Tepat Guna Lahan land Efficient

Berikut penjelasan untuk setiap aspek penilaian yang teleh disusun oleh Green Building Council Indoensia GBCI untuk menentukan apakah suatu bangunan dapat dinyatakan layak bersertifikat bangunan hijau atau belum.

2.3.1.1. Tepat Guna Lahan land Efficient

Tepat guna lahan dapat dilakukan dengan langkah- langkah sebagai berikut : 1. Land Efficient :  Adanya vegetasi bangunan taman dengan luas area minimum 10 kuas total lahan atau 50 dari ruang terbuka hijau  Memiliki komposisi vegetasi 50 lahan tertutupi luasan pohon ukuran kecil, ukuran sedang, ukuran besar, perdu setengah pohon, semak dalam ukuran dewasa dengan jenis tanaman 2. Site Selection  Membangun di dalam kawasan perkotaan yang masih berdensitas rendah yaitu tingkat okupansihunian 300 orangHa  Pembangunan yang berlokasi dan melakukan revitalisasi diatas lahan yang bernilai negatif dan tak terpakai karena bekas pembangunandampak negatif pembangunan 3. Community Accessibility  Terdapat minimal 7 jenis fasilitas umum dalam jarak pencapaian jalan utama dengan jarak pencapaian jalan utama sejauh 1500 m dari tapak.  Membuka akses pejalan kaki ke minimal 3 fasilitas umum sejauh 300 m  Menyediakan fasilitasakses yang aman, nyaman dan bebas dari perpotongan akses kendaraan bermotor ke minimal 3 fasilitas umum atau dan dengan stasiun transportasi massal  Membuka lantai dasar gedung sehingga dapat menjadi akses pejalan kaki yang aman dan nyaman selama minimum 10 jam sehari 4. Public Transportation  Adanya halte atau stasiun transportasi umum dalam jangkauan 300 m walking distance dari gerbang lokasi bangunan  Menyediakan shuttle bus untuk pengguna tetap gedung dengan jumlah unit minimum untuk 10 pengguna tetap gedung  Menyediakan fasilitas jalur pedestrian didalam area gedung untuk menuju ke stasiun transportasi umum terdekat yang aman dan nyaman 5. Bicycle  Adanya parkir sepeda yang aman sebaganyak 1 unit parkir per 20 pengguna gedung  Menyediakan shower sebanyak 1 unit untuk setiap 10 tempat parkir sepeda 6. Site Landscaping  Adanya area lansekap berupa vegetasi mnimal 40 luas total lahan termasuk taman diatas basement, roof garden, terrace garden dan wall garden.  Penambahan nilai sebesar 1 poin untuk setiap penambahan sebesar 10 area lansekap dari luas lahan di tolok ukur 1 diatasnya  Pengguna tanaman lokal dalam provinsi sebesar 60 luas tajukjumlah tanaman 7. Micro Climate  Menggunakan material pada area atap gedung sehingga nilai albedo daya refleksi panas matahari minimum 0,3  Manggunankan material pada area non atap sehingga nilai albedo daya refleksi panas matahari minimum 0,3  Desain menunjukkan adanya pelindungan pada sirkulasi utama pejalan kaki di daerah luar ruangan area luar ruang gedung  Desain lansekap menunjukan adanya fitur yang mencegah terpaan angin kencang kepada pejalan kaki di daerah luar ruangan area gedung 8. Sistem Water Management  Pengurangan beban volume limpasan air hujan hingga 50 volume hujan harian  Pengurangan beban volume limpasan air hujan hingga 85 total volume hujan harian  Menunjukkan adanya upaya penanganan pengurangan beban banjir lingkungan dari luar lokasi bangunan  Menggunakan teknologi yang dapat mengurangi debit limpasan air hujan

2.3.1.2. Efisiensi Energi