Ikan pelagis besar Sumberdaya Ikan Pelagis

besar adalah ikan peruaya dan perenang cepat, 2 Ikan pelagis kecil yaitu ikan pelagis yang mempunyai ukuran 5 – 50 cm ukuran dewasa, terdiri dari 16 kelompok dimana produksinya didominasi oleh 6 kelompok besar yang masing- masing mencapai lebih dari 100 000 ton. Kelompok ikan tersebut adalah kembung Rastrelliger sp., layang Decapterus sp., jenis-jenis selar Selaroides sp. dan Atale sp., lemuru Sardinella sp. dan teri Stolephorus sp..

2.3.1 Ikan pelagis besar

Beberapa jenis ikan pelagis besar yang secara ekonomi dimanfaatkan antara lain adalah: Ikan tuna Thunnus albacares Klasifikasi ikan tuna menurut Saanin 1984 adalah: Phylum: Chordata Kelas: Pisces Ordo: Percomorphi Famili: Scombridae Genus: Auxis, Thunnus, Katsuwonus, Euthynnus Ada 4 jenis ikan tuna yang banyak ditemukan di perairan Indonesia yaitu madidihang Thunnus albacares, tuna mata besar Thunnus obesus, albakora Thunnus alalunga dan tuna sirip biru selatan Thunnus maccoyii. Ikan madidihang mendominasi di semua perairan Indonesia kecuali di Selatan Jawa, Selatan Bali dan Nusa Tenggara. Ikan madidihang bersifat epipelagis dan oseanis yang menyukai perairan di atas dan di bawah lapisan termoklin. Suhu air yang sesuai bagi madidihang berkisar antara 18 - 31 C. Tuna mata besar banyak terdapat di Selatan Jawa, Selatan Bali-Nusa Tenggara dan Barat Sumatera serta laut Banda dan Arafuru. Sifat hidup tuna mata besar ini berhubungan erat dengan lapisan termoklin atau daerah renangnya berada pada lapisan tersebut. Tuna mata besar bersifat epipelagis, mesopelagis dan oseanis, terdapat pada kedalaman laut mulai dari permukaan hingga 250 meter Uktolseja et al. 1998. Suhu dan kedalaman lapisan termoklin merupakan faktor lingkungan utama yang mempengaruhi sebarannya, baik vertikal maupun horisontal. Kisaran suhu air dimana ditemukan tuna mata besar berkisar antara 13 - 29 C dengan suhu optimumnya antara 17 - 22 C Colette dan Nauen 1983 yang diacu dalam Uktolseja et al. 1998. Ikan albakora banyak ditemukan pada perairan yang suhu airnya dingin dan berkisar antara 15.6 – 19.4 C, akan tetapi ukuran albakora yang besar kisaran suhu air yang dissukai antara 13.5 – 25.2 C. Albakora dapat tertangkap di perairan Indonesia terutama dimana terdapat massa air karena sifatnya beruaya bersama atau di dalam massa air tersebut. Lebih besar pengaruh massa air terhadap ruayanya dibandingkan dengan pengaruh suhu atau kadar oksigen perairan. Selain itu sesuai dengan kisaran suhu perairan keberadaannya, maka albakora juga dapat tertangkap di air lapisan termoklin. Di perairan Indonesia paling banyak ditemukan di perairan Selatan Bali- Nusatenggara, Laut Flores-Selat Makasar dan Selatan Jawa. Selanjutnya tuna sirip biru selatan hanya tertangkap di perairan Selatan jawa dan Selatan Bali Nusa Tenggara Uktolseja et al. 1998. Ikan Cakalang Katsuwonus pelamis Klasifikasi ikan cakalang menurut Saanin 1984 adalah: Phylum: Chordata Kelas: Pisces Ordo: Perciformes Famili: Scombridae Genus: Katsuwonus Ikan Cakalang bersifat epipelagis dan oseanis, peruaya jarak jauh, dan suhu air yang disenanginya berkisar antara 14.7 – 30 C. Cakalang menyenangi daerah dimana terjadi pertemuan arus atau air yang umumnya terdapat banyak pulau. Selain itu Cakalang juga menyukai batas perairan dimana terjadi pertemuan antara masa air panas dan dingin, penaikan air dan parameter hidrografi dimana terdapat percampuran yang tidak tetap. Penyebaran vertikal, mulai dari permukaan sampai kedalaman 260 meter pada siang hari, sedangkan pada malam hari akan menuju permukaan. Sebaran geografis terutama pada perairan tropis dan perairan panas di daerah lintang selatan. Cakalang selalu terdapat dalam kelompokgerombolan yang besar. Di Indonesia penyebaran ikan Cakalang hampir di semua wilayah perairan Indonesia dimana potensi tertinggi terdapat di Laut Sulawesi-Utara Irian Jaya dan Barat Sumatera Uktoselja et al. 1998. Ikan Tongkol Euthynnus affinis Klasifikasi ikan tongkol menurut Saanin 1984 adalah: Phylum: Chordata Kelas: Pisces Ordo: Percomorphi Famili: Scombridae Genus: Auxis, Euthynnus Ikan tongkol termasuk golongan ikan epipelagik dengan kisaran suhu 18 – 31 C. Ikan tongkol ini ditemui hampir di seluluh perairan Indonesia. Untuk Samudera Pasifik potensi tertinggi terdapat di laut Sulawesi-Utara Irian Jaya sedangkan untuk Samudera Hindia potensi tertinggi terdapat di Barat Sumatera dan Selatan Bali-Nusatenggara. Umumnya tingkat pengusahaan ikan tongkol baik di Samudera Pasifik maupun di Samudera Hindia telah berada pada tahap berkembang sebesar 52.50 dan 58.10 Uktolseja et al. 1998. Ikan Tenggiri Scomberomorus commerson Klasifikasi ikan tenggiri menurut Saanin 1984 adalah: Phylum: Chordata Kelas: Pisces Ordo: Percomorphi Famili: Scombridae Genus: Scomberomorus Genus: Scomberomorus commerson Scomberomorus guttatus Scomberomorus lineolatus Ada tiga jenis ikan tenggiri yaitu tenggiri Scomberomorus commerson, tenggiri papan Scomberomorus gutatus, terdapat di semua perairan Indonesia, sedangkan Scomberomorus lineolatus hanya terdapat di perairan Indonesia Barat, jenis ini merupakan ikan peruaya lokal sesuai dengan sifatnya yang neuritis, lebih menyukai perairan yang lebih keruh dan salinitas rendah. Ikan tenggiri Scomberomorus commerson daerah penyebarannya sangat luas, bersifat epipelagis dan neritis. Tenggiri papan bersifat epipelagis dan neritis juga, menyukai perairan yang keruh dengan salinitas rendah, itulah sebabnya banyak tertangkap di perairan laut Jawa, Selatan Sumatera dan Selat Malaka Uktolseja et al. 1998. Penyebaran ikan tenggiri cukup luas mencakup seluruh wilayah Indo-Pasifik Barat dan Afrika Utara dan Laut Merah sampai ke perairan Indonesia, perairan Australia dan perairan Fiji ke utara sampai ke perairan China dan Jepang.

2.3.2 Ikan pelagis kecil