Data Primer sebagai data utama Data Sekunder sebagai data pendukung

3.4.1 Data Primer sebagai data utama

Penelitian hukum untuk keperluan hukum diperlukan keberadaan bahan hukum non hukum da pat membantu berupa: ”wawancara untuk mengumpulkan bahan-bahan non hukum, maka digunakan teknik alat dan teknik pengumpulan data tertentu” Marzuki,2006:16. ”Penelitian disamping perlu menggunakan metode yang tepat juga perlu memiliki teknik dan alat pengumpul data yang relevan agar memungkinkan diperoleh data yang objektif ” Rachman,1997:77. “Sumber data primer diperoleh dari hasil penelitian dilapangan secara langsung dengan pihak -pihak yang mengetahui persis masalah yang akan dibahas ” Arikunto,2002:107. Jadi data primer diperoleh dari data di lapangan atau dari penelitian di masyarakat, disamping informan dan responden, juga berupa data-data hasil penelitian yang diperoleh dari lapangan, yaitu data-data hasil penelitian dari Kejaksaan Negeri Semarang, serta tokoh akademisi yang terkait dengan permasalahan penelitian ini. Pendekatan sosiologis berarti “penelitian ini akan mengidentifikasi hukum dan efektifitas hukum” Soekanto,1986: 51. Artinya penelitian ini adalah kajian untuk melihat realitas sosial atau kenyataan yang hidup dalam masyarakat dari sudut pandang hukum, di mana hukum mengatur ketentuan mengenai apa yang seharusnya dan tidak seharusnya dilakukan. Sedangkan pendekatan secara yuridis berarti “penelitian ini mencakup penelitian terhadap azas-aza shukum, sistematika hukum, taraf sinkronisasi hukum, sejarah hukum, dan perbandingan hukum” Soekanto,1986: 51.

3.4.2 Data Sekunder sebagai data pendukung

Sumber data sekunder yaitu “sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data” Sugiyono, 2007:225. MenurutArikunto 2002:107 bahwa “untuk memperoleh sumber data sekunder penulis menggunakan teknik dokumentasi. Dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber tertulis yang berupa buku, sumber arsip, dokumen pribadi, dan dokumen resmi ”. ”Bahan hukum sekunder berupa semua publikasi tentang hukum yang bukan merupakan dokumen-dokumen resmi. Publikasi tentang hukum meliputi buku-buku teks, kamus-kamus hukum, jurnal-jurnal hukum,dan komentar-komentar hukum atas pengadilan ” Marzuki, 2006:95.Data sekunder adalah ”data dari penelitian kepustakaan dimana dalam data sekunder terdiri dari 3 tiga bahan hukum, yaitu bahan hukum primer, bahan hukum sekunder, dan bahan hukum tersier, yaitu sebagai berikut: ” Marzuki, 2006:95. a. Bahan Hukum Primer, adalah bahan hukum yang sifatnya mengikat. Berupa peraturan perundang-undangan yang berlaku dan ada kaitannya dengan permasalahan yang dibahas, yaitu meliputi: 1. Undang-Undang Nomor 01 Tahun 1946 tentang Kitab Undang-Undang Hukum Pidana. 2. Undang-Undang Nomor 08 Tahun 1981 tentang Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana. 3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman. 4. Keputusan Jaksa Agung Republik Indonesia Nomor: KEP-558AJ.A122003. Tentang Perubahan Atas Keputusan Jaksa Agung Republik Indonesia, Nomor: KEP-225AJ.A2003 tentang Perubahan Atas Keputusan Jaksa Agung Republik Indonesia, Nomor: KEP-115AJ.A101999 Tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kejaksaan Republik Indonesia. 5. Keputusan Jaksa Agung Republik Indonesia Nomer: KEP-132J.A111994 tentang Perubahan Keputusan Jaksa Agung R.I Nomor: KEP-120J.A121992 tanggal 31 Desember 1992 tentang Administrasi Perkara Tindak Pidana. 6. Keputusan Jaksa Agung Republik Indonesia Nomor: KEP-033JA31993. tentang Eksaminasi Perkara. b. Bahan hukum sekunder, adalah bahan hukum yang sifatnya menjelaskan bahan hukum primer, dimana bahan hukum sekunder berupa buku literatur, hasil karya sarjana meliputi skripsi, tesis dan desertasi serta literatur lain seperti website-website tentang pelaksanaan pengembalian barang bukti oleh jaksa dalam perkara pidana. c. Bahan hukum tersier, adalah bahan hukum sebagai pelengkap kedua bahan hukum sebelumnya, yaitu berupa: 1. Kamus Hukum; 2. Kamus Besar Bahasa Indonesia.

3.5 Metode pengumpulan data