bengkalis),

0 8 109

Upaya Peningkatan Partisipasi Perempuan Dalam Program Pengembangan Masyarakat Nelayan (Studi Kasus di Desa Meskom, Kecamatan Bengkalis, Kabupaten Bengkalis, Riau)

1 15 125

Strategi Pengembangan Kelembagaan Swadaya Berkelanjutan sebagai Media Partisipasi Masyarakat Nelayan dalam Pembangunan

0 13 160

POTENSI SWADAYA MASYARAKAT DALAM PEMBANGUNAN DESA (Studi Kasus di Desa Sidorejo, Kecamatan Sukorejo, Potensi Swadaya Masyarakat Dalam Pembangunan Desa (Studi Kasus di Desa Sidorejo, Kecamatan Sukorejo, Kabupaten Ponorogo Tahun 2013).

0 2 15

INTENSITAS PARTISIPASI KERJA ISTRI DALAM RUMAH TANGGA NELAYAN DI DESA MORODEMAK KECAMATAN BONANG KABUPATEN DEMAK - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 41

Peran Pemilik Modal (Pengamba’) Dalam Pemberdayaan Masyarakat Nelayan (Studi Kasus pada Masyarakat Nelayan Gardanan di Desa Kedungrejo Kecamatan Muncar Kabupaten Banyuwangi)

1 1 10

DAFTAR ISI - Karakteristik Permukiman Nelayan (Studi Kasus: Dusun Krajan, Desa Moro Demak Kecamatan Bonang Kabupaten Demak) - Unissula Repository

0 0 8